Anda di halaman 1dari 10

KEWAJIBAN MELAKSANAKAN SYAHADATAIN

Semua kaum muslim menyadari bahwa setiap muslim wajib melaksanakan syariat Islam. Syahadatain
adalah syariat islam bahkan Hadits, Fuqahadan Mutakalimin bahwa iman tanpa diikrarkan oleh lisan
( tanpa mengikrarkan syahadatain ), makatidak akan diterima amalnya, sebagaimanadisebutkan dalam
kitab al - Irsyad al - ibad karya Syeikh Zaenuddin bin Abdul Aziz sebagai berikut :

Al
-

Taju al Subky : " Al - Islam adalah perbuatan anggota badan, tidak diperhitungkan ( tidak ada artinya )
kecuali dengan iman. Al iman yang dibenarkan hati tidak diperhitungkan kecuali mengucapkan,
mengikrarkansyahadatain. Muhammad Nawawi mengambil dari sarah muslim. ( Hal ini ) merupakan
kesepakatan Ahlu Sunnah, Ahli Hadits, Fuqah, Mutakaliminberiman dengan hati apabila tidak diucapkan
dengan lisan padahal mampu, makadia akan tetap menjadi ahli neraka ( titik ).

Kewajiban Melaksanakan Syahadatain

Tapi kenapa sebagian besar kaum muslimin berpendapat bahwa seseorang yang lahir dari keturunan
islam tidak usah melaksanakan syahadatai ? Apakah seseorang menjadi muslim karena keturunan ? Apa
dasarnya apabila seseorang lahir dari keluarga muslim, bebasdari melaksanakan syariat syahadatain ?
Bukankah syahadatain adalah rukun islam?

A. Tidak Ada Islam Keturunan

Dalam buku " Menjadi Muslim Sejati " Karya Abul A'la Maududi, beliau mengatakan :

" Apakah sebutan 'Muslim' itu merupakan ras, bangsa, atau kasta ? Apakah orang islam merupakan
komunitas umat islam seperti halnya seorang Jepang adalah bagian dari bangsa Jepang, karena
dilahirkan dari jepang, seorang muslim menjadi muslim karena dilahirkan dinegara islam, atau dalam
keluarga islam? Kita tentu akan menjawab pertanyaan pertanyaan diatas dengan tegas : "Tidak" Seorang
muslim tidak otomasti karena dilahirkan sebagai seorang muslim. Seorang muslim tidak dengan
sendirinya menjadi muslim karena termasuk ras tertentu. Tapi dia seorang muslim karena dia mengikuti
agama islam. Jika ia meninggalkan islam, ia bukan lagi seorang muslim.. "

Perbedaan pokok antara seorang kafir dan muslim tidaklah terletak pada perbedaan nama. Nama
Ya'qub, Ahmad atau Abdullah belum tentu disebut muslim, begitu juga nama Johan, Jimmy atau Andre
disebut seorang kafir. Tidak juga karena muslim di khitan sedangkan orang kafir tidak. Juga bukan karena
seorang muslim berjenggot, seorang kafir berkumis. Seorangmuslim bersorban atau seorang kafir
berdasi. Islam bukanlah ras atau suku, yang keanggotaannya diwarisi dari orang tua. Sebagaimanasuku
sunda, Jawa, Batak dan sebagainya, ketika mereka lahir, mereka langsung menyandang nama suku
masing masing.

Seseorang tidak dapa dijamin untuk menjadi muslim, sekalipun hidup dilingkungan keluarga Muslim,
atau dinegara islam. Sekalipun lingkungannya mendidik dan berusaha menjadikan seorang muslim,
namun apabila dirinya menolak terhadap islam,tidaklah dia akan menjadi muslim.

Seseorang disebut muslim apabila dia melaksanakan syariat atau ajaran islma . Samahalnya dengan
seseorang dikatakan Yahudi atau Nasrani apabila dia melaksanakan ajaran yahudi ayau Nasrani, begitu
juga seseorang disebut Hindu atau Budha dan sebagainya. Hal ini berlaku juga dalam ideologi. Seseorang
disebut komunis apabila dia menganut paham dan melaksanakan ajaran komunisme, seseorang disebut
liberalis apabila dia menganut ajaran liberalisme, seseorang disebut pancasialis apabila menganut
paham pancasila dan sebagainya.

