s1 FH 21501021143 Dharma Adhy Wicaksana
s1 FH 21501021143 Dharma Adhy Wicaksana
SKRIPSI
Oleh :
21501021143
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA
DI KOTA TEPIAN SAMARINDA
(Studi Kasus di Polresta Samarinda)
SKRIPSI
Oleh :
21501021143
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
i
RINGKASAN
Pada skripsi ini, penulis mengangkat judul Tinjauan Kriminologis Tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkotika Oleh Remaja di Kota Tepian Samarida. Judul tersebut
dilatarbelakangi oleh Permasalahan yang terjadi di Kota Samarinda adalah semakin
banyaknya kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, hal ini merupakan
peringatan terhadap Kepolisian Polresta Samarinda untuk melakukan upaya mengatasi
masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau dan menganalisis upaya
yang dilakukan oleh Kepolisian Polresta Samarinda dalam menanggulangi penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja beserta hambatan yang dialami. Upaya yang telah dilakukan
berupa upaya preventif dan represif. Hambatan yang dialami oleh Kepolisian adalah
keterbatasan sumber daya manusia, sarana prasarana dan terputusnya komunikasi. Hambatan
tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat tetap dilaksanakan sesuai
dengan tugas dan wewenang Kepolisian Polresta Samarinda dengan senantiasa aktif dalam
menyampaikan kekurangan kepada pihak atasan yaitu, kurangnya sumber daya manusia dan
sarana prasarana. Meningkatkan sosialisasi di kalangan masyarakat berupa penyampaian
informasi bahaya narkotika, agar terjadi kesadaran dilingkungan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, skripsi ini mengangkat permasalahan : 1. Berapa
jumlah data remaja yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian
Samarinda? 2. Apa faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana
penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda? 3. Apa upaya yang dilakukan Polresta
Samarinda untuk menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh
remaja? 4. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan
tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?. Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui jumlah data pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja
di Kota Tepian Samarinda, Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan remaja melakukan
tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda, Untuk mengetahui upaya
yang dilakukan Polresta Samarinda dalam menanggulangi masalah tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja, Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh
Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh
remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan secara
yuridis empiris yang dengan kata lain penelitian lapangan, yaitu sesuatu penelitian yang
dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat
dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan,
setelah data yang di butuhkan terkumpul,kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang
pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.
viii
Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari segi kuantitas jumlah tersangka dalam kasus
kejahatan penyalahgunaan narkotika yang menempati urutan tertinggi adalah pada tersangka
yang merupakan pengangguran yaitu sebesar 488 dari total tersangka 2.175. Hal ini dapat kita
lihat dari jumlahnya yang menurun di tahun 2017 dan 2018, namun meningkat lagi di tahun
2019. Sedangkan jumlah tersangka untuk pelajar SMA dan mahasiswa jika di total berjumlah
54 dari jumlah total tersangka 2.175. Dari beberapa limpahan perkara kasus narkotika ke
Kejaksaan Negeri Samarinda, sebagaimana yang di jelaskan oleh Kasi Pidsus Agus
Puwantoro,SH dari beberapa limpahan perkara, P21 (hasil lengkap penyidikan Kepolisian)
lebih banyak tuntutan dakwaan kepada terdakwa penyalahgunaan narkotika golongan 1,
seperti : Terdakwa telah “Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika golongan 1 bukan tanaman,” Diancam pidana dalam pasal 112
ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Terdakwa telah “Tanpa hak dan
melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukarkan atau menyerahkan Narkotika golongan 1 dalam bentuk bukan
tanaman jenis sabu-sabu,” Diancam pidana dalam pasal 114 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika, Terdakwa telah melakukan “Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 bagi
diri sendiri,’’ Diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI. No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika, Terdakwa yang telah “Dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak
pidana tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan,
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi pelantara dalam jual beli,
menukarkan atau menyerahkan Narkotika golongan 1’’ Diancam pidana dalam pasal 131 UU
RI. No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Begitupula di beberapa Tahun kebelakang yang
memang tercatat peningkatan kasus penyalahgunaan narkotika lebih banyak ketimbang di
tahun berikutnya, dari Tahun 2016 hingga Tahun 2019 salah satu Jaksa Penuntut Umum yang
juga pernah menangani perkara narkotika yakni Jaksa Gilang Gemilang,SH.,MH dan Jaksa
Florencia Timbuleng,SH. tercatat lebih banyak menangani perkara terdakwa penyalahgunaan
narkotika golongan 1.
