Anda di halaman 1dari 16

LAMPIRAN 9

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CHARLIE
HOSPITAL
NOMOR :
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
UNIT VK (VERLOS KAMER)

PEDOMAN PELAYANAN UNIT VK (VERLOS KAMER) CHARLIE HOSPITAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai
dengan perubahan - perubahan yang sangat cepat diberbagai bidang, menuju
keadaan yang lebih baik. Dibidang kesehatan tuntutan reformasi total muncul
karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar
daerah dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan
bangsa dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan
dengan negara tetangga. Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya
perubahan pemahaman terhadap konsep sehat sakit, serta makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan
bersifat multifaktoral, telah mendorong pembangunan nasional kearah
paradigma baru, yaitu paradigma sehat.

Dalam rangka memasuki era globalisasi dan pasar bebas tersebut, terjadi
persaingan bebas diberbagai sektor usaha termasuk perumahsakitan. Teknologi
semakin canggih, tenaga keperawatan dengan kualitas setara internasional
semakin banyak, rumah sakit harus mengantisipasi hal tersebut , agar tetap
dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mampu bersaing.

Pelayanan kamar bersalin dirumah sakit merupakan bagian yang tidak


dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan, bahkan sebagai
salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata

1
masyarakat. Berdasar hal tersebut Rumah Sakit Charlie Hospital, berupaya
untuk melakukan perubahan untuk meningkatkan mutu layanan salah satunya
adalah dengan menyusun pedoman pelayanan keperawatan. Pedoman ini
merupakan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien agar
pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara legal. Masyarakat pengguna jasa dapat
memperoleh pelayanan yang profesional sesuai standar profesi yang
ditentukan.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan Materinal yang bermutu dalam rangka pemenuhan
hak masyarakat di bidang Kesehatan sehingga terjadi penurunan angka
kematian ibu dan bayi
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan petugas Kesehatan di pelayanan dasar
melaksanakan rujukan secara tepat
2. Meningkatkan oengetahuan dan ketrampilan tenaga Kesehatan bidang
Kesehatan ibu dan bayi rumah sakit
3. Tersedianya pelayanan maternal yang bermutu di rumah sakit
c. Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai standar asuhan
kebidanan yang tepat.
d. Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan pada Instalasi Kamar Bersalin
e. Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
f. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
g. Memberikan pelayanan informasi Kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
h. Memperlancar pengelolaan dan berjalannya organisasi di Instalasi Kamar
Bersalin.

2
C. RUANG LINGKUP LAYANAN
D. BATASAN OPERASIONAL
a. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual, secara komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, sehat dan sakit mencakup seluruh siklus
hidup manusia.
b. Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Pelaksanaanya sesuai kaidah -
kaidah keperawatan, sebagai suatu profesi yang berdasarkan kiat dan ilmu
keperawatan bersifat humanistik, dan berdasar pada kebutuhan pasien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Perawatan bayi adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan
professional, dimana bayi dirawat disuatu ruangan di rumah sakit.
d. Kematian ibu maternal adalah kematian seorang Wanita hamil atau yang
dalam 42 hari sesudah melahirkan, tidak pandang usia dan letak kehamilan,
disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan kecelakaan (WHO)
e. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai
dengan 24 jam pertama setelah lahir

