Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS KE-1

Nama Mata Kuliah : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


Kode Mata Kuliah : EKMA4102.22

Nama : Mardani Oktovianus Lungka’


NIM : 044867872

Penghayatan Iman Katolik Dalam Konteks Hidup Menggereja

Di zaman ini sedang berada pada arus zaman yang serba instan, dan cenderung
individualis. Situasi seperti ini tidak sedikit membawa dampak merugikan bagi kita umat. Hal ini
membuat kita semakin jauh dari kehidupan menggereja. Masa kini berpangkal pada situasi hidup
dalam masyarakat Indonesia, baik yang diakibatkan oleh perubahan alam maupun oleh perbuatan
manusia. Di situasi seperti itu, kita umat Katolik mengalami persoalan hidup sosial dan
guncangan sebagai umat beriman. Tidak jarang orang-orang dalam masyarakat berbuat
menyimpang dari ajaran imannya karena bermacam-macam persoalan hidup seperti tekanan,
desakan, ancaman dan hawa nafsu duniawi.

Pengaruh globalisasi dan modernitas sangat mendominasi pola piker dan perilaku kita,
kita berubah seturut perkembangan zaman. Kehadiran berbagai produk ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan kita. Munculnya berbagai hal
tersebut diharapkan menjadikan manusia sebagai makluk yang bermartabat, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan dan manusia menjadikan sesamanya lebih manusiawi, akan tetapi
harapan itu malah terjadi sebaliknya, kita malah menjadi lebih individualis dan materelitis.
Manusia tidak lagi menggunakan suara hati sehingga kita sebagai ciptaan Tuhan kerapkali
melakukan tindakan yang tidak lagi berorientasi pada nilai-nilai luhur hidup sesuai kehendak
Tuhan.

Dalam situasi sekarang ini, bagaimana kita sebagai umat perlu meneladani dan
menghayati ajaran Yesus Kristus, jika pola hidup umat Kristiani seperti pola hiudp Yesus, maka
setiap persoalan tidak akan menjadi masalah besar yang dapat merenggut kebahagian. Kita umat
harus menjadi Sabda Bahagia dalam kebahagiaan yang akan diberikan oleh bentuk kehidupan
yang lebih penuh dengan Allah. Allah adalah sumber segala kebahagiaan manusia.

Kita umat menjadi Garam Dunia dan Terang Dunia, kita sebagai manusia harus memberi
rasa berupa pengaruh yang baik bagi sesama dan lingkungan disekitar kita.

Gereja sudah cukup lama menghadirkan dirinya dalam kehidupan masyarakat dengan
situasi hidup sebagai konteksnya, namun umat belum mencapai kesadaran iman yang sungguh
memadai dalam menanggapi berbagai tuntutan masyarakat pada masa sekarang.

Kita sebagai umat katolik melalui gereja terpanggil supaya melayani manusia dan umat
seluruhnya. Manusia yang dimaksudkan ialah segenap keluarga berserta lingkungan hidupnya,
jerih payah,suka duka, kecemasan, kekayaan, kejayaan dll.

Melalui Gereja kita diharapkan menjadi saluran rahmat dan kasih Allah bagi sesama
bahkan mereka yang berada diluar lingkup Gereja.

Kehidupan menggereja tidak hanya tinggal dan beraktivitas di seputar Gereja (paroki)
saja, tapi juga berani keluar berkumpul dengan hidup dengan masyarakat yang majemuk. Hidup
di dalam masyarakat adalah wujud nyata keberadaan kita. Disinilah iman kita diuji, dikuatkan
dan ditantang manakala kita berbuat baik dalam perilaku.

Kita diharapkan rela berkorban yang tidak hanya berupa uang/materi tetapi berwujud
pengorbanan waktu/merelakan waktu kita untuk kemajuan masyarakat dan gereja )menjadi
pengurus lingkungan/wilayah/RT/RW/Kelurahan/Kecamatan/organisasi lainnya, dll)

Bahkan kita harus memiliki keberanian untuk membawa sesuatu yang baru, berinovasi di
dalam masyarakat dan Gereja. Bahkan rela ide-ide atau saran ditolak , saran tetapi tetap
semangat dan gembira dalam hidup ini. Kita mempunyai prinsip bahwa selagi itu berguna dan
membantu mengembangkan hidup bermasyarakat dan Gereja, maka kita melakukannya dengan
gembira pula. Teladan Yesus menjadi inspirasi bagi kita untuk terus-menerus mengembangkan
iman, harapan, dan kasih serta wewujudkan iman Katolik di manapun berada.

Semoga hidup menggereja bahkan hidup memasyarakat kita menjadi inspirasi bagi
sesama yang kita jumpai dan kita melayaninya dengan penuh semangat, seperti Yesus yang
sampai akhir hidupnya tetap setia kepada Bapa.

Referensi :
1. Kisah Para Rasul 2:41-47
2. https://www.parokivianney.org/post/hidup-menggereja-bukan-sekadar-pergi-ke-gereja
3. https://123dok.com/document/y4xmro9z-menggereja-kontekstual-sebagai-menghayati-
beriman-kristiani-indonesia-skripsi.html
4. https://paroki-sragen.or.id/2019/11/18/hidup-menggereja-seturut-teladan-orang-kudus/

Anda mungkin juga menyukai