Anda di halaman 1dari 15

Pembaharuan Pemikiran Islam

di India
India: Satu Pengenalan Singkat
Oleh : Saidul Amin
Sebagai salah satu pusat peradaban dunia, Selain pernah menjadi pusat peradaban
India memilik sejarah panjang. Diperkirakan dunia, India juga merupakan salah satu
“the Indian subcontinent” ini telah dihuni oleh ranah terpenting tempat tumbuh dan
manusia semenjak 7000 tahun SM. Namun baru berseminya benih pembaharuan pemikiran
3200 tahun SM ditemukan perkampungan dalam Islam. Banyak tokoh besar lahir di
penduduk di lembah Indus dan Sarasvati lembah Indus ini. Dimulai dari sang pelopot
dimana keduanya merupakan sungai terbesar Syah Waliullah dan kemudian melahirkan
di India yang mengalir dari Himalaya ke Asia para penurus dimana satu dengan yang
selatan dan bermuara di Laut Arab.1 lainnya sering memiliki “irama” berbeda
Secara ringkas sejarah India dapat dibagi walaupun menyanyikan “lagu” yang sama,
kepada beberapa etape, yaitu : Pertama, “Pembaharuan dalam Islam”. Ide ini
peradaban di Lembah Indus (Indus Valley sesungguhnya muncul setelah umat Islam
Civilization) yang dipelopori oleh agama terhempas di dua karang yang berbahaya
Hindu. Kedua, zaman kegemilangan Asoka penaklukan pihak Hindu dan penjajahan
yang dipelopori oleh agama Budha. Ketiga, Inggeris. Maka Artikel singkat ini berupaya
di bawah kerajaan Islam, dimulai dari dinasti menjelaskan sejarah dan tokoh-tokoh
Lodhis sehingga dinasti Mughal.2 penting dalam pembaharuan pemikiran
Namun kedatangan The Great Alexander Islam di India.
ke India pada tahun 329 SM memiliki arti
penting dalam sejarah India. Pada saat itu Keyword: Pemikiran, Islam dan India
terjadi perbenturan di antara budaya lokal
dengan asing. Seperti diketahui kedatangan
Alexander tidak seperti penakluk lainnya.
Dia membawa para ilmuan dan ahli filsafat filsafat3. Artinya peristiwa ini menggambarkan
sehingga bertemulah filsafat Barat yang telah terjadi saling mempengaruhi di antara dua
menonjolkan logika dengan filsafat Timur peradaban besar tersebut.4
yang cenderung kepada etika dan estetika.
Walaupun ting gal di India hanya Sejarah Islam di India
setahun, akan tetapi banyak manfaat yang
diperolehi oleh kedua bangsa. Masyarakat Menurut para ahli sejarah, Islam
Barat mulai mengenal filsafat dan budaya menduduki negeri Sind dan bahagian Selatan
timur. Sementara bagi masyarakat India Punjab, India pada tahun 712 M5 dipimpin
kedatangan bangsa Yunani membuat oleh Muhammad bin Qasim al-Thaqafi
mereka banyak belajar dalam mengatur dan panglima perang Bani Umayyah di masa
mengelola negera. Banyak hal baru yang Khalifah Walid bin ‘Abd Malik (388-421 H)6
dibawa oleh bangsa pendatang baik di bidang dan berhasil mendirikan sebuah kerajaan
kemeliteran, kenegaraan, seni, budaya dan yang kuat di sekitar wilayah Pakistan hari

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 85


ini dan bertahan sampai kesultanan Delhi Posisi seperti ini membuat kerajaan
pada abad ke 13.7 Mughal berada di dalam dilema dan harus
Namun sesungguhnya di masa Umar memilih dua jalan yang sama pahitnya.
bin Khattab telah ada ekspedisi laut untuk Berjuang bersama Hindu untuk menolak
menaklukkan India pada sekitar tahun 633- penjajah Inggeris, atau bekerjasama dengan
637 M. Usman Sakifi Gubernur Bahrain Inggeris untuk melawan kekuatan Hindu.
dan Oman mengirimkan tentera Namun pada kondisi tertekan seperti itulah
menyeberangi laut Tana. Pada tahun yang umat Islam India mulai menyadari
sama ekspedisi dilanjutkan menuju Broaach kemunduran dan kelemahan mereka 13
dan Dabul.8 Kemudian dilanjutkan pada sehingga timbul keinginan untuk bangkit
tahun 644 M. semula.
Pada masa Khalifah Usman juga ada
ekspedisi ke India di bawah Komander Syah Waliullah: Sang Pelopor
‘Abdullah bin ‘Amar. Namun ekspedisi ke
benua India baru berjaya pada tahun 699 di Salah seorang tokoh penting dalam
bawah kepemimpinan al-Haris dan al- sejarah pembaharuan pemikiran Islam di
Muhabbab. 9 Akan tetapi fakta sejarah India adalah Syah Waliullah (1703-1762),
membuktikan bahawa yang paling berjasa seorang ulama besar yang selalu mengikuti
mengembangkan Islam ke seluruh India perkembangan umat. Di masa hidupnya dia
adalah bangsa Turki pada akhir abad ke 10 sudah melihat bahwa umat Islam India
Masehi.10 berada dalam kondisi kritis. Dari aspek
Puncak kejayaan Islam di India ada pada akidah, ajaran Islam sudah sangat
masa kerajaan Mughal yang dimulai oleh dipengaruhi oleh unsur-unsur agama Hindu
Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), sehingga melahirkan berbagai perbuatan
Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar yang bid’ah14. Dari aspek politik, pemerintahan
Agung (1556-1605), Jahaghir (1605-1627), Islam sudah sangat lemah, sehing ga
Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb Alamgir sesungguhnya kini kekuasaan berada di
(1658-1707), dan terakhir pada masa tangan orang Hindu. Untuk itu Syah
Bahadur Shah II (1837-1857). Sultan ini Waliullah menulis surat kepada Raja
dipecat dan dibuang oleh penjajah Inggeris Afghanistan, Sultan Ahmad Shah agar turun
ke Rangon dan meninggal di sana tahun tangan menyelamatkan masyarakat Islam di
1862.11 India.15
Sesung guhnya sesudah kematian Selain itu dia juga melihat aspek-aspek
Aurangzeb kejatuhan Islam (Mughal) mulai lain yang telah merusak ajaran Islam seperti,
tampak. Ini disebabkan tiga aspek penting, pergantian sistem pemerintahan dari
yaitu : Pertama, sudah tidak ada lagi Sultan kekhalifahan menjadi sistem monarki yang
yang kuat dan berwibawa sesudahnya. absolute, perpecahan di kalangan internal
Kedua, kekuatan Hindu di bawah umat Islam dan taklid kepada penafsiran
kepimpinan Maratha semakin meningkat12 para ulama terdahulu. Untuk itu solusi
ditandai dengan banyak wilayah kekuasaan terbaik menuntaskan permasalahan di atas
Islam yang melepaskan diri dari kerajaan adalah, membuka kembali pintu ijtihad16
pusat. Ketiga, penjajah Inggeris semakin agar umat Islam hidup dinamik dan maju.
kuat mencengkeram kuku-kuku jajahannya Pemikiran yang dinamis ini membuatnya
di India. dianggap sebagai pembuat jembatan

