Anda di halaman 1dari 4

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/ belum pernah
disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali
saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami menggunakannya. Saya/ kami
memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Audit Manajemen Sektor Publik

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Audit Kinerja Menggunakan Pendekatan

Pengukuran dan Perbandingan

Tanggal : 18 May 2023

Dosen : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Nama : Hana Rihab Radhiyah

NIM : 2002112706
A. Pokok Pikiran
1. Audit Kinerja Menggunakan Pendekatan Pengukuran

Dalam Peraturan BPK RI nomor 1 Tahun 2017 menyebutkan bahwa tujuan pemeriksaan kinerja
adalah memberikan kesimpulan atas aspek ekonomi, efisiensi dan/atau efektivitas pengelolaan
keuangan negara, serta memberikan rekomendasi untuk memperbaiki aspek tersebut..

Pengukuran Kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai prestasi manajaer dan unit organisasi yang
dipimpinnya.

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam
pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas disini bukan sekedar kemampuan menunjukkan
uang publik dibelanjakan, akan tetapi juga meliputi kemampuan menunjukan bahwa uang publik
tersebut telah dibelanjakan secara ekonomies, efisien, dan efektif.

Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan alat pengendalian organisasi, karena pengukuran
kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment systems.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel kunci yang sudah teridentifikasi tersebut
kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk
dapat diketahui tingkat pencapaian kinerja, Indikator kinerja tersebut kemudian dibandingkan
dengan target kinerja atau standart kinerja.

Indikator kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan.
Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama organisasi (critical
succes factors) atau bisa juga dikenal dengan CSF dan indikator kinerja kunci (key performance
indicator).
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau
program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap unit organisasi
berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan. Penentuan Indikator kinerja perlu
mempertimbangankan komponen berikut :

a. Biaya pelayanan (cost of service)

b. Penggunaan (utilization)

c. Kualitas dan standart pelayanan (quality and standartds)

d. Cakupan pelayanan (coverage)

e. Kepuasan (satisfaction)

2. Audit Kinerja Mengunakan Pendekatan Perbandingan


Audit Kinerja pada pendekatan perbandingan (comparative approach) ini bisa dilakukan dengan
membuat rangking antar karyawan, membuat distribusi kinerja (forced distribution), maupun
perbandingan satu dengan satu (paired comparison).

Pemerintah daerah dapat melakukan sejumlah perbandingan dalam upaya melakukan


pengukuran kinerja di organisasinya. Beberapa perbandingan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Membandingkan kinerja tahun ini dengan kinerja tahun lalu.

2. Membandingkan kinerja tahun ini dengan berbagai standar yang diturunkan dari pemerintah
pusat atau dari daerah sendiri.

3. Membandingkan kinerja unit atau seksi yang ada pada sebuah departemen dengan unit atau
seksi departemen lain yang menyediakan jasa layanan yang sama.

4. Membandingkan dengan berbagai ketentuan pada sektor swasta.

5. Membandingkan semua bidang dan fungsi yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
dengan bidang dan fungsi yang sama pada pemerintah daerah lain.
B. Daftar Pustaka

https://pdfcoffee.com/download/rmk-8-kelompok-2-kelas-c-audit-manajemen-sektor-publik-pdf-
free.html

Anda mungkin juga menyukai