Kasihilah Sesamamu Seperti Engkau Mengasihi Dirimu Sendiri
Kasihilah Sesamamu Seperti Engkau Mengasihi Dirimu Sendiri
Mungkin anak-anak sudah mendengar cerita ini berulang kali. Kakak bisa
menceritakannya versi yang modern dan relevan dengan keseharian anak-anak. Misalnya,
cerita tentang seorang anak yang di bully atau dipukul oleh anak-anak lain di sekolahnya.
Lalu datang temannya sambil bersepeda melihat anak itu, tapi dia tidak membantu malah
melewatinya begitu saja. Kemudian datang lagi anak dari sekolah lain tapi tidak
mengenal anak yang di bully itu. Karena hatinya tergerak oleh rasa kasihan, akhirnya ia
menolong anak itu, membalut lukanya, dan mengantar anak itu pulang ke rumahnya.
Ajak anak untuk melakukan hal kebaikan kepada orang lain bahkan kepada orang yang
tidak Ia kenal, seperti Tuhan Yesus yang juga melakukan kebaikan.
Perikop ini diawali oleh ahli taurat yang berusaha mencobai Yesus untuk mencari-cari
kesalahan-Nya, Tetapi Yesus menjawab dengan luar biasa melalui perumpamaan orang
Samaria yang baik hati.
Ada sebuah pertanyaan yang menarik dari pertanyaan ahli taurat yaitu “siapakah
sesamaku manusia?“ Pola pikir dunia untuk mengasihi sesama kita yaitu kita mengasihi
siapa yang pantas dikasihi, mengasihi jika menguntungkan, mengasihi jika tidak
merugikan, mengasihi jika mendapatkan imbalan.
Di dalam perumpamaan ini terdapat beberapa tokoh yaitu imam dan orang lewi, pada saat
itu seorang imam dan lewi dipandang sebagai orang baik, yang seharusnya ketika melihat
orang yang menderita akan menolong orang tersebut, tetapi tidak, di perumpamaan ini
kedua orang tersebut melihat orang yang terluka setengah mati tetapi hanya melewatinya
dari seberang jalan dan mengabaikannya.
Berbeda dengan orang Samaria, pada zaman itu orang Samaria adalah musuh bebuyutan
orang israel, tetapi orang Samaria ini tergerak hatinya untuk menolong orang tersebut,
bahkan bukan hanya menolong, orang Samaria ini juga membawanya ke penginapan dan
memberikan uang kepada pemilik penginapan untuk merawat orang tersebut.
Ekspresi adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri, dari hati keluar menjadi tindakan.
Memiliki Belas-kasih dan akan memberkati orang lain
Tetapi impresi hanya sekadar tindakan, hanya supaya terlihat baik, sekadar kasihan, dan
dilakukan untuk diri sendiri supaya orang lain melihat yang diperbuat.
Seperti Yesus yang sudah lebih dahulu mengasihi kita, dia tidak memandang siapa kita,
dia mengasihi kita. Dia datang memberikan nyawa-Nya ke dunia ini untuk menebus kita
karena dia mengasihi kita.
Pengantar:
Teknologi terus mengalami perkembangan. Bahkan, teknologi kerap memberikan
inovasi-inovasi baru yang selalu menggoda manusia untuk mencoba dan memilikinya.
Mulai dari gawai, komputer, kamera, dll., kecanggihan teknologi terus "melambaikan
tangannya" untuk mengajak pengguna teknologi, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa, tenggelam di dalamnya.
Tujuan:
Bahan mengajar kali ini akan menolong anak-anak SM supaya bijaksana dalam
menyikapi setiap perkembangan teknologi dan penggunaan media digital yang mereka
miliki.
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala
sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Bahan-bahan:
Gambar-gambar bertema teknologi. Misal: Handphone, Laptop, Media Sosial
(Facebook/Twitter), Tablet, Televisi, dll..
Kertas folio.
Bolpoin
Langkah-Langkah:
Guru SM membacakan pengantar/pendahuluan tentang permainan ini supaya anak-anak
SM memiliki konsep/pandangan yang jelas tentang kondisi teknologi saat ini.
Guru SM membacakan firman Tuhan (1 Korintus 10:23) yang menjadi dasar permainan
ini.
Guru SM akan memberikan beberapa pertanyaan dan anak-anak harus mendiskusikan
jawabannya. Dalam memberikan pertanyaan, guru SM juga menunjukkan gambar-
gambar sesuai dengan yang ia inginkan.
Contoh pertanyaan:
(Mengambil gambar Handphone.) Pertanyaan:
Apakah kamu punya Handphone?
Mengapa kamu perlu handphone?
Kapan kamu menggunakannya? (setiap saat, kalau perlu/butuh)
Pertanyaan ini bisa diaplikasikan untuk gambar-gambar yang lain. Pertanyaan
pengembangan:
Apa dampak positif dan negatif dari media ini? (jawaban harus sesuai dengan gambar
yang guru tunjukkan kepada anak-anak SM)
Bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan menggunakan media digital ini?
Semua lembar kertas hasil diskusi dikumpulkan dan dibacakan dalam kelompok besar.
Guru SM memberikan penjelasan tentang penggunaan media digital kepada anak-anak
SM.