86 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


penghubung di antara Islam abad Ketiga, menolak semua bentuk tradisi
pertengahan kepada Islam zaman modern.17 bidaah yang bertentangan dengan ajaran
Ide-ide Syah Waliullah dilanjutkan oleh Islam. Untuk itu pintu ijtihad harus
Syah ‘Abd al-‘Aziz (1746-1823) yang melihat senantiasa terbuka sebab dia menjadi
kenyataan bahawa pengaruh Inggeris sudah jawaban bagi semua permasalahan di atas.
tidak dapat dilawan dengan senjata. Umat 20

Islam harus belajar kemajauan penjajah Buah fikirannya ditulis dalam buku Sirat
tersebut dengan mempelajari bahasanya al-Mustaqim sebuah karya akidah yang
terlebih dahulu. Pada saat yang sama ulama- berbeda dari buku sejenis di zaman itu yang
ulama India telah berfatwa bahawa belajar kental dengan unsur-unsur mistik. Selain
bahasa Inggeris hukumnya haram, sebab itu aktif sebagai penulis, dia juga seorang juru
merupakan bahasa penjajah kafir. dakwah kawakan dan sukses walaupun
Syah ‘Abd al-‘Aziz menolak fatwa bukan seorang orator.21
tersebut dan menggesa pemuda-pemuda Sayyid Ahmad Syahid kemudian
India belajar bahasa Inggeris agar dapat mendirikan Gerakan Mujahidin sebagai
mempelajari kemajuan mereka. Selain itu dia wadah untuk melakukan misi
juga beralasan bahwa masyarakat Hindu pembaharuannya. Pertubuhan ini lebih
telah banyak menguasai bahasa tersebut menekankan pendekatan meliter sehingga
sehingga mereka lebih banyak berperan aktif berperang membebaskan tanah
dalam bidang administrasi dan kekuasaan Islam dari kelompok Sikh dan
pemerintahan negara dibandingkan dengan Hindu. Baginya hanya ada dua tanah
umat Islam.18 kekuasaan yaitu dar al-Islam dan dar al-harb.
Gerakan pembaharuan berikutnya Maka status dar al-harb harus dirubah
dilanjutkan oleh Sayyid Ahmad Brelvi Syahid menjadi dar al-Islam dengan cara peperangan
(1786-1831) yang lahir di Rai Bareli. Pada atau jihad.
awalnya dia adalah seorang tentera kaveleri Seperti dijelaskan di atas, tokoh ini
yang handal di masa Nawab Amir Khan. dianggap sebagai penganut aliran keras dan
Setelah Nawab bergabung dengan Inggeris, militan serta menjadikan jihad sebagai alat
Sayyid Ahmad keluar dari dunia meliter dan pembaharuan22 Ada pendapat menyatakan
berguru dengan Shah Abd Aziz di New bahawa pemikiran radikal ini muncul setelah
Delhi19 dia kembali dari Mekkah di tahun 1822 dan
Inti pembaharuannya meliputi dua membawa fahaman Wahabi23. Pada akhirnya
aspek, politik dan akidah. Dari aspek politik Sayyid Ahmad menemui syahidnya di dalam
dia ingin mengembalikan daerah kekuasaan peperangan melawan Sikh pada tahun 1831
Islam yang telah jatuh ke tangan umat Hindu di Balekot, kota kecil di kawasan Mansera
dan Sikh. Sementara pemikiran akidahnya dalam daerah Hazara24.
berintikan pada konsep tauhid, antara lain : Sesudah kematiannya, maka kelompok
Pertama, Allah harus disembah secara al-Mujahidin terbagi kepada dua, Satu
langsung tanpa perantara. Kedua, kelompok kembali melanjutkan jihad dan
Permasalahan tawassul dan wasilah yang kelompok lain beralih dari jihad peperangan
berintikan bahawa kedudukan manusia di kepada jihad pemikiran. Kelompok pertama
hadapan Allah adalah sama, sehingga tidak diteruskan oleh dua orang bersaudara,
dibenarkan manusia meminta pertolongan Maulvi Wilayat Ali (1852) dan Maulvi ‘Inayat
kepada manusia dalam masalah ibadah. Ali (1858). Setelah kedua bersaudara ini

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 87


wafat maka perjuangan melalui jalur tahun 1857, maka hilanglah kekuatan
bersenjata ini diteruskan oleh Maulvi Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal
Abdullah (w. 1902). di India. Negara ini telah dijajah seutuhnya
Sementara kelompok kedua, dipelopori oleh Inggeris Dalam kondisi seperti itu
oleh beberapa tokoh penting di antaranya : muncullah Sayyid Ahmad Khan seorang
Muhammad Qasim, Muhammad Iqbal dan tokoh yang ingin membangkitkan Islam dari
Muhammad Ishaq. Ketiganya berhasil kejatuhannya (selanjutnya disebut dengan
mendirikan madrasah Dar al ‘Ulum di Ahmad Khan) yang lahir di Delhi pada
Deoband pada tahun 1878 25 yang tahun 1817. Dia dianggap sebagai tokoh
kedudukannya setara dengan al-Azhar di pembaharu abad ke Sembilan belas.30
Mesir sebagai pusat pendidikan teologi Menurut beberapa sumber, nasabnya
Islam terkemuka di dunia.26 sampai kepada Husein anak dari Fatimah,
Walaupun gerakan Mujahidin sudah puteri Rasulullah SAW. Dia juga berasal dari
terbagi kepada dua, namun inti ajarannya keluarga terpandang, sebab kakeknya adalah
tetap sama, yaitu pemurnian tauhid, Sayyid Hadi seorang Pembesar Istana di
menentang penjajahan Inggeris, menolak zaman Alam Ghir II (1754-1759). Maka
berbagai bidaah dan lainnya. Hanya saja wajar jika dia mendapatkan pendidikan yang
metode perjuangan yang berbeda, satu baik dan menguasai berbagai bahasa,
kelompok meng gunakan senjata dan khususnya Inggeris, Arab serta Parsi.
kelompok lain memperioritaskan dunia Inti dari pemikiran Ahmad Khan adalah
pendidikan. merubah konfrontasi menjadi kompromi,
Karena dari aspek akidah ada persamaan permusuhan menjadi persahabatan. Sikap
di antara kelompok ini dengan kelompok menolak semua ide dari barat diubah dengan
Wahabi, maka ada yang menyebut gerakan sikap kooperatif dengan mempelajari
Mujahidin dengan Wahabi India27. Akan kemajuan peradaban dan teknologi yang ada
tetapi pernyataan tersebut tidak seluruhnya pada penjajah tersebut. Baginya perlawanan
betul, sebab ada beberapa perbedaan terhadap Inggeris hanya akan menambah
mendasar di antara gerakan Mujahidin kehancuran umat Islam.
dengan Wahabi, khususnya dalam Untuk itu dia berusaha memberi
memandang masalah tasawuf. Kelompok keyakinan kepada pihak Inggeris bahawa
Wahabi sangat keras menentang tasawuf pada pemberontakan tahun 1857 umat
sementara gerakan Mujahidin lebih toleran Islam bukan pemeran utama. Kemarahan
bahkan dipengaruhi oleh gerakan sufi di umat Islam terjadi karena ada informasi
India.28 Maka ada pendapat menyatakan yang menyatakan bahwa penjajah Inggeris
sesungguhnya penjajah Inggerislah yang akan melakukan kristenisasi di India. Pada
pertama kali mengaitkan gerakan Mujahidin sisi lain penjajah Inggeris juga tidak
dengan Wahabiyah29untuk merusak image memahami permasalahan sensitif di
gerakan ini. kalangan masyarakat setempat sehingga
banyak tindakan mereka yang menimbulkan
Sayyid Ahmad Khan (1817-1898): Tokoh kemarahan di tengah masyarakat.
Kontraversi Banyak cadangan dan pemikiran Ahmad
Khan yang dipakai oleh penjajah Inggeris
Setelah kegagalan pemberontakan sehingga dapat memperbaiki hubungan
rakyat India terhadap penjajahan Inggeris India dengan Inggeris, khususnya umat

