Pada suatu hari, disebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, berdirilah sebuah Unit Kegiatan
Mahasiswa atas kesadaran para mahasiswa pecinta seni yang dinamakan Kabayan (Kreasi
Budaya dan Kesenian). Saat itu ada beberapa anak yang sedang nongkrong di belakang
kampus seperti biasanya, dengan style yang bisa dibilang berantakan yang tak pernah lupa
membawa sebuah alat music bernama Gitar.
Billy : Bray, lu ngerasa ngggak sih kayaknya kita nggak jelas banget tiap hari gini gini
doang.
Angel : Lu kali yang nggak jelas, gue sih jelas jelas aja.
Billy : Ah kampret lu, serius gua. Enak kali ya kalo seandainya di kampus kita ada UKM
Seni nya. Kita kan jadi lebih terarah gitu, nggak luntang lantung gajelas kayak gini.
Angel : Wahhh iyaaa bener juga tuh, kenapa kita nggak ngajuin aja ke pihak kampus?Kan
lumayan, selain untuk mengembangkan bakat dibidang seni juga bisa untuk belajar
berorganisasi.
Billy : Gaya lu organisasi. Sadar diri lah, penampilan lu aja berantakan gitu.
Angel : Lagipula yaa don't judge by the covar lah, tampilan boleh berantakan. Tapi otak???
Jangan salah.
Ashila : Nah benar tu kata Angel, engga semua yang penampilan berantakan itu otaknya
kosong, Billy
Billy : Iya juga sih ya bener kata lu, udah saatnya kita jadi pelopor. Kita masih muda men
Masa gini gini aja, saatnya kita berubah dan menghasilkan karya karya yang besar.
Saipul : Yaudah, jangan pada ngomong mulu. Ayoooooooo kita bikin proposal dan kita
ajuin. Sepakat???
Saipul : Sippppppp
Akhirnya mereka berempat pun bertekad untuk mengajukan proposal yang mereka beri nama
Kabayan atau Kreasi Budaya dan Kesenian. Angel yang mempunyai banyak wawasan
tentang organisasi membuat proposal, sedangkan Billy yang punya banyak teman dimana-
mana mencoba untuk mengumpulkan masa. Selanjutnya proposal diajukan oleh Saipul karna
Saipul lah yang paling dekat dengan petinggi di kampus. Dan beberapa waktu kemudian,
proposal mereka pun di Acc. Hingga waktu demi waktu pun berlalu, sampai akhirnya hari itu
tiba. Hari dimana Kabayan disetujui dan resmi di masukkan kedalam salah satu kegiatan yang
ada dikampus dengan anggota yang lumayan banyak.
Hingga waktu demi waktu pun terus berlalu, hari ini adalah hari pengenalan kegiatan kepada
mahasiswa baru. Dan tidak sedikit mahasiswa baru yang mendaftarkan diri di kegiatan
tercinta ini. Hingga tiba saatnya dimana UKM Kabayan mengadakan open house untuk
mahasiswa baru yang dihadiri oleh beberapa peserta.
Kak Ayu : Selamat pagi, makasih buat kalian yang udah nyempetin waktu untuk hadir
di acara open house kita pada hari ini. Sebelumnya aku mau kenalin diri aku dulu nih, aku
ayu. Kalian bisa panggil aku ayu. Oh iya aku nggak sendirian nih, aku ditemenin sama
temenku,
Kak Ayu : Nah, kita kan belum kenal nih, jadi aku minta kalian perkenalkan diri dulu ya
satu persatu. Dimulai dari kamu, yang paling kanan.
Rafif : (logat jawa) baiklah, perkenalkan namaku Rafif. Aku dateng dari tegal. Aku ini
mahasiswa jurusan manajemen.
Bang Ucok : (logat orang medan) perkenalkan namo awak Ucok, kalian boleh panggil
awak Bang Ucok. Awak asal dari Medan.