Tidak ada "Islam keturunan". Seorang ayah beragama islam tidak otomatis anaknya beragama islam.
Islam adalah agama sekaligus ajaran yang diajarkan oleh para Nabiullah kepada umat manusia yang
bersumber dari Kitabullah. Seseorang dikatakan muslim apabila dia mengakui dan melaksanakan ajaran
(syariat) islam. Apabila seseorang melaksanakan ajaran ( syariat ) islam pasti masuk surga, sebagaimana
firman Allah Swt :

Artinya "

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan
kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak
bersedih hati." ( QS. Al - Baqarah : 62 )

Sebaliknya bagi siapa yang menolak ajaran islam (kafir) maka neraka baginya, sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : Tidak, barang


siapa yang berdosa
dan dia telah diliputi oleh dosa nya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya (Qs. Al
Baqarah : 81 )

Kalau seseorang menjadi muslim karena keturunan atau lingkungannya islam kemudian dia
meninggalkan dunia dan masuk surga. Makaorang orang orang yang hidupnya sejak bayi hingga dewasa
dilingkungan non muslim, kemudian dia meninggal dunia dan masuk neraka dia akan protes kepada SWT
sebagai berikut :

"Ya robb, mengapa engkau menghidupkan saya dilingkungan keluarga non muslim, sehinggasaya
masuk neraka ? Sedangkan temana teman saya, engkau hidupkan ditengah tengah keluarga muslim,
sehingga mereka masuk ke dalam surga? " Mana keadilan engkau ya Rabb ? "

Protes tersebut memang tidak akan pernah terjadi, karena Allah maha adil. Ke Mahaadilan Allah adalah
memiliki aturan yang berbunyi : "Barang siapa yang beriman dan beramal saleh dia pasti masuk surga".
(Qs. Al Baqarah : 25,82 ; An Nisa : 57,122 ) sekalipun dia hidupnya di lingkungan kafir. Barang siapa yang
menolak (kufur) kepada Allah dan menolak aturan (ayat) Allah maka dia pasti masuk neraka (Qs. Al
Baqara : 39,81 ), walaupun dari keturunan Muslim dan hidup di lingkungan Islam.

Beragama islam bukan hanya sekedar " Pengakuan " atau karena hidup dalam keluarga muslim. Apakah
dengan pengakuan itu dia akan membawanya ke surga? Padahal surga hanya untuk orang yang benar
benar berjuang melaksanakan syariat islam, sebagaimana firman - Nya :

Artinya : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-
orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (Qs.Ali imran : 142 ;
lihat pula Al Baqarah : 214 )

Sebenarnya dalam hadits nabi tentang Al Islam telah begitu jelas, bahwa al islam terbangun atas lima.
Syahadatain adalah rukun pertama. Sesuatuyang sudah jelas tidak memerlukan penjelasan lagi. Bagi
yang mau melaksanakan al islam, maka kelima rukun tersebut harus dilaksanakan, yang pertama adalah
melaksanakan syahadatain terlebih dahulu. Tidakter kecuali bagi mukmin keturunan.

Manusia diciptakan Allah dalam dua kelompok, yaitu kelompok Mumin dan kelompok kafir,
sebagaimana firman Allah SWT :

"Dialah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu (juga) ada yang
mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" ( Qs. Al- Taghabun : 2)
Dalam kitan ummu al Barahin yang ditulis oleh imam Sayyidy Muhammad al Sanusy, dan disyarah oleh
Syeikh Muhammad al Dasuqi ( kitab Tauhid pegangan kaum Salafy ) disebutkan bahwa syahadatain
adalah syariat islam wajib dilaksanakan oleh manusia.

Maka ketahuilah bahwasanya manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu mumin dan kafir. Adapun
mumin al ishalah ( mumin keturunan ) maka wajib atasnya mengucapkan ( melaksanakan syariat )
syahadatain satu kali seumur hidup dengan diniati melaksanakannya suatu kewajiban. Jika
meninggalkannya ( tidak melaksanakan ) maka dia hidupnya dalam ma'siat.

"Dan adapun orang (keturunan) kafir maka mengucapkannya merupakan kalimat wajib syarat untuk
sahnya keimanan dalam hatinya... "

Bagi orang yang berasal dari mukmin keturunan, maka untuk menjadi muslim harus mendapat
bimbingan dari kedua orang tuanya. Setelahmukallaf wajib melaksanakan syariat syahadatain sebagai
sahnya melaksanakan hukum hukum allah. Sebagaimana ditulis dala kitab sulam at taufik.