88 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


Islam. Di atas jasa-jasanya tersebut maka terhadap hadis dan berpendapat bahwa
kerajaan Inggeris menganugerahkan gelaran hanya al-Quran yang mutlak benar
Sir kepadanya. sementara hadis masih perlu diselidiki
Kedekatan dan sikap kompromi Ahmad kesahihannya.
Khan terhadap pihak Ing geris Pemikiran Ahmad Khan menuai pro
sesungguhnya didasari oleh kenyataan dan kontra dari berbagai pihak. Kelompok
bahawa dua model pergerakan Islam di India pro Barat sangat mengaguminya dan
yang pernah ada telah gagal, yaitu kelompok menganggapnya sebagai seorang modernis
militan mujahidin dan kelompok reformis.31 Muslim. Apalagi Ahmad Khan memang
Kelompok mujahidin gagal dengan dikenal dekat dengan kalangan orientalis
pemberontakannya dan kelompok modernis Barat seperti Thomas Arnold (1795-1842)
kehilangan jati diri keindiaannya sebeb seorang ilmuan Inggeris yang terkenal. Maka
pemikirannya sudah dijajah oleh Inggeris. wajar jika Wilfred Cantwell Smith (1916-
Selain itu Ahmad Khan juga 2000) penulis buku Modern Islam in India
menggunakan pendekatan teologis dan menyediakan bab khusus di dalam bukunya
historis. Baginya hubungan kaum muslimin tersebut berbicara dan memuji Ahmad
dengan umat Kristian Inggeris jauh lebih Khan.34
dekat daripada dengan masyarakat Hindu Namun sebagian intelektual muslim
India. Sebab Islam dan Kristian adalah menolak pemikirannya kerana dianggap
penganut agama samawi, sementara Hindu terlalu rasional dan dipengaruhi pemikiran
agama bumi atau filsafat. Dari aspek historis, Barat. Ini dapat dilihat dari pandangan
hubungan di antara Islam dan Hindu selalu politiknya yang seringkali berpihak kepada
dihiasi dengan berbagai pemberontakan dan kepentingan penjajah Inggeris. Sementara
peperangan. Pertimbangan lain, kondisi dari aspek epistimologi, dia berpendapat
umat Islam sebagai kelompok minoritas bahawa kebenaran harus berdasarkan fakta-
membuatnya lebih berpihak kepada Inggeris fakta ilmu pengetahuan dan hukum alam.35
dari India. Baginya keamanan umat Islam Baginya Islam agama ciptaan Tuhan. Alam
di India hanya bisa terjadi selama Inggeris ini juga ciptaan Tuhan dan diatur dengan
masih memerintah India. Jika Inggeris kalah ketentuan-ketentuan yang disebut dengan
maka umat Islam akan tertindas.32 hukum alam. Maka Islam tidak akan
Dalam aspek pemahaman keagamaan, mungkin bertentangan dengan ilmu
Ahmad Khan dianggap cenderung kepada pengetahuan, karena keduanya berasal dari
Qadariah, yang menganggap manusia Tuhan. Penemuan sains di barat adalah
memiliki kebebasan untuk memanfaatkan benar sebab berdasarkan hukum alam. Ini
daya yang telah diciptakan tuhan kepadanya. yang dikatakannya dengan : There can be no
Selain itu dia juga berkeyakinan bahwa segala contradiction between “ word of God and the work
sesuatu yang ada di alam ini sudah ada of God”. Ahmad Khan berpendapat bahawa
aturannya yang disebut dengan ilmu alam adalah bentuk lain dari wahyu
sunnatullah.33 tuhan.36 Bahkan lebih jauh dikatakannya “
Ahmad Khan juga menolak taklid dan Islam is nature and nature is Islam “37 Jika Islam
menyerukan semangat ijtihad untuk tidak mengambil sikap seperti ini maka
menyesuaikan pemahaman keagamaan agama ini tidak akan punya masa depan.38
dengan keadaan masyarakat yang sudah Dari aspek perbandingan agama, dia
berubah. Bahkan dia juga sangat kritis berusaha memadukan aspek-aspek

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 89


persamaan di antara ajaran Islam dan itu Muhammad al-Bahi menolak keras
Kristen dengan mengemukakan ayat-ayat al- penyamaan tersebut dan menjelaskan
Quran yang sejalan dengan ajaran bible dan bahawa ada beberapa perbedaan
kemudian ditafsirkan menurut fundamental di antara keduanya : Pertama,
kecenderungan pemikiran pluralismenya. 39 Abduh selalu menyuarakan penolakan
Oleh sebab itu Jamal al-Din al-Afghani terhadap penjajah asing, sementara Ahmad
dalam majalah al-‘Urwah al-Wuthqa Khan justeru selalu bekerjasama dengan
mengkritik penyimpangan yang terjadi pada penjajah Inggeris. Kedua, Abduh menolak
pemikiran Ahmad Khan 40 serta menolak kebenaran ajaran Kristen sebagaiamana
ide tersebut dengan menulis buku al-Rad ‘ala ditulis di dalam bukunya “al-Islam wa al-
al-Dahriyin yang intinya menjelaskan bahawa Nasraniyah ma‘a al-‘ilm wa al-madniyah”.
ajaran Islam itu berbeda dan memiliki Sementara Ahmad Khan justeru berusaha
keunggulan yang tidak dimiliki oleh agama menjelaskan kebenaran ajaran Kristen,
lain.41 khususnya dalam keaslian kitab suci mereka
Selain itu Jamal al-Din juga membidas di dalam bukunya “Tabyin al-Kalam”. 46
sikap Ahamad Khan yang terlalu dekat Pemikiran kontraversi dalam buku ini
dengan Inggeris dan membuat berbagai ternyata akhirnya lenyap bukan saja di
kenyataan yang membenarkan semua sikap kalangan intelektual muslim di India, namun
Inggeris khasnya keyakinan Kristian yang juga pada karya-karya berikutnya 47.
mereka anut berpandukan ayat-ayat al-Qur’an Maka dengan tegas al-Bahi menyesalkan
yang ditafsirkannya .42 sikap gegabah Ahmad Amin namun tetap
Terlepas dari pro dan kontra, beranggapan baik dan menyatakan bahwa
sesungguhnya Ahmad Khan menduduki intelektual tersebut mungkin terlalu percaya
posisi sangat penting di dalam pembaharuan pada sumber orientalis tentang pemikiran
pemikiran Islam di India. Bahkan Harun keagamaan dan politik Ahmad Khan.48
Nasution menyamakan kedudukannya Jika al-Bahi bersifat lebih moderat,
dengan Abduh di Mesir, sebab keduanya Maryam Jameelah justeru menganggap
sama-sama cenderung kepada Qadariah, pemikiran Ahmad Khan sudah keluar dari
menolak taklid dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Ahmad Khan baginya jauh
kemampuan akal manusia. Harun dan berubah setelah terjadi pemberontakan
Abduh adalah pembaharu penting di dalam 1857 yang memposisikan dirinya sebagai
dunia Islam.43 pembela Inggeris dan Kristen. Bahkan
Pendapat ini bukanlah sesuatu yang banyak pemikirannya mulai berbau
baru, sebab suara yang sama pernah kontraversi seperti, al-Qur’an dan al-Hadith
disampaikan oleh Ahmad Amin44 dan juga hanya berbicara masalah ibadah yang sempit,
Wilfred Cantwell Smith. Bahkan tokoh penerimaan wahyu hanya merupakan
terakhir ini bertindak lebih jauh dengan sesuatu yang bersifat khayali dan hukum
menyamakan kedudukan Abduh, Ahmad potong tangan terhadap pencuri sudah tidak
Khan, Namik Kemal, Tevfic Fikret dengan sesuai dengan zaman.49
Haji Agussalim (1884-1955) dari
Indonesia.45 Gerakan Aligarh
Namun jika diamati secara lebih jauh
dan tajam sesungguhnya pernyataan Gerakan Aligarh didirikan oleh Ahmad
tersebut tidak pada tempatnya. Oleh sebab Khan bertujuan melanjutkan ide-ide

