Anda di halaman 1dari 34

SERI TERANG ILAHI

APA YANG AKAN


DIKICAUKAN YESUS?
menjadi
DUTA KRISTUS
Di media sosial, segala arus informasi dan opini berseliweran
tiada henti. Melalui media itu kita mempunyai akses
langsung kepada hampir semua topik yang ada, dan kita
juga bisa menyebarluaskan pemikiran kita hanya dengan di

DUNIA MAYA
menekan sebuah tombol. Kita juga sadar bahwa sekali kita
mengirim, mengunggah, atau berkicau tentang sesuatu,
hal itu akan terpampang selamanya di dunia maya. Jadi,
bagaimana kita dapat menjelajahi dunia maya dengan
cara yang berkenan kepada Juruselamat kita? Meski ditulis Hikmat Alkitabiah bagi Ranah Digital
ribuan tahun lalu, Alkitab menyampaikan banyak kebenaran
abadi yang dapat diterapkan dalam setiap aspek hidup kita,
termasuk hikmat yang kita butuhkan dalam interaksi kita
di ranah digital. Bayangkan apa yang akan terjadi jika Anda
setia menjadi duta Kristus di dunia maya setiap hari!

Dennis Moles melayani sebagai pengajar Alkitab dan penulis


bersama Our Daily Bread Ministries. Pengalamannya selama
hampir 20 tahun melayani sebagai gembala gereja, pembina
rohani, dan pengajar di perguruan tinggi membuatnya sangat
cakap dalam mengulas berbagai topik untuk Discovery
Series, questions.org, dan seminar di dunia maya.

Diterbitkan dan didistribusikan oleh PT. Duta Harapan Dunia

Dennis Moles
www.dhdindonesia.com
pengantar
Menjadi Duta Kristus
di Dunia Maya
Hikmat Alkitabiah bagi Ranah Digital

B egitu banyak yang telah berubah dalam 25


tahun terakhir. Saat ini kita lebih memilih
berkomunikasi lewat Twitter daripada surat.
Lebih banyak waktu dihabiskan untuk menjelajah
Facebook daripada bertatap muka. Tidak ada lagi yang
membawa film negatif ke tempat cetak foto. Sekarang
kita berbagi hidup lewat foto demi foto di Instagram.
Banyak hal telah berubah tetapi banyak juga yang
masih tetap sama. Komunikasi masih merupakan hal
yang sulit. Menjalin relasi tetap membutuhkan upaya.
Dan para pengikut Yesus masih mengemban misi untuk
membagikan kasih, kemurahan, dan anugerah Allah di
mana pun mereka berada—termasuk di dunia maya.

1
Alkitab mengatakan banyak hal penting tentang
bagaimana kita saling berkomunikasi dan berelasi,
dan semua itu terlebih relevan di dalam ranah digital
yang serba cepat pada masa kini. Di halaman-halaman
selanjutnya, Anda tidak akan menemukan panduan
tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Namun Anda akan mempelajari prinsip-prinsip abadi
yang akan menolong Anda menjadi duta Kristus dalam
ruang-ruang komunikasi Anda di dunia maya.

Dennis Moles

2 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


daftar isi

satu
Apa yang akan Dikicaukan Yesus? � � � � � � � � � � � � � � � � � � 5
dua
Inti Masalah � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 11
tiga
Gunakan Filter yang Tepat � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 17
empat
Sebelum Menekan “Kirim” � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 29

PEMIMPIN EDITOR : J.R. Hudberg


EDITOR : Tim Gustafson
PERANCANG SAMPUL : Jeremy Culp
GAMBAR SAMPUL : ©iStock.com/Luismmolina
PENATA LETAK : Steve Gier, Mary Chang
PENERBIT : Our Daily Bread Ministries
PENERJEMAH : Triyanto
EDITOR TERJEMAHAN : Linda Sumayku, Dwiyanto
PENYELARAS BAHASA : Bungaran Gultom, Charles Christian, Natalia Endah

GAMBAR ISI : ©iStock.com/Luismmolina (hlm.1); rancangan Steve Gier (hlm.5,17,29);


Steve Gier (hlm.11); ilustrasi oleh Freevector dan Lavarmsg via Vecteezy.com
(hlm.17); ilustrasi latar oleh Dmitry Grigoriev via ThePatternLibrary.com
(hlm.29).

Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI © 1974.

© 2016 Our Daily Bread Ministries, Grand Rapids, Michigan.


Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia.

Indonesian Discovery Series “Being Jesus Online”


satu
Apa yang akan
Dikicaukan Yesus?

S etiap hari Rabu, sebuah acara bincang-bincang televisi


di Amerika mengicaukan (tweet) tagar tertentu di Twitter
dengan topik-topik seperti: #pikirku, #hadiahterburuk,
dan #salahdengarliriklagu. Ketika para pemirsa melihat topik
yang akan dibahas minggu itu, mereka akan mengirimkan kicauan
kisah-kisah jenaka sesuai tema tersebut.
Berikut contoh kicauan dari beberapa penggemar:
#pikirku tombol bintang di telepon itu lambang bunga salju
yang dipakai orangtuaku untuk mengadu ke Sinterklas tentang
kenakalanku.
#hadiahterburuk itu kartu Starbucks seharga 25 dolar, tetapi
isinya hanya 10 dolar.
Waktu kecil, kupikir lirik lagu film The Lion King dimulai dengan
kata “PENNSYLVANIA!” #salahdengarliriklagu

5
Sebuah tagar biasanya terdiri dari tanda pagar (#) diikuti
kata-kata atau frasa. Tagar tersebut menolong orang mengenali
pesan-pesan yang terkait dengan topik tertentu. Pembawa acara
bincang-bincang di TV itu menggunakan tagar untuk mendorong
pengikutnya supaya meramaikan percakapan lewat Twitter.

Tidak dapat dipungkiri, media sosial kini ada di mana-mana.


Dan media sosial memang asyik! Anak-anak saya senang
sekali bermain Twitter. Orangtua saya lebih sering mengakses
Facebook daripada saya. Dengan ponsel pintar, saya
menghabiskan sebagian besar waktu yang ada untuk menerima
segala informasi dan komentar yang terus-menerus mengalir.
Banyak dari kita mulai mengakses dunia maya tidak lama setelah
bangun tidur di pagi hari dan berhenti persis sebelum tidur
di malam hari. Media sosial memang telah menjadi alat utama
untuk berkomunikasi dan berbagi hidup.

