2
komunitas dan lingkungannya. Terdapat 22,0% Lansia
dengan ketergantungan ringan, 1,1% Lansia dengan
ketergantungan sedang, 1,0% Lansia dengan
ketergantungan berat dan 1,6% Lansia telah mengalami
ketergantungan total yang sangat berkaitan dengan
penyakit tidak menular dan juga demensia (Riskesdas,
2018).
Dalam situasi transisi menuju kondisi Ageing
Population (struktur penduduk tua), pelayanan kesehatan
kepada Lansia dilakukan mulai dari keluarga. Pelayanan
kesehatan dari masyarakat melalui Posyandu Lansia/
Posbindu, dan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan
dasar dengan mengembangkan puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun Lansia
serta pelayanan rujukannya yaitu penyelenggaraan
pelayanan geriatri terpadu di rumah sakit.
Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana
Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lansia 2016-2019 namun
ada beberapa target yang belum tercapai. Oleh karena itu
telah disusun RAN Kesehatan Lansia 2020-2024
mengacu kepada Perpres No. 88 Tahun 2021 tentang
Strategi Nasional Kelanjutusiaan. Pada strategi ke-2 yaitu
Peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lanjut
usia melalui 4 (empat) arah kebijakan yaitu:
1. Meningkatkan status gizi dan pola hidup yang sehat;
2. Memperluas pelayanan kesehatan bagi lanjut usia;
3
3. Menurunkan angka kesakitan lanjut usia; dan
4. Memperluas cakupan Perawatan Jangka Panjang
(PJP) bagi lanjut usia.
Berdasarkan strategi nasional kelanjutusiaan,
Kementerian Kesehatan melalui RAN Lansia 2020-2024
telah menetapkan 6 (enam) strategi yaitu:
1. Menyusun dan mensosialisasikan kebijakan dan
regulasi serta norma, standar, prosedur, kriteria
mengenai pelayanan kesehatan lanjut usia;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas
pelayanan kesehatan yang santun Lansia serta
akses terhadap layanan kesehatan yang santun
Lansia dan PJP;
3. Membangun dan mengembangkan kemitraan serta
jejaring pelaksanaan pelayanan kesehatan Lansia
yang melibatkan Lintas Program, Lintas Sektor,
Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian, LSM,
dunia usaha, media massa dan pihak terkait lainnya;
4. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di
bidang kesehatan lanjut usia;
5. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan
keluarga, masyarakat, dan lanjut usia dalam upaya
peningkatan kesehatan lanjut usia;
6. Meningkatkan peran serta lanjut usia dalam upaya
peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Enam strategi di atas menunjukkan bahwa
4
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
merupakan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia yang harus dilakukan secara
komprehensif.
Masalah kesehatan Lansia tidak dapat diselesaikan
oleh bidang kesehatan saja, namun perlu dukungan dan
kontribusi stakeholder terkait, baik lintas program, lintas
sektor, organisasi profesi, dan organisasi
kemasyarakatan untuk meningkatkan kepedulian dan
peran serta dalam pemeliharaan kesehatan Lansia.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada
Lansia adalah adanya peringatan Hari Lanjut Usia
Nasional (HLUN). HLUN diperingati setiap tanggal 29
Mei sebagai momentum penting dalam menggalang
kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai
pihak untuk meningkatkan upaya kesehatan Lansia
menuju Lansia SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, dan
Produktif). Melalui peringatan HLUN ke-27 ini
diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan,
kepedulian dan edukasi baik keluarga dan masyarakat
dalam upaya kesehatan Lansia di seluruh Indonesia.
5
III. TUJUAN PELAKSANAAN HLUN
a. Melaksanakan pemberdayaan Lansia melalui
edukasi kesehatan;
b. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan Lansia
melalui gerakan kesehatan yang dilaksanakan baik
di pusat maupun daerah;
c. Melakukan kegiatan lainnya seperti talkshow,
webinar, lomba-lomba, senam bersama, dll.
6
2. Bulan April – Juli 2023: Rangkaian kegiatan Gerakan
Kesehatan Lansia yang dilaksanakan bersama mitra
di 10 provinsi, 24 Kabupaten/Kota dengan melibatkan
Puskesmas/Dinkes Kab/Kota/Provinsi dan lintas
sektor terkait;
3. Minggu, 29 Mei 2023: Acara puncak HLUN yang
dilaksanakan oleh Kementerian Sosial
4. Rangkaian kegiatan lain yang dilaksanakan di
masing-masing provinsi dapat berupa serial webinar,
lomba video peduli lansia, lomba inovasi layanan
lansia, senam bersama lansia, dll.
V. PENYELENGGARA
VI. BIAYA
7
VII. KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan:
2. Lokasi:
8
Kegiatan ini ditargetkan menjangkau 7200 Lansia
dari 10 Provinsi, 24 kabupaten/kota
3. Pelaksana:
VIII. PENUTUP
9
IX. Lampiran
A. Alur Pelayanan Kesehatan Lansia
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4
• Registrasi • Wawancara • TD Pem lab
• Pemberian anamnesa • Pem fisik sederhana:
buku kes perilaku berisiko • Pemeriksaan gula darah,
lansia • BB, TB, IMT, LP Mental kolesterol/
• Tingkat kognitif asam urat
kemandirian • Risiko jatuh
(ADL/AKS)
Langkah 5
• Konseling
• Pencatatan
pelaporan
B. Persiapan
Sebelum hari H
1. Mendata sasaran Lansia
2. Persiapan tempat pelaksanaan
3. Persiapan sarana prasarana
4. Pembagian tugas
5. Koordinasi dengan Puskesmas/petugas
kesehatan
Hari H pelaksanaan
1. Pendaftaran dan pemberian buku
kesehatan Lansia (jika ada)
2. Pengukuran TB, BB, LP
3. Mencatat di buku kes Lansia dan buku
register Lansia
4. Memberikan pelayanan
5. Melakukan tindak lanjut
6. Melengkapi pencatatan dan merekap data
ke dalam kohort Lansia
10
2. Media KIE/ alat untuk simulasi kognitif
3. Meja kursi dan alat tulis
4. Buku register/ buku bantu
5. Buku kesehatan Lansia
6. Instrument skrining kesehatan lansia
7. Lansia kit
8. Bahan kontak
11
12