MPI 2. Askep Di Wilker Puskesmas
MPI 2. Askep Di Wilker Puskesmas
ASUHAN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS DAN
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
1
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.
2
3 MATERI POKOK dan
SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Individu
a. Pengkajian Keperawatan Individu
b. Diagnosis Keperawatan Individu
c. Rencana tindakan Keperawatan Individu
d. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Individu
e. Evaluasi Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan Keluarga
b. Diagnosis Keperawatan Keluarga
c. Rencana Keperawatan Keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
e. Evaluasi Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
a. Pengkajian Keperawatan Kelompok/Masyarakat
b. Diagnosis keperawatan Kelompok/Masyarakat
c. Rencana Keperawatan Kelompok/Masyarakat
d. Pelaksanaan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
e. Evaluasi Keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga
a. Persiapan pelaksanaan kunjungan keluarga
b. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
c. Analisis hasil kunjungan keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut
d. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
3
4 METODE
Mata pelatihan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
menggunakan metode :
4
5 MEDIA DAN ALAT BANTU
Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Asuhan Keperawatan
di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Laporan kegiatan perkesmas peserta
9. Data keluarga sehat di wilayah Puskesmas peserta
10. Profil Puskesmas peserta
11. Hasil Survey mawas diri di wilayah kerja Puskesmas peserta
12. Lembar kasus
13. Panduan studi kasus
5
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
• Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
• Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
• Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan
Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
pendekatan keluarga. dengan metode curah pendapat (brainstorming).
• Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
menggunakan bahan tayang.
6
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan
pendekatan keluarga.
• Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
• Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dan
pembuatan rancangan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/
masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan keluarga.
• Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.
7
7 URAIAN MATERI
8
B. FILOSOFI/ PARADIGMA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Filosofi keperawatan kesehatan komunitas digambarkan dalam empat aspek
paradigma yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien individu, keluarga kelompok atau masyarakat pada
wilayah dengan batas geografis tertentu yang memiliki keyakinan, minat yang
relatif sama serta berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai
klien dengan prioritas perhatian khusus pada kasus resiko tinggi, daerah
terpencil, konflik, rawan dan kumuh.
2. Kesehatan
Suatu kondisi terbebas dari tanda atau gejala penyimpangan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia serta Keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan dalam mengatasi stresor. Perawat memandang
sehat mencakup semua tingkatan sejahtera yaitu pencapaian jati diri,
kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif dan terhindar dari
gejala abnormal.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal yang mempenngaruhi klien/komunitas
mencakup bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau
meningkatkan kemampuan komunitas menghadapi stresor melalui Upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier
9
C. PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional melalui
kerjasama kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada saat
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar (biologi, fisik, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan.
10
Karakteristik Praktik Perkesmas :
1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan dan memelihara
kesehatan populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang
relevan dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak
terbatas terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di berbagai
tatanan/ setting; Memanfaatkan berbagai peran keperawatan profesional
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok di komunitas dengan mengaplikasikan promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan
berkelanjutan
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary prevention,
secondary prevention, tertiary prevention.
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari pada individu
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan dari pada. Short
term dan episodic
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar kerjasama dengan
segmen kemasyarakatan lain
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera mencakup
pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif
dan terhindar dari gejala abnormal
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan mandiri, Kolaborasi
multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien,
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi
pemberdayaan potensi organisasi dan system klien.
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus pada penanganan
masalah populasi daripada individu
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas promkes dan
memandang sehat dalam rentang sehat-sakit
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat pencegahan
primer, sekunder, dan tersier
11
Standar Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar keputusan praktik
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang komprehensif dan
akurat
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok, keluarga, dan
individu untuk menetapkan diagnosa Keperawatan
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan rencana
tindakan keperawatan yang spesifik sesuai kebutuhan klien
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk meningkatkan,
mempertahankan dan memelihara kesehatan; penanganan masalah
keperawatan aktual, mencegah penyakit, dan rehabilitasi
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas, keluarga dan
individu terhadap hasil intervensi, menetapkan kemajuan terhadap
pencapaian tujuan serta perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana.
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain untuk menjamin
kualitas praktik keperawatan. Perawat memikul tanggung jawab untuk
perkembangan profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan profesi
lain.
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain, tenaga profesional,
dan perwakilan komunitas dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
serta program evaluasi terhadap kesehatan komunitas
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik CHN
12
3. Berkaitan dengan satu rumah sakit/ Berkaitan dengan semua institusi dan
satu institusi agensi komunitas dan internasional
5. Menerima petunjuk terapi medic dari Menerima petunjuk terbatas dari pelayanan
resep dokter keperawatan, rentang kewenangan medic
dan secara tidak langsung di home health
care
13
Peran Perawat Komunitas :
Saat ini peran perawat komunitas masih masa Transisi dalam proses berubah.
Tingkat perawat praktisi banyak melakukan primary care dan promosi
kesehatan terhadap individu dan Perawat dituntut dapat fleksibel dan mampu
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan situasi klien.
Berbagai faktor yang mempengaruhi Peran Perawat saat ini antara lain :
Kebijakan organisasi; Norma sosial dan budaya komunitas; Persepsi
masyarakat terhadap CHN; serta Kemampuan Perawat yang ada diberbagai
tatanan.
Peran Pelaksana
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang diberikan kepada
klien individu, keluarga, kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat-
sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas
Pencegahan primer
- Pencegahan sekunder
- Pencegahan tersier
14
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien : ROM, Pengobatan,
Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi pelayanan keperawatan,
penjelasan pelayanan yang tersedia, rujukan ke sumber di komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
- Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
- Mendukung potensi keluarga
Peran Pendidik
a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas karena tujuan utama CHN
adalah kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
- Mampu mengambil keputusan yang baik tentang pelayanan kesehatan
- Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi kesehatan
- Mampu merubah perilaku yang membahayakan kesehatan.
