Anda di halaman 1dari 8

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman*

KHUTBAH PERTAMA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫َص َر‬ َ ‫ َون‬،ُ‫ق َو ْع َده‬ َ ‫ص َد‬َ ،ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َده‬.ُ ‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هَّللا‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
‫الش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر ۚ اَل‬
َّ ‫﴿و ِم ْن آيَاتِ ِه اللَّ ْي ُل َوالنَّهَ ا ُر َو‬ َ :ُ‫ َوهُ َو ْالقَاِئ ُل ُس ْب َحانَه‬،ُ‫اب َوحْ َده‬ َ ‫ َوهَ َز َم اَْألحْ َز‬،ُ‫ َوَأ َع َّز ُج ْن َده‬،ُ‫َع ْب َده‬
‫ َوَأ ْش هَ ُد َأ ْن‬،]37 :‫اس ُجدُوا هَّلِل ِ الَّ ِذي َخلَقَه َُّن ِإن ُكنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُ ُدونَ ﴾ [س ورة فص لت‬ ْ ‫س َواَل لِ ْلقَ َم ِر َو‬ َّ ِ‫ت َْس ُجدُوا ل‬
ِ ‫لش ْم‬
‫ َو َعلَى َم ْن‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه ْال ُمطَه َِّر‬، َ ‫ض ْال َكوْ ثَ ِر‬ ِ ْ‫صا ِحبُ ْال َحو‬ َ ‫ َو‬،‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َوهُ َو َخ ْي ُر ْالبَ َش ِر‬
.‫ ِإلَى يَوْ ِم ْال َمحْ َش ِر‬،‫ان فِ ْي ُك ِّل َأثَ ٍر‬ ٍ ‫ َو َعلَى التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِِإحْ َس‬،‫صا َحبَهُ َوَأ َز َرهُ َو َوقَ َر‬ َ
! َ‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتَّقُوْ ن‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي َوِإيَّا‬ِ ْ‫ ُأو‬،ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬،ُ‫َأ َّما بَ ْعد‬

Hadirin jamaah shalat gerhana yang dimuliakan Allah!


Hari ini, sekali lagi Allah SWT telah menunjukkan kebesaran-Nya kepada kita,
dengan terjadinya gerhana matahari. Pertanda apakah ini? Tahukah kita, bahwa di
zaman Nabi Muhammad SAW hanya terjadi gerhana sekali?

‘Aisyah RA menuturkan, bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW hanya terjadi
gerhana sekali. Itu terjadi, persis setelah wafatnya putra Nabi Muhammad SAW,
yaitu Sayyidina Ibrahim. Orang kemudian menghubung-hubungkan wafatnya putra
Nabi Muhammad SAW itu dengan gerhana yang terjadi, padahal keduanya tidak
ada kaitannya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW bersabda :

‫ فَ إ َذا َرَأ ْيتُ ْم َذلِكَ فَ ا ْدعُوا هللاَ َو َكبَّرُوْ ا‬،‫ َوالَ لِ َحيَاتِ ِه‬،‫ت َأ َح ٍد‬ ِ ‫ت هللاِ الَ ت ْنخ‬
ِ ‫َس فَا ِن لِ َم و‬ ِ ‫س َو ْالقَ َم َر آيَت‬
ِ ‫َان ِم ْن آيَا‬ َ ‫إن ال َّش ْم‬
َّ
َ ‫صلُّوْ ا َوت‬
‫َص َّدقُوْ ا‬ َ ‫َو‬

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda


kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya
seseorang. Jika kamu melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kamu kepada
Allah, bertakbirlah kamu, kerjakanlah shalat, dan bersedekahlah.” [HR. Bukhari]

1
Hadirin jamaah shalat gerhana yang dimuliakan Allah!
Memang benar, gerhana adalah tanda-tanda kebesaran Allah, yang ditunjukkan
kepada umat manusia, agar manusia menyadari siapa dirinya, bahwa sehebat
apapun dia, dengan segala kekuasaan dan apapun yang dimilikinya, dia tetaplah
manusia. Hanya kepada Allah, hendaknya manusia menyembah, dan mengabdikan
dirinya. Bukan kepada yang lain, baik kepada sesama manusia, maupun kepada
mahatari dan bulan. Allah SWT berfirman:

ْ ‫س َواَل لِ ْلقَ َم ِر َو‬


ُ‫اس ُجدُوا هَّلِل ِ الَّ ِذي خَ لَقَه َُّن ِإن ُكنتُ ْم ِإيَّاه‬ َّ ِ‫﴿ َو ِم ْن آيَاتِ ِه اللَّ ْي ُل َوالنَّهَا ُر َوال َّش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر ۚ اَل تَ ْس ُجدُوا ل‬
ِ ‫لش ْم‬
]37 :‫تَ ْعبُ ُدونَ ﴾ [سورة فصلت‬

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah terjadinya malam dan siang,


terbitnya matahari dan bulan. Maka, janganlah kalian sujud kepada matahari dan
bulan, tetapi sujudlah kepada Allah, Dzat yang Menciptakan semuanya itu, jika
kalian benar-benar hanya beribadah kepada-Nya.” [Q.S. Fushshilat: 37]

Matahari dan bulan mempunyai orbitnya sendiri, dan berputar, seolah-olah terjadi
secara alami dengan sendirinya. Padahal, semuanya itu tidak terjadi, kecuali atas
kehendak dan pengaturan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:

]38 :‫يز ْال َعلِ ِيم﴾ [سورة يس‬ َ ِ‫﴿ َوال َّش ْمسُ تَجْ ِري لِ ُم ْستَقَ ٍّر لَّهَا ۚ ٰ َذل‬
ِ ‫ك تَ ْق ِدي ُر ْال َع ِز‬

“Matahari [juga bulan] itu berjalan mengikuti tempat orbitnya. Itu merupakan
ketentuan Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Tahu.” [Q.S. Yasin: 38]

Karena itu, terjadinya gerhana matahari dan bulan, sekali lagi adalah tanda-tanda
kekuasaan Allah. Dengan kata lain, jika Allah berkehendak, kapan saja Allah SWT
bisa membolak-balik peredaran matahari dan bulan, dan bahkan menghentikannya.

Hadirin jamaah shalat gerhana yang dimuliakan Allah!

2
Gerhana matahari dan bulan bukan hanya tanda-tanda kekuasaan Allah biasa,
tetapi juga merupakan tanda-tanda terjadinya Hari Kiamat. Ketika Hari Kiamat tiba
nanti, salah satu tandanya adalah terjadi gerhana, sebagaimana firman Allah SWT :

َ‫نس انُ يَوْ َمِئ ٍذ َأ ْين‬


َ ‫ يَقُ و ُل اِإْل‬،ُ‫الش ْمسُ َو ْالقَ َم ر‬
َّ ‫ َوجُمِ َع‬،ُ‫خَس فَ ْالقَ َم ر‬ َ َ‫ق ْالب‬
َ ‫ َو‬،ُ‫ص ر‬ َ ‫فَِإ َذا بَ ِر‬ ،‫﴿يَ ْسَأ ُل َأيَّانَ يَوْ ُم ْالقِيَا َم ِة‬
]12-6 :‫ ِإلَ ٰى َربِّكَ يَوْ َمِئ ٍذ ْال ُم ْستَقَرُّ ﴾ [سورة القيامة‬،‫ َكاَّل اَل َوز ََر‬، ُّ‫ْال َمفَر‬

“Ia berkata, “Bilakah Hari Kiamat itu?", maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan ketika matahari dan bulan
dikumpulkan [mengalami gerhana], pada hari itu manusia berkata, “Ke manakah
tempat berlari?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada
Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.” [Q.S. al-Qiyamah: 6-12]

Itulah mengapa, saat terjadinya gerhana, sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad
SAW adalah perasaan takut, gemetar, dan bergegas, sambil mengangkat jubahnya,
menuju ke rumah Allah. Seolah-olah, langit dan bumi akan digulung, dan seolah
Hari Kiamat telah tiba. Dalam riwayat Imam Al-Bukhari, dari Abu Musa al-
Asy’ari RA, Nabi SAW bersabda :

ِ َ‫فَِإ َذا َرَأ ْيتُ ْم َش ْيًئا ِم ْن َذلِكَ فَا ْفزَ عُوا ِإلَى ِذ ْك ِر ِه َو ُدعَاِئ ِه َوا ْستِ ْغف‬
‫ار ِه‬

“Jika kalian melihat sesuatu dari gerhana itu, maka bersegeralah kalian dengan
gemetar [penuh rasa takut] untuk mengingat-Nya, berdoa kepada-Nya dan
meminta ampun kepada-Nya.” [HR. Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz IV/184]

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

َ َ‫َوهَّللا ِ لَوْ تَ ْعلَ ُمونَ َما َأ ْعلَ ُم ل‬


‫ض ِح ْكتُ ْم قَلِيالً َولَبَ َك ْيتُ ْم َكثِيرًا‬

“Demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit
tertawa dan banyak menangis.” (HR Bukhari, no. 1044; Muslim, no 901).

3
Nabi Muhammad SAW telah ditunjukkan oleh Allah SWT betapa dahsyatnya
huru-hara Hari Kiamat nanti, karena itu Nabi Muhammad SAW pun banyak
menangis, meski pun Nabi Muhammad SAW telah diampuni segala kesalahannya,
baik yang telah, sedang maupun yang akan datang, tetapi Nabi Muhammad SAW
tetap memohon ampunan tak kurang dari 100 kali dalam sehari semalam. Air mata
Nabi Muhammad SAW pun tumpah, hingga membasahi lantai, untuk meminta
ampunan dari Rabb-nya.

Padahal, Nabi Muhammad SAW telah mengemban risalah-Nya dengan sempurna,


menunaikan amanah, memberikan nasihat kepada umatnya, berdakwah dan
berjihad sepanjang hayatnya. Lalu bagaimanakah dengan kita? Apa yang sudah
kita lakukan untuk umat ini?

Apakah kita sudah mengemban dakwah, yang merupakan risalah Nabi


Muhammad SAW, dengan segala tantangannya? Kalaupun sudah, apakah kita
sudah pernah mengalami cercaan dan hinaan ketika mengemban dakwah seperti
yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW? Sudah pernahkah kita mengalami
gangguan fisik saat kita mengemban dakwah, seperti yang dialami Nabi
Muhammad SAW saat beliau bergegas keluar dari Thaif kemudian orang-orang
bodoh Thaif melempari beliau dengan batu? Berapa buah batukah yang sudah
merajam tubuh kita saat kita mengemban dakwah?

Apakah kita juga sudah memberi nasihat kepada umat, termasuk para
pemimpinnya seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW? Ataukah kita
justru takut dan gentar, lalu tidak memberi nasihat kepada umat, tidak memberi
nasihat kepada pemimpinnya, ketika kita menghadapi pemimpin yang zalim dan
kejam seperti sekarang, yang sangat anti kepada Syariah kaffah, yang sangat tega
melakukan kriminalisasi kepada para pengemban dakwah yang ikhlas?

Apakah kita juga sudah berjihad, sebagaimana Nabi Muhammad SAW? Apakah
kita sudah pernah mengalami luka-luka dalam berjihad, seperti yang pernah
dialami Nabi Muhammad SAW dalam Perang Uhud misalnya? Sungguh, Nabi

4
Muhammad SAW mengalami luka yang cukup serius di Perang Uhud ini. Gigi
beliau patah, bibir bawahnya dan keningnya robek, dua mata besi telah masuk
melukai pipi beliau yang mulia, yang kemudian dicabut oleh Abu Ubaidah bin
Jarrah dengan giginya hingga copot karena sangat dalamnya besi tersebut
menancap pada wajah beliau. Sudahkah kita pernah berjihad seperti ini?
Sudahkah? Ataukah kita justru kita menjadi pengecut dan penakut ketika penguasa
yang sekuler menghapuskan kurikulum jihad dari sistem pendidikan kita?

Sesungguhnya kita harus melakukan muhasabah terhadap kita sendiri. Mungkin


saja selama ini kita kurang serius dalam mengemban dakwah dan risalah Islam.
Mungkin juga kita tak pernah memberi nasihat kepada umat, termasuk para
pemimpinnya, karena alasan takut rezeqi akan macet atau takut ajal kita segera
sampai kalau kita menasehati pemimpin yang zalim.

Apatah lagi berjihad, mungkin kita belum pernah terjun sekali pun dalam medan
jihad sebagaimana Nabi Muhammad SAW.

Sikap lalai dalam menjalankan amanah mengemban dakwah, menasehati umat, dan
berjihad seperti ini, semuanya ini sungguh dapat menghalangi kita untuk dapat
masuk surga-Nya, dan justru dapat menyeret kita masuk ke neraka-Nya. Betapa
berat hisab kita kelak di hadapan-Nya.

Yang lebih parah lagi, kita mungkin belum merasa bersalah, sehingga oleh
karenanya, kita belum pernah bersungguh-sungguh memohon ampunan dari-Nya,
menginsafi dan menyesali kelemahan, kesalahan, dan dosa kita. Kita mungkin
belum pula berkomitmen untuk tak mengulangi semua kesalahan itu.

Wahai kaum Muslimin, jamaah sholat gerhana yang dirahmati Allah, maka inilah
saatnya!

Bersegeralah untuk mendapatkan ampunan Tuhanmu, dan menggapai surga-Nya,


yang luasnya seluas langit dan bumi. Firman Allah SWT :

5
‫ت لِ ْل ُمتَّقِي َْۙن‬
ْ ‫ض اُ ِع َّد‬
ُۙ ْ‫ت َوااْل َر‬ ُ ْ‫ارع ُْٓوا اِ ٰلى َم ْغفِ َر ٍة ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َعر‬
ُ ‫ضهَا السَّمٰ ٰو‬ ِ ‫َو َس‬

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang
bertakwa." (QS Ali 'Imran : 133).

Laksanakanlah amanah mengemban dakwah dengan sungguh-sungguh,


tegakkanlah nasehat kepada umat dan kepada para pemimpin yang zalim yang
menyimpang dari syariah Allah! Bersiaplah kalian untuk terjun ke dalam medan
jihad fi sabililah, jika saatnya tiba kelak ketika Amirul Mukminin dalam negara
Khilafah menyerukannya!

Segera tolonglah Allah dan Rasul-Nya. Tolonglah agama-Nya. Tolonglah para


pejuang yang memperjuangkan tegaknya agama-Nya agar tegak di muka bumi ini
dengan kaffah (tegak secara keseluruhan), termasuk para pejuang yang
memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah.

Dengan cara seperti itulah, Allah SWT benar-benar akan memberikan ampunan
kepada kita. Itulah yang akan meringankan hisab kita di hadapan-Nya, di suatu hari
yang ketika anak, harta dan jabatan tak lagi berguna bagi kita. Fafirru ila-Llah!
Berlarilah, segeralah menemui Allah!

‫ َوتَقَب ََّل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم‬,‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬,‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
‫ ِإنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬.‫تِالَ َوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬

KHUTBAH KEDUA

‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َك َّر َم هَذ ِه اِ ُمةَّ بِ َش ريِ ْعتَ ِه‬.‫ِّين ُكلِّ ِه‬ ْ ‫ق لِي‬
ِ ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى الد‬ ِّ ‫الحمد هلل الذي َأرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُد َٰى َو ِدي ِن ْال َح‬
.‫ِ و َخصَّ ب ِها َ بنِبُ ُوةِّ نَبِيِّ ِه اِ ْل َك ِريِ َم ِة‬،‫اِل ْكاَملِة‬

6
‫اَ ْشهَ ُد اَ َّن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَ نَبِيَ ا بَ ْع َدهُ‪ ،‬اَرْ َس لَهُ بِ ِر َس الَتِ ِه ْالقُ ْد ِس يَّ ِة‬
‫َواَحْ َكا ِم ِه ال َّش ِر ْيفَ ِة لِ ُم َعالَ َج ِة ُك ِّل ُم ْش ِكلَ ِة ْال َحيَا ِة‪.‬‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو َ‬ ‫َو َ‬

‫ق تُقَاتِ ِه َو الَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َو َأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ نَ ‪ .‬اَ َّما بَ ْع دُ‪:‬‬
‫فَيَا اَيُّها َ ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ ‪ ،‬تَ َمسَّكوا بِاِْإل ْسالَ ِم فِي ُك ِّل ِح ْي ٍن‪َ ،‬و اتَّقُوْ ا هللاَ َح َّ‬
‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَازَ ال ُمتَّقُوْ نَ !‬ ‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي َوِإيَّا َ‬

‫‪Mari kita berdoa kepada Allah SWT:‬‬

‫ك‬ ‫لح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ ،‬ح ْمدًا ي َُوافِى نِ َع َم هُ‪َ ،‬ويُـدَافِ ُع نِقَ َم هُ َويُ َك افِئ َم ِز ْي َدهُ يَ َ‬
‫اربَّـنَا لَ َ‬ ‫الرحْ مٰ ِن ال َر ِحي ِْم‪ ،‬اَ َ‬
‫ْـم هللاِ َ‬ ‫بِس ِ‬
‫َظي ِْم س ُْـلطَانِك‪.‬‬ ‫ك َوع ِ‬ ‫ال َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِغى لِ َجالَ ِل َوجْ ِه َ‬