ix
SUMMARY
In this thesis, the author raises the title Criminological Review of the Crime of
Narcotics Abuse by Teenagers in the City of the Edge of Samarida. The title is motivated by
the problems that occur in the city of Samarinda is the increasing number of cases of drug
abuse among teenagers, this is a warning to the Samarinda Police to make efforts to
overcome these problems. The purpose of this study was to review and analyze the efforts
made by the Samarinda Police in tackling narcotics abuse among adolescents and the
obstacles they experienced. Efforts have been made in the form of preventive and repressive
efforts. The obstacles experienced by the Police are limited human resources, infrastructure
facilities and can continue to be carried out in accordance with the duties and authorities of
the Samarinda Police by always being active in conveying deficiencies to the superiors,
namely, the lack of human resources and infrastructure. Increasing socialization among the
community in the form of delivering information on the dangers of narcotics, so that there is
Based on this background, this thesis raises the following issues: 1. What is the data on
youth who commit criminal acts of narcotics abuse in the City of Tepian Samarinda? 2. What
are the factors that cause teenagers to commit narcotics abuse crimes in the City of Tepian
Samarinda? 3. What are the efforts made by the Samarinda Police to tackle the problem of
x
criminal acts of drug abuse by teenagers? 4. What are the obstacles faced by the Samarinda
Police in dealing with criminal acts of drug abuse by teenagers?. The purpose of this study
was to determine the amount of data on perpetrators of criminal acts of narcotics abuse by
teenagers in the City of Tepian Samarinda, To determine the factors that cause adolescents to
commit criminal acts of drug abuse in the City of Edge of Samarinda, To find out the efforts
made by the Samarinda Police in tackling the problem of criminal acts of abuse. narcotics by
teenagers, To find out the obstacles faced by the Samarinda Police in overcoming criminal
acts of drug abuse by teenagers. The method used in this research is an empirical juridical
approach which in other words is field research, which is a research conducted on the actual
situation or real conditions that occur in society with the intention of knowing and finding the
facts and data needed, after the data has been collected. What is needed is collected, then
The results of this study indicate that in terms of quantity, the number of suspects in
narcotics abuse cases which ranks highest is the suspect who is unemployed, which is 488 of
the total 2,175 suspects. We can see this from the number which decreased in 2017 and 2018,
but increased again in 2019. Meanwhile, the number of suspects for high school students and
university students totaled 54 of the total number of 2,175 suspects. From several overflow
cases of narcotics cases to the Samarinda District Prosecutor, as explained by the Head of
Special Investigations Agus Puwantoro, SH. From several overflow cases, P21 (complete
results of Police investigations) more demands for charges against defendants of narcotics
abuse group 1, such as: The defendant has " Without rights or against the law owning,
article 112 paragraph (1) of Law no. 35 of 2009 concerning Narcotics, the Defendant has
"without rights and against the law offered to sell, sell, buy, receive, become an intermediary
in buying and selling, exchanging or surrendering Narcotics group 1 in the form of non-plant
xi
species of methamphetamine," is threatened with criminal in article 114 paragraph (1) of
Law no. 35 of 2009 concerning Narcotics, the Defendant has committed "Abuse of Class 1
Narcotics for himself," is threatened with criminality in article 127 paragraph (1) letter a of
the Republic of Indonesia Law. No. 35 of 2009 concerning Narcotics, the defendant who has
"deliberately failed to report a criminal act without rights and against the law owns, keeps,
controls, or provides, offers for sale, sells, buys, accepts, becomes intermediaries in buying
and selling, exchanging or delivering Narcotics group 1'' Is punishable by a criminal offense
under Article 131 of the Law of the Republic of Indonesia. No. 35 of 2009 concerning
Narcotics. Likewise, in the past few years, more narcotics abuse cases have been recorded
than in the following year, from 2016 to 2019 one of the Public Prosecutors who has also
handled narcotics cases, namely Prosecutor Gilang Gemilang, SH., MH and Prosecutor
Florencia Timbuleng.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai negara yang memiliki kekuatan
hukum, penegakan hukum merupakan pusat dan elemen penting dalam menciptakan
cita-cita bangsa Indonesia. Penegakan hukum ialah proses dilakukannya upaya dan
usaha untuk tegaknya dan berfungsinya norma atau aturan mengenai hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum ini telah menjadi sorotan
oleh masyarakat maupun media yang menganggap penegakan hukum sebagai senjata
untuk melawan semua jenis kejahatan yang semakin hari semakin merajalela dan
Dari berbagai jenis permasalahan atau tindak pidana yang terjadi usia bukan
menjadi alasan, para pelaku tindak pidana bisa berasal dari anak-anak bahkan hingga
orang dewasa. Pada zaman milenial seperti ini, banyak terjadi fenomena pelaku tindak
pidana adalah anak-anak dibawah umur atau yang sering disebut dengan istilah remaja.