90 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


pembaharuannya. Inti gerakan ini semua lapisan masyarakat Islam, baik
merupakan respon terhadap kondisi kelompok modernis maupun ulama
masyarakat Islam India yang sudah sangat Deoband yang selama ini tidak sejalan
terpuruk. dengan pemikiran Sayyid Ahmad Khan.
Sementara bagi kalangan Hindu Pada akhirnya dia berhasil membentuk Liga
pendirian gerakan Aligarh erat hubungannya Muslimin India pada tahun 1906.56
dengan ketakutan umat Islam terhadap Tokoh berikutnya yang berperan dalam
kebangkitan masyarakat Hindu. Sehingga Gerakan Aligarh adalah Viqar al-Mulk
ada pendapat yang menyatakan bahwa (1841-1917) yang pada awalnya sangat
pendirian gerakan ini sesungguhnya tidak sejalan dengan Ahmad Khan, khususnya
relistik dan bersifat romantic.50 Hubungan dalam masalah kerjasama dengan Inggeris,
yang kurang baik di antara Hindu dan Islam namun kemudian berubah dan berupaya
hanya meliputi kelompok elit dan mengurangi pengaruh Inggeris dari MAOC.
menengah, bukan masyarakat bawah.51 Oleh Setelah itu ada beberapa nama lain yang
sebab itu sikap curiga Ahmad Khan berpengaruh terhadap Gerakan Aligarh
terhadap umat Hindu dianggap terlalu seperti Chiragh Ali, Salah al-Din Khuda,
berlebihan. Maulvi Nazir Ahmad, dan Muhammad Sibli
Namun bagi pihak muslim pendirian Nu’mani (1875-1914). Namun setelah
gerakan Aligarh tidaklah sesederhana hal di meninggalnya Ahmad Khan para
atas. Sebab permasalahan Hindu dan pengikutnya sekurang-kurangnya dapat
Muslim sudah ada semenjak lama, di mana dibagi dua, ada yang masih sejalan namun
banyak fakta membuktikan bahawa Islam ada juga yang sudah meninggalkan beberapa
dan Hindu sukar sekali hidup bersama di prinsip pokok, seperti bekerjasama dengan
dalam satu bangsa. penjajah Inggeris dan lebih dekat kepada
Gerakan ini berpusat di sekolah Muslim pihak Islam, khususnya ulama Deoband.
Anglo Oriental College (MAOC) yang
didirikannya pada tahun 1878 52. Pusat Sayyid Amir Ali (1849- 1928: Syiah India
pendidikan ini mengajarkan ilmu-ilmu
keislaman (Islamic studies) dengan Sayyid Amir Ali (selanjutnya disebut
menggunakan metode barat.53 Bahkan ada dengan Amir Ali) berasal dari keluarga
sebagian orang beranggapan bahwa gerakan Syiah57 yang di zaman Nadir Syah (1736-
ini adalah kelompok orang yang menyokong 1747) pindah dari Khurasan di Persia ke
imprealis Barat54. Maka wajar jika sekolah India. Dia melalui pendidikannya di
ini mendapat banyak fasilitas dari Inggeris Perguruan Tinggi Muhsiniyya, Kalkuta.
sehingga pada tahun 1920 sekolah ini Kemudian meneruskan pembelajarannya di
berubah menjadi Universitas Islam Aligarh Inggeris dalam bidang hukum dan selesai
dan berperan sebagai pusat gerakan pada tahun 1873. Pada atahun 1877 dia
pembaharuan Islam di India. 55 membentuk National Muhammedan
Nawab Muhsin al-Mulk atau Sayyid Association (NMA), sebagai wadah persatuan
Mahdi Ali (1837-1907) adalah pelanjut umat Islam India, dan membela kepentingan
pimpinan Gerakan Aligarh dalam umat Islam di negara tersebut. Pada tahun
mengembangkan pembaharuan Sayyid 1883 dia dilantik menjadi satu dari tiga
Ahmad Khan. Namun tokoh ini bersifat Anggota Majlis Raja Inggeris di India dan
lebih lembut sehingga dapat diterima oleh satu-satunya yang beragama Islam.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 91


Pada tahun 1904 dia meninggalkan India ada kaitan dengan pemahaman teologi atau
dan menetap di Inggeris. Beberapa tahun ilmu kalam. Islam pernah berhasil di masa
kemudian dia menikah dengan gadis al-Mutawakkil yang menjadikan Mu’tazilah
Inggeris. Karena hubungan baiknya dengan sebagai mazhab resmi Negara.65 Sementara
Inggeris maka dia diangkat menjadi orang kemunduran Islam terjadi setelah menganut
India pertama dalam Judical Committee of mazhab Asy‘ariyah. Teologi ini menentang
Prifacy Council (JCPC) rasional dan lebih bertumpu kepada
Pokok pembaharuan pemikiran dalam kepasrahan yang jumud bukan sikap
Islam Amir Ali dijelaskan di dalam buku dinamis. Agar umat Islam maju harus
fenomenalnya “ the Spirit of Islam”. Buku ini kembali kepada pemikiran rasional dalam
dianggap sebagai satu penafsiran baru dalam Islam,66 Mu‘tazilah.
memandang Islam 58 khususnya untuk Walaupun dipengaruhi oleh pemikiran
masyarakat Barat.59 Sehingga di kalangan Ahmad Khan, namun sesungguhnya Amir
intelektual Barat buku tersebut merupakan Ali berbeda di dalam masalah perbandingan
karya terbaik yang pernah ditulis untuk agama. Apabila Ahmad Khan cenderung
menjelaskan konsep moden di dalam bersifat Pluralisme67, maka Amir Ali justeru
Islam.60 menjelaskan secara panjang lebar perbedaan
Intinya menjelaskan Islam sebagai dan kelebihan ajaran Islam dibandingkan
agama kemajuan berdasarkan bukti sejarah dengan agama-agama lain khususnya
dan tamaddunnya di masa lampau. Kristen.68
Kemunduran Islam hari ini disebabkan Terlepas dari pihak pro dan kontra,
perhatian lebih ditujukan pada ibadah dan tulisannya tentang Islam memberikan
kehidupan di hari akhirat. Maka kunci nuansa baru baik di Timur maupun di
kemajuan Islam di masa akan datang adalah Barat. 69 Inti buku The Spirit of Islam
membuka pintu ijtihad dan memaksimalkan sesungguhnya membela ajaran Islam dengan
peranan akal yang sesungguhnya memiliki pendekatan Barat.70 Akan tetapi metode
posisi penting di dalam Islam.61 tersebut menjadi polemik di kalangan
Amir Ali cenderung kepada pemikiran intelektual Islam di India dan Pakistan.
liberal 62 seperti jelas terlihat ketika dia
menyatakan bahawa al-Qur’an dari aspek Muhammad Iqbal (1877-1938):
sejarah sesungguhnya hanya sesuai untuk Penyatu Dua KUtub Pemikiran
masa Rasul SAW dan zaman ketika itu.
Bahkan Rasul SAW seakan telah memberi Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot
sinyal bahawa ajaran Islam memerlukan akal pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang
untuk mencernanya sebab ada kemungkinan sasterawan, filosof, politikus dan pemikir
wahyu tidak dapat menjelaskan semua Islam yang mampu memadukan metode
permasalahan yang akan dihadapi. Amir Ali pemikiran barat dengan perenungan timur71.
melandasi pendapatnya dengan hadis Keberadaannya mendominasi kancah
tentang pengutusan Mu’az ke Yaman.63 pemikiran dan politik Islam di India pada
Pemikiran Amir Ali sangat dipengaruhi abad ke 20, menggantikan kedudukan
oleh filsafat dan teologi Shi’ah64 khususnya Ahmad Khan pada abad sebelumnya.72
dalam masalah perbuatan manusia (af ’al al- Dia berasal dari keluarga kelas
‘ibad) yang cenderung kepada Mu‘tazilah. menengah di Punjab kemudian belajar
Dia berpendapat bahawa kemajuan Islam sampai ke peringkat Master di Lahore. Di

