Anda di halaman 1dari 10

PERBAIKAN TUGAS SEJARAH ARSITEKTUR DUNIA

“Merangkum Materi Pertemuan 1-16”

OLEH:

SUCI RAMADHANI (220211501021)

KELAS 02 (B)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

A. Mesopotamia Dan Arsitektur Mesir Kuno

1. Peradaban Mesopotamia

Berperadaban Sejak 3500 SM. Mesopotamia disebut sebagai cradle of civilization sebab Mesopotamia adalah tempat
berkembangnya pertanian irigasi, sistem kenegaraan, dan juga tempat kelahiran tulisan (aksara).Bangsa yang pertama
kali menguasai wilayah Mesopotamia ialah Bangsa Sumeria.

Sistem Kepercayaan :

 Kepercayaan kepada dewa seperti Dewa Matahari


 Masyarakatnya menganut kepercayaan Politeisme, dengan marduk sebagai dewa utamanya.
 Menurut keyakinan mereka, bintang adalah makhluk berkuasa yang letaknya mempunyai arti bagi nasib
manusia. Kepercayaan terhadap bintang kemudian berkembang menjadi sebuah ilmu yang disebut ilmu Nujum
atau dalam istilah Yunani dinamakan astrologi.

Sistem Sosial :

 Wilayah Mesopotamia yang mula-mula berupa rawarawa, perlahan dikeringkan dan dijadikan pemukiman
yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur.
 Bangsa Sumeria kemudian membangun beberapa kota kuno yang terkenal, seperti Ur, Sumer, Ereck, Kish, dan
lain-lain.
 Kota Ur yang terletak di dekat muara sungai Eufrat merupakan pusat pengembangan pemerintahan Bangsa
Sumeria. Penguasa mereka mempunyai dua kekuasaan, yaitu sebagai kepala pemerintahan dan kepala raja atau
Patesi (Pendeta Raja).

Bahasa :

 Bahasa Akkadia yaitu sebuah bahasa dari rumpun bahasa Afro-Asia. Sejak sekitar tahun 3000 SM, Bangsa
Sumeria telah mengenal dan menggunakan huruf Paku untuk mencatat hasil panen serta urusan perdagangan
mereka.
 Tulisan Paku atau cuneiform terdiri dari 350 tanda gambar dan setiap gambarnya merupakan satu suku kata.
Huruf Paku kemudian dikembangkan oleh Bangsa Yunani menjadi huruf Alfa, Beta, dan Gama.
 Bangsa Romawi juga mengembangkannya menjadi huruf Latin dan akhirnya terus berkembang menjadi sistem
penulisan mutakhir.

Karakteristik Arsitekktur :

 Peradaban Mesopotamia sangat berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur. Dengan bangunan – bangunan
yang mulai dibangun dan kota – kota yang teratur dan indah.
 Rumah dengan courtyard. Courtyard adalah sebuah ruang terbuka di dalam rumah. dimana ruang-ruang
lainnya menghadap dan terikat pada ruang terbuka ini.
 Ziggurat (Kuil Pemujaan) Kuil pemujaan untuk dewa. berbentuk bertingkat dengan bidang bawah lebih besar
dibandingkan bidang atas.

2. Peradaban Mesir Kuno

 Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika.
 Peradaban ini terpusat disepanjang hilir sungai Nil.
 Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan
manusia.
 Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di
bawah pengawasan sosok Firaun.
 Sebagian besar masyarakat mesir purba hidup sebagai petani. Karena daratan rendah Sungai Nil memiliki
tanah yang subur.
 Kondisi alam bantaran Sungai Nil yang berupa lembah perbukitan batu kapur juga merupakan sumber bahan
baku batuan putih untuk pembangunan piramid, spinx, maupun kuil.
 Paduan antara bahan-bahan alam tersebutlah yang membuat karakter Arsitektur Bangsa Mesir Kuno.

Kebudayaan Mesir :

 Sebagian besar masyarakat mesir purba hidup sebagai petani.


 Kediaman terbuat dari tanah liat yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari.
 Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh.
 Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar untuk melihatnya.
 Seniman Mesir Kuno menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat.

