Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

MENGOPTIMALKAN PENGENDALIAN INTERN TATA KELOLA KEUANGAN


UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
YANG AKUNTABEL DAN BERKELANJUTAN

Disusun OLEH :
Praptomo Widodo
NIP.196011281982101001
(Kepala Biro Keuangan Kementerian PUPR)

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II


Tahun 2017

Balai Pendidikan dan Pelatihan IV Bandung


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PELATIHAN KEPEMIMPINAN TK. II ANGKATAN I
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

MENGOPTIMALKAN PENGENDALIAN INTERN TATA KELOLA KEUANGAN


UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
YANG AKUNTABEL DAN BERKELANJUTAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : PRAPTOMO WIDODO


NDH :1

DISEMINARKAN PADA :

HARI : SELASA

TANGGAL : 05 DESEMBER 2017

MENTOR COACH PENYELENGGARA BALAI


DIKLAT PUPR WIL. IV
BANDUNG

Prof. DR. Anita Firmanti Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc R. Belanto Hadiwido, ST. M.Si
DAFTAR ISI

Uraian Hal
Cover
Lembar Pengesahan..................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................................... ii
Abstrak.............................................................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
1.1. Gambaran Umum Biro Keuangan................................................................ 1-9
1.2. Latar Belakang Permasalahan...................................................................... 10
1.3. Ruang Lingkup.................................................................................................... 11

BAB II Gambaran Umum Proyek Perubahan


2.1. Keadaaan Saat ini ............................................................................................. 12-16
2.2. Identifikasi/Analisa.......................................................................................... 16-28
2.3. Kondisi yang diharapkan............................................................................... 28

BAB III Rancangan dan Pelaksanaan Proyek Perubahan


3.1 . Tujuan Rancangan Proyek Perubahan.................................................... 29
3.2. Manfaat Rancangan Proyek Perubahan.................................................. 30-31
3.3. Organisasi Rancangan Proyek Perubahan............................................ 32
3.4. Proses Kegiatan Rancangan Proyek Perubahan............................... 33-36

BAB IV Hasil/CapaianProyek Perubahan


4.1. Hasil/Capaian Hasil Proyek Perubahan.................................................. 37-41
4.2. Dokumentasi....................................................................................................... 41-44

BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45

Daftar Tabel................................................................................................................................... iv
Daftar Gambar.............................................................................................................................. v
Lampiran-Lampiran..................................................................................................................
ABSTRAK

Rancangan Proyek Perubahan ini diajukan dalam rangka tugas dalam Pendidikan
dan Pelatihan Pimpinan Tingkat II yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan pelatihan
IV Bandung Jawa Barat. Rancangan Proyek Perubahan ini diperlukan guna pelaksanaan
tugas dan fungsi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal sesuai dengan Permen PUPR No.
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Kegiatan Rancangan Proyek Perubahan (RPP) ini berfokus pada
kebutuhan akan Sistem Pengendalian Intern tata kelola keuangan guna meningkatkan
kualitas Laporan Keuangan di Kementerian PUPR agar lebih Akuntabel dan
Berkelanjutan. Lokasi Proyek Perubahan ini bertempat di Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan.
Seperti diketahui bahwa Capaian Opini yang fluktuatif atas Laporan Keuangan
Kementerian PUPR dan banyaknya temuan BPK-RI atas Laporan Keuangan menjadikan
isu-isu tersebut menjadi dominan untuk diangkat dan dijadikan isu strategis dalam
proyek perubahan ini ditambah lagi Kurangnya pengendalian atas pengelolaan
keuangan menjadikan tugas biro keuangan sebagai garda terdepan dalam pembinaan
pengelolaan keuangan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Perubahan yang akan dilakukan oleh Biro Keuangan dalam RPP ini adalah
Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan yang diwujudkan
dengan Penyusunan/Penerbitan Buku Saku Penganggaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan Keuangan serta Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan yang terdiri atas
Penganggaran, pertanggungjawaban dan Pelaporan Keuangan di Kementerian
Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat.
Pada Akhirnya Proyek Perubahan ini diharapkan akan berguna bagi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam pencapaian tujuan yang diharapkan
dan berguna bagi semua stake holder yang terlibat.
DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal

1 Struktur Biro Keuangan 4


2 Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Kualifikasi 5
Pendidikan
3 Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Golongan 5
4 Cascading Sasaran dan Fungsi Biro Keuangan 7
5 Fluktuasi Opini BPK atas Laporan keuangan Kementerian PUPR 13
6 Analisa Fishbone 17
7 Peta Stakeholder 22
8 Penggolongan Peta Stakeholder 23
9 Peta Kekuatan Analisa SWOT 26
10 Rancangan Proyek Perubahan 29
11 Organisasi Rancangan Proyek Perubahan 32
12 Milestone Rancangan Proyek Perubahan 33
13 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan 41-44
DAFTAR TABEL

Gambar Uraian Hal

1 Jumlah Biro Keuangan berdasarkan Kualifikasi Pendidkan 4


2 Jumlah pegawai Biro keuangan berdasarkan golongan dan 5
prosentase
3 Sarana dan Prasarana 7
4 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 9
5 Matriks temuan Pemeriksaan BPK RI Atas LK PUPR 14
6 Indikator yang dinilai dalam pelaksanaan anggaran 15
7 Hasil E-Rekonsiliasi Laporan Keuangan 16
8 Analisa Stake Holder Internal 18
9 Analisa Stake Holder Eksternal 19
10 Peran stake Holder Primer 20
11 Peran stake Holder Sekunder 21
12 Peran stake Kunci 21
13 Strategi Komunikasi 23
14 Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal 24
15 Faktor Faktor Kunci 25
16 Formulasi Strategi 25
17 Hasil Kuisioner 27
18 Manfaat Bagi Stake Holder Internal 30-31
19 Manfaat Bagi Stake Holder Eksternal 31
20 Rincian Kegiatan RPP Jangka Pendek 34
21 Rincian Kegiatan RPP Jangka Menengah 35
22 Rincian Kegiatan RPP Jangka Panjang 35
23 Proses Pelaksanaan Kegiatan 35-36
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Biro Keuangan

Berdasarkan Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Biro Keuangan
adalah salah satu unit eselon II yang berada di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Tugas dan fungsi Biro Keuangan dilaksanakan oleh 4 (empat) bagian, yaitu Bagian
Tata Laksana Keuangan dan Umum, Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan
Keuangan, Bagian Perbendaharaan, dan Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan.
Setiap bagian mempunyai 3 (tiga) Subbagian yang melaksanakan sebagian tugas
dari masing-masing bagian.
Tugas pokok Biro Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri tersebut
adalah melaksanakan pembinaan dan penyusunan tata laksana keuangan,
perbendaharaan, akuntansi, penatausahaan Pendapatan Negara Bukan
Pajak dan Badan Layanan Umum, Laporan Keuangan Kementerian serta
penetapan pejabat perbendaharaan satuan kerja.
Adapun untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Keuangan
menyelenggarakan beberapa fungsi :
a) pembinaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan;
b) pembinaan dan pelaksanaan sistem akuntansi ;
c) pembinaan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan
Layanan Umum;
d) penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi;
e) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan;
f) pembinaan dan penatausahaan penetapan pejabat perbendaharaan satuan
kerja;
g) penatausahaan hasil pemeriksaan;
h) penyusunan laporan keuangan Sekretariat Jenderal;
i) penyusunan laporan keuangan Kementerian;
j) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Visi Biro Keuangan


Visi Biro Keuangan adalah ”Terwujudnya pengelolaan administrasi
keuangan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang tertib dan taat terhadap perundang-undangan yang berlaku”
Visi di atas mengandung pengertian bahwa ke depan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat harus mampu mengelola administrasi keuangan
yang baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas.

1
Misi Biro Keuangan
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan oleh Biro Keuangan dalam rangka mewujudkan visi. Dengan
pernyataan visi tersebut, diharapkan seluruh staf dan pegawai Biro Keuangan
dapat mengetahui peran dan tugas serta hasil yang akan dicapai. Misi Biro
Keuangan adalah :
”Meningkatkan kualitas administrasi dan pelayanan informasi bidang
keuangan yang transparan dan akuntabel”
Seluruh tugas dan fungsi diturunkan ke semua sub organisasi atau bagian
yang ada di Biro Keuangan, yang selanjutnya diturunkan secara rinci
pelaksanaannya ke masing-masing subbagian yang ada dibawahnya. Berikut
adalah gambaran singkat pembagian tugas dan fungsi masing-masing bagian yang
ada di Biro Keuangan.

Tugas dan Fungsi masing-masing Bagian :

1). Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum


Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penelaahan peraturan bidang keuangan, penyusunan tata laksana
keuangan dan sistem akuntansi serta pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga biro.
Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum terdiri atas :
• Subbagian Peraturan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, penyusunan dan evaluasi pedoman pelaksanaan
peraturan keuangan;
• Subbagian Tata Laksana Keuangan mempunyai tugas melakukan
penyusunan tata laksana bidang keuangan dan sistem akuntansi;
• Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan
administrasi kepegawaian, BMN dan fasilitasi penyusunan rencana,
program, dan pelaporan serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga biro;

2). Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan


Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas
melaksanakan bimbingan teknis perbendaharaan, penganggaran penerimaan
dan belanja, penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan
Layanan Umum dan penerapan sistem akuntansi serta layanan data dan
informasi bidang keuangan.
Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan terdiri dari:
• Subbagian Bimbingan Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan
bimbingan teknis dan pendampingan perbendaharaan serta PNBP dan BLU.

2
• Subbagian Bimbingan Penganggaran dan Akuntansi mempunyai tugas
melakukan bimbingan teknis dan pendmpingan penganggaran penerimaan
dan belanja serta penerapan sistem akuntansi
• Subbagian Data dan Informasi Keuangan mempunyai tugas melakukan
pengelolaan data dan informasi bidang keuangan

3). Bagian Perbendaharaan


Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan
penerimaan negara bukan pajak, badan layanan umum, pengelola keuangan,
laporan hasil pemeriksaan, dan kerugian negara.
Bagian Perbendaharaan terdiri dari:
• Subbagian Penatausahaan PNBP dan BLU mempunyai tugas melakukan
penatausahaan PNBP dan BLU serta penyiapan bahan penyusunan target
penerimaan dan pagu penggunaan PNBP dan BLU.
• Subbagian Penatausahaan Pengelola Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan administrasi dan penilaian kinerja pengelola
keuangan satuan kerja.
• Subbagian Penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kerugian Negara
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan administrasi tuntutan ganti
rugi, penyelesaian kerugian negara, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

4). Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan


Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan, penyusunan Laporan
Keuangan Sekretariat Jenderal dan Kementerian serta fasilitasi pemeriksaan
Laporan Keuangan.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan terdiri dari:
• Subbagian Pemantauan Evaluasi Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas
melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan dan penyiapan
bahan rekomendasi pengelolaan keuangan
• Subbagian Pelaporan Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan laporan keuangan, BMN, Akuntabilitas Kinerja serta
penelaahan Laporan Keuangan satuan kerja di lingkungan Sekretariat
Jenderal.
• Subbagian Pelaporan Kementerian mempunyai tugas melakukan
penyusunan Laporan Keuangan Kementerian, pelaksanaan rekomendasi
hasil reviu laporan keuangan, pendampingan penyusunan dan penelaahan
laporan keuangan unit Eselon I, penyusunan asersi final laporan keuangan,
serta fasilitasi pemeriksaan laporan keuangan.

3
Struktur Organisasi Biro Keuangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1
Struktur Biro Keuangan

BIRO KEUANGAN
KEUANGAN

BAGIAN PEMBINAAN DAN


BAGIAN TATA LAKSANA BAGIAN EVALUASI DAN
INFORMASI PENGELOLAAN BAGIAN PERBENDAHARAAN
KEUANGAN DAN UMUM PELAPORAN KEUANGAN
KEUANGAN

SUBBAG PEMANTAUAN
SUBBAG PERATURAN SUBBAG BIMBINGAN SUBBAG PENATAUSAHAAN
EVALUASI PENGELOLAAN
KEUANGAN PERBENDAHARAAN PNBP DAN BLU
KEUANGAN

SUBBAG BIMBINGAN
SUBBAG TATA LAKSANA SUBBAG PENATAUSAHAAN SUBBAG PELAPORAN
PENGANGGARAN DAN
KEUANGAN PENGELOLA KEUANGAN SEKRETARIAT JENDERAL
AKUNTANSI

SUBBAG PENATAUSAHAAN
SUBBAG DATA DAN SUBBAG PELAPORAN
SUBBAG TATA USAHA BIRO LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
INFORMASI KEUANGAN KEMENTERIAN
DAN KERUGIAN NEGARA

JABATAN FUNGSIONAL

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan. Dalam rangka mewujudkan
good governance, diperlukan sumber daya aparatur yang profesional dan
kompeten untuk menentukan keberhasilan organisasi pemerintah. Jumlah
pegawai Biro Keuangan pada tahun 2016 adalah 59 (lima puluh sembilan) orang
PNS, yang terdiri dari 1 (satu) orang pejabat Eselon II (Kepala Biro), 4 (empat)
orang pejabat Eselon III (Kepala Bagian), 12 (dua belas) orang pejabat Eselon IV
dan 42 (empat puluh dua) orang staf. Selain itu pada Biro Keuangan terdapat 9
(sembilan) orang tenaga honorer, sehingga jumlah pegawai Biro Keuangan
sebanyak 68 (enam puluh delapan) orang.

Tabel 1
Jumlah Pegawai Biro Keuangan berdasarkan kualifikasi pendidikan

No. Pendidikan Jumlah


1 S2 19
2 S1/D4 24
3 D3 5
4 SMU 11
TOTAL 59

4
Gambar 2
Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Tingkat Pendidikan Pegawai

S2
19%
32%
S1
8%
D3
41%
SLTA

Klasifikasi pegawai (PNS) berdasarkan golongan didominasi oleh golongan III


sebanyak 45 orang atau (76%) orang dari jumlah PNS sebesar 59 orang.
Sedangkan golongan II sebanyak 7 0rang) atau 12 % dan golongan IV sebanyak 7
orang atau 12 % dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2
Jumlah Pegawai Biro Keuangan berdasarkan golongan dan Prosentase

No. Golongan Jumlah Prosentase


1 Golongan IV 7 12%
2 Golongan III 45 76%
3 Golongan II 7 12%
TOTAL 59 100%

Gambar 3
Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Golongan

Golongan Pegawai
12% 12%
Gol. IV

Gol. III

Gol. II
76%

5
2. SARANA DAN PRASARANA

Dukungan sarana dan prasarana baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak cukup banyak, walaupun dari segi kualitas sudah banyak yang
tidak terkini. Biro Keuangan berada di Lantai 6, Gedung Menteri Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sehingga dukungan ruangan dalam
tempat bekerja memadai.

Adapun sarana dan prasarana pendukung kegiatan Biro Keuangan antara lain:

Tabel 3
Sarana dan Prasarana
No. Uraian Kuantitas 31 Des 2016 Nilai
1 Peralatan dan Mesin 817 unit 5.130.228.868
2 Aset tetap lainnya 100 unit 18.750.000
3 Software 10 unit 4.361.077.600
4 Hasil kajian/penelitian 9 unit 4.314.777.500
TOTAL 13.824.833.968

3. TUJUAN
Salah satu tujuan yang tercantum di dalam renstra Sekertariat Jenderal yang
terkait dengan tugas dan fungsi Biro Keuangan adalah ”Meningkatkan manajemen
fungsional yang integratif, transparan dan akuntabel”. Untuk itu, dalam
mendukung tercapainya tujuan Sekretarat Jenderal, Biro Keuangan tahun 2015-
2019 mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pelayanan pembinaan bidang keuangan yang handal.
b. Meningkatkan pelayanan informasi keuangan kepada seluruh unit organisasi
dan Satker di Lingkungan Kementerian PUPR.
c. Meningkatkan kemampuan SDM Satker dalam pengelolaan keuangan, agar
tertib, taat terhadap peraturan dan akuntabel.
d. Meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian dalam rangka
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang akan dicapai dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Keuangan
adalah Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas
Sasaran Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang akan dicapai dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Biro

6
Keuangan yaitu Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya Kementerian PUPR
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang
lebih spesifik dan terukur. Sesuai dengan tujuan diatas, maka sasaran yang akan
dicapai Biro Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya Laporan Keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berkualitas dan akuntabel;
b. Tersedianya pedoman administrasi keuangan di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Tersedianya layanan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang
Keuangan dan sistem informasi yang handal;
d. Tersedianya layanan penatausahaan perbendaharaan dan PNBP yang
berkualitas
Gambar 4
Cascading Sasaran dan Fungsi Biro Keuangan

L e v e l K e m e n te ri a n P U P R L e v e l S e k re ta ri a t J e n d e ra l L e v e l B i ro K e u a n g a n

S S 1 . M e n i n g k a t n y a B u d a y a O rg a n i s a s i S P 1 . T e rs e d i a n y a D u k u n g a n
K 1. P e m b in aan d an P e n g e lo laan
y a n g B e rk i n e rj a T i n g g i d a n M a n a je m e n d an P e l ak s a n a a n Tu g as
K e u a n g a n K e m e n t e ri a n
B e ri n t e g ri t a s T e k n i s La i n n y a K e m e n t e ri a n P U P R

In d i k a t o r :
N i l a i L a p o ra n K i n e rj a P e m b i n a a n S D M d a n In f o r m a s i
T i n g k a t k i n e rj a d a n i n t e g ri t a s
P e m e ri n t a h P e n g e lo laan K e u an gan
K e m e n t e ri a n P U P R

K o o rd i n a s i d a n P e n a t a u s a h a a n
O p in i W TP h asil A u d it B P K
P e rb e n d a h a ra a n

K o o rd i n a s i L a p o ra n P e l a k s a n a a n
T ra n s p a ra n s i P e l a k s a n a a n
P e ra t u ra n d a n E v a l u a s i
P ro g ra m
P e n g e lo laan K e u an g an

P e n g e l o l a a n A d m i n i s t ra s i
Tin g k at P e n g e lo laan d an
P e r k a n t o ra n d a n N S P K B i d a n g
P e n ga d m i n is tras ia n P e g a w ai
K e u an gan

T i n g k a t F a s i l i t a s i P ro d u k
H u k u m d a n B an tu a n H u k u m

S S 2. M e n i n g k a t n y a P e n g e l o l a a n S P 2. T e rs e d i a n y a D u k u n g a n S a ra n a
R e g u l as i d an La y an a n H u k u m , D ata , d a n d a n P ra s a ra n a A p a ra t u r K e m e n t e ri a n
In f o r m a s i P u b l i k , s e rt a S a ra n a d a n P UP R
P ra s a ra n a

In d i k a t o r :
T i n g k a t K e n y a m a n a n B e k e rj a
T i n g k a t p e n g e l o l a a n re g u l a s i
d a n la y an a n h u k u m , d a ta d an
i n f o rm a s i p u b l i k , s e r t a s a ra n a T in gk a t La y an a n D a ta d a n
p ra s a ra n a T e k n o l o g i I n f o rm a s i

T i n g k a t L a y a n a n In f o rm a s i
P u b lik

Dari gambar tersebut bahwa sasaran strategis yang akan dicapai


Kementerian PUPR berupa meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja
tinggi dan berintegritas yang pengukurannya berdasarkan indikator timgkat
kinerja dan integritas Kementerian PUPR telah dapat diturunkan/cascading ke
Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR Sasaran yang menjadi program yaitu
tersediannya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas dan teknis lainnya
Kementerian PUPR yang dikukur oleh indikator nilai laporan kinerja pemerintah

7
dan opini WTP hasil audit BPK RI yang selanjutnya diturunkan ke Biro Keuangan
menjadi kegiiatan Pembinaan dan pengelolaan keuangan kementerian dengan
indikator capaian berupa :
1. Pembinaan SDM dan Informasi Pengelolaan Keuangan
2. Koordinasi dan penatausahaan perbendaharaan
3. Koordinasi laporan pelaksanaan peraturan dan evaluasi pengelolaan keuangan
4. Pengelolaan administrasi perkantoran dan NSPK bidang keuangan
Biro Keuangan telah berupaya secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip
perencanaan sebagaimana diatur dalam ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yakni UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dengan turut ikut menyusun Rencana Strategis, yang kemudian dijabarkan lagi ke
dalam Rencana Kinerja atau Rencana Kerja dan Anggaran untuk periode satu
tahunan.
Rencana Kinerja Tahunan adalah penetapan rencana dan target capaian
kinerja (hasil kerja/kegiatan), berdasarkan sasaran strategis/sasaran program
dan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis lima tahunan organisasi dan
disesuaikan dengan kebijakan yang diambil Pemerintah setiap tahunnya, yang
harus bisa diukur dengan indikator kinerja tertentu di akhir periode perencanaan.
Seluruh rencana capaian kinerja dan indikator yang digunakan untuk
mengukurnya dituangkan dalam sebuah Dokumen Perjanjian Kinerja (PK), sebagai
satu dokumen kontrak kinerja, yang ditandatangani oleh pihak pelaksana kerja
dan atasan langsung pelaksana kerja sebagai pendelegasi kerja. Dalam hal ini
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR sebagai pemberi kerja dan Kepala Biro
Keuangan sebagai pelaksana kerja. Dokumen PK ini bisa disusun setelah
disetujuinya alokasi pagu anggaran yang diminta melelaui penetapan DIPA.
Dokumen inilah nantinya yang akan digunakan sebagai bahan acuan pengukuran
kinerja unit organisasi saat menyusun LAKIP di akhir periode pelaksanaan kerja.
Karena itu pilihan penetapan indikator kinerja harus meliputi unsur layak, terukur
dan durabel.
Berdasarkan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun 2015-2019, Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Biro
Keuangan mendapat mandat untuk mendukung pelaksanaan program Sekretariat
Jenderal yakni Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian PUPR. Manfaat dari program ini akan diukur berdasarkan
evaluasi pencapaian target pencapaian kinerja outcome Sekretariat Jenderal
dengan mencapai sasaran strategis “Meningkatnya budaya organisasi yang
berkinerja tinggi dan berintegritas dengan 5 indikator kinerja program”. Adapun
dukungan Biro Keuangan adalah terkait peningkatan kualitas pengelolaan bidang
keuangan melalui kegiatan “Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian”.
Hasil pencapaian dari kegiatan ini akan diukur dengan indikator kinerja utama
yakni Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hasil audit BPK-RI terhadap laporan
keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

8
Dari kegiatan tersebut di atas, sasaran dan indikator kegiatan Biro
Keuangan berdasarkan Renstra adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan bidang keuangan dengan indikator kinerja jumlah SDM yang
mengikuti kegiatan pembinaan.
2. Penatausahaan perbendaharaan dengan indikator kinerja jumlah laporan
penatausahaan perbendaharaan.
3. Laporan Keuangan dengan indikator kinerja jumlah laporan penyusunan
keuangan.
4. NSPK bidang keuangan dengan indikator kinerja jumlah dokumen peraturan
bidang keuangan.
5. Pengelolaan administrasi perkantoran dengan indikator kinerja jumlah
laporan pengelolaan administrasi perkantoran.

Indikator Kinerja dimaksud juga tertuang didalam perjanjian kinerja Tahun


2017 sebagaimana terilihat dalam tabel berikut
Tabel 4
Perjanjian Kinerja Tahun 2017
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3)

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
a Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan 1 Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP
tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian

1 Pembinaan bidang keuangan 1 Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan pembinaan 1.100 orang

2 Penatausahaan perbendaharaan 1 Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan 6 laporan

3 Laporan keuangan 1 Jumlah laporan penyusunan laporan keuangan 15 laporan

4 NSPK bidang Keuangan 1 Jumlah dokumen peraturan bidang keuangan 2 dokumen

5 Pengelolaan administrasi perkantoran 1 Jumlah laporan pengelolaan administrasi perkantoran 3 laporan

Kegiatan: Anggaran
1. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian : Rp. 32.300.000.000,-

Capaian Opini WTP hasil audit BPK RI atas laporan keuangan Kementerian
PUPR pada Sasaran dan Fungsi Sekretariat Jenderal menjadi Indikator pencapaian
pada Biro Keuangan, sehingga isu ini sangat dominan untuk diangkat sebagai Isu
Strategis yang mempengaruhi Capaian tugas dan Fungsi Biro Keuangan.
Dengan isu strategis yang diangkat dalam Rancangan Proyek Perubahan,
yaitu Fluktuasi Opini BPK RI dan Belum adanya Pengendalian Intern atas Laporan
Keuangan dan banyaknya temuan yang sifatnya berulang pada LHP BPK RI.

9
1.2. Latar Belakang Permasalahan

Latar Belakang Rancangan Proyek Perubahan ini sesuai dengan semangat


Reformasi dan Birokrasi adalah Menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih
KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh
nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Hal lain lagi yang melatarbelakangi
kegiatan Rancangan Perubahan ini adalah tata kelola keuangan di Indonesia sesuai
dengan UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No.1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara dan UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Kementerian Negara yang
bertanggungjawab pada penyediaan Infrastruktur di Indonesia dengan alokasi
anggaran mencapai Rp104,6 Trilyun pada tahun 2017 menuntut pengaggaran,
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan pelaporan yang baik.
Dalam menjalankan amanat rakyat dalam tugas dan fungsi Kementerian
PUPR bidang infrastuktur Kementerian PUPR menjabarkan kepada Unit Eselon I
dan diteruskan kepada Balai sebagai Koordinator serta Satuan Kerja/SNVT yang
ujung tombak Pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam Pelaksanaan
Pengelolaan DIPA sebagai bentuk pertanggungjawaban angaran, masih banyak
ditemui temuan temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK RI, BPKP dan Itjen
PUPR sebagai aparat pengawas. Temuan temuan yang berulang dalam pelaksanan
kegiatan dilapangan yang setiap semester dilakukan pemeriksaan oleh BPK RI
dalam kegiatan Pemeriksaan Laporan Keuangan menjadikan faktor penentu baik
atau tidaknya opini yang diberikan BPK RI atas laporan keuangan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Temuan Berulang tersebut diantaranya
adalah masih lemahnya Sistem Pengendalian Internal diantaranya, berupa :
1. Belum tepatnya perencanaan anggaran dan pengklasifikasian belanja
2. Lemahnya pengendalian dan pengawasan daam laporan keuangan
3. Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan terhadap penatausahaan
aset dan pertanggungjawaban anggaran.
4. Kurang optimalnya pengendalian atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran.
Capaian Opini yang diperoleh Kementerian PUPR mulai dari 2009 sampai
dengan saat ini mengalami fluktuasi, turun naiknya opini menggambarkan bahwa
Kementerian PUPR harus meningkatkan lagi kualitas laporan keuangannya.
Pengujian atas laporan keuangan yang dilakukan BPK RI meliputi
1. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan
2. Efektifitas Pengendalian Intern
3. Kesesuaian terhadap stndar akuntansi yang berlaku
4. Pengungkapan memadai

10
1.3. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Proyek Perubahan ini dilaksanakan oleh Biro Keuangan
Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
melibatkan seluruh bagian di Biro Keuangan, yaitu :
1. BagianTata Laksanan Keuangan dan Umum
2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan
3. Bagian Perbendaharaan
4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan
Kegiatan proyek perubahan yang dilakukan dalam rangka mengoptimalkan
pengendalian intern tata kelola keuangan untuk meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan yang akuntabel dan berkelanjutan, mencakup :
1. Buku saku penganggaran.
- Struktur Penganggaran dan penggunaannya di Kementerian PUPR
- Penganggaran, Akun Belanja dan PNBP serta Contoh Penggunaan
2. Buku saku pelaksanaan/pertanggungjawaban anggaran.
- Tugas dan Wewenang Pejabat Perbendaharaan
- Mekanisme Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran
- Pertanggungjawaban Keuangan Pelaskanaan Anggaran (UP/TUP,
Kontraktual) serta administrasi dokumen Pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran.
3. Buku saku pelaporan keuangan.
- Gambaran umum penyusunan laporan keuangan
- Transaksi Keuangan (jurnal dan contoh kasus)
- Transaksi Aset (jurnal dan contoh kasus)
- Aplikasi Elektronik Rekonsiliasi dan Laporan keuangan
4. Pengendalian Intern penganggaran.
- Pengendalian Intern penggunaan akun dan standar biaya
5. Pengendalian intern saku pelaksanaan/pertanggungjawaban anggaran.
- Pengendalian Intern pertanggungjawaban Pelaksanaan Angagran
6. Pengendalian intern pelaporan keuangan.
- Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan
Dengan metode pelaksanaan, sebagai berikut:
1. Konsultasi rumusan (diagnose reading)
2. Pembentukan Tim Efektif
3. Rumusan Buku Saku dan Pengendalian Intern
4. Penyusunan Buku saku dan pengendalian Intern
5. Focus Group Discussion dengan Stake Holder
6. Finalisasi buku saku dan pengendalian intern
7. Uji coba dan Implementasi
8. Surat Edaran pedoman Tata Kelola Keuangan dan pengendalian Intern Tata
Kelola Keuangan di Kementerian PUPR.
9. Penyusunan Laporan Proyek Perubahan

11
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK PERUBAHAN

2.1. Kondisi Saat Ini

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang No.17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara Pasal 9 Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya mempunyai tugas sebagai berikut : huruf (a) menyusun
rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. Huruf
(b) menyusun dokumen pelaksanaan anggaran. Huruf (c) melaksanakan
anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. Sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PUPR kepada
masyarakat / rakyat Indonesia dari sisi penganggaran, Pelaksanaan /
pertanggungjawaban anggaran sampai dengan pelaporan yang semuanya berakhir
pada capaian akuntabilitas kinerja dan keuangan.
Capaian dari Kinerja Keuangan yang dihasilkan adalah berupa capaian fisik
yang dihasilkan berupa infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sesuai yang ditarget dalam RPJM pemerintah. Dalam pelaksanaan anggaran yang
diemban oleh kementerian dalam sisi pengawasan keuangan, pelaksanaan naggran
tersebut diaudit oleh BPK-RI selaku auditor independen yang setiap tahun melakukan
pemeriksaan berupa Pemeriksaan atas Laporan keuangan, Kinerja dan tujuan tertentu,
selain itu pengawasan juga dilakukan oleh BPKP dan Inspektorat selaku auditor
internal. Audit yang dilaksanakan oleh BPK Ri atas Laporan Keuangan Kementerian
salah satunya menghasilkan opini atas laporan keuangan kementerian.
Kondisi opini atas laporan keuangan yang diperoleh sampai dengan saat ini
yang mengalami fluktuasi, sebagai berikut :

Gambar 5
Fluktuasi Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR

12
Dari gambar diatas terlihat fluktuasi capaian opini BPK RI atas laporan
keuangan, 2009 – 2011 saat itu dicapai Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada
tahun tersebut masih Kementerian Pekerjaan Umum. Tahun 2012 naik menjadi
Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP) dengan Paragraf Penjelas (WTP-DPP), 2013
Naik Menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), di Tahun 2014 turun kembali
menjadi WTP-DPP, ditahun 2015 setelah tergabung dengan Perumahan Rakyat
turun kembali menjadi WDP dan selanjutnya di Tahun 2016 menjadi WTP
kembali.
Dari fluktuasi perolehan opini sebagaimana tersebut diatas yang diangkat
menjadi isu strategis. Dari capaian opini tersebut terdapat beberapa catatan hasil
pemeriksaan yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) didalam
pemberian opini ditentukan oleh Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-
undangan (KTPP), Effektifitas Sistim Pengendalian Internal (SPI), Kesesesuaian
dengan Standar Akuntansi yang berlaku, dan Pengungkapan yang memadai atas
laporan keuangan. Dimana dari 4 (empat) kategori tersebut yang mempunyai
bobot/pengaruh dalam pemberian opini ada 2 (dua) yakni Kepatuhan Terhadap
Peraturan Perundang-undangan (KTPP), Effektifitas Sistim Pengendalian Internal
(SPI), Jadi semakin banyak temuan terkait Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-undangan (KTPP), Effektifitas Sistim Pengendalian Internal (SPI) yang
material maka akan semakin berat untuk memperoleh opini WTP.

13
Selain itu banyaknya temuan berulang yang terjadi setiap tahunnya
mengindikasikan bahwa sistem pengendalian intern yang dilaksanakan masih
belum mampu menghilangkan temuan temuan sejenis dalam pengelolaan
keuangan di Kementerian PUPR.
Berikut ini adalah matrik temuan berulang yang ada di Kementerian PUPR

Tabel 5
MATRIK ANALISA TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LKPUPR
TAHUN 2004 - 2016
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Temuan/ Jumlah
No Tahun No Penyebab Permasalahan
Unit Organisasi Satker
1 Pengelompokan Jenis Belanja Barang dan Belanja Modal 2015, 2014, 2013, 1 Kurang cermat dalam menyusun anggaran
pada saat Penganggaran Tidak Sesuai dengan Kegiatan 2011, 2010, 2008, sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan 34
yang dilakukan 2005
2 Aset Tetap belum dilakukan proses Inventarisasi dan 2015, 2014. 2013, 1 Kurang optimal dalam mengupayakan IP atas
Penilaian Kembali BMN 110
2012, 2011
3 - Penyaluran Hibah Aset Tetap Kementerian PU Berlarut- 2016,2015, 2014, 1 Belum ada pedoman jelas terkait pelaksanaan
larut pengelolaan hibah 47
2013, 2012, 2011
4 -Sistem
Pengelolaan Belanja
Aplikasi yang dibiayai
Penyusutan dan Hibah Luar Negeri
Penerapannya Belum 1 Aplikasi yang digunakan belum sempurna
Sesuai dengan Ketentuan Standar Akuntansi Yang Berlaku 2016,2015, sehingga memunculkan ketidakwajaran nilai 41
2014,2013 dalam laporan keuangan
5 - Penatausahaan atas Aset Rumah Negara Golongan III 2016, 2015, 2014, 1 Kurangnya pengendalian dan pengawasan
Belum Tertib 2013, 2012, 2011, dalam penatausahaan dan pengelolaan RNG III
220
- Penatausahaan atas PNBP Belum Memadai 2010, 2009, 2008, dan PNBP
2007
6 Penatausahaan Persediaan pada Beberapa Satuan Kerja 2016, 2015, 2014, 1 Lemahnya pengendalian dan pengawasan
Belum Tertib 2013, 2012, 2011, dalam penatausahaan persediaan
170
2010, 2009, 2008,
2007
7 Pencatatan dan Pengelolaan Aset Tetap Belum Dilakukan 2016, 2015, 2014, 1 Lemahnya pengendalian dan pengawasan
secara tertib 2013, 2011, 2009, dalam pencatatan dan pengelolaan aset tetap 179
2008, 2007, 2006
8 Pencatatan dan Penyajian Aset Tak Berwujud (ATB) dan 1 Belum terdapat prosedur pencatatan dan
2015, 2014, 2013,
Aset Lain-lain Tidak Akurat penyajian ATB 52
2011, 2010
853
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Temuan/
No Tahun No Penyebab Permasalahan Jumlah
Unit Organisasi
Satker
1 Belanja Jasa Dilaksanakan Tidak Sesuai Ketentuan 2016, 2015, 2014, 1 Kurang optimal dalam melakukan
Sehingga Terdapat Kelebihan Pembayaran 2013, 2012, 2011, pengawasan dan pengendalian atas 272
2009, 2007 pelaksanaan program
2 Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas pada Satuan Kerja di 1 Kurang optimal dalam melakukan
2015, 2014, 2013,
Lingkungan Kementerian PU Tidak Sesuai Ketentuan pengawasan dan pengendalian terhadap 37
2010
Mengakibatkan Kelebihan Bayar pengeluaran belanja perjadin
3 - Terdapat Aset Tetap yang Berupa Tanah Belum Diproses 1 Kurang optimal dalam pengawasan,
Sertifikatnya dan Kendaraan Bermotor Tidak Didukung pengendalian dan pengamanan aset yang
2016, 2015, 2014,
Bukti Kepemilikan yang Sah menjadi tanggung jawabnya
2013, 2012, 2011, 297
- Aset Kementerian Pekerjaan Umum Tidak Diketahui
2009, 2008, 2004
Keberadaannya dan Tidak Dapat Ditelusuri Dokumen
Pendukungnya
4 Kelebihan Pembayaran Belanja Modal atas Pekerjaan yang 1 Kurang optimal dalam melakukan
Dilaksanakan Kurang dari Kontrak, Tidak Sesuai pengawasan dan pengendalian atas
Spesifikasi dan Penambahan Volume pada Pekerjaan 2015, 2014 pelaksanaan program 0
dengan Harga Satuan Timpang
5 Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Dapat Diselesaikan Sesuai 2016, 2015, 2014, 1 Kurang cermat dan optimal dalam melakukan
Jangka Waktu yang Diperjanjikan dengan Denda 2013, 2012, 2011, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan 125
Keterlambatan 2009 pekerjaan
6 Aset Digunakan oleh Pegawai di Luar Satuan Kerja, 1 Pengguna Barang belum optimal dalam
Pensiunan, Pemerintah Daerah serta Pihak Lain Tanpa 2014, 2013, 2012, melakukan pengawasan, pengendalian dan
Didukung Dengan Dokumen Sesuai Ketentuan 2011, 2010, 2009, pengamanan aset secara hukum serta 131
2008, 2007, 2006, pengelolaan atas aset tetap yang berada dalam
2005, 2004 tanggung jawab pengelolaannya.
862

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa LHP BPK RI mulai tahun 2004 sampai
dengan 2016 yang dihasilkan pada pemeriksaan atas laporan keuangan
Kementerian PUPR cukup banyak dengan kategori SPI sebanyak 8 kategori
temuan pemeriksaan dengan jumlah satker yang terlibat sebanyak 853 Satker dan

14
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang undangan dengan 6 Kategori Temuan
Pemeriksaan melibatkan 862 Satker.
Selain itu banyaknya permasalahan dalam pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran masih banyak terjadi di satuan kerja di
kementerian Pekerjaan umum dan perumahan Rakyat, dimana potret tersebut
dapat terlihat melalui indikator pelaksanaan anggaran, sebagai berikut :
Tabel 6
Indikator yang dinilai dalam pelaksanaan anggaran

SPM Kontrak Pengelolaan UP Penyelesaian Tagihan Retur SP2D


Unit Organisasi
Terbit Salah Jml Kontrak Tepat Waktu Terlambat Terlambat Tepat Waktu Jml Tagihan Tepat Waktu Terlambat Total SP2d Jml Retur
SEKRETARIAT JENDERAL 4.880 72 719 530 189 30 41 375 330 45 4.805 16
INSPEKTORAT JENDERAL 609 5 23 16 7 - 10 18 14 4 604 -
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 46.246 2.157 6.803 2.854 3.949 313 1.460 4.156 3.196 960 42.914 344
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 46.183 2.783 6.139 2.358 3.781 229 938 1.675 1.395 280 40.050 267
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR 65.794 1.536 7.709 4.089 3.620 209 1.610 4.360 3.908 452 59.936 224
DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN 15.251 752 1.569 425 1.144 54 344 864 637 227 14.499 157
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2.791 48 196 32 164 2 6 41 27 14 2.720 10
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 6.171 154 260 149 111 32 123 168 133 35 6.015 8
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 3.510 79 365 113 252 41 51 217 176 41 3.430 5
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH 3.139 33 373 147 226 10 19 81 64 17 3.106 10
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 4.950 158 435 231 204 31 137 346 300 46 4.790 13
TOTAL 199.524 7.777 24.591 10.944 13.647 951 4.739 12.301 10.180 2.121 182.869 1.054

Realisasi Anggaran Rencana Penyerapan VS Realisasi (status 4 Agustus 2017) Jumlah LPJ Bendahara
UNIT ORGANISASI
Revisi DIPA

Pagu Realisasi % RENCANA REALISASI DEVIASI Terlambat Tepat Waktu


SEKRETARIAT JENDERAL 569.375.000.000 243.901.493.822 42,84 278.121.024.000 243.901.493.822 12,30 16 9 61
INSPEKTORAT JENDERAL 107.653.000.000 41.800.938.437 38,83 55.078.614.000 41.800.938.437 24,11 1 - 7
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 43.774.736.264.000 15.182.550.340.024 34,68 18.793.405.281.000 15.182.550.340.024 19,21 462 124 1.105
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 16.709.445.050.000 6.065.690.829.350 36,30 7.127.257.896.000 6.065.690.829.350 14,89 507 87 896
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR 33.304.413.412.000 12.425.840.444.684 37,31 13.850.398.528.000 12.425.840.444.684 10,29 392 83 1.091
DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN 8.280.813.000.000 3.922.173.747.311 47,36 3.531.066.964.000 3.922.173.747.311 11,08 86 29 242
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN 240.813.000.000 79.705.938.385 33,10 115.284.008.000 79.705.938.385 30,86 4 1 6
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 632.700.000.000 219.287.253.597 34,66 299.096.844.000 219.287.253.597 26,68 52 14 99
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 330.022.528.000 122.407.041.881 37,09 172.364.409.000 122.407.041.881 28,98 43 14 80
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH 263.263.528.000 104.075.675.222 39,53 139.932.137.000 104.075.675.222 25,62 12 2 31
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 478.575.744.000 201.521.793.036 42,11 243.528.389.000 201.521.793.036 17,25 18 5 111
TOTAL 104.691.810.526.000 38.608.955.495.749 36,88 44.605.534.094.000 38.608.955.495.749 13,44 1.593 368 3.729

Dari tabel diatas terlihat masih banyaknya permasalahan yang dihadapi


satuan kerja dalam pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran daftar isian
pelaksanaan angagarn di Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan
Rakyat. Permasalahan yang dihadapi mulai dari pelaksanaan anggaran,
mekanisme pembayaran sampai dengan pertanggungjawaban.
Dari sisi Pelaporan kondisi sampai dengan semester 1 Tahun 2017, pada
penyajian laporan keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, masih juga terdapat ketidaktepatan dalam penyajian yang seharusnya
tidak terjadi pada laporan keuangan. Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :

15
Tabel 7
Hasil Pementauan E-Rekonsiliasi Laporan Keuangan

Uraian E-Rekon (suspen) Keterangan

Pendapatan • Bukan pendapatan Satker PUPR


• Kesalahan Dokumen Sumber seharusnya Pengembalian
Pengembalian Belanja • Kesalahan Dokumen Sumber Seharusnya Pendapatan
Belanja Nihil
Pagu/Alokasi Nihil
Kas Bendahara Pengeluaran • Dokumen belum diotorisasi oleh KPPN
• Kesalahan dalam Pertanggungjawaban Jenis Kegiatan
Kas Bendahara Hibah • Kesalahan data SIAP
Aset Belum Register Nihil
Saldo Tidak Normal • Kesalahan dalam dokumen Pertanggungjawaban
Realisasi Tanpa Pagu • Dokumen Revisi belum terbit
• Kesalahan Input pada aplikasi
• Kesalahan penginputan oleh petugas satker

Dari kondisi tersebut diatas yang saat ini dihadapi Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga dipengaruho oleh kondisi SDM,
daerah yang ada dan stake holder yang terlibat langsung baik internal dan
eksternal dalam pengelolaan keuangan di kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

2.2. Identifikasi/Analisa dan Hasil Kuisioner


Guna mengetahui penyebab atas hal hal tersebut diatas dan
kekuatan/peluang untuk menangani permasalahan yang dihadapi serta
identifikasi stake holder yang terlibat, maka digunakan beberapa identifikasi
dan analisa terhadap hal tersebut sehingga kesenjengan/GAP yang ada dapat
diminimalisasi ataupun dihilangkan dalam pencapaian kondisi yang
diharapkan.

A. Analisa terhadap Kondisi LHP


Analisa ini dihasilkan pada data kondisi LHP temuan berualang yang
dimiliki Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sebagaimana disebutkan pada tabel 5 matrik temuan hasil pemeriksaan
BPK RI adalah :
Hasil Analisa SPI
1. Belum tepatnya Perencanaan Anggaran dan Pengklasifikasian
Belanja
2. Lemahnya Pengendalian dan pengawasan dalam laporan

16
keuangan Kementerian PUPR.
Hasil Analisa KTPP
A. Kurang Optimalnya Pengendalian dan Pengawasan terhadap
penatausahaan aset dan Pertanggungjawaban Belanja.
B. Kurang Optimalnya Pengendailan atas Pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Angaran

B. Analisa Fishbone (Penyebab)

Dari Harapan dari Stakeholder yang terlibat di Biro Keuangan, secara Internal Biro
keuangan melakukan Analisis Penyebab dari Fluktuasi Opini yang terjadi dan Banyaknya
LHP yang yang terjadi pada pemeriksaan Laporan Keuangan melalui Analisa Fishbone
(Analisa Penyebab)
Gambar 6
Analisa Fishbone
KASUS Effect

Material Method

Dokumen Sumber
Sulit didapat Pedoman Kerja
LHP dan Temuan yang kurang
Banyak dan berulang
Prosedur tidak
Alur Distribusi SOP & Pengendalian
ringkas
lemah
Perbaikan Perencanaan &
Deteksi dini kesalahan
Opini Laporan Keuangan
PUPR Tidak WTP

Kurang Pemahaman
Petugas Kesalahan Update Aplikasi
Aplikasi

Peningkatan
Kompetensi Kurang Komunikasi Informasi
Pemahaan
menyeluruh
Aplikasi
manual
Help Desk

MAN Mechine

Hasil Analisis :
• MAN
Kurangnya Pemahaman Petugas Keuangan dan Lemahnya komunikasi dapat
menyebabkan opini laporan ekuangan kementerian PUPR tidak WTP dikarenakan
90% dalam pelaksanaan perbendaharaan & penyajian Laporan Keuangan
menggunakan Sumber Daya Manusia
• MECHINE
Ketergantungan dari pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan penyajian
laporan keuangan tergantung dari Aplikasi pendukung yang dikeluarkan oleh
pengelola keuangan seringnya update aplikasi dan terjadinya kesalahan dalam
aplikasi menjadi penyumbag opini atas laporan Keuangan Kementerian PUPR
tidak WTP.
• METHOD
SOP dan Pengendalian yang lemah dan kurangnya deteksi dini terhadap kesalahan
pada Prosedur yang tidak ringkas dan pedoman kerja yang kurang dari seluruh
aktivitas perbendaharaan dan laporan keuangan menyebabkan Opini Laporan
Keuangan Kementerian PUPR tidak WTP
• MATERIAL

17
Alur Distribusi Dokumen sumber yang tidak lancar utk kebutuhan laporan
keuangan dan banyaknya LHP atas temuan pemeriksaan dimana banyak
ditemukan kesalahan berulang dikarenakan perencanaan dan pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan kasidah kaidah yang dipersyaratkan menganggu capaian opini
WTP.

C. Identifikasi dan Analisa Stake Holder


Hasil indentifikasi dan analisis stakeholder terkait dengan Proyek
Perubahan, baik stake holder internal maupun eksternal dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Tabel 8
Analisis Stakeholder Internal
Posisi Pengaruh
No. Stakeholder Internal Nama Unit/Bagian Positif Negatif Netral Manfaat bagi Stake Holder
(Mendukung) (Menentang) (Ambivalen)

Semakin baknya Laporan keuangan Kementerian PUPR


I. Biro Keuangan
1 Sekretariat Jenderal yang disajikan
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum v
2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan v
Keuangan
3. Bagian Perbendaharaan v
4. Bagian evaluasi dan Pelaporan Keuangan v
Semakin baiknya Laporan BMN Kementerian PUPR
II. Biro Pengelolaan BMN dan Layanan
yang disajikan sebagai Pendukung Laporan Keuangan
Pengadaan
Kementerian PUPR
1. Bagian Pengembangan Sstem BMN dan Umum v
Pemahaman Penyusunan dan Pengendalian atas
III. Biro Komunikasi Publik Laporan Keuangan ke Seluruh Wilayah kerja
Kementerian PUPR melalui Press Release
1. Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Umum v v
IV. Biro Perencanaan Anggaran dan
Kerjasama Luar Negeri Mendukung Perencanaan Anggaran yang semakin baik
1. Bagian Administrasi Penganggaran v v
Mendukung upaya legalisasi Peraturan yang ada di
V. Biro Hukum
PUPR
1. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang- v v
undangan I

Mendukung kegiatan Review atas Laporan Keuangan


2 Inspektorat Jenderal I. Inspektorat V
Kementerian PUPR
1. Korrdinator Bidang v v
2. Auditor v
Mendukung Upaya Pemeriksaan pengelolaan
II. Sekretaris Itjen
keuangan di lingkungan Kemenetrian PUPR
1. Bagian Umum v

memudahkan dalam penyusunan dan pengawasan


3. Ditjen/ Badan I. Sekretariat Direktorat Jenderal
atas laporan keuangan tingkat E1
1. Bagian Keuangan & Umum v
2. Bagian Pengelolaan BMN v
memudahkan dalam penyusunan dan pengawasan
II. Sekretariat Badan
atas laporan keuangan tingkat E1
1. Bagian Keuangan & Umum v
III. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Menjadikan bagian dari silabus peningkatan
Manajemen dan Pengembangan Jabatan komptensi Pejabat Satker
Fungsional
1. Bidang Pengembangan dan Evaluasi Jafung v v
memudahkan dalam penyusunan dan pengawasan
IV. Balai-Balai dilingkungan PUPR
atas laporan keuangan tingkat Wilayah
1. Bagian Tata Usaha Balai Besar v
2. Sub Bagian Keuangan & Umum v

v memudahkan dalam penyusunan dan pengawasan


4 Satuan Kerja 1. Kepala Satuan Kerja
atas laporan keuangan Satuan Kerja
2. PPK v
3. PPSPM v
4. Bendahara v v
6. Petugas Pelapran SAIBA v
7. Petugas Pelaporan SIMAK v
8. Petugas Gudang / Petugas Barang Persediaan v

Dari Tabel Analisis Stakeholder Internal yang dilakukan meliputi Unit Organisasi
Eselon I dan Satuan Kerja di lingkungan Kementerian PUPR, yaitu Sekretariat Jenderal,
Ditjen/Badan, Inspektorat, Satuan Kerja dan Pegawai PUPR dengan penentuan Posisi
Pengaruh Positif yang mendukung gagasan Rancangan Perubahan, Posisi Negatif yang

18
menentang dan Netral atau ambivalen. Posisi ini menentukan tingkat kepengaruhan
stakeholder terhadap gagasan dan lingkup kegiatan atau hubungan kerja/kegiatan unit
yang dilakukan dalam usulan rancangan proyek perubahan.

Tabel 9
Analisis Stakeholder Eksternal

Posisi Pengaruh
No. Stakeholder Internal Nama Unit/Bagian Positif Negatif Netral
(Mendukung) (Menentang) (Ambivalen)

1 Kementerian Keuangan I. Ditjen Perbendaharaan


Direktorat Akuntansi dan Pelaporan keuangan
1. Sub Direktorat Standar Akuntansi Pemerintah v
II. Ditjen Kekayaan Negara
Direktorat Barang Milik Negara
1. Sub Direktorat BMN v

Badan Pemeriksa
2. I. Auditorat Utama Keuangan Negara IV
Keuangan (BPK)
1. Auditorat IV.a v v
2. Auditor v v

Badan Pengawas
I. Deputi Bidang Perekonomian dan
3. Keuangan dan
Kemaritiman
Pembangunan
1. Sub Direktorat Dukungan Implementasi Standar v v
Akuntansi Lingkungan Pemerintah Pusat
2. Auditor v v

4. Masyarakat/Publik Masyarakat/Public v v
Wartawan Wartawan v v

Terkait dengan analisis Stakeholder Internal yang berasal dari unit


organisasi yang berada dilingkunganan Kementerian PUPR, sedangkan
Stakeholder Eksternal terdiri atas Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
serta Masyarakat/Bublic dan wartawan.
Dari analisis eksternal ini juga dilihat posisi pengaruh dalam dukungan
rancangan perubahan yaitu Positif, Negetif dan Netral. Posisi pengaruh yang
Negatif/menentang terdapat masyarakat/public dan wartawan dengan
pendekatan masyarakat/Wartawan tidak membutuhkan administrasi yang baik
dan yang diinginkan adalah pelayanan yang cepat.
Sedangkan peran dari masing-masing stake holder dapat digolongkan Peran
stake holder primer, peran stake holder Sekunder dan peran stake holder kunci
dapat dilihat tabel berikut :

19
Tabel 10
Peran Stakeholder Primer
PERAN MASING MASING STAKEHOLDER

Jenis Stakeholder Nama-Nama Stakeholder

Sekretariat Jenderal I. Biro Keuangan


1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum
2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan
3. Bagian Perbendaharaan
4. Bagian evaluasi dan Pelaporan Keuangan
II. Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan
1. Bagian Pengembangan Sstem BMN dan Umum
III. Biro Hukum
1. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan I
IV. Biro PA&KLN
1. Bagian Administrasi Penganggaran
V. Biro Komunikasi Publik
1. Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Umum

Inspektorat Jenderal I. Inspektorat V


1. Korrdinator Bidang
2. Auditor
Stakeholders Primer (stakeholder
II. Sekretaris Itjen
yang memiliki kaitan kepentingan secara
1. Bagian Umum
langsung dengan suatu kebijakan, program,
Ditjen/ Badan I. Sekretariat Direktorat Jenderal
dan proyek. Mereka harus ditempatkan
1. Bagian Keuangan & Umum
sebagai penentu utama dalam proses
2. Bagian Pengelolaan BMN
pengambilan keputusan).
II. Sekretariat Badan
1. Bagian Keuangan & Umum
III. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan
Pengembangan Jabatan Fungsional
1. Bidang Pengembangan dan Evaluasi Jafung
IV. Balai-Balai dilingkungan PUPR
1. Bagian Tata Usaha Balai Besar
2. Sub Bagian Keuangan & Umum

Satuan Kerja 1. Kepala Satuan Kerja


2. PPK
3. PPSPM
4. Bendahara
6. Petugas Pelapran SAIBA
7. Petugas Pelaporan SIMAK
8. Petugas Gudang / Petugas Barang Persediaan

Berikutnya adalah identifikasi stakeholder pada peran masing-masing


apakah masuk dalam kategori stakeholder primer, sekunder dan kunci.
Stakeholder Primer merupakan kelompok stakeholser yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek, oleh
karenanya ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Stakeholder primer ini mempunyai kepentingan secara langsung
dalam pelaksanaan kegiatannya. Nama nama yang masuk dalam kategori
stakeholder primer adalah Sekretariat Jenderal, Ditjen/Badan, Inspektorat, Satuan
Kerja

20
Tabel 11
Peran Stakeholder Sekunder
PERAN MASING MASING STAKEHOLDER

Jenis Stakeholder Nama-Nama Stakeholder

Kementerian Keuangan I. Ditjen Perbendaharaan


Direktorat Akuntansi dan Pelaporan keuangan (Dit.APK)
1. Sub Direktorat Standar Akuntansi Pemerintah
Stakeholders Sekunder II. Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
(stakeholder yang tidak Inspektorat III
memiliki kaitan kepentingan 1. Isnpektorat Wilayah III
secara langsung terhadap Badan Pemeriksa Keuangan
I. Auditorat Utama Keuangan negara IV
(BPK)
suatu kebijakan, program,
1. Auditorat IV.a
dan proyek, tetapi memiliki
2. Auditor
kepedulian (consern) dan
keprihatinan sehingga
mereka turut bersuara dan Badan Pengawas Keuangan
I. Deputi Bidang Perekonomian dan Kemaritiman
dan Pembangunan
berpengaruh terhadap sikap
1. Sub Direktorat Dukungan Implementasi Standar Akuntansi
masyarakat dan keputusan Lingkungan Pemerintah Pusat
legal pemerintan). 2. Auditor

Masyarakat/Publik Masyarakat/Public/Wartawan
Wartawan

Pada Kategori Stakeholder Sekunder ini hubungan kerja dengan pihak luar adalah
dominannya karena stakeholder sekunder adalah kategori kelompok stakeholder yang
tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program
dan proyek tetapi memiliki kepedulian daa keprihatinan sehingga mereka turut bersuara
dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keptusan legal pemerintahan. Pada
stakeholder sekunder ini terdiri dari Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa
Keuangann (BPK), Badan Pengawasan Keuangand an Pembangunan (BPKP) dan
masyarakat/Public dan Wartawan.

Tabel 12
Peran Stakeholder Kunci

Jenis Stakeholder Nama-Nama Stakeholder

1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR


Stakeholders Kunci (stakeholder yang 2. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum
memiliki kewenangan secara legal dalam 3. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan
hal pengambilan keputusan). 4. Bagian Perbendaharaan
5. Bagian evaluasi dan Pelaporan Keuangan

21
Kategori Stakeholder kunci memiliki peran sebagai stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalm hal pengambilan keputusan. Nama nama stake holder yang
terlibat didalamnya mulai dari Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Kepala Bagian Tata
Laksana Keuangan dan Umum, Bagian Pembinaan dan Informasi pengelolaan Keuangan,
Bagian Perbendaharaan dan Evaluasi dan Pelapora Keuangan menjadi penentu jalannya
Rancangan Proyek Perubahan yang diusulkan dan memastikan output/outcome proyek
tersebut memenuhi target yang direncanakan.

Selanjutnya peran dari masing-masing stake holder terkait dengan Rancangan Proyek
Perubahan (RPP) dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7
Peta Stakeholder

PETA STAKEHOLDER

Menteri
PUPR

Biro Komunikasi Biro Perencanaan


Anggaran dan Kerjasama Biro Pengelolaan
Publik ( Bagian
Kementerian Luar Negeri (Bagian BMN dan Layanan
Keuangan. Ditjen Pelayanan Informasi Administrasi
Sekjen Pengadaan (Bagian
Publik dan Umum)
Perendaharaan Kementerian Pengembangan
(Dit. APK) PUPR Sstem BMN dan
Umum)
Kementerian
Biro Hukum
Keuangan. Ditjen
(Bagian Penyusunan
Kekayaan Negara
Peraturan
(Dit. BMN) BPSDM
Perundang-
Pusdiklat Menjafung
undangan I)
RPP (1.Biidang
BIRO KEUANGAN DiklatManajemen.
BPKP 2.Bidang Pengembangan
Deputi Bid. dan Evaluasi Jafung)
Perekonomian dan
Kemaritiman (Subdit
Dukungan Imp. Ditjen / Badan
Standar Akuntansi Setditjen /Set. Badan
Lingkungan (1.Bagian Keuangan &
Pemerintah Pusat) Umum
Sesitjen & 2.Bagian Pengelolaan
Inspektorat V BMN)
BPK- RI (Koo. Bid, Kor.Wil &
Auditorat Bagian Tata Auditor)
Bagian Evaluasi Bagian Pemb. &
Keuasngan Laksana Bagian
& Pelaporan Info. Pengelolaan
Negara IV Keuangan & Perbendaharaan Balai-Balai/ Satuan Kerja
(Auditorat IVa.) keuangan Keuangan
Umum 1. Kasatker
2.PPK
3.PPSPM
4.Bendahara
5. Pgs.Pel.Saiba
6.Pgs.Pel.Simak
7. Pgs.Gudang/Persediaan

Keterangan :

Kordinasi Line
Reporting Line
Directing Line

Dari Gambar tersebut terlihat hubungan stakeholder dengan rancangan proyek


perubahan serta garis berupa koordinasi, kolaborasi, laporan dan perintah. Sehingga dari
peta stakeholder ini terlihat posisi Stakeholder Primer, Sekunder dan Kunci dalam
Rancangan Proyek Perubahan.

22
Gambar 8
Penggolongan Peta Stakeholder

Dari Stakeholder yang ada maka penggolangan Peta Stakeholder berdasarkan


Pengaruh dan Kepentingan serta penggolongan Latents, Promotors,Apathetic dan
Defenders.

Tabel 13
Stretegi Komunikasi

STRATEGI KOMUNIKASI

Stakeholder Strategi

- Audensi
Promotors ( + + ) - Konsultansi
- Koordinasi/kolaborasi

- Audensi
Latens (+ −) - Konsultansi
- Koordinasi/Kolaborasi

- Konsultasi
- Sosialisasi
Defenders (− +)
- Hepdest
- Clinik

Press Release bekerjasama dengan Biro


Apatetics (− −)
Komunikasi Publik

23
Strategi komunikasui yang akan dilakukn dan peta stakeholder dalam mendukung
Rancangan Proyek Perubahan adalah Audensi, Konsultasi, koordinasi/kolaborasi pada
Promotor, Latents, sedangkan Konsultasi, sosialisasi, Helpdesk dan Clinic pada Defenders
serta Press Release bersama biro Komunikasi Publik pada Apathetic.

D. Analisa SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan strategi yang dilakukan untuk
pencapaian tujuan dengan mengkolaborasi faktor-faktor Internal dan eksternal yang ada
sehingga dihasilkan faktor-faktor kunci keberhasilan yang kategorikan pada Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

Tabel 14
Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

No Faktor Internal dan Eksternal BF % ND NBD NRK NBK TNB FKK


1 2 3 4 5 (3x4) 6 7 (3x6) 8 (5+7)
I. FAKTOR INTERNAL
A. Kekuatan (Strenghts) :
1 Tersedianya Dukungan Dana yang memadai 12,64 5,00 0,63 2,47 0,31 0,94 I
2 Kebijakan Pimpinan yang mendukung 10,41 5,00 0,52 2,11 0,22 0,74 II
3 Tersediannya Peraturan perundang bidang PUPR 7,43 5,00 0,37 2,37 0,18 0,55
4 Tersediannya dana untuk kegiatan bimbingan Teknis 10,04 4,00 0,40 3,05 0,31 0,71
5 Tersediannya Sarana dan Prasarana 9,29 4,00 0,37 2,53 0,23 0,61
3,55
B. Kelemahan (Weaknesses)
6 Sistem Informasi dan Komunikasi belum memadai 10,41 4,00 0,42 2,58 0,27 0,68 II
7 SDM Kurang berkompeten 7,06 5,00 0,35 2,68 0,19 0,54
8 Sosialisasi peraturan perundangan bidang PUPR masih belum optimal 11,52 4,00 0,46 2,74 0,32 0,78 I
9 Tidak samanya cara penanganan 11,15 1,00 0,11 2,58 0,29 0,40
10 Birokrasi yang terlalu panjang 10,04 2,00 0,20 1,95 0,20 0,40
2,80
II. FAKTOR EKSTERNAL
A. Peluang (Opportunities)
1 Tingginya harapan masayarakat akan infastruktur yang handal 9,06 5,00 0,45 2,89 0,26 0,72
2 Tingginya dukungan stakeholder dalam infastruktur 10,14 5,00 0,51 2,53 0,26 0,76 I
3 Tersedianya diklat secara umum 7,61 4,00 0,30 1,79 0,14 0,44
4 Tersediannya SDM Bidang PUPR 14,49 3,00 0,43 2,16 0,31 0,75 II
5 Adanya sanksi hukum yang tegas 11,96 4,00 0,48 1,74 0,21 0,69
3,35
B. Ancaman (Threats)
6 Peraturan perundangan yang tumpang tindih 10,14 1,00 0,10 1,58 0,16 0,26
7 Sarana Komunikasi yang tidak memadai 9,42 1,00 0,09 1,63 0,15 0,25
8 Masyarakat yang belum dapat memanfaatkan infrastruktur yang ada 7,61 2,00 0,15 2,05 0,16 0,31
9 Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Infrastruktur rendah 8,33 2,00 0,17 2,26 0,19 0,36 II
10 Banyaknya kegiatan yang menjadi prioritas 11,23 3,00 0,34 1,89 0,21 0,55 I
1,72

Hasil Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal didapatkan hasil Faktor Kunci yang
diurutkan dengan nomor I dan II sebagai faktor yang paling dominan dalam kategori
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Acaman.
Hasil Penentuan Faktor Kunci sebagai berikut

24
Tabel 15
Faktor Faktor Kunci

Kekuatan (Strength) : Kelemahan (Weaknesses)

Tersediannya dukungan dana yang Sosialisasi peraturan perundangan


1
1. memadai bidang PUPR masih belum optimal

Sistem Informasi dan Komunikasi belum


2. Kebijakan Pimpinan yang mendukung 2 memadai

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

Tingginya dukungan stakeholder dalam Banyaknya kegiatan yang menjadi


1. infastruktur 1 Prioritas

Keterlibatan masyarakat dalam


Tersediannya SDM Bidang PUPR 2
2. penyelenggaraan Infrastruktur rendah

Tabel 16.
Formulasi Strategi

Kekuatan (Strength) : Kelemahan (Weaknesses)


Tersediannya dukungan dana yang Sosialisasi peraturan perundangan bidang PUPR
1. 1
memadai masih belum optimal

2. Kebijakan Pimpinan yang mendukung 2 Sistem Informasi dan Komunikasi belum memadai

Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO


Tingginya dukungan stakeholder dalam
1. infastruktur
1. Manfaatkan Alokasi dana untuk 1 Tingkatkan sosialisasi dan pendampingan kepada
Sistem Pengendalan Intern, Buku SDM PUPR dengan bekerjasama dengan
Saku dan Help Desk melalui stakeholder terkait pelaporan keuangan
Sosialisasi, Pendampingan, Bimtek
untuk pelaporan keuangan yang
Akuntabel dan Berkelanjutan
2. Gunakan Kebijakan Pimpinan yang 2. Tingkatkan sistem informasi dan komunikasi yang
mendukung dan dukungan stake baik yang digunakan dalam pelaporan keuangan
2. Tersediannya SDM Bidang PUPR holder dalam mencapai laporan
keuangan yang akuntabel dan
berkelanjutan

Ancaman (Threats) Strategi SA Strategi WT


Banyaknya kegiatan yang menjadi
1 Prioritas
1. Pemanfaatan dana untuk kegiatan 1. Tingkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar
yang benar benar prioritas shg asetkepedulian masyarakat meningkat thd
yang dihasilkan dapat digunakan infrastruktur melalui capaian dan pelaporan
keuangan yang baik
2. Manfaatkan kebijakan pimpinan yang 2. Peningkatan penggunaan informasi dan
Keterlibatan masyarakat dalam mendukung agar keterlibatan komunikasi guna mendukung kegiatan prioritas
2
penyelenggaraan Infrastruktur rendah masyarakat thd infrastruktur tinggi agar pelaporan berjalan baik
melalui press release dan tayangan

25
Dari Tabel 14 dan 15 didapatkan formulasi strategi yang dilakukan dalam
Mengoptimalkan Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan untuk peningkatan
laporan keuangan yang akuntabel dan berkelanjutan menggunakan strategi SO
yaitu
1. Manfaatkan Alokasi dana untuk Pengendalan Intern, Buku Saku dan Help
Desk melalui Sosialisasi, Pendampingan, Bimtek untuk pelaporan keuangan
yang Akuntabel dan Berkelanjutan
2. Gunakan Kebijakan Pimpinan yang mendukung dan dukungan stake holder
dalam mencapai laporan keuangan yang akuntabel dan berkelanjutan

Peta Strategi/ Peta Kekuatan


Gambar 9.
Peta Kekuatan

S = 3,55
Kuadran Kuadran
II I

1,00
0,75

T = 1,72 O = 3,35
1,00 1,63

Kuadran Kuadran
IV III
W = 2,80

Dari Gambar 9 pada Analisis SWOT


Posisi Biro Keuangan berada pada Kuadran I (SO) yaitu Strength to
Opportunity dimana Biro keuangan harus menggunakan Kekuatannya untuk
memaksimalkan Peluang yang dimiliki agar Pelaporan Keuangan yang semakin
Akuntabel dan berkelanjutan. Melalui Strategi :
“Mengoptimalkan Pengendalian Intern Tata kelola Keuangan untuk
Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Kementerian PUPR yang akuntabel
dan berkelanjutan”

26
E. HASIL KUISIONER

Tabel 17.
Hasil Kuisioner
Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Penyelenggaraan SPIP
III. PELAKSANAAN
NO. I. MATERI YANG DISAMPAIKAN II. NARASUMBER RAKOR SECARA
Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata
KESELURUHAN
Responden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3
Jumlah 769,00 745,00 749,00 751,00 720,00 3734,00 3,95 775,00 714,00 726,00 2215,00 3,91 798,00 675,00 674,00 2147,00 3,79
Mean 4,07 3,94 3,96 3,97 3,81 4,10 3,78 3,84 4,22 3,57 3,57
Median 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Modus 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

Tabulasi Evaluasi yang dihasilkan :


• Materi yang disampaikan
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada para peserta diperoleh
nilai rata-rata sebesar 3,95. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa materi
yang disampaikan menurut responden SESUAI dengan isu yang dibahas,
dimana isu yang dibahas tersebut berhubungan dengan kondisi aktual yang
ada di unit kerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja
pelaksanaan pekerjaan terkait target pencapaian kinerja yang diharapkan.

• Narasumber
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada para peserta diperoleh
nilai rata-rata sebesar 3,91. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa menurut
responden narasumber yang dihadirkan telah SESUAI dengan materi yang
dibahas. Menurut responden narasumber menguasai materi yang disajikan
dan dapat menyampaikan materi tersebut dengan tepat waktu dan dengan
cara penyajian yang sesuai dengan materi.

• Pelaksanaan Rapat Koordinasi secara keseluruhan


Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada para peserta diperoleh
nilai rata-rata sebesar 3,79. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa menurut
responden pelaksanaan rakor secara keseluruhan telah SESUAI. Menurut
responden pelaksanaan rakor diperlukan untuk meningkatkan wawasan
dan pemahaman terkait isu yang dibahas dimana menurut responden rakor
telah dilaksanakan dengan waktu pelaksanaan dan durasi pembahasan
materi yang cukup untuk mengakomodir semua materi.

• Feedback
1. Apakah anda setuju dengan tujuan pelaksanaan rakor terkait
pengendalian intern kali ini?
“Dari 185 responden semuanya menyatakan SETUJU dengan tujuan
pelaksanaan rakor terkait pengendalian intern”

27
2. Apakah isu pengendalian internal ini perlu ditindaklanjuti dengan
pedoman penyelenggaraan SPIP tingkat Kementerian?
“Dari 185 responden sebanyak 184 responden atau 99,45 %
reponden menyatakan bahwa isu pengendalian internal perlu
ditindaklanjuti dengan pedoman penyelenggaraan SPIP tingkat
Kementerian dan hanya 1 responden yang menyatakan tidak perlu
ditindaklanjuti.”

3. Apakah pedoman tersebut perlu dilengkapi dengan tools berupa


layanan helpdesk dan/atau buku saku?
“Dari 185 responden sebanyak 179 responden atau 96,75% responden
yang menyatakan bahwa pedoman penyelenggaraan SPIP tingkat
Kementerian perlu dilengkapi dengan tools berupa layanan helpdesk
dan/atau buku saku dan sebanyak 6 responden menyatakan tidak
perlu.”

Dari Hasil pengolahan kuisioner dapat disimpulkan Perlunya


Panduan/Pedoman Penilaian Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan (PIPK)
dilingkungan Kementerian PUPR dengan perangkat toolsnya berupa Buku Saku
tentang penyusunan laporan keuangan dan pedoman PIPK melalui Bimbingan
Teknik, pendampingan dan Layanan Help Desk/Clinic.

2.3. Kondisi yang diharapkan


Dari kondisi saat ini dan analisa yang dilakukan dalam Rancangan proyek
perubahan, diharapkan akan :
1. Optimalnya pengendalian sehingga diharapkan berkurangnya temuan berulang.
2. Adanya Peningkatan Penggunaan Akun yang tepat pada Perencanaan Anggaran.
3. Menurunnya tingkat permasalahan dalam pelaksanaan Angagran Satker .
4. Adanya perangkat / tools pengendalian yang membantu pelaksanaan pencatatan &
penyajian laporan keuangan.

28
BAB III
RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1. Tujuan Rancangan Proyek Perubahan


Tujuan dari Rancangan Proyek Perubahan ini adalah sebagai salah satu
cara menanggulangi hambatan hambatan yang terjadi dalam pengelolaan
keuangan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dengan
kondisi saat ini yang sudah disebutkan diatas dan kondisi yang diharapkan
terwujud. Maka diperlukan rancangan proyek perubahan yang menggunakan
inovasi yang mampu menanggulangi permasalahan dan mudah dimengerti oleh
user/pengguna daam hal ini Satuan kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Sebagaimana kita ketahui bersama tata kelola keuangan
dimulai dari hulu sampai dengan hilir dalam pengelolaan keuangan, artinya tata
kelola keuangan dimulai dari sisi perencanaan anggaran, pelaksaaan
pertanggungjawaban anggaran sampai dengan pelaporan keuangan.
Berikut ini adalah Gambar Rancangan Proyek Perubahan yang akan
dilaksanakan oleh Biro Keuangan dalam rangka mengoptimalkan pengendalian
intern tata kelola keuangan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Gambar 10
Rancangan Proyek Perubahan

29
3.2. Manfaat Rancangan Proyek Perubahan

Selaras dengan tujuan dari Reformasi dan Birokrasi adalah


Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik,
berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara. Maka manfaat yang akan tercipta dari Rancangan Proyek
perubahan ini akan dirasakan oleh Biro keuangan sebagai Pengusul Kegiatan dan
Stakeholder yang terlibat baik Stakeholder Internal dan Eksternal. Klasifikasi
Manfaat yang dirasakan oleh masing masing stakeholder yang terlibat sebagi
berikut :
1. Manfaat Bagi Stakeholder Internal

Tabel 18
Manfaat bagi Stakeholder Internal

No. Stakeholder Internal Nama Unit/Bagian Manfaat bagi Stake Holder


Semakin baiknya Tata Kelola Keuangan dan Laporan
I. Biro Keuangan Keuangan serta pelaksanaan Pengendalian Intern
1 Sekretariat Jenderal di Kementerian PUPR yang akuntabel dan handal
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum
2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan
Keuangan
3. Bagian Perbendaharaan
4. Bagian evaluasi dan Pelaporan Keuangan

II. Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Semakin baiknya Penyajian dalam Penyusunan
Pengadaan Laporan Keuangan Kementerian PUPR yang
Akuntabel dan Handal
1. Bagian Pengembangan Sstem BMN dan Umum
Pemahaman Penyusunan dan Pengendalian atas
III. Biro Komunikasi Publik Laporan Keuangan ke Seluruh Wilayah kerja
Kementerian PUPR melalui Press Release
1. Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Umum
IV. Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama
Luar Negeri Mendukung Perencanaan Anggaran yang semakin baik
1. Bagian Administrasi Penganggaran
Mendukung upaya legalisasi Peraturan yang ada di
V. Biro Hukum
PUPR
1. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-
undangan I
Mendukung kegiatan pendampingan penyusunan
2 Inspektorat Jenderal I. Inspektorat V Laporan keuangan dan pelaksanaan Review atas
Laporan Keuangan Kementerian PUPR
1. Korrdinator Bidang
2. Auditor

memudahkan dalam penyusunan dan pengawasan


II. Sekretaris Itjen /pengendalian atas Tata Kelola Keuangan dan laporan
keuangan di Kementerian PUPR
1. Bagian Umum

memudahkan dalam pebngendalian Penganggaran,


3. Ditjen/ Badan I. Sekretariat Direktorat Jenderal Pelaksanaan Anggaran dan Pelaporan Keuangan dan
bermanfaat sebagai pedoman pengendalian tingkat E1
1. Bagian Keuangan & Umum
2. Bagian Pengelolaan BMN

30
memudahkan dalam pebngendalian Penganggaran,
II. Sekretariat Badan Pelaksanaan Anggaran dan Pelaporan Keuangan dan
bermanfaat sebagai pedoman pengendalian tingkat E1
1. Bagian Keuangan & Umum
III. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Menjadikan bagian dari silabus peningkatan
dan Pengembangan Jabatan Fungsional komptensi Pejabat Satker

1. Bidang Pengembangan dan Evaluasi Jafung


memudahkan dalam penyusunan dan
IV. Balai-Balai dilingkungan PUPR pengawasan/pengendalian atas Tata Kelola Keuangan
dan laporan keuangan tingkat Wilayah
1. Bagian Tata Usaha Balai Besar
2. Sub Bagian Keuangan & Umum
Memudahkan & sebagaiacuan dalam perencamnaan,
1. Kepala Satuan Kerja, PPK, Bendahara, PPSPM, pelaksanaan anggaran da
4 Satuan Kerja Asisten, Petugas Saiba, Petugas SIMAK dan Petugas pertamnggungjawaban/pelaporan ekuangan sehingga
Gudang/Persediaan dapat menghasilkan tatakelola keuangan yang
akuntabel dan handal

2. Manfaat Bagi Stakeholder Eksternal

Tabel 19
Manfaat bagi Stakeholder Eksternal

31
3.3. Organisasi Rancangan Proyek Perubahan
Organisasi Rancangan Proyek Perubahan digunakan untuk dapat
memperjeas alur pelaksanaan kegiatan dari rancangan proyek perubahan.

Gambar 11
Organisasi Rancangan Proyek Perubahan

Organisasi Rancangan Proyek Perubahan yang terdiri atas :


1. Atasan Langsung/Mentor yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR
2. Coach Rancangan Proyek Perubahan yaitu Widyaiswara Utama
3. Penanggung Jawab Rancangan Proyek Perubahan yaitu Kepala Biro Keuangan
Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR
4. Tim Efektif Buku Saku tentang Pengelolaan Keuangan di lingkungan PUPR
Terdiri atas :
a. Pokja Tata Kelola Anggaran
b. Pokja Tata Kelola Pelaksanaan/Pertanggungjawaban Anggaran
c. Pokja Pelaporan Keuangan
5. Tim efektif Pedoman SPIP dilingkungan PUPR, terdiri atas :
a. Pokja Pengendalian Intern penganggaran
b. Pokja Pengendalian Intern pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran
c. Pokja pengendalian intern pelaporan keuangan

32
3.4. Proses Kegiatan Rancangan Proyek Perubahan

Pelaksanaan kegiatan rancangan Proyek Perubahan, sesuai dengan Milestone


yang telah ditetapkan sebagai berikut :

Gambar 12

Dari gambar diatas, maka sesuai dengan tahapan yang akan dicapai dalam
milestone pelaksanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. yaitu :

33
A. Jangka Pendek
Tabel 20
Rincian Kegiatan RPP Jangka Pendek

JANGKA PENDEK

Agustus September Oktober November Desember


No. Kegiatan PenanggungJawab Stakeholder Output Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Rumusan Diagnose Reading


1. Pengajuan Tema dan Judul RPP Kepala Biro Keuangan Kepala Biro Keuangan. Sekretaris jenderal, Coach Tema dan Judul RPP
Jakarta

B. Rumusan Buku Saku dan Pengendalian Intern


Serta Help Desk
1 Pembentukan Tim Efektif Buku Saku daa Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan dan Unor di PUPR
Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan
2 Rapat Persiapan Penyusunan Buku Saku Pelaporan Tim Efektif Buku saku Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, Notulen Rapat
Jakarta
Keuangan & Implementasi SPIP & Pokja BPKP, Biro Umum, Biro Kompu, Biro PBMN dan
3 Rapat Penyelengaraan Pengendalian Intern Pelaporan Tim Efektif Pedoman Inspektorat Kementerian Keuangan, Ditjen, Set Itjen Notulen Rapat PIPK
Keuangan PIPK SPIP & Pokja Kementerian PUPR dan Sekretariat Badan, Biro
Jakarta
Keuangan, Biro PBMN dan Layanan Pengadaan dan
Pegawai PUPR
4 Penyelengaraan Rapat Koordinasi Peningkatan Kepala Biro Keuangan Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Kekayaan Negara, Notulen Rapat,
kualitas Laporan Keuangan dan Penyelengaraan SPIP Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, BPKP, Penyelenggaraan Rapat
BPK RI, Biro di lingkungan Sekjen, Satuan Kerja, Koordinasi, Kesimpuln Jakarta
Ditjen, Itjen, Balitbang, BPSDM, Satuan Kerja, dan Rapat Koordinasi.
Pegawai PUPR.
5 Penyusunan Buku Saku Pelaporan Keuangan Tim Efektif Buku saku Biro Keuangan, Ditjen Perbendaharaan dan BPKP Draft Buku Saku dan PIPK
& Pokja dan Ditjen, Itjen dan Badan, Biro PBMN dan Jakarta
Layanan Pengadaan
6 Penyampaian draft buku saku untuk dikoreksi oleh Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan dan Ditjen, Itjen dan Badan di Surat Pemeberitahuan dan
Ditjen, Irjen, Biro PBMN dan Layanan Pengadaan dan lingkungan PUPR Draft Buku Saku Pelaporan Jakarta
Badan. Keuangan
7 Penyiapan sarana dan Prasarana Help Desk Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan, Biro Umum Kesiapan Sarana dan
Jakarta
Prasarana
8 Persiapan Penyusunan PIPK Tim Efektif Pedoman Biro Keuangan dan Itjen Kementerian Keuangan Notulen Rapat
Jakarta
SPIP & Pokja
9 Rapat Persiapan Buku Saku Perencanaan Anggaran & Kepala Biro Keuangan & Biro Keuangan & Tim Efektif Notulen Rapat
Jakarta
Pelaksanaan Anggaran Tim Efektif
10 Rapat Finalisasi Buku Saku Pelaporan Keuangan Tim Efektif Buku Saku Biro Keuangan & BPKP Notulen Rapat
Jakarta
& Pokja
11 Bimbingan Teknis penyelengaraan PIPK dan Tim Efektif Pedoman Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanan SDM yang memahami PIPK
Rumusan PIPK di lingkungan PUPR SPIP & Tim Pokja Pengadaan, Inspektorat Jenderal Kementerian
Bogor
PUPR, Ditjen, Itjen dan Badan serta Itjen
Kementerian Keuangan
12 Buku Saku Penganggaran & Tim Efektif Buku Saku Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanana Draft Buku Saku &
Pelaksanaan/Pertanggungjawaban Anggaran & & Pedoman SPIP Pengadaan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pengendaian Intern Tata
Bandung
Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan PUPR, Ditjen, dan Badan serta Itjen Kementerian Kelola Keuangan
Keuangan, BPKP
13 Konsinyasi Finalisasi Buku Saku Pelaporan Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanan Draft Final Buku Saku
Keuangan & Pengendalian Intern Pengadaan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pelaporan Keuangan
Tangerang
Pertanggungjawaban/Pelaporan Keuangan PUPR, Ditjen, dan Badan serta Kementerian
Keuangan
14 Konsinyasi Buku Saku Tata Kelola Anggaran & Tim Efektif Buku Saku Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanana Buku Saku, PIPK &
Pelaksanaan Anggaran serta PIPK di lingkungan & Pedoman SPIP Pengadaan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pengendalian Intern
Bandung
PUPR PUPR, Ditjen, dan Badan serta Itjen Kementerian Anggaran dan Pelaksanaan
Keuangan, BPKP Anggaran
C. Uji Coba Pelaksanaan Buku Saku, Pengendalian
Intern dan Help Desk
1 Uji coba Pelaksanaan Buku Saku, Pengendalian Intern Kepala Biro Keuangan & Biro Keuangan, Biro PBMN, Setditjen/Setba, Satker Laporan Hasil Uji coba
& Help Desk Tim Efektif Jakarta

D. Finalisasi Buku Saku & Pengendaian Intern


1 Perbaikan/Koreksi Buku Saku dan Pengendalian Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan Final Buku Saku Pelaporan
Intern diKementerian PUPR Keuangan dan PIPK untuk Jakarta
Surat edaran
2 Penyiapan Surat Edaran Menteri PUPR tentang Kepala Biro Keuangan Biro Keuangan, Biro Hukum, Sekjen dan Menteri Surat Edaran Menteri PUPR
Penegndalian Intern Tata Kelola Keuangan PUPR Jakarta
dilingkungan Kementerian PUPR
E. Implementasi dan Monitoring
1 Sosialisasi/Diseminasi Buku Saku dan Pengendalian Kepala Biro Keuangan & Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanan Materi Sosailisasi, SDM
Intern Kementerian PUPR: Tim Efektif Pengadaan, Biro PAKLN, Biro Kompu Inspektorat yang memahami dan
- Materi Sosiaisasi, Pelaksanaan dan Dokumentasi Jenderal Kementerian PUPR, Ditjen, Itjen PUPR, menggunakan Buku Saku &
Jakarta/Makassar
Satuan Kerja, dan Badan serta Itjen Kementerian PIPK
Keuangan, Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Kekayaan
Negara dan BPKP, BPK-RI
2 Implementasi Buku Saku dan Pengendalian Intern Kepala Biro Keuangan & Biro Keuangan dan Biro PBMN dan Layanan Satker & Unor
Tim Efektif Pengadaan, Ditjen, Itjen, Badan, Satuan Kerja menggunakan Buku Saku Masing -masing
dan PIPK serta Buku Tamu Unor
Help Desk
3 Monitoring Buku saku dan Pengendalian Intern serta Kepala Biro Keuangan & Biro Keuangan, Biro PBMN dan Layanan Laporan Hasil Monitoring
Biro Keuangan
Help Desk dilingkungan Kementerian PUPR Tim Efektif Pengadaan, Biro PAKLN, Inspektorat Jenderal dan Evaluasinya
Bekerjasama dgn
Kementerian PUPR, Ditjen, Itjen PUPR, Badan- masing masing Unor
Badan, Satuan Kerja,

34
B. Jangka Menengah
Tabel 21
Rincian Kegiatan RPP Jangka Menengah

JANGKA MENENGAH

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli


No. Kegiatan PenanggungJawab Stakeholder OUTPUT Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Draft Final Pengendalian Kepala Biro Keuangan dan Tim Biro Keuangan, Itjen, Badan-Badan, Ditjen, Itjen, Draft Final Pengendalian
Intern Anggaran, Pelaksanaan Efektif BPKP, Biro Hukum, Biro PBMN, Biro PAKLN Intern, Laporan Hasil
Bandung
Anggaran dan Pelaporan keuangan Kementerian Keuangan Penyusunan
untuk Permen
2 Penyiapan Peraturan Menteri PUPR Kepala Biro Keuangan dan Tim Biro Keuangan dan Biro Hukum Surat Undangan Rapat
tentang Pengendalian Intern Anggaran, Efektif Persiapan Peraturan
Jakarta
pelaksanaan Anggaran dan Pelaporan Menteri & Notulen
Keuangan Rapat & Konsep Permen
3 Rapat pembahasan Draft Final Kepala Biro Keuangan dan Tim Biro Keuangan, Itjen, Badan-Badan, Ditjen, Itjen, Notulen Rapat
Jakarta
Peraturan Menteri PUPR Efektif BPKP, Biro Hukum, Biro PBMN
4 Peraturan Menteri PUPR tentaang Kepala Biro Keuangan dan Tim Biro Keuagan, Biro Hukum Sekjen dan Menteri Permen PUPR tentang
Jakarta
Pengendalian Intern Anggaran Efektif PUPR PIPK
5 Sosialisasi dan Diseminasi Kepala Biro Keuangan dan Tim Biro Keuangan, Biro PBMN, Itjen dan Biro Materi dan SDM yang Jakarta/Denpasar
Efektif Kompu , Ditjen, Badan, Satuan Kerja, Pegawai memahami Pengedalian /Bandung/Palem
PUPR Intern bang

C. Jangka Panjang
Tabel 22
Rincian Kegiatan RPP Jangka Panjang
JANGKA PANJANG

No. Kegiatan PenanggungJawab Stakeholder Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des OUTPUT KET

1. Penyelenggaraan/Implementasi SPIP Kepala Biro Keuangan dan Biro Keuangan, Ditjen, Badan, Itjen, Laporan Keuangan Yang Seluruh Unor
Sesditjen/Sesba BPK RI, BPKP, Satuan Kerja, Akuntabel

2. Monitoring Implementasi Kepala Biro Keuangan dan Biro Keuangan dan Biro PBMN, Laporan Hasil Monitring Biro Keuangan Bekerjasama
Sesditjen/Sesba Ditjen, Itjen, dgn masing masing Unor

Dalam Rancangan Milestone yang ditetapkan, terjadi ketidaksesuaian antara rencana dan
pelaksanaan kegiatan dalam upaya menghasilkan proyek perubahan, hal ini dituangkan
dalam tabel berikut :
Tabel 23
Proses Pelaksanaan Kegiatan
No. Pekerjaan Aktivitas Bukti Rencana Realisasi Penyebab
Pelaksanaan Pelaksanaan

Rumusan Diagnose Reading


1 Pengajuan tema dan Judul Konsultasi dengan Pengesahan Tema 30 Agustus 31 Agustus
RPP Mentor dan Coach dan judul 2017 2017
Rumusan Buku Saku dan Pengendalian Intern serta Help Desk
1 Pembentukan Tim Efektif Rapat Koordinasi Notulen Rapat dan 31 Agustus 25 September Memerlukan
pembentukan Tim Daftar Hadir 2017 2017 Konfirmasi Semua unit
efektif Organisasi
2 Rapat Penyusunan Buku Rapat Koordinasi Notulen Rapat dan 31 Agustus 2 Oktober Persiapan penyusunan
Saku Pelaporan Keuangan Daftar Hadir 2017 2017 laporan keuangan
& Implemntasi SPIP triwulan III
3 Rapat Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Notulen Rapat dan 21 Agustus Jakarta, 21 Sesuai jadwal
PIPK Daftar Hadir 2017 Agustus 2017
4 Rapat Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Notulen Rapat, 30 Agustus Jakarta, 30 Sesuai jadwal
Koordinasi Peningkatan Foto dan Daftar 2017 Agustus 2017
Kualitas Laporan Keuangan Hadir
dan SPIP

35
No. Pekerjaan Aktivitas Bukti Rencana Realisasi Penyebab
Pelaksanaan Pelaksanaan

5 Penyusunan Buku Saku Penyusunan Buku Draft Buku, Daftar 18 Agustus 2017 18 Agustus Sesuai jadwal
Pelaporan Keuangan saku Hadir dan Foto 2017
6 Penyampaian Buku Saku ke Penyampaian Buku Surat Penyampaian 5 September 5 September Sesuai jadwal
Unit Organisasi untuk Saku Pelaporan Draft Surat 2017 2017
Dikoreksi keuangan
7 Penyiapan sarana dan Penyiapan sarana Surat 5 September 7 Agustus Sudah disiapkan oleh
prasaran Help Desk dan prasarana help Pemberitahuan 2017 2017 setiap bagian
dek dan Foto
8 Persiapan penyusunan Rapat Persiapan Daftar Hadir dan 26 September 9 Oktober Penyusunan laporan
Pengendalian Intern penyusunan notulensi 2017 2017 keuangan triwulan
Pelaporan keuangan dan pendampingan
pada Unit Organisasi
9 Rapat Persiapan Buku Saku Rapat Persiapan Daftar Hadir dan 27 September 3 Oktober Penanggungjawab
Anggaran dan Pelaksanaan penyusunan notulensi 2017 2017 sedang melakukan
Pertanggungjawaban proses penyusunan
RKAKL satker Biro
Keuangan
10 Rapat Finalisasi Buku saku Rapat Finalisasi Daftar hadir dan 20 Oktober 2017 6 November Pelaksanaan
Pelaporan Keuanagn notulen rapat 2017 Konsinyasi
pembahasan buku
saku dan
pengendalian intern
dengan UNOR
11 Konsultasi/Bimtek PIPK Konsultasi/Bimbin Daftar hadir dan 22 Oktober 2017 Bogor, 11 s.d Jadwal dimajukan
dan Rumusan Pengendalian gan Pengendalian notulen rapat 13 Oktober karena
Intern Pelaporan Keuangan Intern 2017 menyesuaikan
dengan jadwal
narasumber
12 Buku saku penganggaran & Rapat / Bimtek Notulen Rapat 2 Oktober 2017 2 Oktober Sesuai Jadwal
Pertanggungjawaban dan 2017
Pengendalian intern
13 Konsinyasi buku saku dan Rapat Koordinasi Notulen Rapat, 19-21 Oktober 19 s.d 21 Sesuai Jadwal
Pengendalian Intern Daftar Hadir dan 2017 Oktober 2017
Pertanggungjawaban dan Foto
Pelaporan Keuangan
14 Konsinyasi Buku saku Tata Rapat Koordinasi Notulen Rapat, 30 Oktober 2017 21 s.d 23 Menyesuaikan jadwal
Kelola dan pengendalian daftar hadir dan November dengan bagian
Intern Tata keola foto 2017 keuangan UNOR
Uji Coba Buku Saku, Pengendalian Intern dan Help Desk
1 Uji coba buku Bimtek, Konsinyasi, Foto, Daftar Hadir Oktober 2017 Surabaya, 18 Sesuai jadwal
sakuPengendalian Intern Penelitian RKAKL Oktober 2017
dan help Desk
Batam, 27 s.d
28 Oktober
2017

Finalisasi Buku Saku & Pengendalian Intern


1 Perbaikan/Koreksi Buku Koreksi akhir Draft Final 31 Oktober 27 November Perbaikan dilakukan
saku, Pengendalian 2017 setelah konsinyasi
dengan UNOR pada
tgl 21-23 November
2 Penyiapan Surat Edaran Penyiapan Surat Konsep Surat 20 November 20 November Sesuai jadwal
Pengendalian Intern Tata Edaran Edaran 2017
Kelola Keuangan
Implementasi dan Monitoring
1 Sosialisasi/Desiminasi Sosialisasi Notulen/Daftar 1 November Manado, 1 Sesuai Jadwal
Hadir 2017 November
2017

2 Implementasi Pelaksanaan Notulen/Daftar 28-29 November Bekasi 28-29 Sesuai Jadwal


Hadir 2017 November
2017
3 Monitoring Evaluasi Hasil evaluasi 28-29 November Kaltim 28-29 Sesuai Jadwal
November
2017

36
BAB IV
HASIL/CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

4.1. Hasil/Capaian Proyek Perubahan

A. Pengendalian Intern Tata kelola


Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
bahwa untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan dan kinerja,
setiap entitas pelaporan akuntansi dan pelaporan wajib
menyelenggarakan Sistem pengendalian Intern sesuai peraturan yang
berlaku dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang menekankan
peningkatam efisiensi dan efektifitas kegiatan da kepatuhan terhadap
peraturan penundang-undangan yaitu dengan menciptakan lingkungan
yang kondusif dan pencegahabn KKN sehingga terwujud tata kelola
keuangan yang baik.

Salah satu tujuan SPIP adalah keyakinan yang memadai atas keandalan
pelaporan keuangan termasuk didalanya ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, keandalan pelaporan keuangan yang berasal dari
data dan transaksi yag bersumber dari dokumen pertanggungjawaban
anggaran yang dikelola di Kementerian PUPR. Keadalan atas hal tersebut
dimulai dari penganggaran, pelaksanaan pertanggungjawaban anggan
dan pelaporan keuangan.

Unsur Sistem Pengendaian Intern Pemerintah terdiri dari :


a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Risiko
c. Kegiatan pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pemantauan pengendalian Intern

Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan terdiri atas :

1. Pengendalian Intern Penganggaran


2. Pengendalian Intern Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
3. Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan

37
1. Pengendalian Intern Penganggaan
Pada Pengendalian Intern Penganggaran membahas tentang
pengendalian intern penggunaan akun dan standar biaya dalam
penganggaran. Hal ini adalah seringnya kesalahan penganggaran
dalam mennetukan jenis belanja, akun yang digunakan dan standar
biaya yang digunakan. Prinsip prinsip anggaran yang perlu
dicermati adalah
a. Transparansi dan akuntabilitas anggaran
b. Disiplin Anggaran
c. Keadilan Anggaran
d. Efisiensi dan efektivitas anggaran
e. Disusun dengan Pendekatan Kinerja

Rancangan pengendalian intern penggunaan akun dan standar


biaya, terdiri atas :
a. Identifikasi proses utama penyusunan anggaran
b. Identifikasi risiko dan Penyebab
c. Rencana Tindak Pengendalian
Secara Detail tentang Pengendalian Intern tertuang dalam buku
Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan sebagaimana terlampir.

2. Pengendalian Intern Pertanggungjawaban Pelaksanaan


Anggaran
Pada Pengendaian Intern Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran membahas tentang mekanisme pembayaran yang
digunakan dalam pertanggungjawaban anggaran, sehingga
diharapkan dengan pengendalian ini dapat mempermudah dan
mempercepat pelaksanaan tagihan atas beban APBN tanpa harus
mnengurangi akuntabilitas. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
adalah
a. Ketersediaan dana
b. Ketepatan tujuan pengeluaran
c. Kebenaran pembebanan anggaran
d. Kebenaran tagihan
e. Kelengkapan bukti pengeluaran
f. Ketepatan batas waktu

Rancangan pengendalian intern Pertanggungjawaban Pelaksanaan


Angagran, terdiri atas :
d. Identifikasi proses utama pertanggungjawaban anggaran
e. Identifikasi risiko dan Penyebab
f. Rencana Tindak Pengendalian

38
Secara Detail tentang Pengendalian Intern tertuang dalam buku
Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan sebagaimana terlampir.

3. Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan


Proses pelaporan keuangan dimulai dari level satker samapai
dengan proses konsolidasian di tingkat kementerian. Pengendalian
intern intern harus dilakukan masing masing entitas pelaporan
sesuai dengan batasan tanggungjawab masing-masing.Rancangan
Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan akan dijabarkan dalam
dokumen pengendalian intern atas penyusunan laporan keangan
ditingkat satuan kerja.
Prinsip-prinsip dalam laporan keuangan yang baik adalah
a. Relevan
b. Andal
c. Dapat Dipahami dan
d. Dapat dibandingkan

Rancangan pengendalian intern Ppelaporan keuangan, terdiri atas :


a. Identifikasi proses utama Pelaporan keuangan
b. Identifikasi risiko dan Penyebab
c. Rencana Tindak Pengendalian

Secara Detail tentang Pengendalian Intern tertuang dalam buku


Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan sebagaimana terlampir.

B. Buku Saku Tata Kelola


1. Buku Saku Penganggaran
Maksud dan Tujuan buku saku penganggaran ini adalah
Sebagai pedoman bagi satuan kerja dalam menentukan Jenis
Belanja/Akun yang digunakan yang tertuang dalam dokumen
Rencana Anggaran Kementerian Anggaran/Lembaga dan Daftra Isian
Pelaksanaan Anggaran agar Terwujud administrasi pengelolaan yang
tertib dan baik sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Ruang lingkup pembahasan buku saku penganggaran terdiri atas :


a. Klasifikasi Anggaran meliputi klasifikasi organiasi, fungsi dan enis
belanja yang digunakan di Kementerian PUPR
b. Program, Kegiatan, dan Output di Kementerian PUPR
c. Akun Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Belanja di
Kementerian PUPR
Pada Buku Saku Penganggaran juga disajikan contoh penggunaan
atas akun belanja yang digunakan di lingkungan Kementerian PUPR.

39
Secara Detail Buku Saku Penganggaran tertuang dalam buku
Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan sebagaimana terlampir.

2. Buku Saku Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran


Maksud dan Tujuan Buku Saku Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran adalah sebagai pedoman bagi satuan kerja dalam
melakukan pertanggungjawaban keuangan atas pelaskanaan
anggaran agar terwujud administrasi pengelolaan keuangan yang
tertib sesuai dengan peraturan perundang-undagan.

Ruang Lingkup buku saku pertanggungungjawaban pelaksanaan


anggaran, terdiri atas :
a. Pejabat Perbendaharaan
b. Mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan Aanggaran
Pendapatan dan belanja Negara.
c. Pertanggungjawaban Keuangan atas pelaskanaan anggaran.

Secara Detail Buku Saku Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran


tertuang dalam buku Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan
sebagaimana terlampir.

3. Buku Saku Pelaporan Keuangan

Maksud penyusunan buku saku ini adalah dalam rangka menunjang


kelancaran para petugas dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan sehingga laporan keuangan yang disusun dapat disajikan
sesuai ketentuan peraturan.

Adapun tujuan penyusunan buku saku ini adalah agar petugas


SAIBA, Persediaan, dan SIMAK BMN dapat:
1. Memahami siklus akuntansi pemerintah yang menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi berbasis akrual sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
2. Memahami dan dapat menggunakan jurnal-jurnal akuntansi
dalam mencatat kejadian dan transaksi keuangan di
lingkungannya.
3. Memahami manual dan aplikasi yang digunakan dalam proses
pencatatan transaksi, pelaksanaan anggaran dan penyajian
laporan keuangan.

40
4. Menyusun dan menyajikan komponen laporan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Melakukan analisis laporan keuangan sebelum dilakukan
publikasi dan penyampaian laporan keuangan.
6. Menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.

Ruang Lingkup Pembahasan Buku Saku Pelapora Keuangan terdiri


atas :
a. Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan
b. Transaksi Keuangan
c. Transaksi Aset
d. Aplikasi elektronik Rekonsilasi dan Laporan Keuangan

Pada Buku Saku Pelaporan keuangan juga disajikan contoh


penggunaan transaksi dan jurnal yang dihasilkan serta pengaruhnya
yang digunakan di lingkungan Kementerian PUPR.

Secara Detail Buku Saku Pelaporan Keuangan tertuang dalam buku


Pengendalian Intern Tata Kelola Keuangan sebagaimana terlampir.

4.2. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

Pengajuan Tema dan Judul


Proyek Perubahan dengan
Sekretaris Jenderal
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat

Konsultasi dengan Coach


(Bapak Taufik Widjoyono)

41
Pembentukan Tim Efektif

Rapat Penyusunan Buku


Saku Pelaporan Keuangan
& Implemntasi SPIP

Rapat Penyelenggaraan
PIPK

Rapat Penyelenggaraan
Koordinasi Peningkatan
Kualitas Laporan Keuangan
dan SPIP

42
Penyusunan Buku Saku
Pelaporan Keuangan

Penyiapan sarana dan


prasarana Help Desk

Konsultasi/Bimtek PIPK
dan Rumusan Pengendalian
Intern Pelaporan Keuangan

43
Konsinyasi buku saku dan
Pengendalian Intern
Pertanggungjawaban dan
Pelaporan Keuangan

Konsinyasi Buku saku Tata


Kelola dan pengendalian
Intern Tata kelola

Uji coba buku saku


penganggaran &
Pengendalian Intern serta
help Desk.
Pada Penelitian RKAKL
2018

Uji Coba Buku Saku


Pelaporan keuangan pada
Ditjen Pembiayaan
Perumahan

44
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik, akuntabel dan


berkelanjutan dimulai dari proses Penganggaran, Pertanggungjawaban
Anggaran dan Pelaporan Keuangan. Kebutuhan Pengendalian Intern atas
Tata Kelola Keuangan Yang Baik dalam rangka Peningkatan Kualitas
Pelaporan yang Akuntabel dan Berkelanjutan dalam pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangatlah diperlukan agas prisip-
prinsip yang harus diperhatikan dalam rangka penganggaran,
pertanggungjawaban pelaksanaan angagran dan sampai dengan dengan
pelaporan keuangan dapat dijalankan sehingga terwujud good governance
dan good goverment sebagai pencapaian akhir.

Laporan keuangan yang memenuhi prinsip Kualitatif Laporan Keuangan


yang baik dan pencegahan temuan temuan berulang atas pemeriksaan baik
menjadikan kebutuhan yang berkelanjutan dan secara langsung akan
membawa dampak bagi capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian atas
laporan keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

5.2 SARAN

Dengan cakupan pembahasan yang sangat luas dibidang pengendalian


intern tata kelola dimasing masing prioritas yang mempunyai konektivitas
secara langsung atas tujuan akhir pengelolaan keuangan, disarankan setiap
tahunnya dilakukan pengendalian atas aspek aspek lainnya dan
perbaikan/penyempurnaan yang ada sehingga akan sangat aplikatif
digunakan dan mendorong pengelolaan keuangan yang baik dan
peningkatan atas laporan keuangan secara terus menerus dan
berkelanjutan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

45

Anda mungkin juga menyukai