Anda di halaman 1dari 42

STANDAR

B
SPLN T6.002-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0029.P/DIR/2020

KOMISIONING GARDU INDUK


Bagian 1: Manajemen Komisioning

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

i
STANDAR SPLN T6.002-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0029.P/DIR/2020

KOMISIONING GARDU INDUK


Bagian 1: Manajemen Komisioning

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KOMISIONING GARDU INDUK
Bagian 1: Manajemen Komisioning

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi


dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0013.K/DIR/2020

Kelompok Kerja Standardisasi Revisi SPLN Komisioning Gardu Induk


dengan Surat Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan (Research Institute)
No. 0012.K/GM-PUSLITBANG/2020

Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
*

PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 0029.P1D1N2020

TENTANG

SPLN T6.002.1
KOMISIONING GARDU INDUK
BAGIAN 1: MANAJEMEN KOMISIONING

DTREKST PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa untuk menetapkan kriteria personil dan persiapan


dalam pelaksanaan komisioning gardu induk, maka perlu
untuk menerbitkan pedoman manajemen komisioning
yang dituangkan dalam Standar PT PLN (Persero) (SPLN)
T6.002-1 Komisioning Gardu lnduk Bagian 1: Manajemen
Komisioning;
b bahwa setelah dilakukan pembahasan dan diperoleh
persetujuan Direksi PT PLN (Persero), Draft Standar Final
(DSF) SPLN T6.002-1 sebagaimana dimaksud pada huruf
a di atas yang disusun oleh Kelompok Standardisasi
Bidang Transmisi, dipandang telah memenuhi syarat
untuk disahkan menjadi SPLN T6.002-1;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang SPLN T6.002-1
Komisioning Gardu lnduk Bagian 1:Manajemen
Komisioning.

Mengingat '1
. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23
Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero);
5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 45
Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
6. Peraturan...

Paraf
( rlut lu
u
t
PLN
6. Peraturan Pemerantah Republik lndonesia Nomor 14
Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Rl Nomor 23 Tahun 2014;
7. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 62
Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga
Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
L Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
2111MBU11012015 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
'l38lMBUl0712017 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
325lMBUl1z2O19 tentang Pemberhentian Anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1471MBU10512020 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
"13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
304.1(DlRy2009 tentang Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0297.P/DtRv2016;
14. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0051.P/DlRy2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT
PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0021.PtotV2020;

15. Keputusan

Paral lrL
*

PLN
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
033.1(DlRy2005 tentang Penetapan PT PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai
Penanggung Jawab Kegiatan Standardisasi di Lingkungan
PT PLN (Persero).

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


SPLN T6.002.1 KOMISIONING GARDU INDUK BAGIAN 1:
MANAJEMEN KOMISIONING.

PERTAMA Mengesahkan SPLN T6.002-1 Komisioning Gardu lnduk Bagian


1: Manajemen Komisioning, sebagaimana tercantum pada
Lampiran Peraturan ini.

KEDUA SPLN T6.002-1 sebagaimana dimaksud dalam DiKum


PERTAMA diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan
Anak Perusahaan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain


yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal diterbitkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Jlolri 2020

KTUR UTAMA.
\, P
t
\,'

IFLI ZAINI

Paraf rkrr l+
t.
Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi
dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0013.K/DIR/2020

1. Ir. Sumaryadi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Dr. Buyung S. Munir, S.T., M.Sc. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Tejo Wihardiyono, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
4. Ir. Soni Asmaul Fuadi, M.M. : Sebagai Anggota
5. Fermi Trafianto, S.T., M.Eng.Sc. : Sebagai Anggota
6. Tanjung Anggraini L., S.T. : Sebagai Anggota
7. Himmel Sihombing, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
8. Imam Makhfud, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
9. Ir. Eko Yudo Pramono, M.T. : Sebagai Anggota
10. Edwin Nugraha Putra, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
11. Bagus Haryanto, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
12. Jati Pharmadita, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
13. Indera Arifianto, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
14. Subandono, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
Susunan Kelompok Kerja Standardisasi
Revisi SPLN 69 dan SPLN 73
dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan (Research Institute)
No. 0042.K/GM/2016

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Hanung Natendra S., S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Yokeu Wibisana, S.T. : Sebagai Anggota
4. Akhmad Fauzan, S.T. : Sebagai Anggota
5. Warsono, S.T. : Sebagai Anggota
6. Ahmad Azhari Kemma, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
7. Teguh Kurnianto, S.T. : Sebagai Anggota
8. Tri Wahyudi, S.T., M.M. : Sebagai Anggota

Nara sumber:
- Ir. Armaini
- Campy Hidayat Atmahadi, S.T., M.B.A.
- Yusak Sumarno, B.E.
- Adril Fadjri

Revisi SPLN Komisioning Gardu Induk


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan (Research Institute)
No. 0012.K/GM-PUSLITBANG/2020

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Tiar Mita Florina, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Dr. Andreas Putro P., S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
4. Ir. Sumaryadi, M.T. : Sebagai Anggota
5. Warsono, S.T. : Sebagai Anggota
6. Ahmad Ade Syuhada, S.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. Ahmad Rasyid, M.M. : Sebagai Anggota
SPLN T6.002-1: 2020