Peran Pengelola
a. Ketrampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas orang lain untuk mencapai
tujuan spesifik
15
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator karena memahami
kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan memadukan pelayanan
seghingga efisien
Peran Peneliti
a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi menjadi tg.jwb. Semua
perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry, keterbukaan pemikiran,
kemampuan observasi, dan analisa informasi dan situasi
WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan bahwa
Kewenangan Perawat di pelayanan kesehatan mencakup kewenangan Perawat
terkait Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.
16
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan
masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan
kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas
17
Pengkajian pada individu rawat jalan dilakukan secara singkat dan fokus pada
keluhan yang dirasakan. Pengkajian pada individu yang dirawat di Puskesmas
dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
1. Identitas
a. Nama Individu yang sakit
b. Diagnosa medis
c. Sumber dana kesehatan
d. Rujukan dokter/RS
2. Keadaan Umum
3. Sirkulasi/Cairan
4. Pernafasan
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Muskuloskeletal
8. Neurosensori
9. Kulit
10. Tidur dan istirahat
11. Mental
12. Komunikasi dan budaya
13. Kebersihan diri
14. Perawatan diri sehari-hari
15. Keterangan tambahan terkait individu
18
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah,
menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
1. Rumusan Tujuan
Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan dan
kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan, dalam
menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada
diagnosa, masalah yang mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem
pelayanan keperawatan
2. Menetapkan Intervensi
Rencana Tindakan/intervensi ditetapkan, meliputi:
a. Intervensi mandiri (independent): tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau
menanggapi reaksi karena adanya stressor (penyakit), misalnya:
1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar
4) Menciptakan lingkungan terapeutik
b. Intervensi saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi): tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan
tim kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan
sebagainya, misalnya dalam hal:
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
2) Pemberian infus
c. Intervensi rujukan/ketergantungan (dependent): tindakan keperawatan
atas dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog,
psikiater, ahli gizi, fisioterapi, dan sebagainya, misalnya:
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat
oleh ahli gizi
2) Latihan fisik – ahli fisioterapi
19
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Individu
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
20
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat masa lalu: riwayat TBC Paru pada keluarga, riwayat pengobatan
TBC, PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
b. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih,
batuk dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu
makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, sulit tidur, demam/ meriang lebih dari satu bulan
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan, frekuensi
nadi; berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir), tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TBC
1) Perkusi didapatkan suara redup
2) Auskultasi suara nafas; adanya bronchial, suara nafas tambahan: ronki
basah kasar dan nyaring area paru
3) Retraksi otot-otot interkostal
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan sputum (Sewaktu Pagi Sewaktu/ SPS)
b. Ziehl Neelsen (pemeriksaan BTA)
c. Test kulit (Protein Purified Derivate/ PPD atau Mantoux test)
d. Foto torak
4. Pengkajian lingkungan: data kondisi lingkungan rumah pasien TBC,
diantaranya pencahayaan sinar matahari, ventilasi udara, jenis lantai.
5. Pengkajian psikososial: kaji perasaan isolasi, penolakan lingkungan,
perubahan harga diri, peran, strategi koping; kaji sistem pendukung termasuk
keluarga, orang yang berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari
termasuk perubahan yang terjadi; status pekerjaan, aktivitas sosial, hobi, dan
sumber finansial.
6. Pengkajian kebutuhan pembelajaran klien dan keluarga (terkait 5 tugas
keluarga)
21
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosis keperawatan yang dapat
ditemukan pada klien dengan tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko koping individu tidak efektif
4. Manajemen kesehatan tidak efektif
Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali klien dapat mempertahankan jalan
nafas yang efektif.
Kriteria hasil:
Klien dapat: mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas, berpartisipasi dalam
program pengobatan.
Rencana tindakan:
a. Monitor fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat
karakteristik dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)
c. Lakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
e. Berikan obat–obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator
f. Libatkan keluarga memantau klien melakukan latihan batuk efektif dan nafas
dalam
22
Kriteria hasil:
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana tindakan:
a. Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang disukai/ tidak disukai
b. Catat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat mual/ muntah atau diare)
c. Monitor anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan pemberian obat
d. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi seimbang (tinggi
kalori dan protein dengan porsi kecil tetapi sering)
e. Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
f. Monitor berat badan setiap bulan
g. Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu seimbang sesuai
kebutuhan klien
Kriteria hasil:
Klien mampu: menunjukkan kepatuhan dengan minum obat anti TBC setiap hari.
Rencana tindakan:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang pengobatan TBC
b. Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang alasan pengobatan dalam jangka
waktu yang panjang, dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan,
efek samping obat dan cara mengatasinya serta dampak putus obat
d. Diskusikan penerimaan klien dan keluarga terhadap TBC Paru, hal-hal yang
perlu dilakukan dan harapan,
23
e. Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan pada klien berupa dukungan
informasional, emosional, penghargaan dan instrumental.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai rencana dengan melibatkan anggota
keluarga di dalam setiap tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki
24
kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah
tuberkulosis paru. Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dalam keluarga dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat
keluarga.
Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal
dan non verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan nafas dalam batas normal
2. Tidak ada sesak nafas
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan adekuat
4. Klien mampu mendemonstrasikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5. Klien mampu melakukan cara-cara untuk mencegah penularan
6. Pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang perawatan, pengobatan dan
pencegahan penularanTBC Paru
7. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TBC
8. Keluarga terlibat aktif dalam perawatan klien TBC Paru
9. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi TBC
Paru
Proses keperawatan pada umumnya terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian,
analisa/ perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan merupakan
tahap kritikal dan kemungkinan dapat menentukan keberhasilan tahap
berikuntuknya. Mengingat tahap pengkajian memegang peran kunci penerapan
proses keperawatan, maka pengkaji (Assessor) harus memahami betul lingkup
area serta berbagai metode dan tool untuk mengkaji dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengkajian.