Tindak pidana yang sangat sering dilakukan oleh para remaja tersebut salah satunya
umur semakin meningkat setiap tahunnya bahkan hingga tingkat yang sangat
1
2
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia
yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki
peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan
perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan pekembangan fisik mental, dan
Tahun 2009 Tentang Narkotika. Sedangkan Anak yang menjadi pelaku tindak pidana
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, sedangkan anak sebagi korban diatur
Anak. Oleh karena itu setiap tindak pidana yang dilakukan oleh anak diselesaikan
berbeda dari pengadilan pada umumnya. Narkotika merupakan bahan atau obat yang
bermanfaat di segala bidang, yaitu pada bidang pengobatan, pelayanan kesehatan dan
bidang ilmu pengetahuan, namun di sisi lain jika narkotika salah digunakan makan
tanpa adanya pengendalian atau pengawasan yang ketat dan seksama. Narkotika
dianggap sebagai pedang bermata dua, disatu sisi narkotika sangat dibutuhkan dalam
dunia medis dan ilmu kesehatan, dan disisi lain penyalahgunaan narkotika sangat
membahayakan pemakainya.
1
Mohammad Taufik Makarao, Wenny Bukamo, dan Syaiful Azri, 2013, Hukum Perlindungan Anak dan
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Rineka Cipta, Jakarta, h. 1
3
Istilah Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau naurke yang berarti
yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek
stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius.2 Masalah narkotika saat ini telah
merasuki semua elemen bangsa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari
kalangan bawah sampai pejabat, bahkan kalangan politisi dan penegak hukum juga
cukup hanya ditangani oleh pemerintah dan aparat penegak hukum saja melainkan
perlu melibatkan seluruh masyarakat untuk berperan dan berpartisipasi aktif dalam
pelaku tindak pidana narkotika, yang mana pada bulan-bulan sebelumnya telah
beberapa kali Satresnarkoba Polresta Samarinda menangkap para pengedar, dan tak
lepas dari itu kejadian penangkapan di Jl.Kesejahteraan gg.1, Kecamatan Sungai pinang
Samarinda yang sempat menghebohkan warga Kota Tepian Samarinda dimana polisi
berhasil menangkap 11 warga dalam gang tersebut, berusia remaja dan orang tua yang
mana sudah menjadi target Satresnarkoba karena diketahui adanya 8 pengedar dan
pemakai di sebuah gang tersebut, bukti yang didapati pun banyak selain 33 paket sabu-
sabu yang terbungkus dan alat hisap, juga 10 ponsel dan 7 sepeda motor di amankan
satresnarkoba3
2
Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 78
3
diunduh jam 15.21, tanggal 23-04-2019
http:///rri.co.id/post/berita/664485/sigap_polri/bnn_kaltim_grebek_kampung_narkoba_di_samarinda.html
4
terlebih ketika mereka memasuki usia remaja, karena ada kecendrungan pengedar dan
bandar narkotika yang mana saat ini lebih suka menggunakan anak-anak sebagai
tersebut sebagai kurir dalam mengedarkan narkotika. Untuk bahan utama penelitian,
untuk ancaman pidana penyalahgunaan narkotika terdapat pada pasal 127 Undang-
Undang tersebut. Bagi anak-anak atau remaja yang melalukan tindak pidana ancaman
pidana penjaranya adalah setengah dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang
dewasa, hal itu tertera pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
Berdasarkan uraian dan paparan diatas, maka penulis tertarik mengadakan dan
POLRESTA SAMARINDA )“
B. Perumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut diatas, ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasikan dan menarik untuk dibahas dalam penelitian ini, sehingga Penulis
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah ingin memaparkan dan mengetahui lebih jelas
sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti oleh penulis maka tujuan penelitian yang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis :
hukum pada khusunya tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh generasi
2. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang sesuai
Manfaat Praktis :
oleh remaja.
