Anda di halaman 1dari 55

 Pada saat monitoring dilapangan (realisasi

fisik) bisa berbeda dengan perencanaan


tersebut, sebagai gambaran :
Pelaksanaan fisik dapat :
a. Lebih cepat dari perencanaan, atau
b. lebih lambat dari perencanaan, atau
c. pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Seperti terlihat dalam bar charts dan kurva
“S” berikut.
MINGGU
DESKRIPSI DURA BO
NO PEKerjaan SI BOT
MING (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GU
1,11 1,11
1 Persiapan 2 2,22
0,55 0,55
2 Galian tnh 2 1,11
1,11 1,11 1,11
3 Pondasi 3 3,33
11,11 11,11
4 Beton btulang 2 22,22
1,48 1,48
5 pasangan 3 4,44
6,67 6,67
6 Pintu jndela 2 13,33
7,78 7,78
7 Atap 2 15,56
2,22 2,22
8 Langit-langit 2 4,44
5,56 5,56
9 Lantai 2 11,11
11,11 11,11
10 finishing 2 22,22

nilai 100
RENCANA

REALISASI FISIK DI LAPANGAN (selesai lebih cepat dari


rendana
b. Rencana & kenyataan :
Kegiatan Waktu yg Waktu yg diperlukan
diperlukan mnrt mnrt kenyataan (hari)
rencana (hari)
A 4 4
B 3 3
C 5 8
D 6 Belum tahu
E 8 Belum tahu
F 5 Belum tahu
Saat
laporan
A
RENCANA
B
KENYATAAN
C rencana

D realisasi

F
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
GAMBAR 12-1
Saat
lapor
A an
RENCANA
B Kemungkinan
Kenyataan :
C realisasi
dibawah
rencana
D
realisasi
semula sesuai
E rencana 
lbh
tinggidibaw
F ah rencana

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Gambar kemungkinan kenyataan :


ARROW DIAGRAM
METHOD
BAB 15 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
(WULFRAM I, ERVUABTO)
IDENTIFIKASI LINGKUP PROYEK, DAN MENGURAIKAN
MENJADI KOMPONEN2 KEGIATAN.

MENYUSUN KOMPONEN2 KEGIATAN SESUAI URUTAN


LOGIKA KETERGANTUNGAN MENJADI JK.

MEMBERIKAN PERKIRAAN KURUN WAKTU


MASING2 KEGIATAN.

IDENTIFIKASI JALUR KRITIS, FLOAT DAN KURUN


WAKTU PENYELESAIAN PROYEK

MENINGKATKAN DAYA GUNA & HASIL GUNA


PEMAKAIAN SUMBERDAYA
Ativity of Arrow atau arrow diagram terdiri dari :
a. Anak panah = menggambarkan kegiatan atau
aktivitas.
b. Lingkaran/segi empat = menggambarkan
kejadian (event).
Node “I” dan “J” :
“I” = Kejadian (event) di awal anak panah
“J” = Kejadian (event) di akhir anak panah
“j” = bisa jadi awal untuk kejadian berikutnya
1. Penggambaran, network diagram hrs jelas dan
mudah untuk dibaca.
2. Harus dimulai dr event/kejadian dan diakhiri
pd event/kejadian.
3. Kegiatan disimbulkan dg anak panah yang
digambar lurus dan boleh patah.
4. Dihindari terjadinya perpotongan anak2 panah.
5. Di antara dua kejadian, hanya boleh ada satu
anak panah.
6. Penggunaan kegiatan semu (dumi) ditunjukkan
dengan garis putus2 & jumlahnya seperlunya
saja.
7. Penulisan kejadian dan kegiatan seperti
(gambar 15.3)
a. Hubungan peristiwa & kejadian
pada AOA (AKTIVITY ON NODE)
Peristiwa (node/event Peristiwa
terdahulu) (node/event
berikutnya)
kegiatan
i j
Kurun waktu (D)

b. Hubungan antara kegiatan2 pada AON

Kegiatan
Kegiatan A Kegiatan B
penghubung

Sumber Imam Suharto


c. Kegiatan B mulai setelah A
selesai

A B

d. Kegiatan B dan C dapat dimulai


setelah A selesai (kegiatan memencar)
B

C
e. Kegiatan C dan D dapat
dimulai setelah kedua kegiatan
A dan B selesai
A C

B D
7. DUMMY

Agar terlihat adanya hubungan ketergantungan


antara dua peristiwa (event) maka diadakan
kegiatan fiktif yg disebut dummy.