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Daftar Gambar ................................................................................................................... ii
Prakata ............................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 1
2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif............................................................................................................. 1
4 Istilah dan Definisi ........................................................................................................ 2
4.1 Proyek bukan terima jadi ..................................................................................... 2
4.2 Proyek terima jadi ............................................................................................... 2
4.3 Supervisi komisioning.......................................................................................... 2
4.4 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK) ................................. 3
4.5 Komisioning......................................................................................................... 3
4.6 Program pelaksanaan komisioning ...................................................................... 3
4.7 Pengujian ............................................................................................................ 3
4.8 Prosedur komisioning .......................................................................................... 3
4.9 Uji individu ........................................................................................................... 3
4.10 Uji subsistem ....................................................................................................... 4
4.11 Uji sistem ............................................................................................................ 4
4.12 Major pending ..................................................................................................... 4
4.13 Minor pending ..................................................................................................... 4
4.14 Rekomendasi laik bertegangan ........................................................................... 4
4.15 Pengelola komisioning ........................................................................................ 4
4.16 Pengelola proyek ................................................................................................ 4
4.17 Pengelola operasi dan instalasi ........................................................................... 5
4.17.1 Pengelola operasi ................................................................................... 5
4.17.2 Pengelola instalasi.................................................................................. 5
4.18 Tim supervisi komisioning ................................................................................... 5
4.19 Uji enerjais .......................................................................................................... 5
4.20 Uji tanpa beban ................................................................................................... 5
4.21 Uji berbeban ........................................................................................................ 5
4.22 Uji sinkron ........................................................................................................... 5
4.23 Uji keandalan ...................................................................................................... 6
4.24 Uji dampak lingkungan ........................................................................................ 6
4.25 Uji unjuk kerja...................................................................................................... 6
4.26 Gardu induk perluasan ........................................................................................ 6
5 Jenis Proyek ................................................................................................................. 6
5.1 Proyek bukan terima jadi ..................................................................................... 6
5.2 Proyek terima jadi ............................................................................................... 7
6 Jenis Instalasi Gardu Induk .......................................................................................... 7
6.1 Instalasi gardu induk baru ................................................................................... 7
6.1.1 Gardu induk baru memotong jalur transmisi ........................................... 7

i
SPLN T6.002-1: 2020

6.1.2 Gardu induk baru di ujung jaringan radial ............................................... 7


6.2 Instalasi gardu induk perluasan .......................................................................... 7
6.3 Penggantian peralatan terpasang ....................................................................... 8
7 Tahapan Dalam Pembangunan ................................................................................... 8
7.1 Studi kelayakan .................................................................................................. 8
7.2 Enjiniring ............................................................................................................. 8
7.3 Konstruksi ........................................................................................................... 9
7.4 Komisioning ........................................................................................................ 9
8 Manajemen Komisioning ............................................................................................ 11
8.1 Umum ............................................................................................................... 11
8.2 Hierarki hubungan kerja antar pihak pengelola ................................................. 11
8.3 Struktur organisasi tim supervisi komisioning .................................................... 11
8.4 Kualifikasi personil ............................................................................................ 13
8.4.1 Ketua tim supervisi komisioning ........................................................... 13
8.4.2 Anggota tim supervisi komisioning ....................................................... 13
8.4.3 Tim pelaksana komisioning .................................................................. 13
8.5 Tugas dan tanggung jawab ............................................................................... 14
8.5.1 Tim supervisi komisioning .................................................................... 14
8.5.2 Pelaksana komisioning ........................................................................ 15
8.6 Laporan komisioning ......................................................................................... 16
Lampiran A Contoh Major Pending ................................................................................. 17
Lampiran B Format Laporan Komisioning....................................................................... 21

Daftar Gambar

Gambar 1. Urutan tahapan komisioning pembangunan gardu induk ............................... 10


Gambar 2. Hubungan kerja antar pihak pengelola........................................................... 12
Gambar 3. Struktur organisasi tim supervisi komisioning ................................................. 13

ii
SPLN T6.002-1: 2020

Prakata

Standar SPLN T6.002-1:2020 merupakan revisi dari SPLN T6.002-1:2017 Komisioning


Gardu Induk, Bagian 1: Manajemen Komisioning.

Revisi yang dilakukan melingkupi:

1. Penambahan batasan pengujian pada pekerjaan penggantian peralatan terpasang;


2. Perubahan ketentuan pengujian individu;
3. Perbaikan bagan hubungan kerja antar pengelola;
4. Perubahan terkait tim supervisi komisioning;
5. Perubahan terkait tim pelaksana komisioning.

Dengan ditetapkannya SPLN T6.002-1:2020, maka SPLN T6.002-1:2017 dinyatakan tidak


berlaku lagi.

iii
SPLN T6.002-1: 2020

Komisioning Gardu Induk


Bagian 1: Manajemen Komisioning

1 Ruang Lingkup

Standar ini meliputi panduan umum tata cara pengelolaan komisioning pada Air Insulated
Switchgear, Gas Insulated Switchgear, Gas Insulated Line, dan Gardu Induk Hibrid, baik
instalasi baru, instalasi perluasan, atau penggantian peralatan.

Standar ini juga berlaku untuk instalasi gardu induk bukan milik PLN yang akan terhubung
ke jaringan transmisi PLN.

2 Tujuan

Standar ini memberikan pedoman perihal tata cara pengelolaan yang seragam dalam
melakukan komisioning gardu induk yang akan terhubung ke jaringan transmisi PLN
dengan tujuan mendeteksi kesalahan pada saat pemasangan instalasi peralatan,
memastikan kesiapan peralatan sebelum dioperasikan, dan memeriksa integrasi insulasi
instalasi setelah pemasangan.

Standar ini juga berfungsi sebagai acuan bagi Pengelola proyek dan Pengelola operasi dan
instalasi untuk memeriksa kelayakan atas pelaksanaan komisioning dalam memberikan
tegangan pertama kali (enerjais) kepada semua instalasi baru yang terhubung ke jaringan
transmisi PLN.