" Diwajibkan atas semua mukallaf masuk kedalam al islam dan senantiasa tetap didalamnya dan
menerapkan kewajiban atasnya dari semua hukum. "

Sedangkan orang yang berasal dari keturunan kafir menjadi muslim adalah suatu pilihan hidup. Allah
memberi kebebasan kepadanya untuk memilih tetap kafir atau menjadi mumin sebagaimana firman
Allah SWT :

ْ‫ۚ فَ َمن شَٓا َء فَ ْليُْؤ ِمن َو َمن شَٓا َء فَ ْليَ ْكفُر‬

"... maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir". ( Qs Al kahfi : 29 )

Setelah dia menetapkan pilihan kepada keimana, maka untuk melaksanakan al islam dia wajib
melaksanakan syariat islam yang diawali dengan pelaksanaan rukun islam yang pertama. Memilihal
islam adalah pihihan hidupnya sebagaimana firman - Nya

‫ص ْد َر ٗه لِاْل ِ سْاَل ۚ ِم‬ ‫هّٰللا‬


َ ْ‫فَ َم ْن ي ُِّر ِد ُ اَ ْن يَّ ْه ِديَهٗ يَ ْش َرح‬

" Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya
untuk (menerima) Islam. . .. "(Qs. Al An'am : 125)

B. Perintah Bersyahadat dalam Al Quran

Perintah melaksanakan syariat syahadatain berbeda dengan perintah melaksanakan syariat islam yang
lain. Syariat shalat dan zakat diwajibkan bagi orang yang telah menyatakan diri menjadi muslim.
Sedangkan syahadatain adalah syariat yang harus dilakukan bagi orang yang akan menjadi muslim.

Memilih al islam adalah suatu pilihan. Manusia yang telah mukallaf diberi kemampuan berfikir sehingga
mampu untuk memikih mana yang benar dan mana yang salah. Allah lah yang memberi manusia
kemampuan untuk berfikir, sebagaimana firmannya :
"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit
sekali kamu bersyukur" ( Qs. Al Muminun : 78 ; lihat pula al Nahl : 78)

Bagi yang memilih jalan yang benar, yaitu memilih al islam sebagai aturan hidupnya, makamereka
mengikuti jalan yang lurus shirathal mustaqim. Siratal mustaqim itulah islam sebagaimana firman Nya :

"..... Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada
jalan yang lurus" ( Qs. Aliimran : 101 )

Para fuqaha merumuskan bahwa syarat sah shalat, zakat dan shaum adalah muslim. Seseorang belum
menjadi muslim, maka tidak sah melaksanakan shalat, zakat dan shaum.

Al islam adalah peraturan atau hukum Allah. Untuk melaksanakan aturan tersebut mukmin harus
melaksanakan suatu "perjanjian luhur".perjanjian tersebut adalah suatu pernyataan yang dilakukan oleh
Allah, malaikat dan ulul ilmi (Qs. Ali imran : 18 ). Perjanjian itu kemudian dijadikan kalimat syahadat ' La
ilaha Illa Allah '. Perjanjian tersebut dijadikan rukun islam yang pertama.

Allah tidak memerintahkan manusia untuk melakukan perjanjian tersebut namun Allah mengingatkan
kepada manusia bahwa syafaat Nya hanya akan didapat oleh orang yang telah mengadakan " Perjanjian"
dengan Allah. Sebagaimana Firman nya :

Artinya : "Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di
sisi Tuhan Yang Maha Pemurah" ( Qs. Maryam : 87 )

Dan Allah bertanya kepada manusia tentang perjanjian tersebut, sebagaimana firman Nya :

Artinya : " Atau apakah kamu memperoleh janji ( yang diperkuat dengan sumpah ) dari kami yang
berlaku sampai hari kiamat ; sesungguhnya ( dengan perjanjian itu ) kamu dapat melaksanakan hukum".(
Qs. Al Qalam : 39 )

Kalimah alman yang telah disepakati oleh para mufasir bermakna : perjanjian, sumpah, ikatan.
Perjanjian ini kemudian dikenal dengan syariat syahadatain. Syariat ini berupa ucapan sebagai
"pengikat" hati dan tingkah laku dalam melaksanakan hukum atau aturan Allah SWT.

Orang yang melaksanakan atau sumpah ini adalah : (1) mukmin (Qs. Al muminun : 8 ) ; Ulul albab ( Qs. Al
Ra'du : 20, 25 ) ; (3) Mutaqin ( Qs. AlBaqarah : 177 ) ; (4) mushallin ( Qs. Al ma'arij : 32 )

Sedangkan orang yang menolak atau melanggarnya adalah : (1) orang orang kafir ( Qs. Al anfal :

55 - 56) ; (2) orang orang fasik, murtad( Qs. Al Baqarah : 27,100) ; (3) Ahli kitab ( Qs. Ali imran : 77 - 78 ).

Bagi orang yang melaksanakannya sumpah, perjanjian atau syariat syahadatain, berartidia :

1. Mendapat Hidaya Allah

Bagi mereka yang menerima al islam dengan lapang dada maka berarti telah mendapat hidayah dari
Allah. FirmanAllah Swt
"Barang
siapa
dikehendaki
Allah akan
mendapat
hidayah
(petunjuk),
Dia akan
membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia
jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."(QS. Al-An'am 6: Ayat 125)

Namun bagi yang meragukan al islam dan menolaknya akan mendapat kehinaan didunia dan azab
dineraka sebagaimana firman nya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫صغَا ٌر ِع ْن َد هّٰللا ِ َو َع َذا‬


َ ‫صيْبُ الَّ ِذ ْينَ اَجْ َر ُموْ ا‬ ُ ‫َواِ َذا َجٓا َء ْتهُ ْم ٰايَةٌ قَا لُوْ ا لَ ْن نُّـْؤ ِمنَ َح ٰتّى نُْؤ ٰتى ِم ْث َل َم ۤا اُوْ تِ َي ُر ُس ُل هّٰللا ِ ۘ هّٰللَا ُ اَ ْعلَ ُم َحي‬
ِ ُ‫ْث يَجْ َع ُل ِر ٰسلَـتَهٗ  ۗ  َسي‬
َ‫بٌ َش ِد ْي ٌد بِۢ َما كَا نُوْ ا يَ ْم ُكرُوْ ن‬

"Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan percaya (beriman)
sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah." Allah lebih
mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan
ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan."(QS. Al-An'am
6: Ayat 124)

Mereka yang meragukan dan menolak al islam beranggapan bahwa islam adalah agama yang
menyulitkan memecah belah tali kekeluargaan, tidak menghargai hak milik dan sebagainya. Ungkapan
keraguan mereka digambarkan oleh Allah dalam kitabnya sebagai berikut :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ْ ‫  َما َس ِم ْعنَا بِ ٰه َذا فِى ْال ِملَّ ِة ااْل ٰ ِخ َر ِة ۖ اِ ْن ٰه َذ ۤا اِاَّل‬


ٌ ‫اختِاَل‬
‫ق‬
ٍّ ‫  َءاُ ْن ِز َل َعلَ ْي ِه ال ِّذ ْك ُر ِم ۢ ْن بَ ْينِنَا ۗ بَلْ هُ ْم فِ ْي َش‬
ِ ‫ك ِّم ْن ِذ ْك ِريْ  ۚ بَلْ لَّ َّما يَ ُذوْ قُوْ ا َع َذا‬
‫ب‬

"Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain
hanyalah (dusta) yang diada-adakan,mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepada dia di antara kita?"
Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al-Qur'an-Ku, tetapi mereka belum merasakan azab(-Ku)."(QS.
Sad 38: Ayat 7 - 8)

Disamping salah paham terhadap islam, mereka sulit menerima Islam disebabkan karena bisikan serta
hasutan setan, sebagaimana firman Allah SWT
ۤ
ُ‫ك ِم ْن َّرسُوْ ٍل َّواَل نَبِ ٍّي اِاَّل ۤ اِ َذا تَ َم ٰنّى اَ ْلقَى ال َّشي ْٰطنُ فِ ۤ ْي اُ ْمنِيَّتِ ٖه ۚ فَيَ ْن َس ُخ هّٰللا ُ َما ي ُْلقِى ال َّشي ْٰطن‬
َ ِ‫َو َم ۤا اَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad),
melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam
keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu... (QS. Al-Hajj 22: Ayat 52)

Namun bagi yang telah memiliki ketetapan hati dan memahami al islam dengan benar, mereka tidak
ragu ragu untuk menerima al islam ( Qs. Alan'am : 125 ). Sama halnya ketika kaum hawariyyin ditawari
oleh Nabi Isa a. s untuk membela agama Allah mereka menjawab :

"Kamilah penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami
adalah orang orang islam.. "( Qs. Ali imran : 52 )

َ‫فَا ْكتُ ْبنَا َم َع ال ٰ ّش ِه ِد ْين‬

Maka catatlah kami bersama sama orang orang yang bersyahadat. ( Qs. Aliimran : 53 )

Begitu juga yang dilakukan oleh habib al Najar, ketika beliau menerima ajakan " Mursalin " Dia
mengatakan :

Sesungguhnya aku termasuk orang orang yang sesat. Sesungguh aku beriman kepada Rabbmu maka
dengarkanlah keimananku ( Qs. Yasin: 24 - 25 )

Kaum Hawariyyin ingin disaksikan dan dicatat oleh rasul, nabi Isa a. s. Habib Al Najar ingin didengarkan
tentang keimanannya. Inilah suatu ikatan perjanjian yang akan menyelamatkan nanti di akhirat. ( Qs.
Yasin: 26 )

2. Melaksanakan Millah Nabi Ibrahim a. s

Ajaran milah nabi ibrahim adalah ajaran Tauhid yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Syariatyang
dibawanyapun bertujuan sama yaitu untuk Mengesakan Allah SWT. Ajaran pokok yang dibawa oleh Nabi
ibrahim a. s adalah (1) syahadah, persaksian (2) aqimush shalata, menegakan shalat dan (3) Atuz zakata,
pendistribusian zakat. Orang orang yang melaksanakan ajaran (millah) ini disebut "al muslimin" ( orang
orang islam) sebagaimana firman Allah Swt :
".... Dia telah menemani kamu sekalian orang orang muslim ( islam ) sejak dahulu, dan begitu juga dalam
al quran ini. Supaya Rasul menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas manusia. Maka
tegakkan shalat, tunaikanzakat...... " ( Qs. Al Hajj : 78 )

Ajaran pokok ini adalah ajaran pokok semua nabi. Karena semuanya merujuk pada ajaran nabi ibrahim a.
s. Jadi orang orang yg melaksanakan syariat syahadatain adalah orang orang yang telah mengikuti ajaran
atau milah Nabi ibrahim a. s yaitu al islam ( Qs. Albaqarah : 130 - 138 ), agama nabi musa a. s dan Nabi
Isa a. s( Qs. Albaqarah : 43 ; Thaha : 14 )

3. Mentaati Perintah Allah

Allah memerintahkan kepada orang orang yang beriman untuk memasuki al islam sebagaimana
firmannya :

‫ت ال َّشي ْٰط ِن ۗ اِنَّهٗ لَـ ُک ْم َع ُدوٌّ ُّمبِي ٌْن‬ ۤ


ِ ‫ٰيا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُوْ ا فِى الس ِّْل ِم کَٓا فَّةً ۖ  َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)

Menurut Al Thabarry sababul nujul ayat ini, berkenaan dengan orang yahudi yang masuk islam yaitu
andullah bin salam beliau beragama yahudi karena keturunan. Beliau termasuk orang yang beriman
karena melaksanakan ajaran taurat, sebelumkedatangan risalah nabi Muhammad SAW. Walaupun
beliau telah masuk agama islam namun masih melakukan syariat yang ada di kitan taurat ( at Tabarry 2 :
189 )

Menurut penulis surat al baqarrah ayat 208 ini bersifat umum karena mengandung makna perintah dan
larangan sekaligus. Allah memerintahkan kepada mumin untuk memasuki islam dan melarang mengikuti
langkah ( sistem ) setan. Setiap perintah adalah wajib dilaksanakan dan setiap larangan wajib
ditinggalkan.

a. Perintah

Kalimat : "udkhulu fi silmi kaaffatan" artinya : "masuklah kedalam al islam secara menyeluruh ",
merupakan perintah. Setiap perintah adalah wajib. Wajib bagi setiap mukmin. Bagi yang tidak
melaksanakan berarti menolak perintah allah. Al islam adalah sesuatu yang harus diamsuki. Bukan hanya
diakui. Allah memerintahkan mukmin untuk memasukinya.

b. Larangan

Kalimat : " Wala tatabi'u khutuwatisy syaithan, artinya: " Janganlah kamu mengikuti langkah langkah
( sistem ) setan. " Kalimat ini adalah kalimat larangan. Setiap larangan Allah adalah haram dilakukan.
Bagi yang melakukannya berarti melanggar larangan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai