Anda di halaman 1dari 12

Hari Pertama RAM (Ramadhan Andalan Mengaji)

Materi 01 : Rukun Iman dalam Islam


Pemateri : Dra. Muttamirati, M.Pd
RAM : 06 (Mipa 3&4)

A. Pengertian Rukun Iman


Rukun iman adalah dasar kepercayaan dalam Islam yang wajib
diamalkan oleh orang yang beriman. Kata ‘rukun’ sendiri
memiliki arti dasar atau pokok yang harus dikerjakan.
Sementara ‘iman’ bermakna yakin atau percaya. Umat Islam
wajib memahami dan mengamalkan tiap rukun iman di
kehidupan sehari-hari.

B. Bunyi Rukun Iman


Bunyi Rukun Iman sendiri adalah sebagai berikut :
a. Iman kepada Allah.
b. Iman kepada Malaikat.
c. Iman kepada Kitab-Kitab Allah.
d. Iman kepada Nabi dan Rasul.
e. Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)
f. Iman kepada Qada dan Qadar (Takdir)

C. Cara Menerapkan Rukun Iman di Kehidupan Sehari-hari

a. Percaya bahwa Allah itu esa.


b. Taat akan perintah Allah dan jauhi larangan Allah.
c. Beribadah kepada Allah.
d. Percaya Allah yang menciptakan hal yang ada di langit
dan di bumi.
e. Mengetahui dan mempelajari asma-asma Allah.

Materi 02 : Rukun Islam


A. Pengertian Rukun Islam

Rukun Islam adalah lima hal dasar yang diajarkan dalam agama
Islam. Lima hal tersebut antara lain mengucapkan dua kalimat
syahadat, melaksanakan salat, melaksanakan puasa, membayar
zakat, dan pergi haji. Kelima rukun itu disebut dalam hadits
Jibril.

B. Bunyi Rukun Islam


1. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
2. Melaksanakan Shalat
3. Melaksanakan Puasa
4. Membayar Zakat
5. Menunaikan Haji Bila Mampu

C. Cara Menerapkan Rukun Islam dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Mengucapkan dua kalimat syahadat ketika waktu dzikir.
2. Melaksanakan Shalat terutama shalat wajib 5 waktu.
3. Melaksanakan ibadah puasa terutamanya puasa di bulan
Ramadhan.
4. Membayar Zakat fitrah ketika menjelang lebaran atau
membayar zakat mal (harta) jikalau sudah mampu.
5. Menunaikan ibadah haji ke tanah suci bila mampu.

Hari Kedua RAM (Ramadhan Andalan Mengaji)


Materi 03 : Thaharah, Mandi Wajib
Pemateri : Hj. Nurdahliyah S.pd
RAM : 06 (MIPA 3&4)

A. Pengertian Thaharah dan Mandi Wajib


Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh
setiap umat islam, saat melakukan hal-hal tertentu, seperti
sama halnya dengan melaksanakan shalat dan tawaf.
Sedangkan mandi wajib adalah proses pembersihan fisik
yang sifatnya wajib bagi seorang muslim. Tujuannya adalah
untuk membersihkan tubuh dan mensucikan diri kembali dari
hadas besar. Tata cara mandi wajib pun sudah ada kaidahnya
sendiri, jadi harus dilakukan dengan benar.

B. Tata Cara Melakukan Thaharah


1. Niat.
2. Membasuh seluruh muka.
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
4. Mengusap sebagian rambut kepala.
5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki.
6. Tertib, artinya mendahulukan mana yang harus
didahulukan dan mengakhiri yang harus diakhiri.

ِ ‫ث اَأْلصْ غ‬
‫َر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ ِ ‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬

Bacaan latinnya: “Nawaitul wudhu’a liraf’il hadatsil ashghari


fardhan lillahi ta’ala.”

Artinya: “Saya niat berwudhu untuk mengangkat hadas kecil,


wajib karena Allah Ta’ala.”
C. Tata Cara Mandi Wajib

1. Basuh kedua tangan.


2. Tuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri,
kemudian basuh kemaluan.
3. Berwudhu seperti tata cara wudhu untuk salat.
4. Siram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal
rambut hingga rata.
5. Basuh kepala sebanyak tiga kali.
6. Basuh seluruh tubuh.
7. Basuh kedua kaki.
D. Niat Mandi Wajib

‫ث اَأْل ْكبَ ِر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى‬


ِ ‫ْت ْال ُغس َْل لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬
Latin: Nawaitul ghusla liraf’il janabati min jasadi fardan lillahi
ta’ala.
Artinya: “Saya niat mandi wajib junub untuk mengangkat hadas
besar dari tubuhku demi mencapai ridha Allah SWT.

Materi 04 : Praktek Tayammum oleh Bapak Drs. Amiruddin M.


Hari Ketiga RAM (Ramadhan Andalan Mengaji)
Materi 05 : Praktek Wudhu
Pemateri : Drs. Amiruddin M
RAM : 06 (Mipa 3&4) dan Kelas Mengeja

Praktek Wudhu oleh bapak Drs. Amiruddin M.

Materi 06 : Cinta Tanah Air


Pemateri : Drs. M Jafar Zakaria M
RAM : 06 (MIPA 3&4)

A. Pengertian Cinta Tanah Air


Cinta Tanah Air adalah kasih sayang yang diberikan terhadap
negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan, dan hidup di
dalamnya. Sikap cinta Tanah Air mencakup kesetiaan,
perhatian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan, sosial, dan budaya bangsa. Sedangkan dalam Islam,
Cinta Tanah Air adalah bagian dari syariat Islam, dengan
mencintai Tanah Air dalam hal ini adalah negara Indonesia, kita
telah melaksanakan syariat Islam dan telah menjaga negeri ini
dari kehancuran.

B. Bentuk Cinta Tanah Air dalam Islam


Cinta tanah air dapat diwujudkan melalui belajar tekun, menjaga
kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru,
menghargai sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar
agama kepada kiai atau ulama secara mendalam, dan berusaha
agar keberadaaanya mendatangkan manfaat untuk masyarakat,
bangsa, dan negara.

C. Apa Tujuan Islam dalam Memerintahkan untuk Cinta Tanah Air


Karena cinta tanah air telah menjadi bagian dari ajaran Islam,
sudah jelas bahwa seorang muslim harus mencapai standar
loyalitas tertinggi terhadap tanah airnya, karena hal tersebut
adalah jalan untuk meraih Allah dan menjadi lebih dekat
kepada-Nya.
D. Contoh Sikap Cinta Tanah Air
1. Menghormati perbedaan agama, suku, dan budaya, serta
menghargai hak asasi manusia.
2. Turut serta dalam berbagai kegiatan sosial dan kepedulian
terhadap sesama. Membantu membangun solidaritas sosial
di Indonesia.
3. Tidak menyebarkan fitnah.
4. Bangga menggunakan bahasa Indonesia dan membeli
produk-produk buatan anak bangsa.
5. Menjaga toleransi antar umat beragama.
Salah seorang ulama Indonesia KH Muhammad Hasyim Asy’ari
(1871-1947) berhasil mencetuskan prinsip hubbul wathani minal iman
(cinta tanah air adalah bagian dari iman). Konteksnya saat itu untuk
membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para
penjajah. Kiai Hasyim Asy’ari adalah ulama yang mampu
membuktikan bahwa agama dan nasionalisme bisa saling memperkuat
dalam membangun bangsa dan negara. Dua unsur ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Agama Islam memerlukan tanah air
sebagai lahan dakwah dan menyebarkan agama, sedangkan tanah air
memerlukan siraman-siraman nilai-nilai agama agar tidak tandus dan
kering. Meminjam pernyataan ulama asal Kempek, Cirebon KH Said
Aqil Siroj, agama tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrem.
Sedangkan nasionalisme tanpa agama akan kering. Hal ini terbukti
ketika fenomena ekstremisme agama justru lahir dari orang dan
kelompok orang yang terlalu eksklusif dan sempit dalam memahami
agama tanpa memperhatikan realitas sosial kehidupan. Jika agama
diartikan sebagai jalan hidup, sudah semestinya agama berperan
dalam realitas kehidupan. Dalam konteks tersebut, realitas bahwa
bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk menuntut seluruh
elemen bangsa menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan. Di
sinilah prinsip cinta tanah air harus diteguhkan. Perjuangan melawan
dan mengusir penjajah ditegaskan Kiai Hasyim Asy’ari sebagai
kewajiban agama atas seluruh rakyat Indonesia sebagai kaum
beragama yang sedang terjajah. Pandangan Kiai Hasyim Asy’ari
tersebut tentu melihat maslahat yang lebih luas, yakni kemerdekaan
sebuah bangsa yang akan mengantarkan pada kemakmuran dan
keadilan sosial. Tanpa didasari akan kesadaran membela tanah airnya,
besar kemungkinan kolonialisme akan terus eksis di bumi pertiwi
Indonesia.

Hari Kelima RAM (Ramadhan Andalan Mengaji)


Materi : Sholat Wajib dan Masbuq

A. Shalat Wajib
Salat 5 waktu merupakan kewajiban setiap umat Islam yang balig dan
berakal. Maka dari itu, sangat penting untuk tahu tata cara salat. Dalam
setiap hari, umat Muslim diwajibkan untuk menunaikan salat 5 waktu,
yang terdiri dari salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Setiap waktu
salat tersebut memiliki jumlah rakaat yang berbeda. Ada pula
beberapa bacaan khusus yang membedakannya. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

4‫ا‬4ً‫ت‬4‫و‬4ُ‫ ق‬4‫و‬4ْ 4‫ َّم‬4‫ا‬4ً‫ ب‬4َ‫ت‬4ٰ 4‫ ِك‬4‫ن‬4َ 4‫ي‬4ِ‫ن‬4‫ْؤ ِم‬44‫ ُم‬4‫ ْل‬4‫ ٱ‬4‫ى‬4َ‫ ل‬4‫ َع‬4‫ت‬
4ْ 4َ‫ن‬4‫ ا‬4‫ َك‬4َ‫ة‬4‫و‬4ٰ 4َ‫ ل‬4‫ص‬
َّ 4‫ل‬4‫ ٱ‬4‫ن‬4َّ ‫ِإ‬

Latinnya : "innaṣ-ṣalāta kānat 'alal-mu`minīna kitābam mauqụtā"

Artinya: "Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan


waktunya atas orang-orang yang beriman," (QS. An-Nisa: 103).
Salat 5 waktu tidak boleh ditinggalkan, karena amal ibadah yang
satu ini merupakan tiang agama. Nabi Muhammad SAW menyebut
dalam hadis, yang artinya: Dari Ibnu Abbas RA. Bahwasannya Nabi
SAW telah mengutus Muadz RA ke Yaman, lalu beliau bersabda
kepadanya:

“Ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk bersaksi bahwa tidak ada


Tuhan selain Allah dan sungguh aku adalah utusan Allah, jika
mereka menaatinya, maka beritahukan mereka bahwa Allah telah
mewajibkan kepada mereka 5 salat dalam sehari semalam,” (HR. Al-
Bukhari).

Sebelum memahami tata cara salat, pertama-tama Moms dan Dads


harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:

 Harus beragama Islam

 Balig dan berakal sehat

 Bersih dari najis kecil dan besar

 Mengetahui tata cara salat

 Sudah masuk waktu salat (ditandai dengan azan)

 Harus selalu menghadap kiblat

 Wajib memenuhi peraturan menutup aurat

Apabila ada salah satu syarat di atas yang tak dipenuhi, meskipun
tata cara salatnya benar, maka salat dapat menjadi tidak sah dan tak
berpahala.

Selain syarat, ada pula yang disebut dengan rukun salat yang harus
diketahui sebelum memahami tata cara salat, yakni:

o Berdiri bagi yang masih mampu

o Mengucapkan niat di dalam hati

o Mengucapkan takbiratul ihram (takbir pertama)

o Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat


o Rukuk dan tumakninah

o Membaca iktidal setelah rukuk dan tumakninah

o Menjalani sujud 2 kali

o Duduk di antara dua sujud

o Duduk tasyahud akhir

o Membaca doa tasyahud akhir

o Membaca selawat Nabi Muhammad SAW saat tasyahud akhir

o Salam pertama

o Tertib melakukan rukun salat secara berurutan

2. Bacaan Sholat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tedapat 5 waktu salat yang wajib
ditunaikan oleh setiap Muslim. Sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah SWT
berfirman:

4‫ن‬4َ 4‫ي‬4‫ ِح‬4‫و‬4َ 4‫ ا‬4ًّ‫ي‬4‫ش‬ ِ 4‫ر‬4ْ ‫َأْل‬4‫ٱ‬4‫و‬4َ 4‫ت‬


4ِ 4‫ َع‬4‫و‬4َ 4‫ض‬ ِ 4‫و‬4َ4ٰ 4‫ َم‬4ٰ 4‫س‬
َّ 4‫ل‬4‫ ٱ‬4‫ى‬4ِ‫ ف‬4‫ ُد‬4‫ ْم‬4‫ح‬4َ 4‫ ْل‬4‫ ٱ‬4ُ‫ه‬4َ‫ ل‬4‫ َو‬4‫ن‬4َ 4‫و‬4‫ح‬4ُ 4ِ‫ب‬4‫ص‬ ُ 4‫ ْم‬4ُ‫ ت‬4‫ن‬4َ 4‫ي‬4‫ ِح‬4ِ ‫هَّلل‬4‫ ٱ‬4‫ن‬4َ 4‫ح‬4َ4ٰ 4‫ ْب‬4‫س‬
4ْ 4ُ‫ ت‬4‫ن‬4َ 4‫ي‬4‫ ِح‬4‫و‬4َ 4‫ن‬4َ 4‫و‬4‫س‬ ُ 4َ‫ف‬
e‫ن‬eَ e‫و‬e‫ ُر‬e‫ ِه‬e‫ظ‬ ْ eُ‫ت‬

Latinnya : “Fa sub-ḥānallāhi ḥīna tumsụna wa ḥīna tuṣbiḥụn, Wa lahul-


ḥamdu fis-samāwāti wal-arḍi wa ‘asyiyyaw wa ḥīna tuẓ-hirụn.”

Artinya: “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang


hari dan waktu kamu berada di waktu Subuh. Dan bagi-Nya-lah segala puji
di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di
waktu kamu berada di waktu Zuhur,” (QS. Ar-Rum: 17-18).

Inilah pembagian waktu salat dan bacaan niat salat 5 waktu bahasa Arab
yang perlu dipahami:

1. Shalat Subuh
Salat Subuh merupakan salat 5 waktu yang dikerjakan paling awal,
yakni sejak terbitnya fajar sampai terbitnya matahari. Melansir
laman NU Online, Subuh secara bahasa adalah awal siang (awwal
an-nahar). Berbeda dengan tata cara salat yang lain, salat Subuh
hanya memiliki rakaat dan termasuk paling sedikit. Karenanya, tata
cara salat Subuh yang hanya punya 2 rakaat tidak bisa disamakan
dengan Zuhur, Asar, Magrib, bahkan Isya. Untuk salat Subuh,
berikut bacaan niatnya:

4‫ى‬4َ‫ل‬4‫ ا‬4‫ َع‬4َ‫ هلل ت‬4‫ ًء‬4‫ا‬4‫ َأ َد‬4‫ ِة‬4َ‫ ل‬4‫ ْب‬4ِ‫ق‬4‫ ْل‬4‫ ا‬4‫ َل‬4ِ‫ب‬4‫ ْق‬4َ‫ت‬4‫س‬
ْ 4‫ ُم‬4‫ ِن‬4‫ ْي‬4َ‫ت‬4‫ع‬4‫ َك‬4‫ َر‬4‫ح‬4‫ ْب‬4‫ص‬ َ ‫ُأ‬.
4َ 4‫ر‬4ْ 4َ‫ ف‬4‫ى‬4ِّ‫ ل‬4‫ص‬
ُّ 4‫ل‬4‫ ا‬4‫ض‬

Latinnya : “Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati


adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: Aku niat salat fardu Subuh, dua rakaat, menghadap kiblat,
tepat waktu, karena Allah ta’ala.

Perbedaan salat Subuh dengan salat wajib 5 waktu lainnya adalah


adanya kesunnahan membaca doa qunut.
2. Sholat Zuhur
Salat Zuhur dikerjakan pada siang hari, tepatnya ketika matahari
berada di tengah langit sampai bayangan sebuah benda sama
panjangnya dengan benda tersebut. Zuhur artinya di tengah siang atau
waktu terang. Salat Zuhur terdiri dari 4 rakaat dengan 2 tahiyat.
Adapun bacaan niat salat 5 waktu bahasa Arab, khususnya Zuhur,
yaitu:

‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬ ٍ َ ‫ظ ْه ِر َأ ْربَ َع َر َكعا‬


ْ ‫ت ُم‬ ُّ ‫ض ال‬
َ ‫صلِّ ْي فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

Latinnya : “Usholli fardha dzuhri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati


adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: “Aku niat salat fardu Zuhur, empat rakaat, menghadap kiblat,
tepat waktu, karena Allah ta’ala.”
3. Sholat Asar
Tata cara salat Asar sama dengan salat 5 waktu yang jumlah
rakaatnya ada 4, seperti Zuhur dan Isya. Waktu salat Asar yaitu sejak
bayangan benda sedikit melebihi bendanya, sampai matahari
terbenam. Jumlah rakaatnya juga sama dengan salat Zuhur, 4 rakaat
dengan 2 tahiyat. Bacaan niat salat Asar, yakni:

‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬


ٍ َ ‫ع َر َكعا‬eَ َ‫ض ال َعصْ ِرَأرْ ب‬ َ ‫ُأ‬.
َ ْ‫صلِّى فَر‬

Latinnya : “Usholli fardha ‘ashri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati


adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: “Aku niat salat fardu asar, empat rakaat, menghadap kiblat,
tepat waktu, karena Allah ta’ala.”

4. Shalat Magrib
Salat Magrib merupakan salat wajib 5 waktu yang berjumlah 3 rakaat
dengan 2 tahiyat. Salat Magrib dilakukan sejak matahari terbenam,
hingga mega merah sudah tak tampak lagi di langit. Dalam tata cara
salat Magrib, Moms mesti melakukan tahiyat awal di rakaat ke-2, lalu
dilanjutkan dengan tahiyat akhir di rakaat ke-3. Berikut ini bacaan
niat salat Magrib sebagai rangkaian salat 5 waktu:

‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬


ٍ َ ‫ث َر َكعا‬ ِ ‫ض ال َم ْغ ِر‬
َ َ‫ب ثَال‬ َ ‫ُأ‬.
َ ْ‫صلِّى فَر‬

Latinnya : “Usholli fardha maghribi tsalaatsa raka`aatin mustaqbilal


qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: “Aku niat salat fardu maghrib, tiga rakaat, menghadap kiblat,
tepat waktu, karena Allah ta’ala.”
5. Shalat Isya
Terakhir, ada salat Isya yang ditunaikan sejak hilangnya ‘mega
merah’, sampai terbit fajar shadiq (fajar yang pancaran cahayanya
membentang atau horizontal). Tata cara salat Isya mirip dengan salat
Zuhur dan Asar. Hal yang membedakan hanya niatnya saja. Salat Isya
berjumlah 4 rakaat dengan 2 tahiyat. Berikut ini bacaan salat isya,
khususnya niat:

‫ل ا ْلقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬4َ ِ‫ستَ ْقب‬ ٍ َ ‫العشَاء َِأ ْربَ َع َر َكعا‬
ْ ‫ت ُم‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ُأ‬
َ ‫صلِّى فَ ْر‬

Latin nya : “Usholli fardha ‘isyaa`i arba’a raka`aatin mustaqbilal


qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: “Aku niat salat fardu Isya, empat rakaat, menghadap kiblat,
tepat waktu, karena Allah ta’ala.”

B. Makmum Masbuq
Makmum masbuq adalah makmum yang sering ditemui ketika sholat
berjamaah. Sholat merupakan tiang agama umat Islam. Menjalankan
sholat, terutama sholat berjamaah merupakan ibadah utama yang
harus dilakukan. Dalam sholat berjamaah ada istilah makmum yang
merupakan orang yang dipimpin sholat oleh imam. Makmum ini
terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya makmum masbuq.
Makmum masbuq adalah makmum yang hadir ketika sholat sudah
dimulai. Makmum berasal dari bahasa Arab, ‫ َمْأ ُموْ ٌم‬ma’mūm yang
berarti pengkut. Ia berakar dari kata ‫ َأ َّم‬amma yang berarti memimpin,
menuju, atau menginginkan. Dalam KBBI, makmum artinya orang
yang dipimpin oleh imam. Sementara masbuq berasal dari bahasa
Arab ‫ق‬ٌ ْ‫ َم ْسبُو‬masbūq yang berarti tertinggal. Masbuq adalah dalah
orang yang datang terlambat untuk sholat berjamaah. Makmum
Masbuq adalah makmum yang datang terlambat pada saat salat
berjemaah, sementara imam sudah mengerjakan sebagian rukun salat
atau sudah masuk ke rakaat berikutnya. Masbuq atau orang yang
terlambat datang adalah orang yang mengikuti sholat berjamaah
setelah ruku pada rakaat pertama. Misalnya, jika makmum baru
mengikuti 2 rakaat terakhir sholat Zuhur, Ashar, Isya, maka ia harus
menambah 2 rakaat lagi tanpa mengikuti tasyahud akhir imam.
Setelah ia menambah ketertinggalannya yaitu 2 rakaat baru
melakukan tasyahud terakhir.

Hari Ketujuh RAM (Ramadhan Andalan Mengaji)


Materi 14 : EVALUASI MENGAJI

Di hari ketujuh, diberikan sebuah evaluasi untuk mengetahui


pencapaian selama proses RAM (Ramadhan Andalan Mengaji).

Anda mungkin juga menyukai