3 Acuan Normatif

Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan
manajemen komisioning mengikuti ketentuan pada standar-standar di bawah ini. Dalam hal
terjadi revisi, persyaratan dapat mengikuti edisi terakhirnya.

a. Undang-Undang No 1 tahun 1970, Keselamatan Kerja;


b. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja;
c. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
d. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2012 tentang Kegiatan usaha penyediaan tenaga
listrik;
e. Peraturan Menteri ESDM No. 10 tahun 2016 tentang Tata cara akreditasi dan sertifikasi
ketenagalistrikan;
f. Peraturan Menteri ESDM No. 03 tahun 2007 tentang Aturan jaringan sistem tenaga
listrik Jawa Madura Bali;
g. Peraturan Menteri ESDM No. 37 tahun 2008 tentang Aturan jaringan sistem tenaga
listrik Sumatera;

1
SPLN T6.002-1: 2020

h. Peraturan Menteri ESDM No. 02 tahun 2015 tentang Aturan Jaringan sistem tenaga
listrik Sulawesi;
i. Peraturan Menteri ESDM No. 04 tahun 2009 tentang Aturan distribusi tenaga listrik;
j. Peraturan Menteri LH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan;
k. Peraturan Menteri LH No. 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
l. SNI 04-0225-2011, tentang Peraturan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
m. SNI 04-0226-1987, tentang Instalasi/peralatan listrik, Petunjuk pemeliharaan;
n. SPLN D5.004-1: 2012, tentang Power Quality (Regulasi Harmonisa, Flicker dan
Ketidakseimbangan Tegangan);
o. SPLN U1.005: 2014, tentang Standar Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3);
p. SPLN 106: 1993, tentang Tanda Keselamatan Kerja;
q. Keputusan Direksi No. 090.K/DIR/2005 tentang pedoman keselamatan instalasi di
lingkungan PT PLN (Persero).

4 Istilah dan Definisi

4.1 Proyek bukan terima jadi

Proyek dimana pihak PLN terlibat sepenuhnya dari awal pembangunan, serah terima, dan
operasi selama periode garansi, dan komisioning yang melibatkan tiga pihak yaitu: PLN,
kontraktor (dalam hal ini adalah kontraktor pemasangan), dan tim pelaksana komisioning.

4.2 Proyek terima jadi

Proyek dimana kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam manajemen pelaksanaan


pembangunan mulai awal sampai dapat diserahterimakan kepada PLN.

4.3 Supervisi komisioning

Suatu pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan pengujian di lapangan terhadap


peralatan individu maupun secara sistem keseluruhan untuk memastikan kesesuaian
terhadap desain, peraturan, standar, dan persyaratan kontrak yang berlaku.

2
SPLN T6.002-1: 2020

4.4 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK)

Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi dari Pengelola proyek yang menyatakan
bahwa lingkup peralatan telah terpasang berdasarkan desain enjiniring yang telah disetujui
oleh PLN (misalkan sesuai desain, peraturan, standar), dan siap untuk pelaksanaan
komisioning.

4.5 Komisioning

Suatu rangkaian kegiatan yang terus menerus meliputi: pemeriksaan kelengkapan


dokumen komisioning, evaluasi dan persetujuan prosedur uji komisioning, pemeriksaan
peralatan, pembersihan, uji individu, uji subsistem, dan uji sistem untuk pembuktian desain,
persyaratan kontrak, keselamatan, dan keamanan, serta uji unjuk kerja untuk memastikan
keandalan operasi dan ketentuan ramah lingkungan.

4.6 Program pelaksanaan komisioning

Uraian tentang pelaksanaan komisioning yang meliputi ruang lingkup komisioning, struktur
organisasi komisioning, tugas dan tanggung jawab, jadwal, perencanaan hingga persiapan
pelaksanaan komisioning serta tindakan pencegahan dan perbaikan jika terjadi
permasalahan teknis dalam pelaksanaan komisioning termasuk manajemen K2/K3.

4.7 Pengujian

Segala kegiatan bertujuan untuk mengukur dan menilai unjuk kerja suatu peralatan individu,
subsistem dan sistem untuk membuktikan kesesuaian terhadap desain, peraturan, standar,
dan persyaratan kontrak yang berlaku.

4.8 Prosedur komisioning

Dokumen tertulis yang berisi serangkaian kegiatan yang meliputi ruang lingkup pengujian,
peralatan pengujian, metode pengujian, lembar formulir rekaman hasil uji, standar yang
digunakan, dan kriteria hasil uji.

4.9 Uji individu

Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing peralatan untuk membuktikan


dan menjamin bahwa karakteristik unjuk kerja peralatan tersebut sesuai desain dan standar
yang berlaku.

3
SPLN T6.002-1: 2020

4.10 Uji subsistem

Kegiatan pengujian terhadap beberapa peralatan individu yang tergabung dalam suatu
subsistem gardu induk untuk memastikan subsistem berfungsi dengan baik sesuai desain
dan standar yang berlaku.

4.11 Uji sistem

Kegiatan pengujian terhadap sistem instalasi bay dalam gardu induk untuk membuktikan
bahwa seluruh subsistem yang tergabung dalam sistem tersebut dapat berfungsi sesuai
desain dan standar yang berlaku, khususnya nilai-nilai yang digaransikan.

4.12 Major pending

Temuan ketidaksesuaian yang berbahaya bagi instalasi dan lingkungan selama proses
komisioning atas pemenuhan kesesuaian terhadap peraturan atau ketetapan yang berlaku.
Temuan ini harus diselesaikan sebelum pengujian pemberian tegangan, dikecualikan
temuan yang berkaitan dengan tahap desain sepanjang disepakati oleh Pengelola proyek
dan Pengelola instalasi.

4.13 Minor pending

Temuan ketidaksesuaian yang tidak berbahaya bagi instalasi dan lingkungan selama
proses komisioning atas pemenuhan kesesuaian terhadap peraturan atau ketetapan yang
berlaku. Temuan bisa diselesaikan setelah pengujian bertegangan dan sebelum waktu
serah terima.

4.14 Rekomendasi laik bertegangan

Surat pernyataan dari Pengelola komisioning berdasarkan laporan komisioning yang dibuat
oleh tim supervisi komisioning yang menyatakan bahwa instalasi gardu induk tersebut telah
memenuhi persyaratan, tidak ada major pending dan siap untuk diberi tegangan dalam
rangka percobaan pemberian tegangan.

4.15 Pengelola komisioning

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan supervisi komisioning yang


mendapat penugasan dari Pengelola proyek.

4.16 Pengelola proyek

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek. Dalam hal proyek bukan
terima jadi, pengelola juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan komisioning.

