Sop Inc
Sop Inc
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS D. Beruat
NAMTABUNG NIP. 1972051819944031007
1. Definisi Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
proses pengeluaran hasil konsepsi yaitu setelah janin berusia lebih dari 37
minggu dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi
2. Tujuan 1. Membantu proses persalinan yang bersih dan aman
2. Mencegah komplikasi
3. Mengurangi resiko infeksi nifas
3. Referensi Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan, Kemenkes RI, 2013
4. Persiapan Alat dan Bahan 1. Cuci Tangan
Air mengalir
Baskom penampung air mengalir
Sabun cair
Handuk bersih/tissue
2. Alat Perlindungan Diri Penolong
Penutup Kepala (cap)
Kaca mata geogle
Masker
Celemek/skort
Sepatu boot karet
3. Peralatan TTV
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Funandoskop atau doppler
4. Bak instrumen berisi partus set
Klem tali pusat
Tampon
Kassa steril
Handscoon 2 pasang
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Setengah kocher
Kateter
Penghisap lendir atau De Lee
Klem 2
Spuit 5 cc
Spuit 3 cc
Spuit 1 cc
5. Heacting set
Nailfuder
Benang catgut ukuran 0.02/0.03
Nail otot dan daging
Pinset cirurgis
Pinset anatomis
Gunting benang
6. Obat-obatan esensial
Oksitosin 2 ampul 10 Unit
Metil ergometrin 0.2 mg 1 ampul
Vitamin K 1 ampul
Vaksin Hb 0
Lidokain
Povidon iodin
Cairan infus RL atau D5%
Abocath ukuran 16/18
Aquadest
Blood set
7. Alat untuk pemeriksaan dalam
1 kom berisi kapas air DTT
1 kom povidon iodin
2 buah bengkok
1 korentang
8. Peralatan Resusitasi
1 balon sungkup
Lampu sorot 60 watt
1 Meja resusitasi
Kain pengganjal kepala
9. Peralatan lain
Gelas ukur
Tempat sampah medis
Tempat sampah non-medis
Ember larutan klorin 0.5%
Tempat plasenta
10. Kain lenen untuk ibu dan bayi
Handuk bersih
Kain bersih/under pad
Duk steril
Selimut bayi
Waslap
11. Pakaian ibu dan bayi
5. Prosedur I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II
Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
XI.MENILAI PERDARAHAN
40) Periksa kedua sisi plasenta, baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
41) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
XII. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
pendarahan pervaginam
43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44) Setelah kotak kulit ibu-bayi dan IMD selesai :
Timbang dan ukur bayi
Beri bayi salep mata atau tetes mata antibiotika profilaksis
(tetrasiklin 1% atau antibiotika lain)
Suntikkan vitamin K 1 mg (0.5 mL untuk sediaan 2 mg/mL)
IM di paha kiri anterolateral bayi.
Pastikan suhu tubuh bayi normal (36.50 - 37.50 C)
Berikan gelang pengenal pada bayi yang berisi informasi
nama ayah dan ibu, waktu lahir, jenis kelamin dan tanda lahir
jika ada.
Lakukan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya cacat bawaan
(bibir sumbing/langitan sumbing, atresia ani, defek dinding
perut) dan tanda-tanda bahaya pada bayi.
45) Setelah 1 jam pemberian vit.K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis
B dipaha kanan anterolateral
Persiapkan untuk melakukan imunisasi hepatitis B
Buka tutup ampul dengan tangan dominan. Ambil spuit dan
aspirasi obat kedalam spuit
Bersihkan area yang akan disuntik dg kapas alkohol (aseptik)
Lakukan penyuntikan di paha kanan anterolateral secara IM
Masukkan obat dengan hati-hati
Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu –
waktu bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu didalam 1 jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu
46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
Pemantauan kontraksi dilakukan dengan meraba bagian fundus,
evaluasi apakah kontraksinya kuat, lemah atau tidak berkontraksi.
Jika kontraksi lemah waspada terjadi perdarahan.
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
- Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksana antonia uteri
47) Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis.
Jika terjadi kontraksi, ambil tangan ibu/keluarga untuk
meraba perut ibu. Jelaskan pada ibu/keluarga bahwa perut
yang mengeras atau kaku itu merupakan pertanda bahwa
sedang terjadi kontraksi.
Ajarkan pula pada ibu/keluarga cara menilai kontraksi,
dengan menghitung frekuensi/lamanya kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Bersihkan bekas darah ibu dengan pembalut. Kemudian peras
di gelas ukur.
Baca hasilnya
49) Memeriksa tekanan darah, nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap 2jam pertama
pasca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
Ambil termometer axillar, dan letakkan termometer di ketiak
ibu dan suruh ibu untuk mengempit ketiaknya.
Selagi menunggu hasil termometer, lakukan pemeriksaan
nadi dengan meraba arteri radialis dan hitung selama 1 menit
penuh.
Setelah 3 menit, ambil termometer di ketiak ibu, dan lihat
hasilnya
Sebelum meakukan pencatatan, evaluasi kandung kemih. Jika
teraba penuh, anjurkan ibu untuk BAK. Apabila KU ibu baik,
dianjurkan untuk BAK secara mandiri, namun jika KU ibu
lemah, beri pispot.
Hitung jumlah urine
Catat semua hasil pemeriksaan
50) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,50 - 37,50 C)
Observasi kembali keadaan bayi
Ambil termometer axillar, kemudian letakkan di ketiak bayi.
Minta ibu untuk memegang bahu bayi agar termometer tidak
bergeser (atau bisa dilakukan dg bidan sendiri)
Selama menunggu hasil termometer, hitung pernafasan bayi
selama 1 menit penuh
Catat hasilnya
Bersihkan termometer dengan air sabun, air klorin, air DTT
Tunda proses memandikan bayi yang baru saja lahir hingga
minimal 24 jam setelah suhu stabil
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin (0,5%)
untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi. Pastikan semua peralatan dalam keadaan terbuka dan
terendam penuh
52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban lendir dan darah bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering. Bantu ibu untuk ganti pakaian bersih dan pakai pembalut
54) Pastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makanan dan minuman yang
diinginkannya
55) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan Klorin 0,5%
56) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
57) Mencuci kedua tangan dangan sabun dan air mengalir
58) Melengkapi Partograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda
vital dan asuhan kala IV
6. Hal yang perlu diperhatikan Hindari mendorong fundus uteri ke bawah karena dapat mengakibatkan
inversio uteri
Hindari mencukur rambut pubis
Hindari melakukan clisma
Jangan memijat uterus sebelum plasenta lahir karena plasenta dapat
terperangkap di dalam uterus
7. Dokumen terkait 1) Lembar partograf
2) Buku KIA
3) Buku register kohort ANC
4) Buku register INC
5) Buku kohort BBL