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Kepmenkes RI No. 1239 tentang 2001 tentang Registrasi dan Praktek
Keperawatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 604 tahun 2008 tentang Pedoman
Pelayanan Maternal Perinatal pada Rumah Sakit Umum Kelas B, Kelas C
dan Kelas D
5. Keputusan Menteri Kesehatan No 1051 tahun 2008 tentang Pedoman
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di
3
Rumah Sakit
6. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Tahun
2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS
a. Kriteria Umum Ruangan :
1) Struktur Fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m2
 Lantai harus porselen atau plastic
 Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapisi
Kembali
2) Kebersihan
 Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
 Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
rumah sakit
 Hal tersebut berlaku pyla untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrument, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit.
3) Pencahayaan
 Perncahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
 Sema jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk
 Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan
dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
 Tersedia peralatan gawat darurat
 Harus ada cukup lampu setiap neonates
4) Ventilasi
 Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan
ukurang ruang
 Kipas angina tau pnedingin ruang harus berfungsi baik
 Suhu ruangan harus dijaga 24-26oC
 Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
5) Pencucian tangan
 Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan
5
yang dikendalikan dengan siku atau kaki
 Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian
yang sesuai (dari lantai dan dinding)
 Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
 Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan, diletakkan di sebelah wastafel.
b. Kamar bersalin
 Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
 Luas minimal : 6m2 perorang. Berrati bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2
penolong diperlukan 4x4m2 = 16 m2
 Paling kecil ruangan berukuran 12 m 2 (6 m2 untuk masing-masing
pasien)
 Harus ada tempat untuk isolasi ibu ditempat terpisah
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir
 Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang
 Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak
ada keharusan melintas pada ruang bersalin
 Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk
memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat
 Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station)
agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum
dibawa keruang rawat (postpartum). Selanjutnya bila diperlukan
operasi, pasien akan dibawa ke kamar perasi yang berdekatan dengan
kamar bersalin.
 Kamar periksa/diagnostic berisi : tempat tidur pasien, kursi pemeriksa,
meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan
troli emergensi.
 Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m2. Bila
ada beberapa tempat tidur maka perpasien memerlukan 7m 2. Perlu
disediakan toilet yang dekat ruang periksa
 Ruang perawat/nurse station berisi : meja, telepon, lemari berisi
perlengkapan darurat/obat.
 Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar

6
bersalin.
 Ruang Tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret,
penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu sorot, lemari
perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin
anestesi, incubator, perlengkapan kuret (MVA) dsb.
 Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 m2, berisi meja, kursi-
kursi serta telepon.
c. Peralatan medis
Kamar bersalin harus dilengkapi lemari dengna perlengkapan darurat medik
termasuk : vakum, KTG, ECG mesin pengisap, incubator bayi, pemancar
panas (radiant warmer), oksigen, lampu sorot.
Persyaratan minimal kamar Tindakan dan perawatan maternal yang harus
dipenuhi :
 Alat pengatur temperature dan kelembaban yang aman bagi pasien.
Peralatan ini diperiksa oleh petugas pemeliharaan (maintenance)
secara teratur.
 Penghisap lender yang berfungsi baik
 Bahan dan alat lain, misal : ambubag, laringoskop, pipa endotrakea,
pijatan jantung, scalp vein, obat bic. Natricus, jarum sayap no 25-27,
dextrose 20%/40%, rawat tali pusat, bic natricus, IVFD, disposable
syring 2,5 ml, antibiotika (ampisilin dan kloramfenikol i.v), lampu sorot,
thermometer pengukur suhu rendah, infus set dan mikroburet
 Ada persediaan gas media (O2) yang cukup
 Ada listrik diesel dan pengisap lender yang dapat bekerja bila sumber
listrik utamanya mati
 Jumlah stop kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Obat-obatan maternal
- Ringer asetat
- Dextrose 20%
- Dextran 40/HES
- Saline 0,9%
- Adrenalin/epifnefrin
- Metronidazole
- Kadelex atau ampul KCL
7
- Larutan ringer laktat
- Kalsium glukonat 10%
- Ampisilin
- Gentamisin
- Kortison/ dexametason
- Aminophylline
- Transamin
- Dopamine
- Dobutamine
- Sodium bikarbonat 8.4%
- MgSO4 40%
- Nifedipine

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

9
BAB V
LOGISTIK

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien ( pasien safety ) rumah sakit adalah suatu sistim


dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, sistim tersebut
meliputi : assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi.
Solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistim tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Charlie Hospital.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit Charlie Hospital terhadap pasien
dan masyarakat.
3. Menurunnya angka KNC dan KTD di Rumah Sakit Charlie Hospital.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KNC dan KTD.
5. Tata laksana Keselamatan Pasien.
6. Ketepatan identifikasi pasien.
7. Peningkatan komunikasi yang efektif.
8. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
9. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasiem saat akan dilakukan
pemeriksaan maupun tindakan.
10. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
11. Pengurangan resiko pasien jatuh.
C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Pengunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
11
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit merupakan salah satu
perlindungan bagi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah serta
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
B. TUJUAN
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit bertujuan agar
tercapai pelayanan dan produktifitas kerja yang optimal, dengan tujuan khusus yaitu:
1. Memberikan perlindungan kepada sekuruh staf, pasien dan pengunjung.
2. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran dan
pencemaran lingkungan.
3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan menciptakan lingkungan
kerja aman
C. PENGENDALIAN K3 PADA SAAT PEMBERIAN EDUKASI KEPADA
PASIEN DAN KELUARGA
Petugas pemberi edukasi juga rentan tertular penyakit karena petugas
berhubungan langsung dengan pasien terutama saat pemberian pendidikan
kesehatan secara tatap muka. Oleh karena itu petugas perlu memperhatikan
upaya pencegahan infeksi tersebut antara lain :
1. Cuci Tangan sebelum dan sesudah memberikan pendidikan kesehatan.
2. Menggunakan alat pelindung diri terutama jika pasien atau keluarga pasien
yang diberikan edukasi memiliki penyakit menular seperti TBC.
3. Ventilasi dan pencahayaan yang baik di ruang edukasi.
4. Memberikan pendidikan tentang pencegahan infeksi seperti cara cuci
tangan, cara batuk efektif, pengelolaan sampah diruangan.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,


manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Pengendalian mutu pelayanan ruang bayi di RS Charlie Hospital dilakukan
secara :
a) Internal
1) Review dokumen rekam medis
2) Yaitu kegiatan mengevaluasi pelaksanaan kelengkapan pendokumentasian
berkas rekam medis, untuk kegiatan ini berkoordinasi dengan bagian rekam
medis.
3) Audit keperawatan
4) Yaitu rangkaian pelaksanaan audit mutu pelayanan asuhan keperawatan
yang dilakukan secara berjenjang diawali dari kepala ruangan, Ka.kep dan
Manajer.
5) Program keselamatan pasien
6) Yaitu kegiatan pemantauan keselamatan pasien yang diprogramkan
berkoordinasi dengan unit K3RS.
7) Supervisi penilaian kinerja berjenjang
8) Yaitu pelaksanaan supervisi menilai kinerja staf yang dilakukan secara
berjenjang dimana staf pelaksana akan dinilai Koordinator, Koordinator akan
di supervise oleh KepalaKeperawatan dan seterusnya.
9) Pelaporan dan evaluasi kinerja unit setiap bulan
10)Yaitu upaya pengendalian dengan mengevaluasi unit dengan melihat hasil
pelaporan kinerja ruangan yang dilaporkan setiap akhir bulan.
11)Breefing Manajer, Ka.Keperawatan dan Koordinator
Yaitu kegiatan Komunikasi, informasi dan edukasi yang diselenggaran rutin
setiap minggu.
12)Evaluasi tingkat kepuasan pelanggan
Yaitu evaluasi terhadap kepuasan pelanggan terhadap pelayanan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh unit marketing.
13)Pemantauan Sasaran Mutu
14
Yaitu kegiatan pemantauan terhadap pencapaian sasaran mutu unit yang
telah ditatapkan.
14)Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Yaitu pelaksanaan audit terhadap mutu layanan keperawatan yang dilakukan
oleh tim Audit Mutu Internal Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia
Kasihdilaksanakan 3 bulan sekali.
15)Surveilen PIRS
Pelaksanaan pemantauan terhadap pengendalian infeksi nosokomial Rumah
sakit yang pelaksanaannya ditanggung jawabi oleh unit PIRS.
16)Peningkatan kompetensi SDM
Upaya pengendalian Mutu pelayanan dengan peningkatan kompetensi SDM
baik dilaksanakan secara formal maupun informal.
17)Peningkatan standart fasilitas dengan standart depkes.
Merupakan factor pendukung terhadap peningkatan kualitas mutu layanan
Rumah Sakit adalah dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
sesuai standar yang telah ditetapkan.
b) Eksternal
Pengendalian mutu pelayanan eksternal dilakukan melalui;
1. Akreditasi rumah sakit yang diselenggarakan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) Departemen Kesehatan RI.
2. Internasional Standarization Organization.

15
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan ruang bersalin disusun yang dapat


dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi dengan baik
dan benar sesuai ketentuan standar pelayanan kamar bersalin sehingga
pelayanan kesehatan prima dapat terwujud. Pedoman pelayanan kamar bersalin
ini disusun dengan asumsi bahwa semua dapat dikontrol dengan baik sehingga
hasil optimal yang ingin dicapai bisa dipenuhi. Akhirnya, semoga pedoman
pelayanan ruang bersalin ini dapat dipergunakan oleh manajemen RS Charlie
Hospital dan bermanfaat bagi peningkatan mutu layanan di bidang ruang
bersalin.

Ditetapkan di : Kendal
Pada tanggal :
Direktur Rumah Sakit Charlie
Hospital

Dr. M. Riza Setiawan, MOSH

16

Anda mungkin juga menyukai