4
SPLN T6.002-1: 2020

4.17 Pengelola operasi dan instalasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap operasi peralatan, pemeliharaan instalasi,


dan pengaturan sistem tenaga listrik.

4.17.1 Pengelola operasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pengaturan sistem tenaga listrik

4.17.2 Pengelola instalasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap operasi individu peralatan dan pemeliharaan
instalasi sistem tenaga listrik.

4.18 Tim supervisi komisioning

Tim yang dibentuk oleh Pengelola komisioning dalam melaksanakan supervisi komisioning
dan beranggotakan personil dari Pengelola komisioning dan Pengelola proyek.

4.19 Uji enerjais

Pemberian tegangan pertama kali terhadap instalasi pada gardu induk dalam rangka
pengujian. Jika terjadi kegagalan selama pengujian enerjais, maka harus dilakukan
perbaikan segera dan pengujian enerjais diulang kembali.

4.20 Uji tanpa beban

Pemberian tegangan terhadap instalasi pada gardu induk selama 1x24 jam, kecuali
ditentukan khusus. Jika terjadi kegagalan selama pengujian tersebut, maka harus dilakukan
perbaikan segera dan pengujian diulang kembali.

4.21 Uji berbeban

Pengujian terhadap instalasi pada gardu induk yang dilakukan dalam keadaan berbeban
untuk pengujian/pemeriksaan stabilitas relai differensial, arah kerja relai pengaman, arah
kerja meter pengukuran dan suhu peralatan primer. Besar arus minimum sesuai dengan
kebutuhan akurasi peralatan yang diuji.

4.22 Uji sinkron

Pengujian sinkronisasi sistem yang dilakukan pada kondisi kedua sisi bertegangan (live line
- live bus) di gardu induk yang diuji.

5
SPLN T6.002-1: 2020

4.23 Uji keandalan

Pengujian operasi instalasi sesuai lingkup uji pada kondisi lingkungan normal di bawah
kendali Pengelola operasi dan instalasi, pada arus beban sekurang-kurangnya 10 % arus
nominal trafo arus dan pada tegangan pengenal sistem yang dilakukan selama 14 (empat
belas) hari kalender secara terus-menerus.

CATATAN:
Selama dua kali periode minimum 7 (tujuh) hari pada kondisi instalasi beban listrik beroperasi
dengan beban dan siklus normal sesuai SPLN D5.004-1: 2012

4.24 Uji dampak lingkungan

Pengukuran untuk mengetahui dan membuktikan bahwa medan magnet, medan listrik,
kebisingan dan limbah (jika ada) yang menimbulkan dampak lingkungan telah memenuhi
peraturan, standar, dan persyaratan garansi kontrak.

4.25 Uji unjuk kerja

Pengujian terhadap instalasi pada gardu induk yang meliputi uji sinkron, uji keandalan, dan
uji dampak lingkungan

4.26 Gardu induk perluasan

Instalasi yang dibangun pada suatu gardu induk existing dalam rangka perluasan bay di
gardu induk tersebut.

5 Jenis Proyek

5.1 Proyek bukan terima jadi

Pada proyek bukan terima jadi, pihak pengelola proyek terlibat sepenuhnya sejak awal
pembangunan sampai diserahterimakan dan dioperasikan selama periode garansi.
Kontraktor pemasangan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap peralatan yang
dipasang.

Pada tahap komisioning melibatkan tiga pihak yaitu:

1. Pengelola proyek sebagai penanggung jawab pelaksanaan komisioning;


2. Pengelola komisioning sebagai penanggung jawab supervisi komisoning;
3. Kontraktor pemasangan membantu pelaksanaan komisoning.

6
SPLN T6.002-1: 2020

5.2 Proyek terima jadi

Pada proyek terima jadi, kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam manajemen
pelaksanaan pembangunan dari mulai awal sampai dapat diserahterimakan kepada
pengelola proyek.

Sedangkan pihak pengelola proyek menerima dalam keadaan baik dan telah memenuhi
ketentuan dalam kontrak sehingga siap dioperasikan. Pengelola proyek harus mengikuti
secara cermat pengujian yang dilakukan sejak awal sampai akhir komisioning.

Bila tata cara ataupun pelaksanaan pengujian yang diajukan atau dilakukan belum dapat
menjamin bahwa instalasi tersebut baik, PLN dapat mengusulkan pengujian khusus. Jenis
pengujian serta prosedur pengujian secara terinci yang telah disetujui oleh pihak PLN
dilampirkan dalam kontrak dan menjadi satu kesatuan dengan kontrak tersebut.

6 Jenis Instalasi Gardu Induk

6.1 Instalasi gardu induk baru

6.1.1 Gardu induk baru memotong jalur transmisi

Pada gardu induk baru yang memotong jalur transmisi eksisting yang menghubungkan dua
gardu induk atau lebih, baik single phi ataupun double phi, komisioning dilakukan sampai
terintegrasi dengan sistem proteksi dari semua gardu induk yang terkoneksi langsung
dengan gardu induk tersebut. Sedangkan SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition) / SOGI (Sistem Otomasi Gardu Induk) dan sistem telekomunikasi terintegrasi
hingga control center.

Pada konfigurasi double phi, sebaiknya pemotongan terhadap saluran transmisi yang
kedua dilaksanakan setelah saluran pertama beroperasi normal.

6.1.2 Gardu induk baru di ujung jaringan radial

Pada gardu induk baru yang hanya terhubung pada satu jalur transmisi, komisioning
dilakukan sampai terintegrasi dengan sistem proteksi gardu induk yang terkoneksi langsung
dengan gardu induk tersebut. Sedangkan SCADA/SOGI dan sistem telekomunikasi
terintegrasi hingga control center.

6.2 Instalasi gardu induk perluasan

Pada gardu induk perluasan, komisioning dilakukan sampai terintegrasi dengan peralatan
gardu induk eksisting dan control center.

Untuk perluasan bay penghantar, komisioning dilakukan sampai terintegrasi dengan gardu
induk yang terkoneksi langsung dengan gardu induk tersebut.