25
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dan
merupakan tahap yang kritikal menuruntuk Shaw, 1993. Sedangkan
menuruntuk Yura & Walsh (1988), Pengkajian merupakan suatu tindakan
peninjauan situasi manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan
maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien, penetapan
kekuatan dan kebutuhan promosi Kesehatan klien. Data yang dikumpulkan
dalam pengkajian mencakup data subyektif dan objektif. Data diperoleh dari
apa yang diungkapkan klien secara verbal kepada perawat atau diperoleh
melalui observasi langsung dan pengukuran atau hasil konsultasi dengan
pemberi pelayanan Kesehatan lain. Berbagai sumber dapat digunakan dalam
pengkajian, tetapi pengkajian fisik merupakan elemen essensial yang perlu
dilakukan untuk memvalidasi riwayat atau mengidentifikasi area yang perlu
diekplorasi lebih jauh.
1. Sumber Data
Sumber data dalam pengkajian keluarga dapat diperoleh dari interview
dengan klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian
sekarang, penilaian subyektif misalnya pengalaman setiap anggota
keluarga, maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi berbagai
fasilitas yang ada dirumah keluarga. Sumber data keluarga dapat juga
diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan dari berbagai agensi yang
berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau informasi dari
anggota tim Kesehatan lain.
26
kerangka konsep yang diyakini perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Beberapa tehnik pengkajian telah dikembangkan
antara lain yang dapat digunakan dalam pengkajian keluarga adalah
genogram dan ecomap. Genogram dan ecomap ini merupakan komponen
essensial dalam pengkajian keluarga.
Tool atau instrumen lain yang dapat dikembangkan oleh perawat guna
mengumpulkan data keluarga antara lain adalah pedoman observasi,
27
angket atau pedoman wawancara. Penggunaan Instrumen ini sudah biasa
digunakan dalam asuhan keperawatan keluarga, namun perlu
dipertimbangkan Kesehatanesuaiannya dengan tujuan atau data yang
akan dicari. Pedoman observasi seharusnya berisikan pedoman untuk
melakukan pengamatan terhadap suatu gejala atau kondisi subyek yang
diamati misalnya perilaku interaksi anggota keluarga, kondisi/ karakteristik
sarana fisik di lingkungan rumah. Pedoman wawancara seharusnya
berisikan pertanyaan tentang fakta atau informasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan subyek atau pengalaman dan pengetahuan subyek
tentang kejadian spesifik. Pedoman wawancara dapat juga berisikan
pertanyaan tentang persepsi atau perasaan subyek terhadap dirinya, orang
lain, atau suatu kejadian serta alasan subyek dengan perilakunya.
Sedangkan angket yang terstruktur biasanya untuk mendapatkan data
yang konkrit/ objektif, jelas dan subyek tinggal memilih skala yang telah
disediakan atau mengisi dengan jawaban yang tegas.
28
dikaitkan dengan bagaimana individuividu secara aktual dibantu dalam
berhubungan satu dengan lainnya atau berbagai aspek kehidupan
keluarga saat ini. Aspek instrumental fungsi keluarga adalah aktifitas hidup
sehari-hari seperti makan, tidur, pemeliharaan Kesehatan. Aspek
ekspresive fungsi keluarga adalah fungsi emosi, komunikasi verbal dan
nonverbal, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Pengkajian
Hubungan saling percaya perawat dengan klien/ keluarga merupakan
langkah awal yang perlu diciptakan sebelum melakukan intervensi
keperawatan. Hubungan saling percaya ini dapat diupayakan dengan
memunculkan keterbukaan dan kejujuran dalam interaksi perawat-klien,
konsistensi dengan kontrak. Kepercayaan dapat dikembangkan ketika
perawat mampu membawa klien/ keluarga menerima dan memahami
kemampuan dan keyakinannya. Pengkajian keluarga dapat ditingkatkan
setelah adanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien/
keluarga tersebut.
Biasanya data dikumpulkan dengan sepintas pada setiap area yang akan
dikaji, kemudian jika pengkaji menemukan potensi atau kemungkinan
masalah, maka mereka akan menggali area tersebut secara lebih
mendalam. Kegiatan interview dapat juga dilakukan terhadap kesehatan
seluruh anggota keluarga pada tahap awal pengkajian, sehingga dapat
memberi kesempatan pada setiap anggota keluarga untuk mengungkapkan
persepsinya.