E. Orisinalitas Penelitian
Berkaitan dengan penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan penelitian yang sama
berkaitan dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan atas penelitian tersebut
Palembang. Pada penelitian ini, memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis, yakni sama-sama mengkaji dan menganalisis tentang tindak pidana
ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kontribusi atas penelitian tersebut, berguna untuk
mengetahui faktor dan upaya hukum yang dilakukan jika terjadi penyelahgunaan
narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil, salah satunya dengan cara melakukan razia rutin
sedangkan untuk perbedaannya adalah pada penelitian ini hanya membahas faktor,
upaya serta hambatan, sedangkan pada penelitian tersebut terdapat cara penegakan
hukum yaitu meliputi penyelidikan, penyidikan dan rehabilitasi baik rehabilitasi medis
maupun rehabilitasi nasional. Kontribusi atas penelitian ini adalah sebagai tambahan
wawasan penegakan hukum atau rehabilitasi mana yang cocok digunakan kepada
pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur atau remaja.
dan represif. Dengan sarana penal dan non-penal. Upaya preventif yang
dilakukan ialah melakukan razia rutin dan pemasangan reklame spanduk
tentang bahaya narkotika disetiap instansi pemerintahan. Upaya represif yang
dilakukan yaitu penindakan hukum secara tegas bagi Pegawai Negeri Sipil
yang melakukan penyalahgunaan narkotika.
PERSAMAAN Mengkaji dan menganalisis tentang tindak pidana
penyalahgunaan narkotika.
PERBEDAAN Objeknya ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
KONTRIBUSI Untuk mengetahui faktor dan upaya hukum yang
dilakukan jika terjadi penyelahgunaan narkotika
oleh Pegawai Negeri Sipil, salah satunya dengan
cara melakukan razia rutin dan tes urine kepada
yang bersangkutan.
No. PROFIL JUDUL
2. TINJAUAN KRIMINOLOGI DAN
SAINRAMA PIKASANI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
SKRIPSI TINDAK PIDANA
UNIVERSITAS ISLAM PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
INDONESIA JOGJAKARTA OLEH ANAK DI KABUPATEN
SLEMAN
ISU HUKUM
1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh anak di kabupaten Sleman?
2. Bagaimana pencegahan dan penegakan hukum tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh anak di Kabupaten Sleman?
HASIL PENELITIAN
1. Dalam kasus penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sleman, menurut Iptu
Yulianto S.H, faktor lingkunganlah yang paling mendominasi dalam penyebab
terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh anak.
2. Dari penelitian yang dilakukan di BNN Sleman, penulis memperoleh data
bahwa Kabupaten Sleman merupakan kabupaten dengan intensitas tertinggi
dalam penyalahgunaan narkotika di DIY yang kemudian Kota Yogyakarta di
posisi kedua dan Kabupaten Bantul di posisi ketiga. Kecamatan di Kabupaten
9
PROFIL JUDUL
TINJAUAN KRIMINOLOGIS
SKRIPSI PENYALAHGUNAAN
ISU HUKUM
1. Berapa jumlah data remaja yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika
di Kota Tepian Samarinda?
2. Apa faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan
narkotika di Kota Tepian Samarinda?
3. Apa upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk menanggulangi masalah tindak
pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan
tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
NILAI KEBARUAN
F. Metode Penelitian
metode sebagai salah satu prosedur dan tata cara penulisan skripsi serta acuan dalam
landasan penulisan maka berikut ini adalah metode penelitian yang penulis gunakan :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis metode yang penulis gunakan adalah metode
pendekatan secara yuridis empiris yang dengan kata lain penelitian lapangan,
dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang di
penelitian ini membutuhkan data sekunder dan data tersebut akan dianalisa
2. Pendekatan Penelitian
yang berlaku yang akan di teliti oleh penulis. Pendekatan sosiologis adalah
4
Bambang Waluyo, (2002), Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 16
12
3. Lokasi Penelitian
di Jl. Slamet Riyadi Nomor 1, Karang Asam Ulu, Kec. Sungai Kunjang, Kota
4. Sumber Data
Sumber data adalah subyek atau segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data-data. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data
a. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh
yang akan dibahas. Sumber data primer dari skripsi ini adalah hasil yang
b. Data Sekunder
sekunder ini sebagai pelengkap dari sumber data primer ( Hasan 2002:
58). Sumber data sekunder ini diperoleh dari bahan-bahan hukum yaitu,
5
Soerjono Soekanto, (1986), Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit UI: Jakarta, h.51
13
perundang-undangan.6
1945
Perlindunngan anak
Perlindungan Anak
6
Peter Mahmud Marzuki, (2011), Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, h. 93
14
tinggi.7
a. Penelitian Lapangan
Polresta Samarinda.
• Wawancara
hal yang diinginkan dan jawaban dari responden dicatat oleh peneliti.8
Kota.