Dummy tidak memerlukan waktu dan


digambarkan sebagai garis terputus.
Kapan Dummy diperlukan, sering
merupakan hal yang cukup rumit
untuk menentukannya. Bila suatu
kegiatan mempunyai lebih dari satu
kegiatan-kegiatan terdahulu, dan
kegiatan terdahulu tersebut juga
merupakan kegiatan terdahulu dari
kegiatan lain, maka dummy
diperlukan untuk memperlihatkan
hubungan ketergantungan yang ada
di antaranya.
(gambar 12,4)
Kegiatan A & B harus selesai sebelum C
dpt dimulai. Sedangkan D dapat dimulai
segera setelah B selesai dan tidak
bergantung dg A.

Contoh JK dg suatu Dummy (gambar 12.4)


A C

Dum
my
B D

Misal, Kegiatan
A pengadaan tiang pancang
B mobilisasi peralatan proyek (alat pancang & alat gorong2)
C Pekerjaan pemancangan
D pekerjaan pembuatan gorong-gorong.
Selanjutnya sumber WULFRAN I
IRVIANTO
 Gambar 15.1.
EET = EARLIEST
EVENT TIME
(SAAT KEJADIAN
PALING PAGI)

NOMOR
KEJADIAN LET = LATEST EVENT
TIME
(SAAT KEJADIAN
PALING LAMBAT)

Float/ Slack (waktu


longgar) didepan Floth/slack (waktu Kritis (tidak ada waktu
longgar) dibelakang senggang)
BISA DIBUAT PERSEGI ATAU
 GAMBAR 15.2 LINGKARAN

EET = EARLIEST
EVENT TIME
(SAAT KEJADIAN
PALING PAGI)
0
0
0 LET = LATEST
EVENT TIME
(SAAT KEJADIAN
PALING LAMBAT)
NOMOR
KEJADIAN
0 KEGIATAN 0
0 1
0 DURASI 0

KEJADIAN KEGIATAN KEJADIAN


Contoh networks diagram menjelaskan :
Earliest Event Time (EET)= paling pagi dimulai
Latest Event Time (LET) = paling lambat dimulai
Float atau Slack = sejumlah waktu tunda aktivitas
Slack = Kendur (kelonggaran waktu)tanpa/
mengganggu selesainya proyek secara
keseluruhan
Critical Path = JALUR KRITIS adalah deretan aktivitas
yang menentukan waktu tercepat yang
mungkin agar proyek dapat diselesaikan
tepat waktu.
a. Bentuk/gambar jaringan kerja yg
dilakukan adalah :
 Menghitung waktu Ke depan
 Menghitung waktu Ke belakang
 Menghitung Float (mengapung)
 Menghitung Slack
 Menghitung Critical path (jalur kritis).
Pertanyaan :
Rencanakan network planing dari sebuah proyek jika
diketahui data sbb :
NO KEGIATAN KEGIATAN YG
MENDAHULUI DURASI
1 A - 11
2 B - 12
3 C - 15
4 D A 5
5 E B 8
6 F B 28
7 G C 14
8 H D,E 11
AD = 11 + 5 =16
11 20 BE=12+8 = 20

1 D(5) 4
EET
besar,
pilih yang

24 29 LET pilih yg kecil

A(11) H(11)
NO KEGI
E(8) ATA
N

0 B(12) 12 F(28)
40
0 3 KRITIS 5 1 A
0 KRITIS
12 40
2 B
3 C
C(15) G(14) 4 D
15 5 E
2
26 6 F
7 G
8 H
Menghitung Earliest Event Time (EET), digunakan menghitung
kedepan (forward analysis), dimulai dari kegiatan paling
awal dan dilanjutkan dng kegiatan berikutnya diagram di
atas, perhitungan dilakukan sbb :

EET KEGIATAN
EET
KEGIATAN EET
i A j B k
LET (DURASI) LET (DURASI)
LET

KEGIATAN KEGIATAN
DIIKUTI MENGIKUTI
EETj = EETi + durasi A, EETk = EETj + durasi B
copy