92 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


kota ini dia bertemu dengan Thomas Arnold, Namun ada perbedaan di antara Iqbal
seorang orientalis yang mendorongnya untuk dengan dua kelompok umat Islam di India,
belajar ke Inggeris. Tahun 1905 Iqbal yaitu, Mujahidin dan reformis. Iqbal tidak
melanjutkan studinya di Cambridge untuk setuju dengan kelompok Mujahidin yang
mendalami Filsafat. Kemudian pindah ke terlalu eksterm menolak Barat. Pada sisi lain
Munich, Jerman menulis Desertasi berjudul dia juga tidak sependapat dengan kelompok
The Development of Metaphysics in Persia.73 reformist sebagai peniru barat. Baginya
Tahun 1908 dia kembali ke Lahore sebahagian filsafat barat seperti pemikiran
bekerja sebagai seorang lawyer dan dosen kapitalisme dan imprealisme mutlak harus
filsafat di beberapa universitas. Hasil dari ditolak,79apalagi filsafat sekularisme dan
kuliah filsafatnya pada akhirnya menjadi atheisme. Namun Iqbal menganggap ilmu
buku sangat terkenal “ The Recontruction of pengetahuan barat dapat digunakan dalam
Religious Thought in Islam” yang membahas pengembangan ilmu pengetahuan di dunia
masalah keagamaan seperti Tuhan, Islam.
kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan Iqbal juga menolak pemikiran kelompok
lainnya dengan pendekatan modern dan pro barat yang menerima filsafat maupun
sangat sistematik.74 pemahaman keagamamaanya secara utuh.
Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal Untuk itu dia banyak memberikan kritik
juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh terhadap pemikiran filsafat barat, seperti
lain di India khususnya dalam meresponi pembuktian adanya tuhan yang diungkapkan
kondisi masyarakat yang zumud dan oleh para filosof barat dengan
tertinggal. Selain itu dia juga menolak mengemukakan teori atau dalil kosmologi,
pemahaman dan pengamalan yang salah ontologi, teleologi. Sementara dari aspek
tentang konsep zuhud dalam ajaran tasawuf keagamaan dia menjelaskan perbedaan
yang menjadi satu penyebab kemunduran ajaran Islam dengan Kristian dan Hindu baik
umat Islam.75 dalam masalah teks kitab suci mahupun sisi
Kemudian Iqbal menyerukan semangat rasionalnya.80
ijtihad, sebab baginya pintu ijtihad tetap Dia juga menolak filsafat Hindu yang
terbuka dan menjadi lambang kedinamisan mendudukkan manusia berkasta-kasta. Baik
hukum Islam.76 Untuk itu Iqbal membagi dari aspek sosial maupun keagamaan.
Ijtihad kepada tiga tingkatan, yaitu : Ijtihad Menurut Iqbal manusia pada hakikatnya
Mutlak (complete authority), Ijtihad Relatif adalah sama dan tidak mengenal
(relative authorithy) dan Ijtihad Khusus (special sectarianism.81
authorithy). Ketiga peringkat ijtihad tersebut Iqbal juga berbeda dengan tokoh India
dapat disesuaikan dengan kondisi modern muslim sebelumnya, Ahmad Khan,
dan mencela anggapan bahwa ijtihad, khususnya dalam masalah perbandingan
khususnya pada peringkat pertama seakan agama dan hukum. Iqbal menolak konsep
hanya dapat dilakukan oleh generasi awal pluralisme, sementara pemikiran Ahmad
Islam saja.77 Khan justeru ke arah itu. Ahmad Khan tetap
Iqbal menambahkan bahwa Islam adalah mencoba mencari titik temu di antara Islam
agama dinamis dan menyerukan agar umat dan Kristen, sementara Iqbal justeru
bangkit dan membangun dunia baru. Maka menunjukkan perbedaannya. Sementara di
perkataannya yang terkenal adalah “ kafir dalam masalah hukum, Iqbal menerima Ijma’
aktif lebih baik daripada muslim tidur”.78 sebagai satu sumber hukum Islam,