Sistem Kepercayaan :

 Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun-temurun.
 Menganut pola keabadian kematian adalah kelanutan kehidupan di alam lain.
 Dalam kematian terus dipuja, dibuat patung relief dan lukisan di dinding makam yang mengisahkan sang
arwah (Sistem ini untuk membawa mayat dalam kehidupan yang abadi) Arwah bertemu dengan Dewa Amon
Ra.

Sistem Pemerintahan :

 Firaun merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan


 Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian yang berperan tidak hanya sebagai pusat pemujaan,
namun juga berperan mengumpulkan dan menyimpan kekayaan negara dalam sebuah sistem lumbung dan
perbendaharaan dengan meredistribusi biji-bijian dan barang-barang lainnya.
 Sang wazir, berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek
pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan.
 Di level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing
dipimpin oleh seorang nomark, yang bertanggung jawab kepada wazir.

Bahasa :

 Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asiatik yang berhubungan dekat dengan bahasa Berber dan Semit.
 Bahasa ini memiliki sejarah bahasa terpanjang kedua (setelah Sumeria).
 Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol.
 Sebuah hieroglif dapat mewakili kata atau suara.
 Simbol yang sama dapat menyajikan tujuan yang berbeda dalam konteks yang berbeda pula.
 Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada monumen batu dan kuburan.
 Pada penulisan sehari hari, juru tulis membuat tulisan kursif, yang disebut keramat.

Teknologi :

 Dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi
dan canggih pada masanya.
 Bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material kilap yang dikenal sebagai tembikar glasir
bening.
 Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 SM.

Karakteristik :

 Bahan yang digunakan untuk bangunan berupa bata lumpur yang dipanggang, batu kapur, atau batu granit
karena pada saat itu terjadi kelangkaan kayu.
 Bangunan dominan simetri.
 Besaran struktur besar, dinding miring dengan sedikit bukaan. Bangunan pada umumnya difungsikan debagai
kegiatan ritual keagamaan.
 Dinding eksterior dan interior, serta kolom dan dermaga, ditutupi dengan hieroglif dan gambar-gambar
lukisan-lukisan dinding dan ukiran yang dicatwarna-warna yang cemerlang.
B. Arsitektur Yunani
1. Filosofi
Filosofi adalah kajian dan studi mengenai dasar pengetahuan dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
merancang pandangan mengenai suatu kehidupan. Filosofi memberi pernyataan secara tidak langsung mengenai system
keyakinan dan kepercayaan. Setiap filosofi individu akan dikembangkan dan akan mempengaruhi tingkah laku dan
sikap individu tersebut. Seseorang akan mengembangkan filosofinya melalui belajar dan hubungan interpersonal,
pengalaman pendidikan formal dan informal, keagamaan, budaya, dan lingkungannya (Craig, 2009 : 2).

Kehidupan Penduduk Yunani yang masih jauh dari kata modern sangat bergantung dengan alam. Mereka merasa alam
selalu memberi mereka berkah untuk bisa bertahan hidup. Alam menyediakan tempat untuk bernaung, alam
menyediakan bahan-bahan makanan untuk mereka santap agar bisa bertahan hidup, alam juga menyediakan bahan-
bahan material untuk membuat tempat tinggal. Alam memelihara kehidupan mereka. Hal ini menumbuhkan filosofi
masyarakat Yunani mengenai keyakinan adanya kekuatan alam dan keyakinan ini pun berkembang.
Maka dari itu, penduduk Yunani sangat mencintai alam. Kecintaan mereka terhadap alam dalam segala bentuknya,
membuat masyarakat Yunani memeluk agama yang mendewakan alam. Karena cinta alam, bangunan dan arsitektur
merekapun selalu disesuaikan dengan alam setempat, seperti misalnya pada bangunan arsitektur Yunani banyak
terdapat tangga-tangga, yang mana ketika itu masih belum ditemukan teknologi untuk mengurug dan meratakan kontur
tanah berbukit di daerah Yunani. Disamping mendewakan alam, mereka juga mendewakan manusia. Bukan hanya pada
tingkat raja-raja saja, namun juga pada manusia biasa yang mempunyai kemampuan tinggi melebihi manusia lainnya,
seperti misalnya : jago lari, gulat, sastra, dsb (Salain, 1984 : 2)