Maya : (logat anak kota) Hai, gue Maya. Kalian bisa panggil gue Maya. Asal gue dari
Jakarta
Febri : (Logat Bengkulu). Perkenalkan yo sanak sanak, namo ambo Febri, ambo orang
sikolaa
Pian : (logat Minang). Perkenalkan nama saya Pian, Saya dari Bukit Tinggi
Rifqy : (bencong) Helloooooooo guysss, perkenalkan eyke Rifqy, eyke dari Jakarta. Btw
eyke jomblo lohhhh
Setelah semua peserta selesai memperkenalkan diri. Lalu datanglah seorang perempuan
dengan pakaian yang agak nyentrik dan sedikit norak yang matanya bertatapan dengan Rafif
Riani : Permisi mbak, mas. Ini betul dengan UKM Seni Kabayan?
Riani : Iki lho mbak, aku mahasiswa baru. Aku mau aku ikut UKM Seni Kabayan masih
bisa toh? (dengan logat paling medoknya)
Ayu : Oh maba, bisa kok bisa. Ayo masuk, perkenalkan diri dulu ya nanti bisa langsung
gabung sama temen-temen yang lain.
Hilga : Tau tuh, lihat aja penampilannya kampungan banget. Zaman udah modern kaya gini
dia masih aja pake baju jadul (improvisasi sendiri)
Riani : Emang ada yang salah to mbak dari bajuku. Akukan cuma mau pertahanin budaya
daerahku biar ndak kebanting sama jaman modern sekarang.
Maya : Eh Riani, dengerin baik baik yah. Lo pikir kita masih hidup di jaman siti nurbaya, ini
tuh udah beda. Udah modern, jadi nggak bisa sih kampung nya diilangin dikit. (jawab maya
dengan sombongnya)
Riani hanya diam dan tersenyum menanggapi ucapan Maya dan Hilga tanpa
menghiraukannya dan langsung mengikuti arah dari Kak Ayu. Setelah semua peserta
memperkenalkan diri, Kak Ayu langsung memberitahu kepada mereka bahwa dalam UKM
Seni Kabayan ini dibagi menjadi 2 yaitu modern dan tradisional. Setiap peserta sudah
menentukan pilihannya masing masing, dimana pada seni modern terdiri dari Maya, Hilga,
Rifqy, Billy, Angel, Pian, Bang Daffa. Dan seni tradisional terdiri dari Riani, Rafif, Febri,
Bang Ucok, Saipul, Ashila dan Kak Ayu.
Hingga waktu demi waktu terus berlalu, UKM Seni Kabayan semakin maju. Baik dari seni
tradisional maupun modern, mereka saling berlomba untuk menjadi yang terbaik. Sampai
pada saat dimana mereka dipertemukan dalam latihan bersama yang rutin mereka laksanakan
untuk membahas mengenai akan diadakannya event besar kesenian. Setelah pertemuan
tersebut, mereka lebih sering berlatih agar dapat memenangakan perlombaan dalam lomba
kesenian tersebut.
Tak terasa waktu perlombaan tinggal menghitung hari, mereka berkumpul untuk latihan
bersama.
Hilga : Guysssss ayo dong kita latihan, udah tinggal beberapa hari lagi nih, kita kan harus
perform di lomba nanti. Masa kalah sama anak tradisional yang kampungan itu.
Ashila : Ehh apaan lo bawa bawa nama tradisional, kami emang tradisional tapi jangan
ngatain kampungan gitu dong.
Rifqy : Iwww apasii, kok kalian gak terima sihh, kan emang keliatan kampungan
Febri : Oyy kamu orang ko ngapo. Kerjoan kamu ko ngolok’i seni tradisional teros, emang
ngaposi kek seni tradisional? Kampungan? Buruk? Dak modern? hah apolagi??
Maya : Aduh apaan sih kalian, bukannya latihan. Apa lo liat haa? Lo juga udah deh sekali
kampung ya tetep kampung. Urusin aja tuh tari tradisional kalian yang nggak pernah ada
inovasinya.
Hilga : Udah deh, ngapain sih ngejolakin satu sama lain, fokus ya fokuss. Kita latihan lagi.
Okeee
Akhirnya mereka pun kembali melanjutkan latihannya masing-masing. Karena terlalu asik
latihan tanpa mereka sadari, hari sudah sore dan mereka memutuskan untuk pulang kerumah
masing masing. Di sisi lain, Rafif yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Maya
mencoba untuk mendekati Maya, yang pada saat itu tampak berjalan sendirian.
Rafif : Maya, kamu mau nggak pulang bareng mas Rafif iki??
Maya : Idihhhhhhhhhhh sadar diri dong. Lo siapa ngajak ngajak gue pulang bareng? Nggak
level kali. Lo mau ngajak gue naik scooter itu? iwwwww ya ampun kampungan banget sihh
lo. Lo tuh cocoknya sama itu tuh si Riani, bukan sama gue. Ngaca dong!!
Rafif hanya terdiam, dan tertunduk lemas karna dia merasa cintanya takkan terbalaskan,
namun disisi lain ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.
(backsound aku bisa membuatmu jatuh cinta padanya meski kau tak cintaaaaa..)
Selang beberapa hari, mereka melakukan latihan bersama lagi. Disatu sisi Bang Ucok yang
sedang asik bermain gitar tiba tiba dihampiri oleh Daffa.
Daffa : Cok, saya mau pinjam gitar. Saya mau ngiringin anak modern nyanyi
Bang Ucok : Nantilaa Fa, awak masih mainkan ini, lagian gak pake gitar pun tetap bisanya
kalian itu nyanyi. Gitar ini mau ku pakai untuk main sama anak seni tradisional
Daffa : Tapi anak modern juga butuh gitar. Tolong jangan egois. Yang saya tahu inikan
milik bersama, bukan milik anda.
Bang Ucok : apanya kalian ini. Orang awak mau ikut lomba, sibuk kali kutengok kalian
Apalah prestasi kalian itu. Mendinglaa anak tradisional dari pada anak modern kek klean
Pian : Heh! Apaan lo ngatain anak-anak seni modern ,gausah sok-sok an deh. mentang-
mentang mentang lo senior terus lo bisa ngerendahin anak modern gitu aja? Gak mikir lo!
Akhirnya gitar pun diserahkan ke Daffa dan digunakan untuk mengiringi anak seni modern.
Anak-anak seni modern pun mulai berlatih.
Setelah perdebatan antara Daffa dan Bang Ucok, Bang Ucok sangat kesal dengan hal
tersebut. Sehingga memunculkan niat jahat Bang Ucok untuk mengganggu anak seni modern.
Ditempat yang berbeda...
Maya : Tolongggg....tolongggggg
Bang Ucok : Cepat sinikan hp sama dompet klean itu!!! (ucap Bang Ucok dengan
membawa sebuah pisau.
Rafif yang sedang berjalan pun melihat Rifqy dan Maya, kemudian Rafif berlari dan segera
melawan Bang Ucok, Rafif menghajarnya habis habisan sampai Bang Ucok kalah dan kabur.
Sehingga tidak berhasil mengambil dompet dan handphone milik Maya dan Rifqy.
Rafif : Maya, kamu nggak papa ? (sambil memegang pundak kanan Maya)
Maya : Gapapa Fif, makasih banget ya lo udah nolongin gue sama Rifqy, gue ga tau deh apa
jadinya kalo nggak ada elo.
Rafif : Iya sama sama. Aku pamit duluan ya May,... (bergegas pergi namun tangannya
keburu ditarik oleh Maya)
Maya : Tunggu Fif, maafin gue ya kemarin gue selalu jutek sama lo. Padahal lo baik banget
sama gue
Rafif : Iya, gapapa kok aku ngerti, aku emang orang kampung, nggak modern kayak anak
anak Jakarta.
Maya : Bukan gitu maksud gue Fif, maafin gue ya fif... (Rifqy improvisasi sendiri)
Setelah kejadian tersebut, Maya mulai menaruh simpati terhadap Rafif. Namun disisi lain
ternyata ada Riani yang lebih perhatian pada Rafif, hingga Rafif dan Riani pun semakin
dekat, namun hanya sebatas sahabat. Mereka sering pergi dan pulang bersama, bermain gitar
bersama, hingga membuat Maya terkadang kesal. Namun jauh dilubuk hati Rafif, hanya ada
satu nama yang masi mengisi ruang hatinya yaitu Maya
Rafif : Aku emang orang kampung, tapi aku kan keren, aku bisa main gitar, kenapa ya
Maya nggak suka sama aku??? Aku harus gimana buat naklukin hatinya Maya???
Tanpa Rafif sadari ternyata ada Riani yang sedari tadi mendengarkan apa yang Rafifi
ucapkan. Riani yang langsung menghampiri dan duduk disamping Rafif
Riani : Fif, Maya itu nggak baik buat kamu, dia itu sombong mentang-mentang dia orang
kota, jadi seenaknya sama kita. Kamu harus hati-hati Fif. Nanti kamu disakitin sama dia.
Rafif : Riani.. Riani, kita tuh nggak boleh negatif thinking sama orang. Setiap orang pasti
berubah, mungkin aja suatu saat dia bisa berubah jadi lebih baik lagi. Koe harus mendukung
aku Ri,
Riani : Fif, buka dong mata kamu, sebenernya tuh ada orang yang tulus sayang sama kamu
Fif. Jadi buat apa kamu berharap sama yang tidak pasti?
Rafif : Kamu bener Ri, masih ada orang yang tulus sayang sama aku, aku yakin aku pasti
bisa naklukin hatinya Maya. Makasih yaa..
Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya, hingga pada saat latihan bersama, terjadi hal
yang tak terduga diantara mereka
Maya : Heh, anak anak kampung, minggir dong. Kita mau duduk tau
Anak seni tradisional sangat kesal dengan sikap anak seni modern yang selalu
mendiskriminasi anak anak seni tradisional.
Saipul : Bisa nggak sih lo gausah pake kampung kampung segala? Kampungan tau nggak
cara lo. Masih mending juga kita dari pada Lo Cuma bisa goyang sana goyang sini ketawa
sana ketawa sini
Maya : Heh, denger yaaa.. kita tuh yang paling keren. Secara seni modern gitu lohhh,
daripada lo tari lo cuma gitu gitu doang. Orang juga bosen kali liatnya. Lihatlah nanti siapa
yang jadi juara!"
Ayu yang sedang mengurus berkas untuk administrasi lomba mendengar percakapan tadi dan
membuatnya kesal, dan langsung menghampiri Maya dan yang lainnya
Ayu : ”udah ngomongnya? udah berantem nya? sebenernya kalian tuh berantemin apasih?
Jangan kayak anak kecil deh. Kalian semua tuh udah dewasa, emang pantes ya ngebahas hal
kayak gini? kamu, Hilga, Maya, Rifqy, apa salahnya anak anak tradisional ? emang ada yang
salah dari mereka? ngga usah ngata-ngatain kampungan, makin kalian berantem kayak gini
malah makin keliatan kok siapa yang kampungan."
Maya : Lo juga Kak Ayu, Kak Ipul, ngga usah diambil hati, gue ngerti kok kalo kalian
kesel. Anggap aja angin lewat. Ngga usah di ladenin, capek capekin aja. Gue gak mau ya lo
semua sampe nggak fokus dipanggung cuma gara gara hal kayak gini."
Karena kesal dengan perkataan Maya tiba tiba Riani langsung mendorng Maya, dan terjadilah
pertengkaran hebat antara anak tradisional dan modern. Billy dan Angel yang melihat hak
tersebut langsung melerai mereka
Rifqy : "Udahh udah. Ngga usah main watak, ngga usah egois. Kalian bukan anak kecil lagi
kan? gak sepantesnya juga gue nasehatin kalian kayak gini. Harusnya tuh kalian sadar dari
awal.
Daffa : Ini tuh UKM Kabayan. Kreasi budaya dan kesenian. Jadi terserah kalian mau
berkreasi seperti apa. Tidak usah saling membeda bedakan. Kalian semua disini sama. Kalo
kalian sibuk ngunggulin bagian kalian masing masing, buat apa ada UKM Kabayan? Bubar
saja sekalian. Kalian buat deh UKM sendiri sesuai keinginan kalian, tinggal kalian tanya
sama diri kalian, apa yang kalian punya?
Ayu : Sekarang terserah kalian deh mau gimana, kalo mau bubar yaudah bubar. Kalo
kalian masih ngerasa bendera ini penting buat kalian, kalian pikinn deh tuh! Jangan cuma
mikirin diri masing-masing"
Anak anak pun terdiam. Tanpa ada yang berbicara satu pun, mereka saling lirik namun tak
ada yang berkutik,
Ayu : "Sekarang kalian pikirin omongan ku tadi. Dan inget, kalian punya waktu beberapa
hari lagi buat persiapan lomba ini. Kalo kalian emang punya otak, kalian tunjukin apa yang
bisa kalian berikan buat Kabayan."