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 93


sementara Ahmad Khan menolaknya.82 Berbeda dengan tokoh pergerakan
Karya terbesar Iqbal sesungguhnya Islam sebelum dan sezamannya yang
adalah ide tentang negara Pakistan83 yang biasanya melalui pendidikan Islam
disampaikannya dalam Muktamar tahunan tradisional, Jinnah justeru melalui semua
Liga Muslim tahun 1930.84 Pada pertemuam pendidikan di sekolah secular. Maka ada
inilah pertama kali konsep negara Islam sebagian pendapat menyatakan bahwa
Pakistan dicanangkan dan juga rencana Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang
pemisahan Pakistan dari India.85 nasionalis moderat yang tidak memiliki
Harun Nasution berpendapat bahwa keterikatan apapun dengan gerakan Islam.89
pengaruh terbesar dari Iqbal adalah lahirnya Maka wajar jika pada awalnya dia tidak
sikap dinamis di kalangan umat Islam India menolak konsep satu Negara yang
dan menunjukkan mereka jalan untuk dicadangkan masyarakat Hindu dan
menempuh kehidupan yang terbaik sebagai nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913
masyarakat minoritas.86 Namun sayangnya barulah Jinnah lebih dekat kepada
Harun tidak menjelaskan pemikiran Iqbal kepentingan Islam dan mendukung
secara utuh dan aspek yang membedakannya berdirinya Negara Islam Pakistan.90
dengan tokoh-tokoh lain seperti telah Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada
diungkapkan di atas. April tahun 1913 saat mengunjungi London
Seperti diungkapkan di atas, Iqbal dan bertemu dengan Maulana Muhammad
sesungguhnya dianggap sebagai intelektual Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini
muslim yang mampu menyatukan dua kutub meminta Jinnah untuk bergabung dengan
pemikiran, Timur dan Barat, dua dunia Liga Muslim.91
pemikiran, Filsafat dan Tasawuf, sehingga Ide tentang negara Islam Pakistan sudah
hampir tidak ada tokoh sesudahnya yang mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu
mampu melakukan hal tersebut.87 dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan
dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi
Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Jinnah sesesung guhnya orang yang
Bapak Pakistan merealisasikannya.92 Artinya, Jinnah mampu
merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke
Tokoh yang sezaman dengan Iqbal alam nyata. Dia lebih cenderung kepada
adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya praktisi bukan pemikir.
disebut dengan Jinnah), anak seorang Walaupun tidak banyak mengeluarkan
saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan
25 Desember 1876. Semenjak masa remaja tetapi perannya dalam membangun negara
dia telah meninggalkan India menuju Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada
London untuk melanjutkan studi di bidang sisi lain perannya mewujudkan negara Islam
Hukum dan menjadi pengacara sukses. adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi
Jinnah mulai memasuki dunia politik Islam sebagai agama yang sempurna, bukan
pada tahun 1906, kemudian bergabung hanya mengatur permasalahan ibadah, akan
dengan Indian National Congress di bawah tetapi juga negara.
bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun Pada hakikatnya pendirian negara Islam
1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Pakistan yang merdeka tanggal 15 Agustus
Legislative Council mewakili masyarakat 194793 adalah klimaks dari perjuangan umat
Muslim Bombay.88 Islam di India untuk memiliki negara sendiri

94 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


yang didasari keyakinan bahawa Hindu dan berdampingan secara baik. Prinsip ini yang
Muslim di India sesungguhnya tidak membuat Azad setia kepada parti Kongres
mungkin dapat bersatu. Karena agama, India dan menjadi salah seorang tokoh
budaya dan adat yang berbeda 94 akan penting serta beberapa kali pernah menjadi
menjadi penghalang perpaduan bangsa di menteri pendidikan mewakili partai
masa akan datang seperti telah diramalkan tersebut.98 Maka wajar jika dia dianggap
oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan muslim India yang paling berpengaruh di
Iqbal. setiap golongan masyarakat, baik kalangan
Kenyataan ini ternyata terbukti dengan intelektual maupun orang awam.99
berbagai konfik yang terjadi di antara umat Abul Kalam memiliki dasar pendidikan
Islam dengan umat Hindu, seperti peristiwa Islam yang baik. Dia dilahirkan di Mahalla
bulan May 1923 di Calcuta, Juli 1924 di Qidwah, tak jauh dari Bab al-Salam, Mekkah,
Bakrid dan Gulburga dan 2 April 1926 di pada tahun 1888,100 kemudian menurut
Calcuta yang meninggalkan banyak korban. Harun Nasution dia pernah belajar di
Bahkan di tahun 1927 saja ada lebih kurang universiti al-Azhar Mesir. Namun setelah
31 kasus pertumpahan darah.95 orang tuanya meninggal Azad kembali ke
Penyebab konflik sudah sangat India dan menetap di sana sehingga
beragam, dari masalah sejarah, politik, meninggal dunia di Delhi pada tanggal 22
agama, bahkan yang terakhir disebabkan Februari 1958101.
oleh masalah ekonomi. Karena dari aspek Akan tetapi masalah belajar di al-Azhar
terakhir ini umat Islam berada pada tampaknya Harun kurang teliti dalam
tingkatan yang lebih rendah dibandingkan mengambil informasi. Sebab sesungguhnya
masyarakat Hindu.96 Namun yang jelas hal itu dibantah sendiri oleh Azad di dalam
benih konflik itu sudah wujud semenjak biografinya. Di buku tersebut Azad berkata
awal, dan peristiwa mutini tahun 1857 bahwa sistem pendidikan usang bukan
merupakan salah satu puncaknya.97 hanya ada di India, hal yang sama juga
berlaku di Mesir, khasnya University al-
Abul Kalam Azad (1888-1958). Azhar. Muhammad Abduh pernah mencoba
untuk membuat reformasi akan tetapi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya ulama-ulama tua menolaknya. Azad
bahwa para tokoh pembaharu Islam menyatakan bahwa dia hanya mengunjungi
sesungguhnya menginginkan adanya negara al-Azhar akan tetapi tidak pernah belajar di
tersendiri yang dapat menjadi rumah bagi universiti itu walaupun sehari.102
umat Islam. Kerana sejarah dan realitas Tak jauh berbeda dengan Azad, Perdana
membuktikan sangat sukar bagi umat Islam Menteri Jawahral Nehru (1889-1964) juga
hidup berdampingan dengan masyarakat membantah anggapan sebahagian orang
mayoritas Hindu India. yang menyatakan bahawa Azad pernah
Namun ada tokoh yang berfikir belajar di al-Azhar seperti disampaikan di
sebaliknya, dia adalah Abul Kalam Azad dalam sebuah pidato penghormatan kepada
(selanjutnya disebut Azad) yang Azad di Parlemen India dua hari setelah
menginginkan agar Islam dan Hindu dapat wafatnya. Dia berkata bahawa Azad
sama-sama menentang penjajahan Inggeris memang pernah mengunjungi al-Azhar di
untuk menciptakan negara India merdeka Mesir, namun dia tidak pernah belajar di
dimana muslim dan Hindu bisa hidup universiti itu.103