7
SPLN T6.002-1: 2020

6.3 Penggantian peralatan terpasang

Pengujian yang harus dilakukan pada penggantian peralatan terpasang adalah pengujian
individu dan pengujian lain yang diatur sebagai berikut:

a. Uji enerjais
Jika peralatan yang diganti adalah lightning arrester, kabel tenaga tegangan tinggi dan
kabel tenaga tegangan menengah.
b. Uji subsistem yang terkait
Jika peralatan yang diganti adalah genset atau suplai cadangan, perangkat
telekomunikasi dan peralatan SCADA/SOGI yang tidak termasuk pada poin c dan d.
c. Uji subsistem yang terkait dan uji enerjais
Jika peralatan yang diganti adalah sistem catu daya AC/DC, marshalling kiosk, Bay
Control Unit (BCU);
d. Uji subsistem dan sistem yang terkait dengan peralatan yang diganti
Jika peralatan yang diganti adalah transformator tenaga/reaktor/kapasitor, pemutus
tenaga, pemisah, transformator instrumen, PHB (Panel Hubung Bagi) 20 kV, proteksi
utama, proteksi cadangan, dan meter-meter transaksi.

Peralatan lain yang tidak diatur pada ketentuan ini dapat dilakukan pengujian komisioning
sesuai dengan kesepakatan para pihak.

7 Tahapan Dalam Pembangunan

7.1 Studi kelayakan

Kajian untuk memastikan bahwa instalasi gardu induk layak untuk dibangun secara
geografis, seismik (jika diperlukan), sosial, ekonomis, teknis termasuk di dalamnya analisis
mengenai dampak lingkungan.

Kajian kelayakan dilakukan mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.

7.2 Enjiniring

Enjiniring merupakan perencanaan secara teknis peralatan dan instalasi gardu induk
meliputi desain dasar dan spesifikasi teknik.

Desain dasar yang tertuang dalam dokumen desain meliputi gambar konstruksi, diagram
garis tunggal, gambar tata letak (layout diagram), gambar skematik, cable list dan wiring
list, sistem pemadam kebakaran, diagram logika sistem kontrol dan proteksi, sistem
telekomunikasi, perhitungan koordinasi sistem proteksi, jarak aman manusia, sistem
pembumian, koordinasi isolasi, sistem pengukuran, pelindung sambaran petir, dan integrasi
dengan peralatan eksisting. Dokumen desain tersebut harus sudah disetujui.

8
SPLN T6.002-1: 2020

Spesifikasi teknik berisi data peralatan yang sesuai dengan desain enjiniring, standar, dan
aturan yang berlaku.

Seluruh ketentuan dalam perencanaan dicantumkan dalam dokumen kontrak dan


lampirannya yang akan digunakan sebagai acuan dalam desain rinci, konstruksi, dan
komisioning.

7.3 Konstruksi

Tahapan pelaksanaan pemasangan peralatan instalasi gardu induk yang dimulai dari
tanggal mulai konstruksi (effective date) hingga dimulai pelaksanaan komisioning.

7.4 Komisioning

Pelaksanaan komisioning dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan komisioning yang mencakup pemeriksaan kesiapan instalasi untuk dilakukan


pengujian dan penerbitan dokumen BAPPK.
b. Pemeriksaan pendahuluan yang mencakup pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
c. Pelaksanaan uji individu
Pengujian individu harus sudah dilakukan sebelum kegiatan supervisi komisioning
dimulai. Tim supervisi komisioning memverifikasi hasil pengujian individu yang sudah
dilakukan oleh tim pelaksana komisioning dan berhak meminta pengujian ulang
terhadap semua atau sebagian mata uji dari uji individu.
d. Pelaksanaan uji sub sistem;
e. Pelaksanaan uji sistem;
f. Pelaksanaan uji unjuk kerja;
g. Laporan komisioning.

9
SPLN T6.002-1: 2020

KONSTRUKSI LAPORAN
STUDI SELESAI TEKNIK
KELAYAKAN ENJINIRING KOMISIONING BATAS GARANSI
UJI
ENERJAIS

HV TEST*)

MULAI UJI UJI UJI UJI UJI


KONSTRUKSI TANPA BERBEBAN SINKRON KEANDALAN DAMPAK
BEBAN LINGKUNGAN

A B C D E F G
UJI SUB UJI SISTEM UJI UNJUK KERJA
SISTEM

MASA GARANSI

MASA
KONSTRUKSI /
PEMASANGAN
MASA KOMISIONING

Keterangan urutan pekerjaan:


A: Persiapan Komisioning (lihat 7.4.a);
B: Pemeriksaan Pendahuluan (lihat 7.4.b);
C: Pengujian individu (lihat 7.4.c);
*)
Untuk transformator, PHBTM, dan kabel tenaga.

Gambar 1. Urutan tahapan komisioning pembangunan gardu induk

10
SPLN T6.002-1: 2020

8 Manajemen Komisioning

8.1 Umum

Untuk menjamin pelaksanaan komisioning berjalan lancar dan efektif maka diperlukan
pengaturan manajemen komisioning yang meliputi struktur organisasi, tugas dan tanggung
jawab komisioning, serta keterkaitan hubungan kerja antar pihak pengelola dalam
pelaksanaan komisioning.

8.2 Hierarki hubungan kerja antar pihak pengelola

Hubungan kerja antar pihak pengelola yang terkait dalam pelaksanaan komisioning
mencakup antara lain: PLN Kantor Pusat, Pengelola komisioning, Pengelola proyek,
Pengelola enjiniring, Pengelola konstruksi, Pengelola operasi dan instalasi, dan konsultan.

Hubungan kerja antar pihak pengelola dalam pelaksanaan komisioning digambarkan pada
organigram pada Gambar 2.

8.3 Struktur organisasi tim supervisi komisioning

Tim supervisi komisioning beranggotakan personil dari pengelola komisioning dan


pengelola proyek. Pengelola proyek dapat meminta bantuan penugasan personil dari
pengelola instalasi.