Semua diam memikirkan kata-kata kak Ayu, dan tiba-tiba Bang Ucok berkata
Bang Ucok : Fa.. maafin gue ya. Gue kemarin ngejek seni modern, gue malu sama diri
gue. Padahal gue sama anak tradisional juga belum bisa kasih yang terbaik buat UKM kita,
tapi gue malah ngerendahin anak modern
Maya : ehm.. guys maafin gue juga yaa selama ini ga pernah ngehargain anak anak seni
tradisional. Duh gue bego banget sampe bisa egois kayak gini.
Hilga : Gak seharus gue, Maya dan yang lainnya kayak gini. Kitakan sama-sama anak seni
Tapi gue sama anak modern selalu cari masalah. Maafin gue ya.... (menghampiri anak seni
tradisional)
Rifqy : Sekarang kita bersatu yaa. Genre kita emang beda, tapi sebenemya kita tuh sama.
Sama sama anak seni. Jadi gue rasa kemarin-kemarin itu kita bodoh banget. Maafin gue juga
yaa
Maya : Ri... maafin gue yaaa selama gue ni gue udah jahat sama lo, gue selalu ngatain lo
kampung, dan lain lain. Maafin gue ya Rii.. (menghampiri dan memeluk Riani)
Riani : Iyaa nggak papa kok woles ajaa (sambil pasang pundak Maya)
Saat itu pun suasana kembali hangat dan harmonis, mereka bernyanyi satu sama lain dan
saling menyemangati, karena perdebatan yang sering terjadi, tanpa mereka sadari mereka
semakin tidak fokus dalam latihan yang membuat latihan yang akan mereka tampilkan saat
lomba menjadi kacau.
Kak Ayu : Gimana? Udah sampai dimana progresnya? Ada yang udah siap buat lomba?
Bang Daffa : Jadi mau gimana? Coba aja kalian tidak bertengkar, pasti latihan kalian sudah
maksimal.
Saipul : Gabisaaa gabisaa, enak ajaa anak tradisional jg mau tampil kali
Rafif : udaahhhhhhh Dari pada kalian ribut, gimana kalo kita kolaborasi ajaa, jadi kita
tampilin perpaduan antara seni modern dan tradisional?
Setelah mempertimbangkan usulan Rafif, dan mereka pun memutuskan untuk menyetujui
usulan dari Rafif
Mereka berlatih dengan sungguh sungguh agar dapat menampilkan yang rterbaik untuk
Kabayan, hingga tibalah pada saat perlombaan
*Lomba dilaksanakan”
Setelah tampil mereka duduk bersama sama sambil menceritakan bagaimana perasaan
mereka saat tampil diacara tersebut. Tak terasa waktu pengumuman sudah tiba
Hingga tibalah di penghujung acara, juri akan membacakan hasil dari perlombaan tersebut.
Mc : Baiklah, tibalah kita dipenghujung acara, disini saya akan membacakan hasil
perlombaan pada hari ini, yang pertama yaitu kategori Lomba Kesenian
Kak Ayu : Selamat yaaaa, asli penampilan kalian keren abisss. Gini donggg dari dulu
Maya : Makasih yaa kak Ayu, lo udah menyadarkan kita tentang arti penting sebuah
kekeluargaan. Bahwasannya, biarpun kita beda beda sub unit. Kita tetep satu.. yaitu Kabayan.
Semoga ini adalah langkah awal untukkita bisa lebih maju lagiiiiii. Hidup seni budaya!!! -
Hari itu adalah hari yang sangat bermakna bagi mereka, semua merasa tenang dan senang,
dan juga merasa bangga dengan apa yang sudah mereka berikan kepada UKM Kabayan.
FLASMOB
Pesan moral :
Jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya saja, dan jangan pernah
mempermasalahkan setiap perbedaan yang ada, karna dengan adanya perbedaan kita dapat
saling melengkapi satu sama lain.