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 95


Azad lebih menonjol di aspek politik. Ahmad Khan menolak menjadikan Turki
Bahkan dia dianggap orang yang mampu sebagai pusat pemerintahan Islam sebab
memberi pencerahan terhadap para ulama pada saat itu Negara tersebut dalam keadaan
yang selama ini menjauhi dunia politik untuk sekarat. Sementara Azad masih berharap
ikut serta dalam dunia tersebut. Ini yang agar Turki mampu membantu India
dikatakan oleh seorang ulama besar dari melepaskan diri dari penjajahan Inggeris.107
Deoband, Mawlana Mahmud Hasan, bahwa Selain itu mereka juga berbeda dalam
kami para ulama tertidur, Azad telah menentukan konsep Negara. Ahmad Khan
membangunkan kami dari tidur yang lebih cenderung kepada pendirian satu
nyenyak. Dialah yang telah memadukan di negara tersendiri yang memisahkan Islam
antara agama dan politik.104 Bahkan orang dan Hindu, sementara Azad menginginkan
yang memisahkan agama dari politik adalah satu negara dimana Hindu dan Islam dapat
satu kesalahan.105 hidup bersama.
Dalam masalah pemikiran Islam Azad Akan tetapi ada pemikiran keagamaan
menulis beberapa karya, di antaranya : Jurnal Azad yang kontraversi, khususnya dalam
al-Hilal (1912-1914), al-Balaghah (1915- masalah kesatuan agama. Dalam hal ini dia
1916), Tazkirah (1919), Tarjuman al-Quran seakan menganggap bahwa semua agama
(1931-1934), dan Ghubar –i-Kathir (1946). pada hakikatnya benar jika setiap
Hampir semua tulisannya berisikan masalah pemeluknya menjalankan agama mereka
pendidikan dan filsafat.106 dengan baik.108
Ada beberapa persamaan dan Hal ini juga diungkapkan oleh Asfaque
perbedaan di antara Ahmad Khan dan Husein bahawa di dalam buku Tarjuman al-
Azad, di antaranya: Pertama, keduanya Qura’an Azad menjelaskan inti dari Islam itu
sama-sama menyerukan kepada kebebasan adalah : Pengakuan akan keesaan Allah, dan
berfikir dan membuka pintu ijtihad. Kedua, kesatuan agama-agama. Baginya Islam tidak
keduanya menjadikan ayat-ayat al-Quran boleh menganggap dirinya superior
sebagai dalil untuk kepentingan politik yang dibandingkan agama lain, sebab semua
mereka ambil. Ahmad Khan menggunakan agama sesungguhnya sama benarnya.109
ayat-ayat berkenaan dengan ahl al-Kitab di Dari ungkapan di atas dapat dilihat
dalam surah Ali Imran ayat 64 sebagai dalil bahwa Azad cenderung kepada pemikiran
bahwa umat Islam lebih dekat kepada pluralisme yang menganggap kebenaran
Inggeris yang beragama Nasrani (ahl al-kitab) tidak tunggal akan tetapi ada pada setiap
dibandingkan dengan umat Hindu India agama dan pemikiran.
yang musyrik.
Sementara Azad menggunakan surah al- Penutup
Mumtahanah ayat 8-9 sebagai dalil bahwa
umat Islam dan Hindu India sesungguhnya India memiliki posisi penting dalam
penduduk pribumi yang sedang dijajah sejarah peradaban dan pembaharuan
Inggeris. Keduanya harus saling membantu pemikiran di dalam Islam. Benih yang
menolak penjajahan seperti dimaksud dalam ditanam Syah Waliullah kemudian dipupuk
ayat tersebut. dan dikembangkan oleh para penerusnya.
Pada sisi lain keduanya berbeda dalam Kondisi politik dan sosial pada waktu itu
melihat konsep pan islamisme yang membuat setiap tokoh memiliki cara
diasaskan oleh Jamal al-Din al-Afghani. tersendiri untuk menghidupkan api Islam di

96 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


tanah Indus. Maka kenyataan ril pada waktu 201
itu harus dijadikan bahan utama dalam
18
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 156
19
S.M.Ikram (1982), History of Muslim Civilization in
memberikan penilaian terhadap pemikiran India and Pakistan (93-1273/711-1856), Lahore :
setiap tokoh yang telah berijtihad. Institute of Islamic Culture, h. 497
Pemahaman seperti ini diharapkan dapat 20
Harun Nasution (1996), Pembaharuan dalam Islam :
menjadi input terhadap perumusan konsep Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan
Bintang, h.
pembaharuan dalam Islam di masa kini dan 21
S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 497
akan datang. 22
Sushila Jain (1986), Muslims and Modernization ( A
Study of Their Changing Role Structure and Norms in
an urban Setting), Jaipur : Rawat Publication, h. 11
Catatan Akhir
23
Ram Gopal (1964), Indian Muslims : A Political
History (1858-1947), Bombay : Asia Publishing
House, h. 23
1
John McLeod (2002), The History of India, London 24
S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 493
: Greenwood Press, h. 11-12 25
Mushir ul Haq (1972) Islam in Secular India, Simla:
2
Untuk lebih jelas sila lihat, Rama Shankar Tripathi India Institut of Advanced Study, h. 23
(1960), History of Ancient India, Delhi : Motial 26
Wilfred Cantwell Smith (1947), op.cit., h. 387
Banarsidass 27
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 167
3
Ibid., h. 143 28
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164
4
George Woodcock (1966), The Greeks in India, 29
Aziz Ahmad (1969), op.cit., h. 209
London : Faber and Faber Ltd, 26-27 30
Kemal A. Faruki (1987), Pakistan: “Islamic
5
Vincent A. Smith (1957), The Early History of India, Government and Society”, di dalam John L.
Oxford : The Clarendon Press, C.4, h. 396 Esposito (edit), Islam ind Asia, Religion, Politics, and
6
Jamal al-Din al-Shiyali (1968), Tarikh Dawlah Society, Oxford : Oxford University Press, h. 54
’Abatirah al-Mughul al-Islamiyah, Iskandariyah : 31
A.Aziz (1964), Discovery of Pakistan, Lahore : Sh.
Mansha’ah al-Ma’arif, h. 9 Ghulam Ali & Sons, h. 303-312
7
Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in Medieval 32
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 176
India : A Historical Sketch“ di dalam Zafar Imam 33
Ishtiaq Husain Qureshi (1974), Ulema in Politics :
(ed.), Muslims in India, New Delhi : Orient A Study Relating to the Political Activities of the Ulema
Longman, h. 1 in the South-Asia Subcontinent from 1556-1947,
8
Tara Chand (1954), Influence of Islam on Indian Pakistan: Ma’arif Limited, h. 226
Culture, Allahabad : The Indian Press (Publication) 34
Iqtidar Husain Siddiqui (1972), Modern Writing on
Ltd, h. 31 Islam and Muslims in India, Aligarh : International
9
Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit, h. 17 Book Traders, h. 69
10
R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran (1994), 35
Khalid B Sayeed (1968), Pakistan the Formative Phase,
Pengantar Tamaddun India, Kuala Lumpur : Penerbit New York, Karachi : Oxford University Press h.
Fajar Bakti Sdn. Bhd, h. 116 16
11
Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit., h. 301 36
Ishtiaq Husain Qureshi (1974), op.cit., h. 226
12
Khalid B. Sayeed (1968), Pakistan the Formative Phase 37
Dikutip dari Yudian Wahyudi (2007), Ushul Fikih
1857-1948, London : Oxford University Press, h. Versus Hermeneutika : Membaca Islam dari Kanada dan
3 Amerika, Jogjakarta : Pesantren Nawesea Press, h.
13
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 106 8
14
M.A.Karandikar (1969), Islam in India’s Transition to 38
Freeland Abbot (1968), Islam and Pakistan, New
Modernity, Connecticut : Greeenwood Publishing York : Cornell University Press, h. 126
Corporation, h. 127-128 39
Aziz Ahmad (1967), Islamic Modernism in India and
15
K.S.LAL (1992), The Legacy of Muslim Rule in India, Pakistan 1857-1964, London : Oxford University
New Delhi : Aditya Prakashan, h. 325 ; Khalid B. Press, h. 54-56
Sayeed (1968), op.cit., h. 4 40
Mahmud Husain, (ed) , (1957), A History of the
16
Harun Nasution (1986), Islam Ditinjau dari Berbagai Freedom Movement, Karachi : Pakistan Historical
Aseknya, Jakarta: UI Press, h. 106 Cociety, J.1, h. 45-46
17
Aziz Ahmad (1969), Studies in Islamic Culture in the 41
Jamal al-Din al-Afghani (1925), al-Rad ‘ala al-
Indian Environment, Oxford : Clarendon Press, h. Dahriyin, Diterjemahkan dari bahasa Perancis ke