Kemudian ketika pola pikir masyarakat semakin maju, dari perjalanan hidup mereka, masyarakat Yunani mulai belajar
banyak hal dari kehidupan mereka dan menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih dahsyat yang dipercaya mampu
mengendalikan manusia dan alam. Sehingga penduduk Yunani Kuno memuja banyak dewa atau bersifat politeisme.
Dewa itu dianggap seperti manusia dan mempunyai sifat seperti manusia juga, tetapi kemampuan dan kekuatannya
lebih besar, rupanya lebih indah, dan hidupnya kekal atau tidak mati. Para dewa itu bersemayam di bukit Olympus
dibawah pimpinan Dewa Zeus. Sosok dewa digambarkan sama dengan kehidupan manusia, entah itu memiliki sifat
yang baik dan buruk, maupun jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan (dewa dan dewi). Bahkan saling berperang satu
dengan lain. Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan jenis usaha yang
dijalani. Selain dewa-dewi mereka juga memuja hero atau pahlawan yaitu manusia setengah dewa yang sakti namun
hidupnya tidak kekal atau dapat mati. Salah satu hero yang terkenal adalah Hercules (Evslin, 2012 : 3) .

Berdasarkan filosofi yang dianut dan dikembangkan masyarakat Yunani, menyebabkan masyarakat Yunani banyak
membangun tempat-tempat ibadah atau kuil-kuil pemujaan di jaman ini. Biasanya produk arsitektur yang diciptakan
masyarakat Yunani ini menyesuaikan dengan alam, dari bebaturannya sampai ornamennya.

2. Prinsip Dasar dan Karakter

Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita bisa berpegangan pada prinsip - prinsip
yang telah disusun dalam menjalani hidup tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tujuan
yang jelas pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang
berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemimpin (Tauhid, 2006 : 57).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002: 278), Prinsip adalah asas, kebenaran yang jadi pokok dasar
orang berfikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip juga merupakan pandangan yang menjadi panduan bagi perilaku
manusia yang telah terbukti dan bertahan sekian lama. Jadi, prinsip dasar adalah asas dasar yang menumpu mindset
manusia untuk berprilaku sesuai dengan kebenaran yang diakui di masyarakat.

Menurut beberapa sumber, prinsip-prinsip dasar arsitektur Yunani Kuno adalah sebagai berikut.
 Konstruksi utama menggunakan sistem kolom (tiang) dan balok (gelagar)
 Keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal, terutama menampilkan keseimbangan antara elemen
vertikal (tiang) dan elemen horizontal (balok).
 Pada bangunan banyak menggunakan garis-garis, tidak ada bentuk busur ataupun kurva.
 Menggunakan struktur dinding masif dengan material batu alam yang dipotong persegi dan ditumpuk.
Penggunaan struktur tumpuk ini bisa diaplikasikan di dalam bangunan. Biasanya jika dalam bentuk ruang
tertutup, bukaannya sering dibuat minimal, sehingga bagian ruang menjadi gelap. Cahaya hanya datang dari
pintu depan. Penggunaan struktur tumpuk juga ada pada kolom di luar bangunan. Diatas kolom terdapat balok
penyangga atap yang disebut entablature. Namun, tidak memungkinkan untuk membangun bangunan bentang
yang lebar dengan mengaplikasikan struktur tumpuk ini, hal inilah yang membuat bangunan Aristektur Yunani
sebagian besar memiliki kolom – kolom yang jaraknya relatif sempit. Hubungan antara kolom dan entablature
atau balok penyangga diberi ornament berupa ukiran yang kemudian dikenal dengan langgam. Struktur utama
penyangga atap juga tersusun dari batu dan disebut pediment. Pediment ditopang oleh entablature.
 Tipologi tanah yang berbukit juga menjadikan Yunani kaya akan batu alam, sehingga banyak material
bangunan yang menggunakan batu dengan kualitas istimewa karena mampu melawan usia. Untuk bangunan
yang diistimewakan biasanya menggunakan batu marmer (lihat gambar 2). Batu marmer ini berkualitas tinggi
dan mahal, karena didatangkan dari tempat-tempat tertentu di Yunani, seperti Kota Attica dan Pulau Paros.
Dindingnya menggunakan bahan bata yang dikeringkan atau dengan menggunakan terakota.
 Masyarakat Yunani senang menggunakan prinsip open air pada bangunannya sehingga banyak bukaan lebar
void, dan ruang terbuka, terutama di kuil dan Agora. Karena Hubungan individu dengan dewanya terjadi di
ruang terbuka dengan angin yang berhembus (lihat gambar 2).
 Kuil dibuat terbuka dan tidak masif, hanya terdiri dari deretan kolom-kolom. Karena mereka percaya jika
mereka dekat dengan alam, maka mereka akan merasakan pertanda alam yang merupakan lambang dari
kehadiran dewa.

3. Karakter dan Pengaruh Arsitektur Yunani terhadap Bangunan yang Ada di Yunani dan di Dunia
Peninggalan Arsitektur Yunani yang paling banyak adalah kuil. Bahan konstruksi utamanya batu. Batu dipahat dan
dibentuk rnenjadi kolom dan balok. Oleh karena itu bentangannya sangat terbatas sehingga di dalam ruang terdapat
banyak kolom. Bagian depan terdiri dari tangga masuk dan langsung pada deretan melintang, kolom, menyangga
ujung terdepan dari atap yang berbentuk segitiga disebut pediment. Pediment terdiri dari cornice yaitu semacam
bingkai keliling segi tiga dari molding mengikuti bentuknya. Bagian tengah di dalam bingkai tersebut
terdapat tympanum, yang biasanya pada bidang di dalamnya dibuat dekorasi, dapat berupa relief maupun patung-
patung (Sumalyo, 1993:7).

C. Arsitekrur Romawi

Dalam bidang seni dan arsitektur, Roma merupakan peminjam yang secara keseluruhan mengoper pilar-pilar
Yunani yang bergaya Doria, Ionia dan Korintia, yang selanjutnya digabung serta dikembangkan yaitu
gaya Komposit dan Tuskana.

Dorongan utamanya bukan untuk menyaingi kesempurnaan dan keselarasan bangsa Yunani, melainkan untuk
mengungguli dengan kehebatan teknologinya. 

Para Arsitek Roma merupakan orang pertama yang memanfaatkan beton untuk membangun gedung
raksasa/bangunan besar, mereka mengembangkan gagasan pelengkung Etruska untuk menjadi pola Viaduk,
Akuaduk, pelengkung kemenangan dan kubah-kubah raksasa seperti kubah di Kuil Pantheon.

Konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi praktis, yaitu :

 Kekokohan
 Keamanan
 Kenyamanan
 Fungsi

1. Perbedaan Arsitektur Yunani dan Romawi

a. Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur Romawi terjadi
pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan strukturnya, struktur hanyalah merupakan
hiasan atau ornamen. Menurut Van Ramont ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu pemaksaan
pemisahan antara bentuk dan struktur. Kuda-kuda sederhana (architrave), tiang dan balok (post and linted)
pada arsitektur Yunani, sedangkan arsitektur Romawi konstruksi kuda-kuda lebih kompleks ditandai dengan
penambahan setengah kuda-kuda pada kedua sisi bangunan. Selain itu terdapat konstruksi busur dan rusuk
(Barrel Vault).

b. Arsitektur Romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan suasana (grandeur),
sedangkan arsitektur Yunani lebih mengesankan nilai-nilai estetika.

c. Massa bangunan dalam arsitektur Romawi disusun secara komposit, yaitu terdiri dari gabungan beberapa
bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh bangunan pantheon yang terdiri dan dua bentuk : partico
di bagian depan dan rotunda di bagian belakang, sedangkan arsitektur Yunani tidak ada.

2. Sejarah Perkembangan Arsitektur Romawi

Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan peralihan perencanaan bangunan dari
Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada waktu itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori
dan filosofi rancangannya dipandang menyamai masa modern pada abad ke dua puluh yang akan datang. Sebagaimana
telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa berkembang dan juga merosot.
Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu itu, akibat penyalahgunaan wewenang para politikus yang korup,
penyimpangan sistem demokrasi. Kota dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau investasi. Akibatnya muncul
pemukiman masyarakat dengan kondisi yang semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat
tinggal. Bangsa Romawi tidak sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini terjadi pada masa raja-raja Etruscan pada
tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius Caesar pada tahun 100 SM.

Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan Dewa dengan kekuasaan mutlak. Secara turun-
temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan
Yunani, Athena menjadi pusat dunia pada waklu itu. Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang asing dalam
hubungan dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum yang diberlakukan bagi kota tersebut. Perkembangan ini
mencapai puncaknya akibat kegiatan perdagangan yang berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM, secara
cepat dapat dibangun lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi.

Bangunan bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa kekaisaran Agustinus dan
merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM.  Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem
pemerintahan dengan kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya berkisar 250.000 hingga
2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah kekurangan rumah, air bersih dan transportasi muncul.

Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran baru atau penggantinya untuk mendirikan monumen-
monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum
yang lebih besar daripada sebelumnya. Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan
kota. Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air bersih. Mereka mulai merencakan
jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris sampai Mesir.

D. Arsitektur Kristen Awal

1. Geografis, Geologis dan Iklim

Agama kristen lahir dan berkembang di Wilayahtimur, dibawa Santo Petrus dan santo Paulus ke roma yang kemudian
menjadi pusatnya (sir Banister fletcherA History of architecture, The Athlone Press. London. 1975.h.345.) Wilayah
kekaisaran Roma mencangkup seluruh wilayah di sekeliling laut Mediterania, termasuk Syria, Asia Minor dan Afrika
Utara. Pada wilayah itulah berkembang arsitektur yang mempunyai ciri khas, pada jaman Kristen Awal (313-800).
Aspek geologi berpengaruh pada arsitektur Kristen Awal, pada bahan bangunan khususnya bahan galian. Pada
umumnya dimana didirikan, di situlah bahan banguna diambil seperti misalnya batu dan marmer, demikian pula bahan-
bahan lainnya untuk dekorasi termasuk mozaik dan patung. Iklim berpengaruh pada sistem penghawaan dan
pencahayaan alami. Pada wilayah yang lebih panas, biasanya lebih banyak membuat jendela.

2. Sejarah

Sejarah Kristen Awal dimulai dari Jaman Constaintine (Constantine I 280-337 M, Kaisar Roma dengan sebutan
Konstaintin yang Agung/ Constaintine the Great, terkenal dengan kebijakannya menerima dan mengesahkan agama
Kristen, sama dan setingkat dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya. Terkenal pula sebagai Kaisar Roma yang
memindahkan pusat administrasi dan pemerintahan dari Roma ke Konstatntiopel “Constantinople” sekarang Istanbul di
Turki, pada 330). Hingga Charlemagne (800). Serbuan Huns (Huns adalah suku bangsa Mongol yang hampir satu abad
sangat berpengaruh terhadap sejarah eropa, dengan serangan-serangan dan penguasaan, hingga 454 M). Yaitu orang-
orang mongol ke Eropa sekitar 376, berhasil menguasai wilayah utara hingga Italia.
Pada 410 Roma jatuh ke tangan orang-orang Goth di bawah Alaric. Peperangan tersebut hanya bagian kecil dari
berbagai konflik di Eropa. Pada 584 orang-orang lomdard (orang-orang jermal berasal dari skandinavia atau jermal
utara yang mendominasi seluruh itali antara 584-774), menguasai hampir seluruh itali sampir sekitar dua abad. Pada
800, charlemange (charlemange adalah raja frank, kaisar terbesar dalam dinasti carolingian yang juga di ambil dari
namanya. Charlemange artinya charles agung ”charles the great”, juga digelari Charles I, selain menjadi raja perancis,
juga emperor tahta suci romawi “holy Roman Empire”) dinobatkan menjadi Emperor oleh Paus dari Roma, sejak itu
kekaisaraan menyatu dalam sisitem pemerintahan dengan tahta suci romawi, berlangsung hingga 1806. Roma tidak lagi
mendominasi budaya dan arsitektur kristen sejak tahun 800-1000, karna sekain timbul regionalisme, juga pengaruh
romanesque menjadi lebih kuat. Constatine memindah pusat pemerintahan dari roma ke istanbul di wilayah byzantine
yang namanya kemudian di ubah menjadi Constantinople.

Sistem pemerintahan juga di ubah menjadi kekuasaan mutlak (absolute monarch) hingga saat kematianya pada 337.
Kekuatan kristen menjadi goyah karna kekacauan ditimbulkan oleh julian apostate, sehingga ke keisaran romawi pada
364 terpecah menjadi dua: valentian memerintah wilayah barat dan sodaranya valens diwilayah timur. Teodosius 379-
95 berhasil menyatukan kembali kekuasaan wilayah timur dan barat Suatu rangkaian emperium di barat berakhir pada
376 M, setelah emperium barat dan diruntuhkan oleh Zeno memerintah di konstantinople. Kembali lagi terjadi
perubahan kekuasaan, menjadi teodoric dan goth yang memerintah itali 493-526, dimana tercapai masa puncak
kedamaian dan kemakmuran.

E. Arsitektur Gotik

Arsitektur Gotik adalah gaya banguanan arsitektur yang di gunakan selama abad pertengahan tengah dan akhir. Gaya ini
berevolusi dari arsitektur Romanesque dan di teruskan oleh arsitektur Renaisans Arsitektur ini berasal dari Perancis
abad ke-12. Istilah "gotik" diciptakan pada masa Renaisans untuk menyebut seni akhir Abad Pertengahan, dengan arti
negatif yang baru hilang pada abad ke19. Gaya Arsitektur Gothic dimulai pada perrtengahan abad 12 dan berakhir pada
abad 16. Seni gothic diyakini juga sebagai perwujudan seni barbarian. Di Inggris, tepatnya pada abad 17 sampai 18 seni
gothic dianggap sebagai seni yang tidak punya cita rasa atau hambar dan juga dianggap sebagai seni yang menyimpang
dari kaidah-kaidah seni yang sudah ada.

Karakteristik bangunan gothic

 Terdapat menara pada bangunan gereja. Biasanya terletak pada bagian depan ataupun belakang bangunan.
 Pada masa Arsitektur Gothic menara difungsikan sebagai isyarat adanya peribadatan di dalam gereja. Hal
tersebut berkembang sampai saat ini, dan isyarat tersebut merupakan bunyi lonceng yang ditempatkan dibagian
atas menara. Terdapat rose window. Secara arsitektural hal itu digunakan untuk memasukan cahaya dan
estetika. Sedangkan dari segi religi, rose window dipakai sebagai symbol firman Tuhan yang disimbolkan
sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.
 Terdapat seni kaca patri (clear storey) di dinding bangunan gothic. Hal ini merupakan perkembangan teknologi
kaca pada masa itu yang diterapkan pada bangunan.
 Adanya rib vaulting. Yaitu atap bangunan yang menyerupai membran dan memiliki unsur arsitektural sebagai
salah satu peninggalan bentuk arsitektur gothic.

F. Arsitektur Romanisque
Romanesque architecture adalah arsitektur yang berkembang di Eropa pada akhir abad 10 sampai dengan masa Gothic
pada abad 12.

Karakteristrik Romanesque architecture:

 Bangunan massive
 Dinding tebal
 Round arches,
 Sturdy piers, groin vaults,
 Menara/tower
 Langit-langit atap dekoratif

Bangunan yang berkembang adalah:

 Kastil dan gereja


 Desa-desa pertanian
 Menara-menara benteng
 Hall besar sebagai pusat
 Penjara bawah tanah dan penjara menara (Heddingham Castle, Tower of London)

Faktor yang mempengaruhi desain Romanesk (abad 10-12)

 Sistem Feodal
 Sistem Monastik
 Pensakralan benda-benda relijius dan konsep penziarahan
 Kebutuhan ganda gereja sebagai tempat kunjungan ziarah dan ritual ibadah.
 Sistem pertanian melahirkan pedesaan-pedesaan.
 Bukan lagi rumah-rumah individual kota (atap yang tinggi kerucut atau limasan)
 Sistem monastik melahirkan gereja yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal para biarawan/wati, rumah
kepala biara, rumah tamu, rumah sakit, toko, tempat makan, wine cellar, perpustakaan dan kandang. Karena
tradisi penziarahan, biara juga menjadi tempat penyimpanan harta, Metalwork dan textil.

Anda mungkin juga menyukai