29
Gambar 1. Simbol Genogram
Anak Kembar
Aborsi
Klien
Meninggal Tinggal dalam 1 rumah
Catatan :
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
• Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
• Umur Anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
• Tahun dan penyebab kematian di sebalah simbol laki-laki atau perempuan
• Penggunaan simbol dalam genogram
30
Berapa laki-laki dan berapa
perempuan
4. Tipe Apa tipe keluarga ini mis :
keluarga keluarga inti, keluarga ekstendet,
single adult dan lain-lain
5. Latar Apa latar belakang budaya/ adat Adakah
belakang istiadat keluarga simboh-simbol
adat-istiadat/ Sudah berapa lama tinggal di atau objek
budaya wilayah ini yang
Apa jenis budaya di sekitar tempat menunjukan
tinggal keluarga saat ini budaya
Bagaimana pengaruh budaya Menggunakan
terhadap kehidupan sehari-harinya pola perilaku
(makan, sosialisasi, bekerja, terkait budaya
berhubungan, tanggung jawab
rumah tangga)
Apa bahasa yang digunakan
sehari-hari
Bagaimana budaya
mempengaruhi keyakinannya
terhadap Kesehatan, dan
pelayanan Kesehatan anggota
6. Agama Apa agama yang dianuntuk Terdapat
keluarga dan bagaimana symbol-simbol
prakteknya bagi semua anggota keagamaan di
keluarga sekitar rumah
Apakah keyakinan atau value dan
agama dirasa penting bagi pekarangannya
anggota keluarga
7. Status Apa tingkat pendidikan dan
Sosial ketrampilan yang dimiliki anggota
keluarga
Apa pekerjaan anggota keluarga
Anggota keluarga yang mana yang
saat ini bekerja
Apakah keluarga mendapatkan
income tambahan, jika ya dari
mana
8. Aktifitas
rekreasi
keluarga
2. Tahap Perkembangan
Konsep Interaksi Observasi Pengukuran
1. Tahap Tahap perkembangan keluarga :
perkembangan - Keluarga baru
keluarga saat ini
31
- Childbearing (Menunggu
keluargaahiran)
- Keluarga dengan anak
prasekolah
- Keluarga dengan anak usia
sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak
launching
- Keluarga dengan anak usia
dewasa
- Keluarga lansia
2. Tugas Tugas perkembangan keluarga :
perkembangan - Pemeliharaan fisik
keluarga yang - Penyediaan sumber-sumber
telah terpenuhi - Kehamilan
- Sosialisasi
- Perluasan dan reproduksi
- Komunikasi
- Hubungan kemasyarakatan
- Motivasi dan moral
3. Keeratan Sejauhmana kebersamaan satu Siapa yang Berapa kali
(Attachment) sma lain pada anggota keluarga? duduk terlihat anggota
dengan siapa masing-masing sangat dekat keluarga
anggota keluarga erat Siapa yang kontak mata
hubungannya bicara dengan
Siapa berkeluargaahi dengan siapa
siapa dalam anggota keluarga, Siapa yang
secara vwerbal atau secara fisik telah kontak
Siapa yang mempunyai mata atau
hubungan hangat, daringan siapa memberikan
sentuhan
4. Riwayat
keluarga inti
5. Riwayat asal-
usul kedua orang
tua
3. Struktur Keluarga
1. Komposisi
Keluarga
Data Genogram
2. Sistem a. Nilai budaya dan etnik apa Adakah objek Jumlah objek
Nilai yang dirasa penting bagi yang bernilai di yang bernilai
keluarga Mis : rumah : Mis : dan tipenya
Produktifitas/ bekerja; sejumlah buku,
Pendidikan; Furniture yang
Individuividualisme; mahal, Piala/
32
Materialisme; Pembersih; penghargaan,
Kesehatan; Keluarga; perlengkapan
Agama olah raga, Obat-
b. Bagaimana nilai ini obatan
disampaikan ke anggota
keluarga dan di lakukan
oleh keluarga
c. Apakah saat ini muncul
konflik nilai pada anggota
keluarga
d. Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi Kesehatan
dan fungsi keluarga
3. a. Bagaimana anggota a. Catat tingkat Sosiogram
Komunikasi keluarga mengungkapkan efektiftitas hubungan
kebutuhan dan komunikasi anggota
perasaannya ?; Apakah diantara keluarga
komunikasi terbuka/ anggota
tertuntukup, sabar, dapat keluarga Mis :
diterima diantara anggota Kesehatanesua
keluarga. ian antara
b. Siapa bicara dengan komunikasi
siapa, dan masalah apa verbal dan non
yang dibicarakan. verbal; antara
c. Masalah pribadi yang isi pesan
mana yang didiskusikan dengan yang
secara terbuka/ diharapkan
tertuntukup b. Anggota
d. Apa issu emosional di keluarga yang
keluarga mana yang
e. Seberapa sering keluarga perhatian,
mendiskusikan issue mengungkapka
bersama dalam kelompok n pandangan,
validasi
informasi
c. Adakah kontak
mata, sentuhan
diantara
anggota
4. Sistem a. Apakah semua peran yang a. Siapa
Peran formal dari setiap anggota yang menjawab
keluarga terpenuhi Mis : setiap
suami-istri, ayah-ibu, pertanyaan
orang tua-anak, saudara b. Siapa
laki-laki-perempuan yang
b. Apakah setiap anggota mengasuh
keluarga mempunyai
33
peran informal Mis : anak, hewan
Negosiator, dominator, ternak
distraktor, Kompromis, c. Siapa yang
pengasuh, pencari nafkah, menyiapkan
pesakitan dan lain-lain. makanan,
c. Bagaimana setiap anggota mengatasi
keluarga melakukan peran keuangan,
formal dan informalnya belanja barang-
d. Bagaimana perasaan barang rumah
anggota keluarga terhadap tangga.
peran dirinya dan anggota d. Siapa
keluarga yang lain yang
e. Apakah anggota keluarga memelihara
dapat merubah perannya kendaraan,
kebon
e. Siapa
yang disuruh-
suruh, sopir
dan lain-lain.
5. Struktur a. Apa topik/ Issu yang Apa perilaku Sosiogram yang
Peran didiskusikan dan nonverbal menggambarkan
diputuskan keluarga Mis : anggota keluarga struktur
pekerjaan, pendidikan, selama berdiskusi kekuatan
pengeluaran, aktifitas Mis : intonasi
masyarakat, pekerjaan suara, kontak
rumah tangga. mata, postur
b. Apa proses yang tubuh, sentuhan.
digunakan untuk membuat
keputusan oleh keluarga
Mis : consensus,
Bargaining, kompromi,
paksaan.
c. Siapa pembuat keputusan,
Sejauhmana pentingnya
pembuatan keputusan
bagi keluarga, siap[a
biasanya yang membuat
kata akhir.
d. Apa jenis kekuatan yang
dimiliki setiap anggota
keluarga Mis :
Kewenangan, senioritas,
keahlian, reward, paksaan,
kasih sayang
e. Adakah koalisi antar
anggota keluarga Mis :
34
Ayah-ibu, Ibu-anak
perempuan, dan lain-lain.