The Pew Research Center, sebuah lembaga riset di Amerika


Serikat, menyatakan bahwa kelompok pengguna Facebook
yang paling cepat pertumbuhannya adalah mereka yang
berusia di atas 65 tahun. Di Amerika Serikat, lebih dari setengah
demografi itu aktif menggunakan Internet.

Alat komunikasi yang luar biasa itu tidak hanya mengubah


cara kita berhubungan dan berkomunikasi, tetapi juga mengubah
cara kita menjalani hidup dalam komunitas. Hanya dengan
menyentuh satu tombol, kapan saja dan hampir dari mana saja,
kita dapat saling berbagi informasi. Kita dapat bertukar pikiran
dan pengalaman dengan orang-orang yang mungkin berada
ratusan bahkan ribuan kilometer jauhnya.
Mengganti pena dan kertas dengan ponsel pintar, tablet, atau
komputer jelas telah membuat komunikasi semakin cepat dan
mudah. Namun kenyamanan seperti itu tidak selalu berguna.

6 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


Seperti setiap hal lainnya, media sosial
juga memiliki serangkaian masalahnya
sendiri. Ada saja perkataan dan gambar
yang tidak dipikirkan matang-matang
sebelum dikirimkan dan disaksikan
oleh orang-orang di seluruh dunia.
Kebaikan dan keburukan dari
media sosial ditunjukkan baru-baru Alat komunikasi
ini ketika suatu sore yang tenang yang luar biasa
dan bersalju di rumah kami seketika
itu tidak hanya
berubah menjadi kisruh karena dua
anak remaja kami yang berteriak-teriak mengubah
kegirangan. Apa penyebabnya? Berikut cara kita
kicauan dari kepala sekolah mereka: berhubungan dan
Kepala Sekolah berkomunikasi,
@kepalasekolahmu • 26 Jan
tetapi juga
Karena kondisi cuaca dingin yang
mengubah cara
masih ekstrem, besok sekolah ******
akan diliburkan. Selamat menikmati kita menjalani
tambahan satu hari libur! hidup dalam
komunitas.
Melihat keriuhan yang dibuat anak-
anak kami, bisa saja orang mengira
bahwa hari itulah pertama kalinya sekolah mereka diliburkan.
Beberapa menit kemudian, setelah euforia mereka mulai mereda,
barulah kami menerima telepon yang mengabarkan tentang
keputusan libur sekolah tersebut. Kejadian itu menyadarkan
kami. Komputer memerlukan waktu untuk menelepon rumah
kami dengan pesan otomatisnya. Sementara itu, Twitter sudah
membagikan informasi itu secara serentak kepada ratusan orang
dan menghasilkan ratusan kicauan lainnya dari para murid:
#kepalasekolahmuitukeren semoga bisa keren terus
Tak ganti celana…tidak sekolah…tidak masalah #santaisaja
Tak ada sekolah? Yes! #liburmusimdingindiperpanjang2k15

Apa yang akan Dikicaukan Yesus? 7


Itulah kehebatan media sosial, yaitu ketika suatu momen
dinikmati bersama-sama. Komunitas dunia maya (cyber) pun
terbentuk. Itulah media yang bersifat sosial. Melaluinya kita
membangun dan memperkuat (bahkan memulai) relasi dengan
saling membagikan momen-momen yang terjadi dalam hidup.
Kita dapat berbagi suka-duka bersama teman dan orang terkasih,
bahkan ketika kita tidak dapat bersama mereka secara fisik.
Banyak dari kicauan itu cerdas, tepat waktu, dan jenaka.
Media sosial memang seharusnya demikian. Namun tampaknya
tidak semua orang sadar bahwa media sosial adalah forum
terbuka yang bersifat umum. Dalam kasus tadi, banyak kicauan
tidak pantas yang dikemukakan di depan umum. Ada kicauan
yang mengandung kata-kata tidak senonoh. Ada juga yang
mempertanyakan kecerdasan dari pihak sekolah karena
meliburkan sekolah. Itulah sisi baik dan buruk dari media sosial.

Banyak pengguna media sosial merasa bahwa komunikasi


mereka seakan bersifat anonim karena mereka tidak bertatap
muka dengan individu-individu lainnya. Itulah yang membuat
mereka tergoda untuk menuliskan hal-hal yang sebenarnya
tidak akan mereka katakan kepada orang lain jika bertatap muka.

Sementara ponsel saya mengeluarkan berbagai bunyi yang


menandakan masuknya setiap kicauan dan kiriman, saya mulai
membayangkan: Apa yang akan dikicaukan Yesus? Apakah Yesus merasa
perlu mempunyai akun media sosial? Jika ya, apa yang akan dikatakan dan
dibagikan-Nya? Bagaimana Dia akan berelasi dengan “teman-teman” dan
“pengikut-pengikut”-Nya? Bagaimana sikap-Nya terhadap mereka yang
tidak sependapat dengan-Nya?
Merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat
saya mempertanyakan kicauan, kiriman, dan komentar-komentar
saya sendiri. Yesus adalah penyataan diri Allah yang utama. Maka
dari itu, bukankah seharusnya tindakan dan sikap-Nya menjadi
pedoman dan teladan bagi setiap aspek hidup saya, bahkan
dalam interaksi saya di media sosial?

8 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


Menanggapi hal itu, kita sering terjebak dalam pembahasan
tentang rupa-rupa aturan (apa yang boleh dan tidak boleh) dan
melihat segalanya sebagai soal hitam dan putih. Kita kerap
tergoda membuat daftar larangan dan membangun dinding
moral untuk memisahkan hal-hal yang “baik” dari yang “jahat”.
Namun buklet ini bukanlah panduan untuk mengatur
perilaku media sosial. Upaya mengatur perilaku tidak pernah
menghasilkan perubahan yang sejati dan permanen. Peraturan
mungkin efektif untuk sementara waktu, tetapi tidak akan
dapat mengubah kita, karena pada akhirnya diri kita yang
sesungguhnya akan tampak dalam tampilan media sosial kita.
Kita perlu masuk pada inti masalahnya.
Yang coba kita lakukan adalah
berusaha memberikan gambaran
bagaimana kita dapat menjadi duta
Kristus yang baik di dunia maya.
Mungkin ada yang menganggap
upaya itu hanyalah rekaan. Lagipula
Yesus tidak pernah memiliki komputer,
tablet, atau ponsel pintar. Setiap kali sebuah
Itu benar! Jika yang dibahas
hanyalah soal teknologi, kita akan
teknologi baru
sulit menerapkan hikmat Alkitab pada hadir, para
kiriman Facebook dan kicauan Twitter pengikut Yesus
kita. Namun pergumulan yang kita didesak untuk
alami dengan media sosial bukanlah
sesuatu yang baru. Itu merupakan memikirkan cara
pergumulan kuno yang tampil dalam terbaik dalam
cara-cara yang baru. Setiap kali sebuah berinteraksi dan
teknologi baru hadir, baik itu televisi,
radio, mesin cetak, atau bahkan
memanfaatkan
tulisan itu sendiri, para pengikut Yesus kemajuan
didesak untuk memikirkan cara terbaik teknologi tersebut.
dalam berinteraksi dan memanfaatkan
kemajuan teknologi tersebut. Jadi

Apa yang akan Dikicaukan Yesus? 9


meskipun Yesus tidak mengatakan apa pun tentang teknologi,
Dia cukup banyak berbicara tentang bagaimana manusia
berhubungan, berkomunikasi, dan mengasihi.
Alkitab memang tidak menyediakan jawaban langsung atas
pertanyaan-pertanyaan seperti “Apa yang akan dikicaukan
Yesus?” dan “Bagaimana Dia menggunakan media sosial?” Namun
Alkitab memberi kita sesuatu yang jauh lebih baik. Firman
Tuhan memberikan kepada kita gambaran yang jelas tentang
Yesus Kristus, memberitahukan kepada kita tentang diri-Nya,
alasan Dia datang, apa yang dilakukan dan diajarkan-Nya, dan
bagaimana Dia mengubah segala sesuatu.
Itulah inti dari buklet ini. Partisipasi seorang Kristen dalam
media sosial bukanlah soal teknologi, melainkan soal komunikasi
dan terutama soal hati. Masalahnya bukanlah soal ponsel,
melainkan soal hubungan manusia. Alkitab mengatakan banyak
hal tentang relasi antarmanusia, dan juga tentang hati kita.

10 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


dua
Inti Masalah

Perkataan Kita Penting

K ebanyakan dari kita cukup berhati-hati dalam


berkomunikasi di tempat umum. Walaupun sebagian
orang tidak segan berdebat sengit dalam ruang tertutup,
kebanyakan dari kita beranggapan bahwa mencaci maki orang
di tempat umum karena pandangan politiknya yang berbeda
adalah suatu sikap yang tidak pantas. Tidak banyak orang
yang benar-benar melakukannya. Kita juga tidak akan bersikap
menjengkelkan dengan mempertanyakan tingkat kecerdasan atau
iman seseorang yang doktrinnya tidak sama persis dengan kita.
Meskipun perbedaan pandangan itu sangat besar, orang
biasanya segan mempermasalahkannya di depan umum. Namun
interaksi yang tidak pantas bahkan kasar sangat sering terjadi
setiap harinya di ‘dinding-dinding’ Facebook dan feeds Twitter di
seluruh dunia. Lebih menyedihkan lagi, pelakunya sering kali
adalah orang Kristen, para pengikut Yesus.
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberikan kepada
kita karunia-karunia tertentu dan posisi yang khusus di antara

11
makhluk ciptaan-Nya. Dr. Michael Pasquale menyatakan
bahwa bahasa manusia adalah salah satu karunia Allah yang
dengan jelas membedakan umat manusia dari makhluk lainnya.1

Kejadian 1:27 berkata, “Maka Allah menciptakan manusia itu


menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Sebagai
penyandang citra Allah, kita memiliki kapasitas yang unik untuk
mencipta dan menghargai karya seni dan musik. Kita dapat
membuat konsep, berbicara, membaca dan menulis, serta
menyembah Allah—atau sebaliknya memilih untuk menolak Dia.

Meski manusia mampu mencipta


dan menggunakan bahasa, itu tidak
berarti bahwa kita selalu melakukannya
dengan baik, atau bahwa komunikasi
itu mudah. Adakalanya kita tidak
menyampaikan dengan baik apa yang
kita maksudkan. Di lain waktu, apa
yang kita maksudkan bisa jadi lebih Meski manusia
berbahaya daripada bermanfaat. mampu
Faktor-faktor lain seperti tidak
terlihatnya ekspresi wajah dan bahasa mencipta dan
tubuh membuat potensi timbulnya menggunakan
kesalahpahaman di media sosial bahasa, itu
semakin besar.
tidak berarti
Niat Kita Penting bahwa kita selalu
Salah satu penyebab kesulitan itu melakukannya
adalah karena kemampuan kita untuk dengan baik,
berkomunikasi telah dirusak oleh
dosa. Yesus menghadapi kondisi itu atau bahwa
saat sekelompok pemimpin agama komunikasi itu
menuduh-Nya mengadakan mujizat mudah.
dengan kuasa Iblis (matius 12:22-24).
12 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Setelah menyingkapkan kesesatan dalam tuduhan mereka, Yesus
masuk pada inti permasalahannya dengan menceritakan kisah
tentang pohon yang baik menghasilkan buah yang baik dan
pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik
(ay.33-34). Yesus menyimpulkannya dengan berkata, “Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati” (ay.34). Masalah
sebenarnya bukanlah kata-kata itu sendiri, tetapi melalui kata-
kata itu tersingkaplah masalah sebenarnya. Itulah sebabnya
aturan tentang apa yang boleh atau tidak boleh dikicaukan atau
dikirim tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya.

Kaum Farisi adalah kalangan yang berpengaruh dari abad


ke-2 sm hingga abad pertama Masehi. Dalam pandangan umum
masa kini, mereka memiliki reputasi yang buruk, tetapi beberapa
orang dari mereka pernah memperingatkan Yesus tentang
rencana pembunuhan-Nya (LUKAS 13:31), dan ada dari mereka yang
bahkan percaya kepada-Nya, termasuk Nikodemus dan Yusuf dari
Arimatea. Orang Farisi menekankan ketaatan terhadap hukum
Taurat secara lahiriah, tetapi mereka cenderung mengabaikan
masalah hati mereka sendiri yang telah tercemar dosa.

Orang-orang Farisi baru saja memfitnah Yesus dengan


menyebut-Nya sebagai anak Iblis. Namun Kristus tidak sekadar
mengoreksi informasi mereka yang tidak benar atau mencoba
untuk mengubah perilaku buruk mereka. Sebaliknya, Dia
menunjukkan kepada mereka bahwa permasalahannya jauh lebih
dalam, yaitu pada isi hati mereka.
Ketika kita menggunakan kata-kata untuk menyakiti dan
merendahkan satu sama lain, kita sedang menyingkapkan
kondisi hati kita. Ketika kita memakai blog atau akun media
sosial kita untuk meremehkan, mengejek, atau memfitnah
orang lain, permasalahannya bukanlah pada kata-katanya. Apa
yang kita tulis mengungkapkan hati kita yang telah rusak dan
berdosa. Itu bukan berarti bahwa kata-kata tidak penting, tetapi
perkataan yang jujur dan benar sekalipun dapat disalahgunakan.

Inti Masalah 13
Dalam pengajaran-Nya, Yesus menegur kata-kata kita yang
menyakiti sesama maupun niat kita yang buruk.
Para pengikut Yesus yang mula-mula kebanyakan adalah
orang Yahudi. Mereka sangat peduli pada ketaatan dalam
menjalankan hukum dan peraturan yang digariskan dalam
Kitab Suci mereka, yang kini kita kenal sebagai Perjanjian Lama.
Mereka sungguh-sungguh ingin memastikan bahwa mereka
makan makanan yang tepat, mengenakan pakaian yang benar,
dan mempersembahkan korban yang benar. Hidup mereka
dijalankan dengan sangat disiplin dan perilaku mereka diatur
dengan sangat ketat.

Kalangan pemimpin agama Yahudi yang lebih ortodoks pada


masa itu begitu berhati-hati dalam menaati perintah Allah, sampai-
sampai mereka menambahkan tradisi lisan yang berisi berbagai
peraturan dan berfungsi sebagai pagar pelindung terhadap
Hukum Taurat. Mereka berpikir jika seseorang dapat menaati
peraturan-peraturan tambahan itu, mereka tidak akan melanggar
Hukum yang sebenarnya. Tradisi lisan itu disebut Talmud dan
selanjutnya dicatat secara tertulis dan disebut sebagai Mishnah.

Mereka pasti sangat senang mendengar Yesus menyatakan


demikian dalam Khotbah di Bukit yang terkenal:
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku
datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi (matius 5:17-18).
Perkataan di atas pasti sangat cocok bagi orang-orang yang
taat beragama pada zaman Yesus. Namun Dia belum selesai.
Penekanan pada pesan-Nya disampaikan dengan “pukulan balik”.
Setelah menarik perhatian para pendengar-Nya, Yesus secara
14 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
tidak terduga menggunakan pukulan balik untuk menegaskan
maksud-Nya. Pertama-tama Dia menggunakan gaya bahasa
perbandingan: “Kamu telah mendengar firman . . .” Namun
pukulan balik itu diberikan-Nya ketika Dia meneruskan dengan
penutup yang tidak terduga: “Tetapi Aku berkata kepadamu . . .”
Dia berkata, ”Kamu telah mendengar yang difirmankan . . .
Jangan membunuh . . . Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum” (matius
5:21-22). Kemudian, “Kamu telah mendengar firman: Jangan
berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya” (ay.27-28).
Enam kali Dia menggunakan pola itu dalam berbagai
bentuk. Dia bahkan sampai berkata, “Kamu telah mendengar
firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu” (ay.43-44).
Para pendengar Yesus telah
mendengar perintah-perintah tersebut
sejak kecil. Mereka adalah umat yang
menerima Hukum Taurat, dan orang-
orang yang saleh akan berusaha
sangat keras untuk menjaga kekudusan Hukum dan
agamawi mereka. Namun pengajar
muda dari Nazaret itu berdiri di peraturan
hadapan mereka untuk menyatakan mungkin dapat
bahwa ketaatan lahiriah terhadap mengatur perilaku
Hukum Taurat itu tidak cukup. Yesus
rindu para pendengar-Nya menangkap
kita sampai batas
isi hati Allah yang telah menetapkan tertentu, tetapi
Hukum itu. tidak dapat
Melalui Khotbah di Bukit, Yesus mengubah hati
menyampaikan kebenaran-kebenaran
kekal yang sangat penting untuk kita kita.
yang hidup di era digital ini. Hukum
Inti Masalah 15
dan peraturan mungkin dapat mengatur perilaku kita sampai
batas tertentu, tetapi tidak dapat mengubah hati kita. Ingatlah,
permasalahan sesungguhnya ada di dalam hati kita.

Sebelum Anda Mengirim atau Berkicau


Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa aturan dan upaya untuk
melindungi itu buruk dan tidak ada gunanya. Yesus sendiri
berkata bahwa Dia tidak datang untuk meniadakan Hukum
Taurat. Namun Dia mengajarkan bahwa masalah yang lebih
dalam di balik kata-kata kita yang menyakitkan adalah hati yang
berniat menyakiti. Yesus tidak datang hanya untuk mencegah
kita membunuh, berzina, atau membalas dendam. Dia datang
untuk menyelamatkan setiap bagian hidup kita—memulihkan
hati kita yang cenderung ingin menyakiti, menyeleweng, dan
menyimpan dendam. Maka Dia pun langsung menangani sumber
dari perilaku kita yang merusak tersebut.
Tengok kembali percakapan Yesus dengan kaum Farisi dalam
Matius 12. Yesus berkata, ”Setiap kata sia-sia yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan
menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (ay.36-37).
Kata-kata apa yang saya gunakan saat mengirim, berkicau,
atau membagikan informasi di media sosial? Apa yang
diungkapkan oleh kata-kata saya itu mengenai isi hati saya?
Dan apa tanggung jawab saya kepada orang lain sewaktu saya
membagikan gambar atau komentar? Marilah melihat sejumlah
prinsip yang patut kita pertimbangkan sebelum kita berkicau
atau mengirimkan informasi di media sosial.

1 Pasquale, Michael dan Nathan L.K. Bierma, Every Tribe and Tongue: A Biblical Vision
for Language in Society, Pickwick Publications, Eugene: 2011.

16 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


tiga
Gunakan Filter yang Tepat

J unjunglah kebenaran. Adakalanya kita memiliki niat


baik tetapi tidak memikirkan segala sesuatunya dengan
cukup matang. Baru-baru ini, seorang teman mengirim
ke Facebook salah satu kisah yang rasanya terlalu muluk-muluk
untuk menjadi kenyataan. Saya pun mencoba untuk mencari
tahu kejelasan kisah tersebut. Lewat pencarian singkat dengan
Google, saya menemukan bahwa kisah yang dibagikannya sudah
beredar dalam berbagai bentuk sejak tahun 1998 dan ternyata
kisah itu sama sekali tidak benar.
Kisah itu terlihat merendahkan pemeluk agama lain, dan
apa yang diceritakannya tidak pernah terjadi. Teman saya yang
sebenarnya berniat baik itu telah menyebarkan kebohongan. Lalu
mengapa ia mengirimkannya? Mungkin ia telah diperdaya orang
lain atau memang ia mempercayai kisah itu. Kita tidak tahu
alasannya. Namun yang pasti, kisah itu seharusnya tidak perlu
disebarkan.

17
Mengapa kisah-kisah semacam itu beredar luas lewat
media sosial? Salah satu alasannya mungkin karena kita sering
menggunakan media sosial untuk menyatakan pendapat, bukan
untuk mencari atau menjelaskan kebenaran. Sayangnya dalam
menyampaikan pendapat sering kali kebenaran jadi terabaikan.
Dalam Yohanes 14:6, Yesus memberitahukan kepada para
pengikut-Nya bahwa kebenaran tidak didasarkan pada berbagai
ideologi atau dalil, melainkan pada diri-Nya sendiri! “Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi kebenaran adalah


ἀλήθεια—alethia. Kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru itu
mengacu kepada hal-hal (isi) yang sesuai dengan kenyataan.

Ketika Yesus berkata bahwa Dialah kebenaran, Dia tidak


hanya menyatakan bahwa kata-kata-Nya itu benar—bahwa
perkataan-Nya itu sesuai dengan kenyataan. Dengan menyebut
diri-Nya sebagai kebenaran itu sendiri dan bukan sebagai pemberita
kebenaran, Yesus bermaksud mengatakan bahwa karakter-Nya
mengungkapkan isi hati Allah sendiri.
Itulah inti jawaban Yesus kepada Pilatus yang bertanya
kepada-Nya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” (yohanes
18:33). Yesus menjawab, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia
ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku
telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang
Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini. . . . Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir
dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku
memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal
dari kebenaran mendengarkan suara-Ku” (ay.36-37).
Dalam perbincangan itu, Yesus memberikan kepada kita
contoh sempurna tentang apa artinya berfokus pada kebenaran
yang sejati. Dia tidak mencari-cari kesalahan teologis dari para
pemimpin agama yang sedang menuntut kematian-Nya, dan

18 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


tidak juga mengeluhkan ketidakadilan
yang diterima-Nya dari pihak
penguasa. Sebaliknya, Dia berfokus
pada kenyataan bahwa kerajaan-Nya
bukan dari dunia ini. Kepedulian-
Nya yang utama adalah misi-Nya
untuk menyelamatkan umat manusia
Yesus menunjuk- dari dosa. Yesus menunjukkan bahwa
kan bahwa terkadang fakta bisa menghambat
terungkapnya kebenaran sejati. Ada
terkadang fakta banyak hal yang benar, tetapi tidak
bisa menghambat semuanya sama penting.
terungkapnya Memang penting menyajikan
kebenaran sejati. informasi yang akurat. Namun
menjunjung kebenaran tidak hanya
Ada banyak hal berarti bahwa kita harus mengatakan
yang benar, tetapi hal yang benar dalam komunikasi kita
tidak semuanya di dunia maya. Hal itu berarti kita
perlu membandingkan komunikasi
sama penting. kita dengan standar Yesus Kristus.
Pada praktiknya, kita perlu berhenti
sejenak untuk bertanya kepada
diri sendiri: Apakah komentar, kiriman, atau kicauan saya
mencerminkan kebenaran dan karakter dari Yesus Kristus?
Bersikaplah Bijaksana. Saya hampir selalu terhubung dengan
dunia maya. Ketika tidur pun, saya tidak jauh dari ponsel dan
semua akun media sosial saya. Siang malam, kapan dan di mana
saja, media sosial membuat kita dapat berkomunikasi dengan
dunia lewat ibu jari kita.
Untuk memerangi apa yang disebut banyak orang sebagai
ketergantungan (atau bahkan kecanduan) terhadap media sosial,
ada orang Kristen yang sengaja dan sungguh-sungguh melakukan
“puasa media sosial”, di mana mereka berhenti berkomunikasi
secara elektronik untuk beberapa waktu lamanya.

Gunakan Filter yang Tepat 19


Kondisi itu sangat nyaman, bahkan mungkin terlalu nyaman.
Nyaman karena saya selalu dapat dihubungi. Anak-anak,
istri, dan teman-teman saya dapat menghubungi saya di mana
pun saya berada. Saya dapat membagikan momen-momen dalam
hidup saya dengan orang-orang yang saya kasihi—berkicau di
Twitter tentang makanan yang saya pesan di restoran masakan
Yunani favorit saya, memperbarui status Facebook sambil
menunggu dokter di klinik, atau mengirimkan foto ke Instagram
saat saya menaiki bus atau bermain golf.
Tentu saja, foto dari makan malam, permainan golf, atau
klinik dokter itu bagus, tetapi tidak semua momen yang dapat
dibagikan itu harus dibagikan. Kita sudah sangat terbiasa dengan
dunia kita yang selalu terhubung sehingga kita dapat menekan
tombol “kirim” tanpa berpikir panjang. Terkadang yang kita
butuhkan hanyalah sejenak waktu untuk berpikir. Kemudahan
mengakses segala sesuatu memberi kita tantangan tersendiri.
Anggapan bahwa komunikasi di dunia maya bersifat
anonim dapat membuat kita kebingungan dan kesulitan dalam
menggunakan media sosial. Karena di dunia maya kita hanya
menatap layar dan tidak berhadapan langsung dengan lawan
bicara, kita mungkin mengira bahwa kita sekadar melontarkan
komentar yang tidak bermasalah. Karena media sosial digunakan
lebih sebagai panggung daripada sebagai wadah percakapan,
bisa jadi kita menulis atau mengirimkan hal-hal yang tidak
akan kita katakan jika bertatap muka dengan lawan bicara kita.
Namun sebenarnya, Twitter, Facebook, YouTube, Snapchat,
dan Instagram tidaklah anonim. Media-media tersebut adalah
komunikasi massa yang bersifat umum. Layar-layar yang kita
tatap bukanlah dinding yang menyembunyikan kita, melainkan
proyektor yang menayangkan pikiran, ide, dan pendapat kita
kepada dunia.
Sebagai pengikut Kristus, kita disorot secara khusus dan
saksama. Kita mewakili Yesus melalui perkataan dan tindakan
kita. Melalui teknologi masa kini, hidup kita sangat jelas terlihat
oleh dunia yang terus mengamati kita. Dalam dunia yang

20 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


selalu terhubung ini, kita tidak hanya
menunjukkan Kristus saat kita sengaja
memberitakan Injil kepada seseorang.
Sadar atau tidak sadar, kita selalu
menjadi duta Kristus.
Ketika pertama kalinya Yesus
mengutus kedua belas murid-Nya,
perintah terakhir-Nya kepada mereka Layar-layar
adalah: “Lihat, Aku mengutus kamu yang kita
seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu
tatap bukanlah
cerdik seperti ular dan tulus seperti dinding yang
merpati” (matius 10:16). menyembunyikan
Sama seperti para murid, kita juga kita, melainkan
diutus ke dunia untuk menyebarkan
pesan pengharapan dan hidup dari proyektor yang
Allah. Kita butuh hikmat dalam menayangkan
melakukannya. Dunia melihat hidup pikiran, ide, dan
kita dan tidak hanya mendengar kata-
kata kita. Karena itu, kita bertanggung
pendapat kita
jawab untuk berpikir dua kali sebelum kepada dunia.
menekan tombol “kirim”.
Sepertinya sudah tidak zaman lagi menulis surat 3 halaman
dengan tangan berisi kalimat-kalimat yang dipilih dengan
cermat dalam paragraf yang disusun dengan hati-hati. Dengan
komunikasi global di ujung jari kita, sebuah kicauan pada waktu
yang tidak tepat, sebuah kiriman Facebook yang tidak jelas,
atau sebuah artikel yang dibagikan tanpa pikir panjang dapat
benar-benar mengubah hidup kita maupun hidup orang lain.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
• Pada tahun 2013, sejumlah guru di Amerika Serikat
kehilangan pekerjaan mereka setelah mencaci dan
mengolok-olok murid-murid mereka di media sosial.
• Seorang remaja di Britania Raya mencoba bunuh diri
setelah mengalami intimidasi lewat media sosial.

Gunakan Filter yang Tepat 21


• Beberapa pekerja medis di Michigan, Amerika Serikat,
dipecat karena memberikan tanda “suka” atau mengomentari
foto-foto pasien yang diambil dalam keadaan tidak pantas
dan dimuat di Facebook oleh seorang rekan kerja mereka.
Jelas sekali, apa yang kita lakukan di dunia maya sungguh-
sungguh memiliki dampak yang serius.
Menjadi duta Kristus di dunia maya bukanlah hal yang
mudah. Apa yang menurut kita masuk akal, apa adanya, lucu,
atau bermanfaat, mungkin saja menakutkan, tidak sopan,
menyinggung perasaan, atau membingungkan bagi orang lain.
Kita perlu hikmat untuk tetap cerdik sekaligus tulus dalam
berkomunikasi di media sosial. “Jikalau ada seorang menganggap
dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu
dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (yakobus 1:26).
Pengetahuan berkaitan dengan informasi, sedangkan hikmat
berkaitan dengan aplikasi. Hikmat bukan saja berarti memiliki
informasi yang tepat, atau sekadar mengetahui atau mengerti
berbagai fakta. Hikmat berarti menerapkan dan menyajikan
kebenaran dengan saksama dan tepat sehingga kebenaran itu
membawa manfaat bagi orang lain.
Jika di suatu waktu kita tergoda
untuk melontarkan sebuah kicauan
atau kiriman, marilah kita mengambil
waktu untuk bertanya kepada diri
sendiri: Mungkinkah aku belum
melihat situasi ini secara menyeluruh?
Apakah kiriman atau kicauanku ini Kita perlu hikmat
merupakan respons yang emosional? untuk tetap
Apakah informasiku akurat dan
mudah dimengerti? Apakah aku cerdik sekaligus
berhak mengatakan apa yang hendak tulus dalam
kukatakan? Jawaban atas setiap berkomunikasi di
pertanyaan tersebut akan menolong
kita untuk berpikir dengan bijaksana
media sosial.
sebelum kita menekan tombol “kirim”.

22 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


Bersikaplah Lemah Lembut. Perbedaan pendapat bukanlah
hal yang baru. Yang kelihatannya baru belakangan ini adalah
bagaimana perbedaan pendapat itu sering dikemukakan dengan
kebencian dalam waktu hanya sekejap di depan umum.
Media sosial telah memberikan kesempatan kepada setiap
orang untuk bersuara dan ikut terlibat dalam percakapan
tentang sosial, politik, budaya, dan teologis yang sedang marak.
Dahulu, untuk menyiarkan informasi kepada khalayak ramai
dibutuhkan sekelompok teknisi, sejumlah besar uang, dan
seruangan penuh peralatan mahal. Hari ini, yang dibutuhkan
hanyalah sebuah ponsel pintar dan akun media sosial.
Seorang pendeta menggunakan Twitter untuk
berkomunikasi dengan jemaatnya. Ia baru memulai rangkaian
khotbah tentang berbagai pertanyaan sulit dan kontroversial
yang dihadapi gereja, dan ia mengirimkan kicauan berikut
untuk mempromosikan tema khotbah yang akan datang: “Raja
Damai atau Allah yang Senang Berperang? Datang dan temukan
jawabannya.” Salah seorang jemaatnya memberi respons dengan
balik berkicau: “BACA SAJA ALKITABMU!”
Itu adalah contoh baik dan buruk dari media sosial. Pendeta
tersebut mencoba untuk menarik perhatian jemaat terhadap
khotbahnya. Apakah respons yang diberikan tepat?
Pertama, respons tersebut menggunakan HURUF BESAR
SEMUA. Penulisan dalam huruf besar semua biasanya
digunakan untuk menunjukkan emosi yang kuat, seperti
kemarahan. Lalu apa sebenarnya maksud dari respons tersebut?
Kita tidak tahu pasti. Apakah ia marah terhadap pendetanya
karena memulai percakapan tersebut? Mungkinkah ia tidak
ingin topik itu dibahas di gereja? Apakah ia sedang berpihak?
Jika ya, pihak yang mana? Apakah ia setuju dengan sebutan Raja
Damai bagi Kristus, atau lebih memilih Pejuang yang perkasa?
Keduanya adalah konsep yang alkitabiah, tetapi kelihatannya
ada yang tidak disukainya dari salah satu atau kedua konsep
tersebut. Lalu ia juga terlihat seperti sedang menuduh
pendetanya tidak mengerti isi Alkitab.

Gunakan Filter yang Tepat 23


Teknologi memberikan kita
kesempatan untuk mengutarakan
pemikiran kita. Kita dapat secara
terbuka mendorong terciptanya
keadilan, memperbaiki kesalahan
informasi yang berkembang,
memperingatkan para pembuat
kejahatan, memperjuangkan isu- Teknologi
isu tertentu, menyatakan kebenaran, memberikan kita
memuji kebaikan, dan menyingkapkan
kejahatan. Namun semangat kita untuk kesempatan untuk
menjunjung keadilan dan kebenaran mengutarakan
terkadang lebih dipandang sebagai pemikiran kita.
serangan daripada pemulihan. Ketika
itu terjadi, kita tidak lagi membawa
manfaat, melainkan menyakiti sesama.
Lewat suratnya yang pertama, Rasul Petrus menulis kepada
sekelompok umat Kristen yang sedang mengalami penderitaan
(1 petrus 2). Ketidakadilan merajalela dan para pengajar palsu
bermunculan di gereja. Pemerintah saat itu giat menentang Injil
dan para musuh menyebarluaskan kabar dusta tentang mereka.
Mereka sungguh-sungguh menderita.

Surat Petrus yang pertama dituliskan kepada “orang-orang


pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil
dan Bitinia” (1 PETRUS 1:1)—semua tempat tersebut sekarang masuk
dalam wilayah Turki. Meski demikian, hikmat yang terkandung
dalam surat tersebut berlaku juga untuk semua orang percaya.

Dari tengah penderitaan itulah, Petrus menggemakan ucapan


Yesus dari Khotbah di Bukit, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.” Petrus berkata kepada
umat Tuhan:
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci
maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu

24 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu
untuk memperoleh berkat. (1 petrus 3:9)
Selanjutnya:
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!
Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang
ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan
hormat. (1 petrus 3:15)
Kebanyakan dari kita tidak menghadapi pertentangan
seperti yang dihadapi umat Kristen zaman itu. Namun ayat-ayat
di atas memberikan petunjuk yang berguna tentang bagaimana
kita dapat memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar kita.
Petrus tidak meminta pembacanya untuk tabah menjalani
penderitaan mereka dalam keheningan. Ia memperkirakan
bahwa mereka akan memberikan respons ketika ditanyai dan
mereka akan menjawab dengan jujur, meski untuk itu mereka
harus membayar harganya. Namun Petrus juga mendorong
mereka untuk memberikan respons dengan cara yang
bertanggung jawab dan memuliakan Kristus.
Kita bisa melihat dengan jelas bahwa nasihat Petrus tersebut
relevan dengan cara kita menggunakan media sosial. Banyak
kicauan dan kiriman yang isinya benar, tetapi dilatarbelakangi
maksud yang tidak benar. Tulisan-tulisan itu bernada kasar,
tidak sopan, bahkan menghina dan merendahkan orang lain.
Tidak cukup kita hanya memberikan pernyataan yang benar,
logis, atau murni secara teologis. Kita juga perlu membagikan
kebenaran dengan penuh kasih.
Komunikasi kita di dunia maya tidak hanya soal penyebaran
informasi, sekalipun itu adalah informasi yang benar. Kita tidak
dipanggil untuk sekadar berbicara soal pengampunan, keadilan,
dan kasih sebagai teori, melainkan untuk melakukan semua itu.
Itu artinya kita membuat kicauan atau kiriman dengan sikap
yang lemah lembut dan menghormati sesama.

Gunakan Filter yang Tepat 25


Nasihat sang rasul di atas dapat diuraikan kembali seperti ini:
Ketika engkau dihina dan diejek di dunia maya, tanggapilah
dengan hati yang tertuju dan tunduk kepada Kristus.
Tanggapilah setiap tantangan dan pertanyaan dengan
sikap yang menunjukkan pengharapanmu di dalam Yesus.
Bersikaplah lemah lembut kepada orang lain karena Kristus
telah bersikap lemah lembut kepadamu. Bermurah hatilah
kepada orang lain karena engkau sendiri membutuhkan
kemurahan Tuhan.

Bersikaplah Penuh Kasih. Memang kita tidak tahu secara


pasti apa yang akan dikicaukan, dikirimkan, atau dibagikan
Yesus seandainya Dia mempunyai akun media sosial. Kita
tidak akan tahu partai politik mana yang didukung-Nya (meski
kemungkinan besar Dia sama sekali tidak mau dihubung-
hubungkan dengan urusan politik). Kita juga tidak akan tahu di
mana Dia akan berbelanja, apa yang akan dikendarai-Nya, atau
olahraga apa yang Dia sukai.

Suatu waktu orang Farisi dan kaum Herodian yang saling


berseberangan secara politik bersama-sama mengutus perwakilan
untuk menjebak Yesus dengan sebuah pertanyaan tentang pajak.
Yesus balik menanyai mereka tentang gambar siapa yang ada
pada koin yang dipakai untuk membayar pajak itu. Ketika mereka
menjawab,”Kaisar,” Dia pun berkata,”Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang
wajib kamu berikan kepada Allah.” Suatu jawaban cemerlang dari
Yesus yang menolak terseret ke dalam sebuah debat politis.

Namun kita dapat meyakini bahwa Dia tidak akan mencaci


atau menekan orang-orang yang berbeda pendapat dengan-Nya,
bahkan ketika Dia menyampaikan kebenaran yang sulit diterima.
Dia adalah Kasih (bandingkan dengan 1 yohanes 4:8). Dia tidak
akan menyebarkan informasi yang belum tentu benar atau yang
tidak benar sama sekali. Dia adalah Kebenaran. Yesus tidak akan

26 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


bertindak gegabah atau tidak ramah
dalam komunikasi-Nya, dan Dia pasti
tahu kapan waktunya untuk diam. Dia
tidak datang untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya
(yohanes 3:16-17).
Alkitab menunjukkan kepada kita
bagaimana Yesus bertingkah laku Ketika kita
selama Dia hidup di bumi ini. Melalui mengasihi
Alkitab, kita tahu bahwa Allah rindu
agar umat-Nya mengasihi Dia dan
orang lain, kita
mengasihi satu sama lain (markus menunjukkan
12:29-30). Kasih berarti memperlakukan isi hati Allah
satu sama lain dengan lemah lembut kepada mereka.
dan hormat, bukan karena itu baik
untuk dilakukan, tetapi karena ketika
kita saling mengasihi, kita sedang mengasihi-Nya juga.
Ketika kita mengasihi orang lain, kita menunjukkan isi
hati Allah kepada mereka. Yesus memberitahukan kepada
para pengikut-Nya tentang dua hukum yang merangkum
keseluruhan hukum yang ada. Yang pertama adalah mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita.
Dan yang kedua adalah mengasihi sesama kita seperti mengasihi
diri kita sendiri (matius 22:37-39). Perintah itu didasarkan pada
dua pokok pikiran. Pertama, kebanyakan dari kita sesungguhnya
mengasihi dan peduli pada diri sendiri. Kedua, jika seseorang
mengabdikan dirinya utuk mengasihi Allah dan mengasihi
sesamanya, perilaku mereka tidak perlu diatur dengan segala
peraturan dan hukum yang berlapis-lapis.
Kasih adalah ungkapan karakter Allah yang paling jelas
(1 yohanes 4:8,16). Ketika Yesus memberikan kepada para
pengikut-Nya sebuah perintah baru tentang kasih, Dia tidak
menambahkan satu lagi peraturan pada daftar panjang hukum
dalam Perjanjian Lama. Dia meminta kita untuk menunjukkan
isi hati Allah kepada sesama kita (yohanes 13:34-35).

Gunakan Filter yang Tepat 27


Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak
berkesudahan. (1 KORINTUS 13:4-8)

28 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


empat
Sebelum Menekan “Kirim”

K etika menaati peraturan menjadi hal terpenting


dalam hidup kita, kita kehilangan hal lain yang penting.
Kita kehilangan kasih. Kita kehilangan hubungan
dengan sesama.
Kitab Kejadian menceritakan sebuah peristiwa yang
mengubah hati setiap manusia. Pada awal sejarah dunia, Allah
menciptakan laki-laki dan perempuan pertama. Adam dan Hawa
tidak merasa malu diihat dan dikenal sebagaimana adanya mereka
saat itu (kejadian 2:25). Mereka menikmati kehadiran Allah dan
kehadiran satu sama lain. Namun semua itu berubah ketika dosa
masuk ke dalam dunia. Adam dan Hawa lari dari hadirat Allah
dan bersembunyi karena mereka malu terhadap dosa mereka
(kejadian 3:8). Salah satu dampak yang merusak dari dosa adalah
melemahnya kesanggupan kita untuk mengasihi dan dikasihi.
Namun itu hanyalah bagian awal dari drama kehidupan umat
manusia. Syukurlah, Alkitab merupakan kisah pencarian manusia

29
oleh Allah yang mengasihi mereka. Allah bekerja tanpa lelah
untuk memulihkan kita kembali pada hubungan yang sempurna
dengan Allah dan dengan sesama manusia. Peraturan dan hukum
tidak akan dapat melakukannya untuk kita. Hanya Yesus yang
sanggup melakukannya. Kasih telah mendorong-Nya untuk
mati di kayu salib. Setelah menerima kasih Kristus, kita pun
dimampukan-Nya untuk mengasihi.
Kasih yang dipulihkan Allah itu seharusnya tidak hanya
mewarnai interaksi kita saat bertatap muka dengan orang lain,
tetapi juga meresap dalam segala perbuatan dan perkataan kita
di dunia maya. Memilih untuk mengasihi satu sama lain melalui
kicauan, kiriman, dan komentar kita memang membutuhkan
kerja keras. Memang lebih mudah mengkritik daripada bermurah
hati terhadap orang yang berbeda pandangan dengan kita.
Dibutuhkan usaha lebih besar untuk menjadi rendah hati dan
lemah lembut daripada bersikap arogan dan agresif. Dibutuhkan
lebih banyak waktu, tenaga, dan
kesabaran untuk melibatkan diri
dalam percakapan yang tulus daripada
menceramahi mereka. Mendengarkan
lebih sulit daripada berbicara. Menjalin
percakapan yang tulus lebih sulit
daripada memberikan ceramah.
Jika menengok apa yang Salah satu
terpampang di halaman Twitter dan
Facebook kita, kita akan tahu betapa dampak yang
itu mungkin masih jauh dari kenyataan. merusak dari
Mungkin kita merasa tidak sanggup dosa adalah
melakukannya. Dengan kekuatan
melemahnya
kita sendiri memang tidak mungkin.
Namun apa yang akan terjadi, kesanggupan kita
seandainya hari demi hari setiap dari untuk mengasihi
kita memutuskan untuk secara sadar dan dikasihi.
menyerahkan interaksi digital kita
kepada Kristus? Apa yang akan terjadi

30 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


ketika kita menerapkan nasihat Paulus
dalam 1 Korintus 10:31 pada setiap
akun media sosial kita? Apa yang akan
terjadi jika kita bertekad bahwa apa
pun yang kita makan, minum, kirimkan,
atau kicaukan hanyalah untuk
kemuliaan Allah?
Tanyakanlah kepada diri “Dapatkah aku
sendiri sebelum kita mengirimkan, mewakili Yesus
menyebarluaskan, mengomentari,
membuat, dan meneruskan kicauan Kristus dengan
apa pun: kemurahan hati,
“Dapatkah aku mewakili Yesus sikap hormat,
Kristus dengan kemurahan hati, sikap
dan cinta kasih
hormat, dan cinta kasih melalui apa
yang kutulis saat ini di media sosial?” melalui apa yang
Dengan pertolongan Roh Kudus, kutulis saat ini di
kiranya kita dengan rendah hati media sosial?”
dan bijaksana menunjukkan kasih
dan kemurahan Yesus Kristus yang
menyatukan orang-orang yang selama
ini terhalang oleh tembok pemisah.

Sebelum Menekan “Kirim” 31


Buklet Seri Terang Ilahi “Menjadi Duta Kristus di Dunia Maya” diterbitkan
dan didistribusikan oleh PT Duta Harapan Dunia yang merupakan anggota keluarga
Our Daily Bread Ministries.
Buku-buku yang bisa diperoleh melalui PT Duta Harapan Dunia:
• Santapan Rohani Edisi Tahunan
Panduan bersaat teduh sehari-hari selama satu tahun.
• Seri Perjalanan Iman (Journey Series)
Materi renungan bagi individu atau kelompok yang rindu menyediakan waktu
bersama Allah untuk merenungkan kitab demi kitab dari firman-Nya.
• Seri Hikmat Ilahi
Bahan Pendalaman Alkitab untuk pribadi maupun kelompok.
• Seri Terang Ilahi
Buklet yang mengulas beragam topik yang membuka wawasan rohani.
PT Duta Harapan Dunia
Rukan Daan Mogot Baru
Jl. Tampak Siring Blok KJC No. 10
Jakarta Barat 11840
Tel.: (021) 2902-8955 • Fax.: (021) 5436-0474
E-mail: orders@dhdindonesia.com • Situs: www.dhdindonesia.com

32 MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA


Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab
yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan
diterima oleh semua orang.
Anda dapat mendukung kami dalam melaksanakan misi
tersebut melalui persembahan kasih. Klik link di bawah ini
untuk informasi dan petunjuk dalam memberikan persembahan
kasih. Terima kasih atas dukungan Anda untuk pengembangan
materi-materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat


memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau
orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup.
Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau
denominasi apa pun.

DONASI

Anda mungkin juga menyukai