• Dokumentasi
7
Peter Mahmud Marzuki, (2011), Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, h. 142
8
Rianto Adi , (2010), Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Granit:Jakarta, h.98
15
literatur yang berhubungan dengan apa yang akan dibahas oleh penulis.
Menurut Sujarwo, populasi adalah semua objek atau bagian yang akan
sebagian saja, ini yang disebut dengan sampel. Pada penelitian ini populasi
yang diambil adalah pelaku tindak pidana dibawah umur atau remaja.
sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 85) adalah teknik
ini dikarenakan untuk mencari objek sasaran sesuai tujuan penelitian, yaitu
remaja.
9
Sudarto, (2002), Metodologi Penelitian Filsafat, Raya Grafinfo: Jakarta, h.71
16
data menemukan apa yang penting untuk dipelajari, dan menemukan apa yang
harus diceritakan kepada orang lain.10 Data-data yang diperoleh dari hasil
data yang diperoleh dari Polresta Smarinda, lalu menggunakan metode berfikir
indukatif yang artinya cara berpikir yang bertitik tolak dari hal-hal yang
khusus.
G. Sistematika Penulisan
ini, penulis membagi sistematika menjadi 4 (empat) bab,yaitu bab pertama adalah
pendahuluan,bab kedua adalah tinjauan pustaka, bab ketiga adalah hasil penelitian dan
pembahasan dan yang terakhir bab keempat adalah kesimpulan dan saran beserta
dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran, yang jika disusun secara sistematis oleh
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap mengenai Latar Belakang Permasalahan,
Bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap mengenai Kriminologi, Tindak Pidana,
10
Lexy J, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya: Jakarta, h. 248
17
Bab ini berisi dari hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan gambaran umum
lokasi, faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan
narkotika di Kota Tepian Samarinda, upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk
Samarinda.
Pada bab terakhir ini memuat dua sub bab, yaitu kesimpulan yang akan memberikan
kesimpulan secara keseluruhan dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Sub
bab yang kedua adalah saran, dimana penulis akan memberikan saran sebagai
Berdasarkan dari uraian pada bab sebelumnya maka penulis dalam bab ini akan
memaparkan kesimpulan dan implikasi yang diperlukan. Maka dengan analisa bab III
1. Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah tepian Kota Samarinda dari tahun
terdapat 509 kasus, tahun 2017 terdapat 408 kasus, tahun 2018 terdapat 326 kasus
dan tahun 2019 terdapat 316 kasus. Hal ini menunjukkan upaya yang dilakukan oleh
narkoba.
faktor depresi, dimana keinginan para remaja tidak sesuai dengan kehidupan
nyata, dan di dalam keluarga terjadi ketidak harmonisan atau hubungan interaksi
yang baik
dan rasa ingin tau akan sesuatu yang baru tanpa memikirkan baik buruk
kedepannya.
sepermainan.
62
63
narkoba adalah kurangnya jumlah anggota dari standar dan bocornya informasi
ketika akan melakukan razia diakui menjadi hambatan dari dalam yang sering
terjadi, hal ini yang membuat Polresta Samarinda akan menambah anggota
b. Upaya Preventif, yaitu upaya pencegahan sebelum tindak pidana itu terjadi, hal
ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan hukum terhadap para remaja.
B. SARAN
1. Perlunya penanaman dan pendalaman ilmu agama dan pembinaan moral akhlak
3. Meningkatkan komunikasi antar tokoh masyarakat, tokoh agama dan orang tua
Buku
Anang Iskandar, 2019, Penegakan Hukum Narkotika, PT. Elex Media, Jakarta
AR. Sujono dan Bony Daniel, 2013, Komentar dan Pembahasan Undang – Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Jakarta. Penerbit Sinar Grafika.
Barda Nawawi Arief, 2010, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta
Drs.Lamintang, 2013, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung
Made Sadhi Astuti, 2003, Hukum Pidana Anak dan Perlindungan Anak, Universitas Negeri
Malang, Malang
Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum
Pidana Nasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Mohammad Taufik Makarao, Wenny Bukamo, dan Syaiful Azri, 2013, Hukum Perlindungan
Anak dan Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Rineka Cipta, Jakarta,
Moh.Taufik Makarao, 2003, Suhasril, dan Moh. Zakky, Tindak Pidana Narkotika, Ghalia
Indonesia, Jakarta
Singgih Gunarso, 1989, Perubahan Sosial dalam Masyarakat, PAU FIS UI, Jakarta
65
66
Peraturan Perundang-Undangan
Internet
https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-15-I-P3DI-Agustus-
2020-2046.pdf