4. Fungsi Keluarga
35
makan siang, makan malam api, kunci d. Frek periksa
dan snack pintu, dokter dan
g. Berapa kali keluarga anda cendela, dokter gigi
makan screen
h. Apakah anda mempunyai e. Jenis
dokter keluarga ? siapa? pakaian
i. Kapan anda terakhir periksa ? anggota
Mengapa ? keluarga
j. Imunisasi apa yang sudah (kondisi
dimiliki anggota keluarga ? pakaian,
k. Apakah anda mempunyai Kesehatane
dokter gigi keluarga ? Kapan suaian
anggota keluarga terakhir dengan
check up ? cuaca)
l. Apakah ada anggota keluarga f. Bandingkan
yang periksa mata ? kapan pakaian
periksa ? anak-anak/
m. Bagaimana keluarga dewasa
melakukan pemeliharaan g. Snack dan
Kesehatan (Check up dokter, makanan
dokter gigi, nutrisionis, apa yang
eksercise) terlihat di
n. Apa jenis aktifitas fisik (kerja, dapur
rekreasi, eksercise) apakah h. Penampilan
setiap anggota keluarga fisik
berpartisipasi secara teratur ? anggota
o. Obat/ resep obat apa yang keluarga
secara teratur di ambil i. Kondisi
keluarga kulit,
p. Bagamana anda memutuskan rambuntuk,
bahwa anggota keluarga kuku, mata
menderita penyakit j. Kondisi dan
warna gigi
k. Keberadaa
n kacamata
l. Kondisi
kulit, mata,
gigi,
proporsi
berat badan
dan tinggi
badan
anggota
keluarga
3. Ekonomi a. Siapa yang bekerja di
keluarga ini ? Apa jenis
36
pekerjaannya ? Ketrampilan
apa yang dimiliki ?
b. Sumber-sumber income apa
yang dimiliki keluarga
(pekerjaan, pengaman
sosial, tabungan, dukungan
anak dan lain-lain)
c. Apa yang secara teratur
harus dibayar (rumah,
makanan, pakaian, sekolah,
pemeliharaan Kesehatan,
transportasi, asuransi)
d. Apa jenis asuransi yang
dimiliki keluarga (Kesehatan,
gigi, mobil, rumah)
e. Apakah anda dapat
memenuhi kebutuhan
keluarga amda secara
adekuat dengan income
anda
4. a. Apakah anda merencanakan Ekspresi a. Jumlah anak
Reproduksi mempunyai anak nonverbal yang
b. Bagaimana perasaan anda diantara diharapkan
dengan jumlah anak yang pasangan b. Usia anak
sdari miliki suami-istri Mis : yang saat ini
c. Apakah anda menggunakan sentuhan, serumah
alat kontrasepsi ? jika ya senyuman, c. Jumlah dan
metode apa yang anda kontak mata, usia anak
gunakan ? apakah anda jarak. yang tinggal
puas ? di luar rumah
d. Pada usia berapa anda keluarga
merasa anak anda akan
mandiri ? Bagaimana anda
merasa tentang kepergian
anak anda ? Kemana
mereka akan pergi ?
e. Apakah orang tua atau
mertua anda akan tinggal
bersama anda nanti ?
Apakah akan memerlukan
akomodasi khusus misalnya
diit, kamar kecil ?
Bagaimana hal tersebut
mempengaruhi gaya hidup
keluarga anda ?
37
5. Sosialisasi a. Apa pandangan keluarga a. Bagaima a. Jumlah
dan tentang membesarkan anak na anak organisasi
Penempatan seperti praktek-praktek bereaksi kelompok
disiplin, auntukonomi, terhadap komunitas
ketergantungan, reward dan orang yang dimana
punishment, perilaku yang tidak dikenal anggota
sesuai usia, belajar, nonton b. Bagaima berpartisipas
TV, bersahabat ? na anak dan i
b. Perilaku apa yang anda anggota b. Sosiogram
pertimbangkan sesuai untuk keluarga yang
anak anda Mis : saat makan, tertua memperlihat
di sekolah, dengan berhubungan kan
kelompok, dengan dengan hubungan
kebersihan diri, anggota yang keluarga
menggunakan bahasa. dewasaAdaka dengan
c. Organisasi/ kelompok h tanda-tanda kelompok
masyarakat apa anggota yang terlihat komunitas
keluarga terlibat secara keterlibatan
teratur komunitas Mis
d. Faktor klas sosial/ keyakinan : trophy,
budaya apa yang simbul
mempengaruhi aktifitas keagamaan,
anggota keluarga Peralatan olah
raga, Surat
kabar
6. Koping a. Jenis-jenis masalah apa
Keluarga yang pernah dialami
keluarga akhir-akhir ini Mis :
Kematian, perceraian,
kehilangan pekerjaan,
promosi pekerjaan, anggota
baru, masalah Kesehatan
b. Bagaimana kebiasaan
keluarga mengatasi masalah
dan stress (Strategi koping)
c. Sumber-sumber/ kekuatan
apa yang dimiliki keluarga
dan apa yang dicari
(saudara, teman, informasi,
spiritual, agensi komunitas
d. Kekuatan apa yang berasal
dari dalam anggota keluarga
( Kesehatan,kesabaran,
kearifan, humor, pemecahan
masalah, Sharing perasaan/
pendapat, informasi)
38
Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina
hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak,mengkaji data dari
pasien dan keluarga, memvalidasi data dengan pasien, mengorganisir atau
mengelompokkan data dan menetapkan kebutuhan dan atau masalah pasien.
Contoh Kasus :
Ani, dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa karena sudah lebih 1 minggu
mengurung diri di kamar, tidak ingin bicara dengan orang lain, makan harus
selalu diingatkan dan dipaksa. Selama ini di Rumah Sakit, Ani selalu berada
di tempat tidur atau duduk sendiri di pojok ruangan. Ia tidak pernah bicara
dengan teman – temannya. Badannya kotor dan bau, pakaian kotor, rambut
tidak disisir. Dari pengkajian lebih lanjut didapatkan data bahwa Ani merasa
dirinya bodoh, jelek, tidak bisa menolong orang tuanya. Selama berinteraksi
dengan perawat, pasien menundukkan wajah, kontak mata tidak ada. Akhir –
akhir ini Ani sering terlihat bicara sendiri.
