1. minimal luas per tempat tidur (dalam meter persegi/m2) adalah 7,2 m2
2. jumlah maksimal 6 tempat tidur per ruangan.
3. Jarak (As) antar tempat tidur 2,4 m
4. Jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 m
5. Jumlah maksimal tempat tidur per ruangan 6
6. Nakes per tempat tidur 1
7. Suhu ruangan antara 20 sd 26 celcius
Peruntukan rawat inap lain juga berubah, dimana jumlah ruang isolasi paling
sedikit 10%, pada rumah sakit publik memiliki tanggungjawab
mempersiapkan kapasitas lonjakan saat ada wabah 20% sehingga total kamar
isolasi paling sedikit 30%. Agak berbeda dengan RS Swasta, jumlah kamar
isolasi di RS Swasta 10% dan kapasitas lonjakan yang disiapkan 10%
sehingga total menjadi 20%.
Rumah sakit Swasta memiliki kelonggaran tempat tidur 40% pada kondisi
wabah, dan atau kelonggaran 30% pada kondisi wabah. Alokasi prosentase
TT ini bisa dimanfaatkan untuk membuat modifikasi peruntukan tempat tidur.
Ketika PP No 47 tahun 2021 sudah tidak menyebut kelas rawat inap, dan BPJS
Kesehatan lalu DJSN sudah bicara tentang kelas rawat inap standar,
sebenarnya kita sudah tidak bicara lagi konsep kelas 3, kelas 2 dan kelas 1.
Konsep yang paling pas adalah kelonggaran tempat tidur dijadikan model
pendekatan kelas VIP semisal : VIP A, VIP B, VIP C, atau VVIP sd President
Suite (meminjam penamaan rawat inap). Untuk menjadikan model kelas VIP
disukai masyarakat sebenarnya dengan pendekatan tarif yang lebih
terjangkau.
Saat membangun sebuah rawat inap yang baik, Permenkes No 24 Tahun
2016 tentang persyaratan tehnis bangunan dan prasarana rumah sakit
menjelaskan kaidah bangunan instalasi rawat inap yang meliputi :
1. Letak ruang rawat inap harus dilokasi yang tenang, aman dan nyaman
2. Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke ruangan
penunjang pelayanan lain
3. Ruang perawatan pasien di ruangan rawat inap harus dipisah
berdasarkan :
1. jenis kelamin
2. Usia pasien
3. Jenis penyakit
4. Memiliki ruang laktasi pada rawat inap yang secara kaidah merawat
wanita ataupun anak yang masih menyusui
5. Ruang Pos keperawatan dengan luas minimal 8 m2 atau 3 sd 5 m2
perperawat jaga, disesuaikan dengan kebutuhan
6. Kapasitas maksimal pos keperawatan adalah 25 tempat tidur.
7. Ruangan pos keperawatan dilengkapi dengan
1. lemari arsip,
2. lemari obat pasien,
3. alat komunikasi,
4. fasilitas desinfeksi tangan
8. Ruang konsultasi untuk dokter (DPJP) sehingga dapat memberikan
informasi dengan optimal pada keluarga pasien.
9. Ruang tindakan baik tindakan keperawatan ataupun tindakan
kedokteran, luasan bangunan 12 sd 20m2
10. Ruang jaga dokter, ini pilihan disesuaikan kebutuhan
11. Ruang kepala rawat inap, sesuai kebutuhan
12. Ruangan linen bersih
13. Gudang bersih
14. Gudang kotor
15. WC atau toilet yang terpisah antara toilet pengunjung dan toilet
petugas. Sedangkan toilet pasien disediakan pada masing masing
kamar perawatan.
16. Dapur kecil untuk melakukan aktivitas pantri dan pengaturan
konsumsi di rawat inap