Struktur organisasi tim supervisi komisioning sesuai organogram pada Gambar 3.

11
SPLN T6.002-1: 2020

PLN PUSAT / DIREKSI


TERKAIT

PENGELOLA PENGELOLA PENGELOLA


OPERASI DAN PENGELOLA PROYEK 2) SUPERVISI PENGELOLA
INSTALASI KOMISIONING KONSTRUKSI ENJINIRING

UNIT
TIM UNIT KONSULTAN TIM
PENGELOLA
SUPERVISI PELAKSANA (BILA SUPERVISI TIM ENJINIRING
OPERASI DAN
KOMISIONING KONSTRUKSI DIPERLUKAN) KONSTRUKSI
INSTALASI

PELAKSANA
1)
KOMISIONING

CATATAN:
Garis Komunikasi
Garis Komando
Garis Kerjasama

1) Pada proyek bukan terima jadi, pelaksana komisioning adalah unit PLN yang ditunjuk
sebagai pelaksana pengujian komisioning atau pihak lain sepanjang memenuhi
persyaratan yang diatur dalam standar ini.
2) Surat penugasan kepada pengelola komisioning bisa dilakukan oleh unit pengelola
konstruksi.

Gambar 2. Hubungan kerja antar pihak pengelola

12
SPLN T6.002-1: 2020

Ketua

Pemeriksa
Prosedur

Bidang Listrik Bidang SCADA


dan
(HV, MV, LV) Telekomunikasi

Gambar 3. Struktur organisasi tim supervisi komisioning

8.4 Kualifikasi personil

8.4.1 Ketua tim supervisi komisioning

Ketua tim harus pernah menjadi penguji minimal 2 (dua) tahun untuk sekurang-kurangnya
transformator tenaga atau proteksi tegangan tinggi serta memiliki satu kompetensi
komisioning bay dalam gardu induk.

Kompetensi tersebut di atas juga harus dimiliki oleh personil Pemeriksa prosedur.

Khusus pada instalasi tegangan ekstra tinggi, Ketua tim harus pernah menjadi Ketua tim
supervisi komisioning instalasi tegangan tinggi minimal 2 (dua) tahun.

8.4.2 Anggota tim supervisi komisioning

Anggota tim supervisi komisioning yang berasal dari Pengelola komisioning harus memiliki
pengalaman pengujian minimal 2 (dua) tahun untuk pengujian transformator tenaga
dan/atau proteksi tegangan tinggi.

8.4.3 Tim pelaksana komisioning

Tim pelaksana komisioning harus terdiri dari anggota-anggota yang memiliki kompetensi
atau pengalaman yang mencakup sebagai berikut:

a. Kompetensi transformator tenaga


b. Kompetensi proteksi;

13
SPLN T6.002-1: 2020

c. Memiliki pengalaman sebagai penguji minimal 2 (dua) tahun pada peralatan-peralatan


utama selain transformator tenaga dan proteksi;
d. Memiliki satu kompetensi komisioning bay dalam gardu induk.
Pada proyek terima jadi, tim pelaksana komisioning harus mendapat persetujuan dari
Pengelola komisioning melalui tim supervisi komisioning.

Khusus pada instalasi tegangan ekstra tinggi, tim pelaksana komisioning harus pernah
menjadi pelaksana komisioning instalasi tegangan tinggi minimal 2 (dua) tahun, dengan
mendapat persetujuan dari Pengelola komisioning melalui tim supervisi komisioning.

8.5 Tugas dan tanggung jawab

8.5.1 Tim supervisi komisioning

8.5.1.1 Ketua tim supervisi komisioning

Tugas dan tanggung jawab Ketua tim supervisi komisioning antara lain:

a. Mengkoordinir pelaksanaan supervisi komisioning.


b. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning.
c. Menyetujui prosedur uji komisioning.
d. Melaksanakan rapat evaluasi komisioning dan mengikuti rapat kooordinasi konstruksi.
e. Mengkomunikasikan kegiatan komisioning dengan pengelola instalasi.
f. Mengevaluasi kesesuaian instalasi yang telah selesai dipasang terhadap dokumen
BAPPK.
g. Melakukan verifikasi terhadap hasil uji individu.
h. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada peraturan, persyaratan
kontrak, standar dan prosedur komisioning yang telah disetujui dengan mematuhi
kaidah K2 dan K3.
i. Mengevaluasi hasil komisioning.
j. Memverifikasi kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam penerbitan
rekomendasi laik bertegangan.
k. Membuat konsep laporan komisioning dan menyampaikan kepada pengelola
komisioning.

8.5.1.2 Pemeriksa prosedur komisioning

Tugas dan tanggung jawab pemeriksa prosedur komisioning antara lain:

a. Melaksanakan verifikasi dan evaluasi prosedur komisioning;

14
SPLN T6.002-1: 2020

b. Menyampaikan tanggapan prosedur komisioning kepada ketua tim supervisi


komisioning;
c. Mengikuti pembahasan evaluasi hasil komisioning.

8.5.1.3 Bidang-bidang supervisi

Tugas dan tanggung jawab bidang-bidang supervisi antara lain:

a. Memeriksa kesesuaian dokumen BAPPK;


b. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengujian individu;
c. Melaksanakan supervisi komisioning sesuai bidang dengan berpedoman pada
peraturan, persyaratan kontrak, standard dan prosedur komisioning yang telah disetujui
dengan mematuhi kaidah K2 dan K3;
d. Memverifikasi dan mengevaluasi hasil komisioning;
e. Menyusun kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam penerbitan rekomendasi
laik bertegangan;
f. Menyusun konsep laporan komisioning sesuai bidang dan menyampaikan kepada
ketua tim.