AD = 11 + 5 =16
11 20 BE=12+8 = 20

1 D(5) 4
EET pilih yang
besar,
24 29 LET pilih yg kecil

A(11) H(11)
NO KEGI
E(8) ATA
N

0 B(12) 12 F(28)
40
0 3 KRITIS 5 1 A
0 KRITIS
12 40
2 B
3 C
C(15) G(14) 4 D
15 5 E
2
26 6 F
7 G
8 H
No kegiatan EETi Durasi EETj Ket
event (5) = (3)+(4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 A 0 11 11 -
2 C 0 15 15 -
3 B 0 12 12 -
D 11 5 16 Diambil nilai
4 E 12 8 20 terbesar 20

H 20 11 31 -
5 F 12 28 40 Diambil nilai
G 15 14 29 terbesar 40

BILA DIHITUNG KEDEPAN RENCANA PEKERJAN TERSEBUT


BERAPA HARI DAPAT DISELESAIKAN. DIPEROLEH HASIL PROYEK
SELESAI DALAM WAKTU 40 HARI.
APAKAH BENAR PROYEK SELESAI DALAM 40 HARI = CROS CHEK
DIHITUNG KEBELAKANG TABEL 15.6.
Menghitung Latest Event Time (LET), digunakan
menghitung kebelakang (backward analysis),
dimulai dari kegiatan paling akhir dan
dilanjutkan dng kegiatan sebelumnya diagram
di atas, perhitungan dilakukan sbb :

EET KEGIATAN
EET
KEGIATAN EET
i A j B k
LET (DURASI) LET (DURASI)
LET

KEGIATAN KEGIATAN
DIIKUTI MENGIKUTI

LETj = LETk - durasi B, LETk = LETj - durasi A


copy

AD = 11 + 5 =16
11 20 BE=12+8 = 20

1 D(5) 4
EET pilih yang
besar,
24 29 LET pilih yg kecil

A(11) H(11)
NO KEGI
E(8) ATA
N

0 B(12) 12 F(28)
40
0 3 KRITIS 5 1 A
0 KRITIS
12 40
2 B
3 C
C(15) G(14) 4 D
15 5 E
2
26 6 F
7 G
8 H
No event kegiatan LETj Durasi LETi Ket
(5) = (3)-(4)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


4 H 40 11 29 -
F 40 28 12
3 E 29 8 21 Diambil yang
terkecil 12
2 G 40 14 26 -
1 D 29 5 24
A 24 11 13 -
0 B 12 12 0 Diambil nilai
C 26 15 11 terkecil 0

BILA DIHITUNG KEBELAKANG DIAMBIL ANGKA


TERKECIL ADALAH 0 RENCANA PEKERJAN
TERSEBUT SELESAI DALAM WAKTU 40 HARI,
KARENA HASIL AKHIR TIDAK LEBIH BESAR DARI
PADA 0. MAKA PROYEK SELESAI 40 hr.
copy 11 AD = 11 + 5 =16
20 BE=12+8 = 20
1 D(5) 4 EET pilih yang besar

24 29
A(11) H(11)
E(8)

0 B(12) 12 F(28)
40
0 3 KRITIS 5
0 KRITIS
12 40

C(15) G(14)
15
2
26
a. Perhitungan Free Float :
 FFA = EET1 – DA – EET0 = 11 – 11 – 0 = 0
 FFB = EET3 – DB – EET0 = 12 – 12 – 0 = 0
 FFC = EET2 – DC – EET0 = 15 – 15 – 0 = 0
 FFD = EET4 – DD – EET1 = 20 – 5 –11 = 4
 FFE = EET4 – DE – EET3 = 20 – 8 – 12 = 0
 FFF = EET5 – DF – EET3 = 40 – 28 –12 = 0
 FFG = EET5 – DG – EET2 = 40 – 14 –15 = 11
 FFH = EET5 – DH – EET4 = 40 – 11 – 20 = 9
copy 11 AD = 11 + 5 =16
20 BE=12+8 = 20
1 D(5) 4 EET pilih yang besar

24 29
A(11) H(11)
E(8)

0 B(12) 12 F(28)
40
0 3 KRITIS 5
0 KRITIS
12 40

C(15) G(14)
15
2
26
b. Perhitungan Total Float :
 TFA = LET1 – DA – EET0 = 24 – 11 – 0 = 13
 TFB = LET3 – DB – EET0 = 12 – 12 – 0 = 0
 TFC = LET2 – DC – EET0 = 26 – 15 – 0 = 11
 TFD = LET4 – DD – EET1 = 29 – 5 –11 = 13
 TFE = LET4 – DE – EET3 = 29 – 8 – 12 = 9
 TFF = LET5 – DF – EET3 = 40 – 28 –12 = 0
 TFG = LET5 – DG – EET2 = 40 – 14 –15 = 11
 TFH = LET5 – DH – EET4 = 40 – 11 – 20 = 9
Kesimpulan :
 Kegiatan kritis adalah kegiatan B dan F, yang
ditunjukkan dengan nilai Free Float dan Total
Float = 0.
 Setelah semua nilai dihitung maka dapat
dilanjutkan dengan mentransformasikan semua
kegiatan ke dalam diagram batang (gant charts).
Bentuk ini lebih sering digunakan dalam setiap
proyek konstruksi untuk proses pengendalian
proyek. Pembuatan diagram batang dapat
dilakukan berdasarkan pada EET, LET atau
kombinasi keduanya.
kegiatan

HARI
1234567890123456789012345678901234567890
A TOTAL FLOAT A
KRITIS
B
C TOTAL FLOAT C
TOTAL F
D
LOAT D
E TOTAL FLOAT E
F KRITIS

G TOTAL FLOAT G

H TOTAL FLOAT H
kegiatan

HARI
1234567890123456789012345678901234567890
A
B
C
FREE FLOAT
D D

E
F
G FREE FLOAT G

H FREE FLOAT H
Dari network yang terjadi :
 Jalur2 penyelesaian proyek dimulai dari awal
sampai kejadian paling akhir.
 Jalur2 tersebut disebut lintasan yg terjadi.
 Masing2 lintasan butuh waktu yg berbeda.
 Lintasan kritis adalah lintasan terpanjang
dengan jumlah waktu terbanyak (lintas
kritis).
 Kejadian kritis = EET – LET = 0
 Kritis = kegiatan yg waktunya tidak ada
kelonggaran.
LINTAS PERHITUNGAN SATUAN KETERANGAN
DURASI WAKTU
A+D+H 11 + 5 + 11 = 27
B+E+H 12 + 8 + 11 = 31
B+F 12 + 28 = 40 LINTAS KRITIS*)

C+G 15 + 14 = 29

Diambil terbesar.
8 15 28
1 B(7) 4 C(12) 7
23 30 42
A(8)
D(18)
DUMI

0 E(16) 16 F(25)
41 60
0 2 5 G(13) 9
0 KRITIS
16 KRITIS 41 60
J(11) DUMI L(19)
H(9) kritis KRITIS

9 27 41
3 I(15 6 K(4) 8
22 37 41
No event kegiatan EETi Durasi EETj Ket
(5) =(3)+(4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 A 0 8 8 -
2 E 0 16 16 -
3 H 0 9 9 -
B 8 7 15 Diambil nilai
4 DUMI 16 0 16 terbesar 16
5 F 16 25 41 -
J 16 11 27 Diambil nilai
6 I 9 15 24 terbesar 27

7 C 16 12 28 -
K 27 4 31 Diambil nilai
8 DUMI 41 0 41 terbesar 41

D 28 18 46 Diambil nilai
9 G 41 13 54 terbesar 60

L 41 19 60
No kegiatan LETi Durasi LETj Ket
event (5)=(3)-(4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7 D 60 18 42 -
8 L 60 19 41 -
G 60 13 47 DIAMBIL YG
5 DUMI 41 0 41 TERKECIL 41

6 K 41 4 37 -
4 c 42 12 30 -
DUMI 30 0 30 DIAMBIL
2 F 41 25 16 NILAI
TERKECIL 16
J 37 11 26
1 B 30 7 23 -
3 I 37 15 22 -
0 A 23 8 15 DIAMBIL
E 16 16 0 NILAI
TERKECIL,
H 22 9 13 YAITU 0
copy 8 15 28
1 B(7) 4 C(12) 7
23 30 42
A(8)
D(18)
DUMI

0 E(16) 16 F(25)
41 60
0 2 5 G(13) 9
0 KRITIS
16 KRITIS 41 60
J(11) DUMI L(19)
H(9) kritis KRITIS

9 27 41
3 I(15 6 K(4) 8
22 37 41
 A+B+c+D = 8 + 7 + 12 + 18 = 45 SW
 E + DUMI + C + D = 16 + 0 + 12 + 18 = 46 SW
E + F + G = 16 + 25 + 13 = 54 SW
 E + F + DUMI + L = 16 + 25 + 0 + 19 = 60 SW
E + J + K + L = 16 + 11 + 4 + 19 = 50 SW
H + I + K + L = 9 + 15 + 4 + 19 = 47 SW
Ket: SW = Satuan Waktu = bisa hari atau
minggu
Jalur kritis pada SW terpanjang yaitu EFDUMIl
= 60 SW.
Float
Dari jalur-jalur penyelesaian tersebut memiliki
waktu yg berbeda, Jalur yang jumlah waktunya
yg terbanyak disebut jalur kritis.
Lintasan ini ditandai dengan kejadian kritis.
Kejadian kritis = perbedaan antara EET dg LET
= nol (EET - LET = 0).
Hal ini tdk selalu ditandai dengan kejadian
kritis, disebabkan adanya sejumlah waktu
tenggang dalam kegiatan tersbut, waktu
tenggang disebut float.
.
Float = sejumlah waktu yang tersedia dlm
kegiatan shg memingkinkan penundaan atau
perlambatan kegiatan tsb scara sengaja/tdk
sengaja, ttp tidk menjadikan proyek
terlambat.
Jenis float ;
a. Total float = sejumlah waktu yg tersedia
utk keterlambatan atau pelambatan
pelaksanaan kegiatan tanpa memengaruhi
penyelesaian proyek keseluruhan.
b. Free float = sejumlah waktu yg tersedia utk
keterlambatan/pelambatan pelaksanaan
kegiatan tanpa memengaruhi dimulainya
kegiatan yang langsung mengikutinya.

Perhitungan float =
Total float = LETj – durasi A – EETi
Free float = EETj – durasi A –EETi
copy 8 15 28
1 B(7) 4 C(12) 7
23 30 42
A(8)
D(18)
DUMI

0 E(16) 16 F(25)
41 60
0 2 5 G(13) 9
0 KRITIS
16 KRITIS 41 60
J(11) DUMI L(19)
H(9) kritis KRITIS

9 27 41
3 I(15 6 K(4) 8
22 37 41
KEGIAT KEJADIAN KEJADIAN FREE TOTAL
AN FLOAT= FLOAT=
EETi LETi DURASI EETj LETj EETj – LETj–durasi A
durasi A – – EETi
EETi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A 0 0 8 8 23 0 15
B 8 23 7 16 11 15
C 16 30 12 28 42 0 14
D 28 42 18 60 60 14 14
E 0 0 16 16 16 0 0
F 16 16 25 41 41 0 0
G 41 41 13 60 60 6 6
H 0 0 9 9 22 0 13
I 9 22 15 27 37 3 13
J 16 16 11 27 37 0 10
K
 FF dan TF yang nilainya = 0, artinya
 3 kegiatan tsb tidak memiliki waktu tenggang utk
terlambat, maka dsb kegiatan kritis, Yaitu : E, F
dan L.
 Lintasan yg menghubungkan kegiatan kritis dsb
lintasan kritis. Yaitu E – F – DUMI – L.
1. PERTANYAAN
Rencanakan network planing, rencana kerja
dan hitung fre float, total float, tentukan
jalur kritis dan tunjukkan dalam bentuk bar
charts fre float dan bar charts total float dari
sebuah proyek konstruksi jika diketahui data
sebagai berikut :
DIKERJAKAN KELOMPPOK, BISA BERUPA DIKETIK
ATAU TULIS TANGAN, SELESAI HARI SENIN PAGI
MENDATANG’
NO KEGIATAN KEGIATAN YG BIAYA PROYEK (Rp)
MENDAHULUI DURASI

1 A - 10 2.000
2 B - 11 7.000
3 C - 14 10.000
4 D A 4 7.500
5 E B 7 12.000
6 F B 27 10.000
7 G C 13 7.500
8 H D,E 11 20.000
1 D(4) 4

A(10) H(10)
E(8)

0 B(11) F(27)
0 3 KRITIS 5
0 KRITIS

C(14) H(13)
KRITIS

2
Pertanyaan :
Rencanakan network planing dari sebuah proyek jika
diketahui data sbb :

NO KEGIATAN KEGIATAN YG
MENDAHULUI DURASI

1 A - 11
2 B - 12
3 C - 15
4 D A 5
5 E B 8
6 F B 28
7 G C 14
8 H D,E 11

Anda mungkin juga menyukai