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 97


Bahasa ‘Arab oleh Muhammad ‘Abduh, Mesir : 68
Syed Amir Ali (1955), op.cit., h. 159-187 ; Freeland
Matba‘ah al-Rahmaniyah, h. 87-89 Abbot (1968), op.cit., h. 140-141
42
Al-Bahi (1960), al-Fikr al-Islami al-Hadith wa Sillatuh 69
Ian Richard Netton (1992), op.cit., h. 33
bi al-Istii‘mar al-‘Arabi, Mesir : Maktabah al-Wahbah, 70
Freeland Abbot (1968), op.cit., h. 86 ; Aziz Ahmad
h. 25-31 dan G.E.Von Grunebaum (1970), op.cit., h. 100
43
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 177 ; Harun 71
John Obert Voll (1982), Islam Continuity and Change
Nasution dan Azyumardi Azra (eds.) (1985), in The Modern World, Colorado : Westview Press, h.
Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta : yayasan 224
Obor, h. 15 72
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 141
44
Ahmad Amin (1979), Zu‘ama’ al-Islah fi al- ‘Asri al- 73
Harun Nasution (1996), op.cit., h.
Hadith, Kaherah : Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 74
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 147
h. 129 75
Harun Nasution (1996), op.cit., h.
45
Wilfred Cantwell Smith (1957), Islam in Modern 76
Freeland Abbot (1968), op.cit., h. 200
Histor y, Princeton, New Jersey : Princeton 77
Muhammad Iqbal (1971), op.cit., h. 148-149
University Press, h. 58 78
Harun Nasution (1996), op.cit., h
46
Sayyid Ahmad Khan (1962), “Tibyan al-Kalam 79
Ibrahim M. Abu Rabi’ (1996), Intelectual Origins of
(The Muhammedan Commentary on the Holy Islamic Resurgence in the Modern Arab World, New
Bible)”, Asal berbahasa Urdu diterjemahkan ke York : State University of New York Press, h. 22
dalam bahasa Inggeris, Ghazipur m: tt, h. 10-13, 80
Muhammad Iqbal (1971), op.cit., h. 29-32 dan 83-
30-31, 39-40. Diambil dari, Aziz Ahmad dan 84
G.E.Von Grunebaum (1970), Muslim Self- Statement 81
M.L.Baghi (1965), Medieval India : Culture and Thougt,
in India Pakistan 1857-1968, Berlin : Otto Ambala : The Indian Publication, h. 79
Harrassowitz, h. 43-48 82
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 154-155
47
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 56 83
Mowahid H. Shah (1981), “Pakistan, Islam, and
48
Al-Bahi (1960), op.cit., h. 159-163 Politic of Muslim Unrest“ di dalam Philip H.
49
Maryam Jameelah (1975), Islam and Modernism, Stoddard et.al (eds.), Change and the Muslim World,
Lahore : Muhammad Yusuf Khan, h. 63-65 New York : Syracuse University Press, h. 59
50
A.L.Basham (1964), Studies in Indian History and 84
Lini S. May (1970), The Evolution of Indo-Muslim
Culture, Culcutta : Sambodhi Publication Provare Thought after 1857, Lahore, Pakistan : SH
Ltd, h. 12 Muhammad Ashraf, h. 277-278
51
Ram Gopal (1964), op.cit., h. 28-29 85
Golam W. Choudhury (1993), Islam and The Modern
52
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 107 Muslim World, Kuala Lumpur : WHS Publication,
53
John McLeod (2002), op.cit., h. 89 h. 91
54
Zafar Imam (1975), Muslims in India, New Delhi : 86
Harun Nasution (1996), op.cit., h.
Orient Longman, h. 50 87
Syed Muhammad Dawilah Al-Edrus (1992), Islamic
55
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164 Epistemology : An Introduction to the Theory of Knowledge
56
Ibid. in al-Qur’an, Pulau Pinang : The Islamic Academy,
57
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 86 Cambridge, USM, h. 9-10
58
M.A. Karandikar (1976), “Islam in Indian Politics“, 88
S.Abid Husain (1965), The Destiny of Indian Muslims,
di dalam Attar Singh (ed.), Socio-Cultural Impact of Bombay : Asia Publishing House, h. 67
Islam on India, Chandigarh : Publication Bureau, h. 89
Ayesha Jalal (2000), Self and Sovereignty Individual and
80 Community in South Asian Islam Since 1840, London
59
Ian Richard Netton (1992), A Popular Dictionary of and New York : Routledge, h. 182
Islam, London n: Curzon Press, h. 33 90
Asghar Ali Engineer (1985), Indian Muslims : A
60
Ian Stephens (1967), Pakistan, London : Ernest Benn Study of The Minority Problem in India, Jawahar Nagar,
Limited, C. 3, h. 71 New Delhi : Ajanata Publication, h. 93
61
Syed Amir Ali (1955), The Spirit of Islam, London : 91
S.Abid Husain (1965), op.cit., h. 68
Christophers, h. 183-184 92
Aziz Ahmad dan G.E.Von Grunebaum (1970),
62
Wilfred Cantwell Smith (1957), op.cit., h. 62 op.cit., h. 153
63
Syed Amir Ali (1955), op.cit., h. 183 93
Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her Relation With India
64
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 86-91 1947-1966, New Delhi : Vir Publisihing House, h.
65
Syed Amir Ali (1955), op.cit., h.422 6-7
66
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164 94
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 165-166
67
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 89-91 95
R.C.Majumdar (1963), History of The Freedom

98 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


Movement in India. Calcuta : K.L.Mukhopadhyay, h. : Cambridge University Press, h. 180
286 ; Mushir U Haq (1970), Muslim Politics in Modern 106
G.Rasool Abduhu (1973), The Educational Ideas of
India, Meruurut, India : Meenakshi Prakashan, h. Maulana Abul Kalam Azad, New Delhi : Sterling
55 Publisher (P) LTD, h. 5-7
96
A.L.Basham (1964), op.cit., h. 12 107
Yudian Wahyudi (2007), op.cit., h. 60-61
97
S.M.Ikram (1964), Muslim Civilization in India, New 108
W. Montgomery Watt (1985), Islamic Philosophy and
York : Columbia University Press, h. 291 Theology, Edinburgh : The University Press, h. 162
98
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 203 ; Mushir U Haq (1970), op.cit., h. 53 dan h. 77
99
H.L.Kumar (1944), The Opostle of Unity : A 109
Asfaque Husain (1960), The Quintessence of Islam :
Biographical Study of Maulana Abul Kalam Azad, A Summary of the Commentary of Maulana Abul
Lahore : The Hero Publication, h. 9 Kalam Azad on al-Fateha, the First Chapter of the Quran,
100
A.B.Rajput (1957), Maulana Abul Kalam Azad, Bombay : Asia Publishing House, h. 18
Lahore : Lion Press, h. 15-16
101
Harun Nasution (1996), op.cit., h 206
102
‘Abul Kalam Azad (1959), India Wins Freedom : An Tentang Penulis
Autobiographical Narrative, Bombay : Orient
Longmans, h. 6
103
Humayun Kabi (ed.) (1959), Maulana Kalam Azad Saidul Amin dilahirkan di Pematang Siantar, 26
: A Memorial Vulume, London : Asia Publishing maret 1970. Setelah menamatkan SD, mondok
House, h. 3 di Perguruan Thawalib Padang Panjang. Kini
104
Mushir U Haq (1970), op.cit., h. 53 dan h. 71 betugas sebagai dosen Filsafat Barat dan
105
P.Hardy (1972), The Muslims of British India, London Pemikiran Islam di UIN Suska Riau.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 99

Anda mungkin juga menyukai