8.5.2 Pelaksana komisioning

Tugas dan tanggung jawab tim pelaksana komisioning meliputi:

a. Menyampaikan dokumen kontrak;


b. Menyampaikan dokumen teknik yang meliputi: desain, gambar konstruksi yang sudah
disetujui (meliputi single line diagram, red mark schematic diagram, cable list), buku
panduan peralatan, laporan uji jenis, laporan uji rutin dan/atau laporan FAT (Factory
Acceptance Test) sesuai persyaratan kontrak;
c. Menyampaikan prosedur uji individu dan hasil pengujian uji individu;
d. Mengajukan prosedur uji subsistem, uji sistem, dan uji unjuk kerja dengan jadwal
pelaksanaan yang telah disepakati;
e. Menyediakan peralatan uji dan alat ukur dengan surat kalibrasi yang masih berlaku;
f. Menyediakan pengawas K3, APD (Alat Pelindung Diri) dan peralatan bantu;
g. Melakukan pengujian;
h. Membuat berita acara kesiapan uji enerjais;
i. Menyusun laporan pengujian yang dilengkapi dengan daftar permasalahan di lapangan
(site matters) dan kesiapan kendali atas dampak lingkungan.

15
SPLN T6.002-1: 2020

8.6 Laporan komisioning

Laporan komisioning meliputi hasil kegiatan komisioning dan evaluasi data/hasil


pengamatan atau pengukuran selama pengujian individu, subsistem, sistem, dan uji unjuk
kerja dengan format laporan pada Lampiran 2.

Laporan komisioning harus mencakup semua tahapan pelaksanaan komisioning sesuai


butir 7.4.

16
SPLN T6.002-1: 2020

Lampiran A
Contoh Major Pending

No. Potensi masalah Kriteria/acuan Tahap temuan

Tidak tersedia dokumen


1 - -
desain study
Ketidaklengkapan
dokumen utama Tidak tersedia schematic
2 diagram sesuai kondisi - -
terakhir di lapangan

Kepdir No.090.K/DIR/2005 tentang pedoman keselamatan instalasi di lingkungan PT


PLN (Persero)
Ketidaklayakan pagar Kepdir No.091.K/DIR/2005 tentang pedoman keselamatan umum di lingkungan PT PLN
3
serandang tegangan tinggi (Persero)
Kepdir No.092.K/DIR/2005 tentang pedoman keselamatan kerja di lingkungan PT PLN
Instalasi berbahaya
(Persero)
bagi keselamatan
manusia dan SNI 04-0225- 2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000) dan SNI 04-
operasional rutin Pembumian peralatan dan 0225- 2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011).
4
pagar belum lengkap
SNI 04-0226-1987 tentang Instalasi/peralatan listrik, Petunjuk pemeliharaan

Belum tersedia rambu


SPLN U1.005: 2014 tentang Standar Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
5 amar dan bahaya yang
Kesehatan Kerja (SMK3); SPLN 106: 1993 Tanda Keselamatan Kerja;
permanen

IED proteksi kapasitor terdiri dari BPU-1 dan BPU-2


IED BPU-1 mempunyai fungsi three phase under /over
Ketidaksesuaian Bay kapasitor BPU-1 dan SPLN S3.001-3: 2012, voltage relay atau single phase sesuai dengan peralatan
6 spesifikasi BPU-2 digabung dalam tentang Spesifikasi Remote primary Desain
peralatan satu IED Station butir 7.24.5
IED BPU-2 mempunyai fungsi:
OCR, GFR unbalance relay (46)

17
SPLN T6.002-1: 2020

No. Potensi masalah Kriteria/acuan Tahap temuan

a. Melampirkan surat keterangan dari PT PLN (Persero)


PUSLITBANG bahwa gateway telah lulus uji fungsi
SPLN S3.001-3: 2012,
Peralatan SOGI belum protokol IEC 60870-5-101
tentang Spesifikasi Remote
7 lulus uji interoperability dari b. Melampirkan surat keterangan bahwa BCU, IED Spesifikasi
Station ; butir 5.3 syarat
PLN Puslitbang Proteksi, AVR dan kWh meter yang akan dipasok
teknis SOGI point b dan c
telah lulus uji fungsi protokol IEC 61850 dari PT PLN
(Persero) PUSLITBANG

Semua Main Protection Unit (MPU) seperti: Distance


SPLN S3.001-3: 2012,
Protection, Line Current Differential Protection, Trafo
tentang spesifikasi Remote
Peralatan proteksi utama Differential Protection, Busbar Differential Protection,
Station, butir 7.23 IED
8 belum lulus uji RTDS dari Diameter Differerential Protection / CCP (Low Impedance) Spesifikasi
proteksi 500 kV dan 275 kV;
PLN Puslitbang harus lulus pengujian RTDS menggunakan model sistem
butir 7.24 IED proteksi 150
dari PT PLN (Persero) dengan Security Index dan
kV
Dependability Index minimal 99.5%.

SPLN S3.001-3: 2012,


tentang Spesifikasi Remote
Tidak ada back up server
9 Station, butir 7.5.2 station Sesuai gambar 12 dan 13 Desain
SOGI
level opsi 1 dan 7.5.3 station
level opsi 2

Proteksi utama (main Fungsi proteksi utama harus terpisah secara hardware
protection) dengan SPLN T5.002: 2010, tentang dengan proteksi cadangan lokal mulai dari pasokan DC
10 proteksi cadangan (back Pola Proteksi Saluran sampai dengan tripping coil PMT, tetapi fungsi Desain
up protection) digabung Transmisi, butir 8 pendukung lainnya boleh satu kesatuan hardware
pada satu peralatan (misalnya auto-recloser, recorder dan lainnya)

SK Dir No. 216.K/DIR/2013


CB untuk bay line yang
tentang Standarisasi
terpasang three pole single
Spesifikasi Material CB/ PMT terpasang harus three Pole three mechanism
11 mechanism (tiga kutub Desain
Transmisi Utama di (tiga kutub dengan tiga penggerak mekanik).
dengan satu penggerak
Lingkungan PT PLN
mekanik).
(Persero).