Data yang sudah terkumpul ini, kemudian dikelompokkan dan kemudian
dianalisa dengan mengguanakan konsep/teori – teori yang telah kita miliki
untuk menentukan masalah keperawatannya.
39
3 Data Obyektif :
Wajah selalu menunduk
Kontak mata tidak ada
Harga diri rendah
Data Subyektif :
Merasa diri bodoh, jelek.
Tidak bisa menolong orang tua
4 Data Obyektif :
Sering terlihat ngomong sendiri Resiko tinggi perubahan
Ditambah data objectif isolasi sosial persepsi
Sensori halusinasi
Data subyektif : (belum terkaji)
Walaupun data ibu Ani yang dimiliki baru data objektif, tapi perawat sudah
dapat menentukan masalah keperawatannya, yaitu Isolasi Sosial: Menarik diri
dan Defisit perawatan diri dan Resiko Tinggi perubahan persepsi sendiri :
halusinasi.
40
• Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
• Defisit perawatan diri : kebersihan berhubungan dengan kurangnya
motivasi dalam kebersihan diri.
Tujuan jangka pendek berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka pendek merupakan rumusan kemampuan ini dapat
bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Umumnya
kemampuan pada tujuan jangka pendek dapat dibagi tiga aspek (Stuart dan
Sundeen, 1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk
menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor
yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemempuan efektif yang perlu
dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaikan masalah. Kata
kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus pada
perilaku (Tabel 2).
41
Tabel 2. Kata Kerja Untuk Tujuan
NO ASPEK/DOMINAN KATA KERJA YANG DIPAKAI
1 Kognitif Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,
bandingkan, diskusikan, membuat daftar,
menyebuntuk
2 Afektif Menerima, mengakui, menyadari, menilai,
mengungkapkan, mempercayai
3 Psikomotor Menempatkan, meniru, menyiapkan,
mengulang, merubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi
42
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebutkan jam
menggunakan makan obat
terapi Psikomotor Pasien dapat meminta obat pada
jam yang tepat
Afektif Pasien dapat mengungkapkan
perasaan setelah minum obat
Untuk menetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, perawat
perlu memiliki kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berhubungan
kemitraan dengan pasien dan keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa
kerja sama yang baik antara perawat, pasien dan keluarganya.
43
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
44
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
• Rencana teruskan, tetapi jika masalah tidak berubah
• Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan
tetapi hasil belum memuaskan.
• Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang
dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
• Rencana atau diagnosis selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat
perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi
dapat diperlukan ”reinforcement” untuk menguatkan perubahan yang positif.
Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan ”self-reinforcement”.
Dokumentasi implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan dapat
menggunakan formulir yang telah ditentukan.
45
ditujukan kepada penyediaan pelayanan Kesehatan, sehingga memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif melalui praktik
keperawatan.
46
Karakteristik Praktik Keperawatan Komunitas
1. Memadukan tehnik dan ketrampilan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Pelayanan Continuity care
3. Fokus intervensi primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention.
4. Melakukan proses alih kelola dari perawat ke klien (kearah kemandirian)
5. Kemitraan antara Perawat dan klien
6. Mendukung multidisiplin colaboration
47
b. Sanitasi lingkungan umum : SPAL, TPS, Jamban Umum
c. Kondisi sarana umum : Pasar, Sekolah, Lapangan
4. Ekonomi
a. Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
b. Penghasilan/ Pengeluaran/ Kebutuhan
5. Pendidikan
a. Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
b. Kelengkapan sarana/ fasilitas sekolah yang tersedia : jenis, karakteristik
pengguna, keadekuatan.
6. Kebijakan dan Pemerintahan
a. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
b. Peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah
c. Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan
d. Pemerintahan wilayah : RT-RW-Lurah- Camat dst.
7. Komunikasi
a. Jenis sarana komunikasi yang tersedia
b. Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat
c. Kebutuhan sarana komunikasi formal dan non formal
8. Keamanan dan transportasi
a. Jenis sarana keamanan dan transportasi yang tersedia
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
c. Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi
9. Rekreasi
a. Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia : Olahraga, Kesehatan,
rekreasi
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
48
c. Penyebaran instrumen angket yang di berikan kepada Penduduk/
komunitas untuk di isi
d. Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Setting Sosial
e. Analisa Data Sekunder yaitu dengan menelusuri data hasil sensus, Riwayat
perkembangan wilayah tersebut, Vital statistik ( dapat berupa angka
kematian, angka Kesakitan, angkah keluargaahiran dan lain-lain). Serta
Hasil Penelitian dan lain-lain.
f. Survey Terstruktur yaitu merupakan kegiatan survey atau observasi yang
direncanakan oleh perawat untuk mendapatkan data tertentu
49
b. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d.
tingginya Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas
penghasil makanan
c. Isolasi sosial bagi penduduk lansia b/d. tidak adanya pelayanan Kesehatan
lansia di rumah/ komunitas
d. Potensial ancaman stabilitas keluarga b/d. tidak adanya pengetahuan
terkait hakekat interaksi orang tua anak, suami-istri
50
4) Anjurkan keluarga memberitahukan petugas Kesehatan. jika
ditemukan tanda keracunan obat
c. Pencegahan Tersier
1) Libatkan keluarga untuk menjalani terapi jika klien mengalami
gangguan depresi ulang
2) Lakukan pembinaan keluarga melalui kegiatan home care pada masa
pemulihan klien
3) Ciptakan jaringan komunikasi antara : Klien/ keluarga – perawat
komunitas – petugas Kesehatan jiwa
51
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Anggota kelompok Biasanya Baru Pertama Bertemu (Tingkat
Kepercayaan Terhadap Kelompok Masih Rendah)
2) Perlu Dikembangkan Tujuan Yang Spesifik (Strategi Intervensi Untuk
Mencapai Tujuan Kelompok
3) Perlu Ditentukan Pimpinan & Anggota Kelompok. (Batasan,
Pengertian, Maksud, Tujuan, Strategi Intervensi & Kapan Tujuan
Dapat.Tercapai)
4) Pimpinan Bertanggung Jawab Untuk Meyakinkan Kelompok Tentang
Peran, Norma & Tujuan Kelompok
b. Tahap Kerja (Work Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Mengembangkan keeratan (Cohesiveness) Kelompok & Berfungsi
Sebagai Tim (Berupaya Mencapai Tujuan)
2) Menyelesaikan Konflik (Timbul Akibat Adanya
Perselisihan/Perbedaan Pendapat
3) Penyelesaian Masalah & Pembuatan Perubahan (Dengan
Pendekatan Proses Kelompok.)
4) Membuat Keputusan: Bisa Dibuat Oleh Pimpinan Kelompok, Sub
Kelompok, Voting Atau Konsensus
c. Tahap Akhir (Termination Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Terminasi Dilakukan Jika Tujuan Sudah Tercapai Atau Sesuai Waktu
Yang Ditentukan
2) Evaluasi Tercapainya Tujuan Kelompok
3) Rencanakan Tindak Lanjutnya
4) Lakukan Diskusi (Untuk Express Feeling)
52
b. Mendorong dan Memfasilitasi Anggota Untuk Berpartisipasi Maksimal
(Kreatifitas & Fleksibilitas Dalam. Membuat Keputusan
c. Peran Kepemimpinan Didasarkan Atas Keahlian Individuividu dan
Kebutuhan Kelompok
d. Menetapkan dan Menjabarkan Kriteria Evaluasi Tingkat Pencapaian
Tujuan
e. Saat Terminasi, Anggota Dapat. Belajar Dari Keberhasilan/ Kegagalan
Yang Dialami dan Punya Pandangan Positif Terhadap Proses Kelompok
Tujuan :
1) Mengambil manfaat terhadap pengetahuan dan ketrampilan lebih dari
satu profesi
2) Mengembangkan kerjasama diantara partner
Tujuan :
1) Meningkatkan informasi kepada orang yang mempengaruhi perilaku
penduduk dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan
53
2) Melalui Network Perawat Dapat :
a) Mengumpulkan Informasi Tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan (Why, When, How) sehingga dapat mnginterpretasikan
kebutuhan kesehatan & menjelaskan tersedianya pelayanan
kesehatan
b) Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan dapat
memfasilitasi perawat untuk masuk ke masyarakat dan
mengembangkan kerjasama komunitas
c) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan
profesi lain dan memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama perawat
dengan klien maupun kerjasama dengan multidisiplin.
54
Jenis Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Informasi
1) Untuk mengubah sikap, keyakinan dan perilaku melalui pemberian
informasi
2) Menimbulkan kesadaran individu. keluarga & komunitas bahwa suatu
masalah yang timbul dapat diatasi ( pemasangan tempat
pemberitahuan melalui televisi tentang upaya menghentikan merokok;
pembuatan brosur untuk kontrol berat badan; memasukan arti
keluarga tentang fitness di surat kabar)
55
2) Meliputi Lingkungan Fisik, Sosial & Ekonomi misalnya :
a) Mengatur Kenyamanan & Keamanan Fisik (Menghindarkan Terjadi
Pencemaran Air Minum)
b) Menciptakan Keterpaduan Kelompok (Timbul Rasa Memiliki)
c) Menetapkan Suatu Mekanisme Yang Efektif Sehingga. Dapat
Menjamin Pemenuhan Ekonomi Keluarga. Yang Adekwat (Mis
Koperasi)
Jenis Evaluasi
1. Formatif: Jenis evaluasi ini merupakan kegiatan menilai Aktifitas program
setiap hari dan dilakukansesaat.
2. Sumatif: merupakan jenis evaluasi yang menilai aktifitas jangka panjang
dan dilakukan pada akhir program.
56
Materi Pokok 4: Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan
Pendekatan Keluarga
a. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan
keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi
awal
b. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau
koordinator Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka
intervensi lanjut terhadap sasaran keluarga binaan tersebut
c. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau
dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya
57
tenaga kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya koordinator Perkesmas
menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan rapat koordinasi internal bersama
dengan Perawat lain di Puskesmas terkait intervensi lanjut dalam rangka
integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
2. Pertemuan Teknis Tim Pembina Keluarga
Pertemuan teknis tim pembina keluarga PIS-PK dilakukan dalam rangka
membahas perencanaan kunjungan keluarga terkait waktu dan jadwal
kunjungan keluarga, pengaturan pembagian kerja/tugas pembina keluarga,
jumlah, lokasi dan target sasaran keluarga, ketersediaan sarana dan
prasarana dengan memperhatikan jumlah keluarga yang berada dalam
wilayah binaannya. Setelahnya, tim Pembina keluarga PIS-PK melakukan
briefing/pre-conference sebelum turun ke lapangan.
3. Penyiapan Sarana dan Prasarana untuk Kunjungan Keluarga
Tim pembina keluarga PIS-PK merencanakan dan memastikan
ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain Prokesga,
Pinkesga dan formulir pencatatan data lainnya. Untuk kunjungan
Perkesmas, Perawat harus menyiapkan kartu asuhan keperawatan dan Kit
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
58
melakukan edukasi maka Perawat mendokumentasikan kegiatan edukasi
pada kartu asuhan keperawatan
59
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
60
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
61
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK
untuk diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
2. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar
Prokesga, data temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung
jawab program kesehatan terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data
temuan keluarga yang bermasalah kesehatan/berisiko tinggi
dikoordinasikan dengan koordinator Perkesmas.
62
c. Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, misalnya:
1) Membantu penemuan kasus penyakit kontak serumah;
2) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan Pinkesga;
3) Memantau keteraturan dalam program keperawatan dan pengobatan
bagi anggota keluarga yang sakit atau bermasalah Kesehatan; dan
4) Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada tenaga
kesehatan lain atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Contoh intervensi tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
63
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
64
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
65
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
66
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
67
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
68
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
69
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
70
D. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas melaksanakan tugas saat kunjungan keluarga sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP.
3. Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang dikelolanya
kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Menindaklanjuti kasus keluarga yang memerlukan intervensi lanjut dalam
bentuk pelayanan keperawatan berkelanjutan, asuhan keperawatan
kelompok/ masyarakat dilakukan apabila ditemui adanya keterkaitan
masalah keluarga dengan masalah kelompok/ masyarakat.
Contoh intervensi lanjut pada kelompok yang dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
71
Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier
Sekunder
8. Monitoring
kebijakan
kesehatan
9. Managemen
Pelayanan
imunisasi,
10. Abuse Protection
support
72
8 RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika
dan etiket profesi keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan atau
mensejahterakan klien yang diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup
keperawatan, dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan asuhan
keperawatan.
Modul ini membahas tentang Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas yang terdiri dari konsep asuhan keperawatan dan penerapan
pendekatan proses keperawatan pada individu, keluarga, dan
kelompok/masyarakat.. Dengan memanfaatkan modul ini diharapkan koordinator
Perkesmas dan perawat pelaksana dapat melakukan pelayanan keperawatan
dengan menerapan langkah-langkah proses keperawatan untuk klien individu,
keluarga dan kelompok/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
73
9 REFERENSI
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC,
Jakarta
2. Doenges, Marilynn E, at all, (2002). Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Patient Care, by F.A. Davis Company, USA
3. Kementerian Kesehatan RI,(2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis, Jakarta
4. Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulos. In
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis (p. 38). Retrieved from
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
5. Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riskesdas 2018.
6. LeMone P and Burke K.M, 2000. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking
in Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New Jersey.
7. WHO. (2018a). Global tuberculosis Report.WHO
8. WHO. (2018b). Tuberculosis.WHO
9. Sahar Junaiti. Konsep Keperawatan Keluarga, Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI (2013). Modul Perawatan Kesehatan
Masvarakat.Bagi Perawat Pelaksana (Perawat Klinik I) di Puskesmas Jakarta.
74
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Petunjuk:
75
LEMBAR KASUS
Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak balita An. J
(3 tahun) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan
menderita tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan
kadang terasa nyeri di dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70
mmHg, N: 82x/ menit, S: 38°C, R: 24x/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu:
55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu).
Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering batuk-batuk berdahak. Keluarga
mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis, Bp.M sudah minum OAT,
dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa mual. Bapak M bekerja
sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak menentu. Bp.M biasa
mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini Bp.M tidak bisa
menghentikan kebiasan merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan kumuh dan
padat penduduk.
Tugas:
1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada
76
Kasus 2
Sebuah keluarga terdiri dari Tn. A umur 50 tahun, tamat SD dan bekerja sebagai
buruh bangunan. Ibu C (istri Tn.A) umur 40. tahun, tidak bekerja, tamat SD. Anak V
(3,5 th). Ibu C sedang sering mengeluh batuk-batuk yang dialaminya sejak 1 bulan
yang lalu. Ibu C juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Ketika diperiksa
oleh perawat menunjukan bahwa tekanan darah 100/60 mmhg, BB 45,5 pada hal
sebelumnya BB 55 kg. Keadaan ibu C anemis, nafsu makan menurun. Tn. A
kondisinya sehat saat dikunjungi perawat, namun mempunyai kebiasaan merokok
dan seringkali merokok di dalam rumah. Anak V mempunyai riwayat susah makan,
BB 8 kg. Anak V terlihat kurus, rambut kemerahan, kurang bergairah dan sering
rewel. Menurut ibu anak V juga jarang ditimbang di posyandu dan imunisasinya
tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu agak jauh ibu juga mengatakan
malas karena kalau ke posyandu suka dipungut bayaran untuk kas posyandu.
Ketika ditanya oleh Perawat Komunitas tentang keadaan anak V ibu mengatakan
bahwa anaknya nanti juga akan besar dengan sendirinya. Dan saat ditanya
tentang apa yang dilakukan bila anaknya tidak mau makan, ibu mengatakan
dibiarkan saja atau dikasih jajan di warung. Ketika ditanya tentang keluhan batuk-
batuk yang dialaminya ibu mengatakan belum diobati nanti juga akan sembuh
sendiri.. Anak V selain terlihat kurus juga sering mengalami batuk pilek, hampir
setiap bulan. Ketika ditanya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi batuk pilek
pada anaknya, ibu mengatakan diberikan obat yang dibeli dari warung, biasanya
juga akan sembuh.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada keluarga Tn.A
2. Buat diagnosa keperawatan keluarga sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn.A
4. Lakukan satu tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A (Simulasi Pendidikan
Kesehatan)
5. Buat Evaluasi tertulis pada Askep Tn A
77
Kasus 3
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada kelompok lansia dii wilayah
kerja Puskesmas D
78
Kasus 4 Perkesmas Terintegrasi PIS-PK
Hasil pendataan PIS-PK Tahun 2020 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa
yang termasuk wilayah kerja Puskesmas R. Nilai IKS Puskesmas R adalah 0,09.
Sementara nilai IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Paguyuman
berkisar antara 0,03 – 0,13.
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas R dan
11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500).
Masalah Kesehatan di Puskesmas R –dengan mengacu pada cakupan < 30% -
adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian tambahan yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi
masalah berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
2. Buat diagnosa keperawatan sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai hasil
pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
79