‫اص ي َواآلث ِام‪َ ،‬وِإنّ ا ُمقِرُّ ونَ بِاِإل َس ا َء ِة َعلَى َأ ْنفُ ِس نَا‪ ،‬نَرْ ُج و‬ ‫ج ْال َم َع ِ‬ ‫َر ْقنَ ا فِي لُ َج ِ‬ ‫ت بِنَا اَأل ْقدَا ُم‪َ ،‬وغ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم يَا َربِّ ‪ ،‬زَ لَّ ْ‬
‫ك َخ اِئفُونَ ‪َ ،‬ولِثَوابِكَ ُمَؤ ِّملُ ونَ ‪..‬‬ ‫ك َواقِفُونَ ‪َ ،‬و ِم ْن َع َذابِ َ‬ ‫ك الّ ِذي َعفَوْ تَ بِ ِه ع َْن ْالخَاطِِئينَ ‪َ ،‬وها نَحْ نُ بِبابِ َ‬ ‫َع ِظي َم َع ْف ِو َ‬
‫قَ ْد تَ َعرَّضْ نا َ لِ َع ْف ِوكَ َوثَوابِكَ ‪ ،‬فَارْ َح ْم ُخضُوعَنا‪َ ،‬واجْ بُرْ قُلُوبَنا‪َ ،‬وا ْغفِرْ ُذنُوبَنا‪َ ،‬وتُبْ َعلَيْنا‪.‬‬
‫ت‪،‬‬ ‫او ْز ع َْن َس يّئاتِنا‪َ ،‬وَأ ْب ِدلْ َس يِّئاتِنا َح َس نا ٍ‬ ‫ت َأ ْعمالَنا‪َ ،‬وعافِنا َواعْفُ َعنّا َوسا ِمحْ نا‪َ ،‬وتَج َ‬ ‫اختِ ْم لنا بالِصّالِحا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ْ‬
‫ك َوالقَّا ِد ُر َعلَ ْي ِه‪َ ،‬وَأ ْنتَ َأ ْه ُل التَّ ْق َوى َوَأ ْه ُل ْال َم ْغفِ َر ِة‪ .‬اللَّهُ َّم قَ ْد َدعَوْ ناكَ طالِبِينَ ‪َ ،‬و َر َجوْ ناكَ َرا ِغبِينَ فَالَ‬ ‫فََأ ْنتَ َولِّي َذلِ َ‬
‫تَ ُر َّدنا خَاِئبِينَ َوالَ َمحْ رُو ِمينَ يا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِمينَ‬
‫‪.‬‬
‫ت اَألحْ ي ا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‪ .‬اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ ِمنَّا‬ ‫ت َولِ ْل ُم ْس لِ ِمينَ َو ْال ُم ْس لِ َما ِ‬‫َربّنأ ا ْغفِرْ لنا َولِ َوالِدَينا َولِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَ ا ِ‬
‫صالِ َح اَأل ْع َما ِل َواجْ َعلهَا خَالِصةً لِ َوجْ ِهكَ ال َك ِر ِيم‬ ‫َ‬

‫ربَنَّا َ ظَل َم ْنا َ أنَ ْفسُناَ‪ ،‬واِ ْن ل ْم تَ َغ ْف ِر ْلنَا َ وت ََرحْ م ْناَ‪ ،‬لَنَ ُكوْ نَنا َّ ِمنَ ْالخا َ ِسريِنَ ‪،‬‬

‫َربَّنَا الَ تَُؤا ِخ ْذنَا اِ ْن ن َِس ْينَا اَوْ اَ ْخطَْأنِا‪َ ،‬ربَّنَا َوالَ تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا اِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوالَ تُ َح ِّم ْلنَا‬
‫َما الَ طَاقَةَ لَنَا بِ ِه‪َ ،‬وا ْعفُوْ ا َعنَّا‪َ ،‬وا ْغفِرْ لَنَا‪َ ،‬وارْ َح ْمنَا‪ ،‬اَ ْنتَ َموْ الَنَا َوا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِر ْينَ ‪.‬‬

‫اس ت َِجبْ ُدعَائنَ ا َ ِإنَّكَ َأ ْنتَ َّ‬


‫الس ِميْع‬ ‫ار‪ ،‬ربن ا تقَبَّلْ منِا َّ َو ْ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِ ْي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِ ْي ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ك اَ ْنتَ التَّوَّابُ ال َّر ِح ْي ُم‪.‬‬
‫ال ْعلَيِ ْم َوتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّ َ‬

‫صفُوْ نَ ‪َ ،‬و َسال ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ ‪َ ،‬و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪.‬‬
‫َو ُس ْب َحانَكَ َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬

‫‪7‬‬
.ُ‫َوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

===
*Teks khutbah ini telah diedit dengan tidak mengurangi inti pesan, dan telah
disesuaikan untuk dua khutbah, oleh KH. M. Shiddiq Al-Jawi. [20/04/2023].

Anda mungkin juga menyukai