18
SPLN T6.002-1: 2020

No. Potensi masalah Kriteria/acuan Tahap temuan

Saluran udara tegangan


tinggi (SUTT) yang
tersambung dengan Pada umumnya desain bay
Segmen saluran kabel tegangan tinggi harus dilengkapi
12 saluran kabel tegangan line pada GIS dilengkapi Desain
dengan proteksi kabel
tinggi (SKTT) tidak dengan proteksi kabel
dilengkapi dengan proteksi
pada segmen SKTT

SPLN T5.002: 2010, tentang


Tripping coil pada CB /
Pola Proteksi Saluran PMT harus memiliki 2 (dua) tripping coil untuk proteksi
13 PMT ≥ 70kV hanya Spesifikasi
Transmisi, butir 6.3.3 utama dan cadangan
terpasang 1 buah
tripping coil

Pengaman bay line >150


kV SPLN T5.002: 2010 tentang
Proteksi utama 1 dan proteksi utama 2 harus berbeda
Proteksi utama 1 dan Pola proteksi saluran
jenis proteksi atau jika jenisnya sama harus
14 proteksi utama 2 transmisi bagian 2: Desain
menggunakan algoritma pengukuran yang berbeda atau
menggunakan peralatan tegangan ekstra tinggi 275
manufaktur yang berbeda.
yang identik: merek, tipe, kV dan 500 kv hal 17 Butir 7
algoritma

SPLN T5.003-1: 2010


tentang Pola Proteksi
Transformator Tenaga, Relay REF diperlukan disisi primer dan sekunder
Transformator Tenaga ≥ 30 Tabel 1 pola proteksi transformator yang mempunyai vektor YNyn (table 1)
MVA dengan pentanahan transformator 500/150 kV,
15 Low Resistance atau solid 275/150 kV, 150/66 kV, Desain
tidak dilengkapi dengan 150/20 kV dan 66/20 kV,
pengaman REF butir 6.1.6 REF tidak berlaku untuk trafo yang ditanahkan melalui
Permen ESDM tentang impedansi tahanan besar
aturan jaringan sistem
tenaga listrik

19
SPLN T6.002-1: 2020

No. Potensi masalah Kriteria/acuan Tahap temuan

Pengujian SCADA a. SPLN S3.001-3: 2012,


dan/atau telekomunikasi tentang Spesifikasi
tidak dapat dilaksanakan Remote Station Konstruksi dan
16 Selesaikan konstruksi dan/atau relokasi untuk integrasi
karena ketidaksiapan b. SPLN S3.002-1: 2013 desain
peralatan SCADA dan tentang Spesifikasi
telekomunikasi. telekomunikasi

Pada gardu induk


perluasan:
a. Bay baru terintegrasi
- Bay baru belum dengan SOGI eksisting
terintegrasi dengan b. SPLN S6.002: 2014 a. Bay baru harus terintegrasi dengan instalasi eksisting Konstruksi dan
17 SOGI eksisting tentang Panduan desain
- Bay baru yang siap komisioning sisem
Konstruksi
untuk SOGI belum otomasi gardu induk
terintegrasi dengan GI
eksisting
a. SK DIR No. 0520 Tahun
Ditemukan DC ground fault 2014.
pada instalasi baru, baik b. Positif - Ground 50% Un
18 DC ground hilang Konstruksi
pada GI baru maupun +/- 15 %.
pada GI perluasan c. Negatif - Ground 50%
Un +/-15%

Pekerjaan gardu induk


a. Instalasi buspro Harus terintegrasi dengan busbar proteksi eksisting
perluasan mengakibatkan Konstruksi dan
19 eksisting berfungsi
busbar protection eksisting desain
dengan baik.
menjadi tidak aktif

20
SPLN T6.002-1: 2020

Lampiran B
Format Laporan Komisioning

LAPORAN TEKNIK KOMISIONING GARDU INDUK


JUDUL

RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Uraian yang berisikan antara lain mengenai dasar pelaksanaan komisioning, pemilik
instalasi tenaga listrik, lokasi instalasi dan informasi lain yang bersifat umum.
1.2 Riwayat Instalasi
Uraian yang berisikan antara lain mengenai tahun pembangunan, konsultan perencana
pembangunan, kontraktor pelaksana pembangunan, pelaksana komisioning, konsultan
pengawas pembangunan, operator instalasi dan informasi lain yang terkait.

BAB II LINGKUP PEKERJAAN


Uraian yang berisikan lingkup pekerjaan, peralatan dan instalasi yang dilakukan
komisioning

BAB III REFERENSI ACUAN


Uraian yang berisikan undang-undang, peraturan, standar (Internasional dan Nasional),
prosedur komisioning, instruction manual O & M, skematik diagram dan diagram logika
yang sudah disetujui, buku kontrak pengadaan gardu induk dan informasi lain yang terkait

BAB IV DATA TEKNIS


Uraian yang berisikan data teknis dan spesifikasi teknik peralatan utama gardu induk. Bila
uraian data teknis panjang dapat dimasukan sebagai lampiran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN


Uraian yang berisikan tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan, pelaksana yang terdiri dari;
pelaksana pengujian/komisioning, pelaksana supervisi komisioning dan pelaksana
konsultan/pengawas proyek

21
SPLN T6.002-1: 2020

BAB VI HASIL KOMISIONING


Uraian yang berisikan hasil komisioning terhadap uji individu, uji system, uji unit,
perhitungan uji unjuk kerja, temuan-temuan selama periode komisioning, rekomendasi
teknik dan informasi lain yang terkait

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


Uraian yang berisikan kesimpulan uji individu, uji system, uji unit, perhitungan uji unjuk
kerja, justifikasi hasil komisioning, rekomendasi dan saran

LAMPIRAN
1. Bagan kutub tunggal (Single Line Diagram);
2. Data teknis dan spesifikasi teknik;
3. Ikhtisar hasil komisioning;
4. Sertifikat dan rekomendasi teknik yang diterbitkan lembaga inspeksi teknik yang
terkait;
5. BAPPK.

22
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai