Anda di halaman 1dari 17

KEWARGANEGARAAN, DOMISILI

DAN KEDUDUKAN ANGGOTA DIREKSI*


*Kajian Tindakan Hukum Anggota Direksi Warga Negara Asing di LN**
**Komentar atas pendapat LPHI FH-UI

Oleh : UMAR KASIM


PENDAHULUAN dengan tambahan kata Tbk (terbuka) bila
-dalam hal ini- telah going public.
Perseroan terbatas (PT) adalah salah satu Ketentuan mengenai perseroan terbatas,
bentuk organisasi usaha yang dikenal saat ini diatur dalam UU No. 1 Tahun
dalam sistem hukum dagang Indonesia 1995 tentang Perseroan Terbatas (UU PT)
selain CV (commanditaire vennootschap) yang berlaku umum untuk semua jenis
dan Firma (Vennootschap onder Firma). badan usaha yang menggunakan legal
Disamping itu dikenal bentuk-bentuk entity PT. Sedangkan perseroan terbatas
usaha lainnya yang diatur dalam hukum yang bentuk dan jenis usahanya bergerak
perdata atau diatur tersendiri (masing- di bidang perbankan, selain tunduk pada
masing) dalam suatu undang-undang yang UU PT juga harus tunduk pada UU No. 7
terpisah, seperti Maatschap atau Tahun 1992 tentang Perbankan
persekutuan perdata, Assosiasi, Koperasi, sebagaimana telah diubah dengan UU No.
Asuransi, Dana Pensiun dan lain 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
sebagainya. Namun bentuk usaha yang Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
paling lazim dan paling banyak dipakai tentang Perbankan (UU No. 7/1992 atau
dalam dunia bisnis Indonesia adalah UU Perbankan). Selain itu PT yang
bentuk perseroan terbatas (PT, atau kepemilikan sahamnya ditawarkan dan
sering disebut “perseroan”). Bahkan dijual kepada publik, disamping mengacu
bentuk legal entity suatu bank atau suatu pada UU PT juga tunduk pada UU No. 8
perusahaan perseroan (Persero), Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU
menggunakan bentuk PT. Demikian juga PM). Dan suatu PT yang kepemilikan
suatu perusahaan patungan dalam rangka sahamnya baik sebagian atau seluruhnya
pelaksanaan joint venture agreement, atau dimiliki oleh Negara, selain merujuk pada
perusahaan yang menawarkan saham/ UU PT, juga harus tunduk pada UU No.
kepemilikannya kepada publik, 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
menggunakan bentuk legal entity PT. Milik Negara.
Demikian juga apabila suatu PT didirikan Direksi adalah organ perseroan yang
dalam rangka penanaman modal asing mempunyai tugas melakukan
(PMA), maka dalam pengelolaannya kepengurusan perseroan selaku badan
selain mengacu pada UU PT juga harus executive. ia diangkat oleh RUPS untuk
berpedoman pada UU No. 1 Tahun 1967 jangka waktu tertentu dengan
tentang Penanaman Modal Asing (UU kemungkinan untuk dapat diangkat
PMA). kembali. Oleh karenanya, Direksi
bertanggung-jawab penuh atas
Perseroan terbatas, PT (“perseroan”) pengurusan perseroan untuk kepentingan
adalah badan hukum (legal entity) yang dan tujuan perseroan serta mewakili
didirikan berdasarkan perjanjian, perseroan, baik di dalam maupun di luar
melakukan kegiatan usaha dengan pengadilan, kecuali dalam hal tertentu
modal dasar yang seluruhnya terbagi apabila terdapat conflict of interenst.
dalam saham dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam UU PT serta Pendirian PT atau ”perseroan” dilakukan
peraturan pelaksanaannya (Pasal 1 angka oleh pendiri sekurang-kurangnya dua
1). orang atau dua pihak yang (masing-
Pendirian perseroan dilakukan oleh masing) wajib mengambil bagian saham
sekurang-kurangnya 2 orang yang pada saat pendirian. Pendirian tersebut
didirikan dengan akta notaris yang dibuat dilakukan dihadapan Notaris dengan
dalam bahasa Indonesia. Yang dimaksud membuat Akta Pendirian yang memuat
dengan “orang” dalam hal ini adalah Anggaran Dasar sebagai suatu agreement
pihak (komparan) yang cakap atau bagi para pendiri yang nota bene adalah
wenang, baik orang perorangan pemegang saham.
(natuurlijk persoon), maupun badan Dalam rangka pendirian PT, berdasarkan
hukum atau “orang buatan” Pasal 8 ayat (1), bahwa Akta Pendirian
(rechtspersoon, penson in law atau Perseroan (PT) yang di dalamnya termuat
artificial person). Anggaran Dasar dan keterangan lainnya,
Sebagai suatu entity, PT mempunyai sekurang-kurangnya memuat (antara lain)
organ yang terdiri dari Rapat Umum nama lengkap, tempat dan tangal lahir,
Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan pekerjaan, tempat tinggal (domisili) dan
Komisaris. (status) kewarganegaraan pendiri.
Disamping itu, susunan, nama lengkap, Atau dengan kata lain, bagaimana jika
tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, seorang anggota Direksi berada dan
tempat tinggal, dan kewarganegaraan bertempat tinggal di luar Indonesia, baik
anggota Direksi dan Komisaris yang ia sebagai orang asing (warga negera
pertama kali diangkat; dan nama asing, WNA atau tenaga kerja asing,
pemegang saham yang telah mengambil TKA) atau warga negara Indonesia yang
bagian saham (shareholders), rincian (kebetulan) berdomisili di luar Indonesia.
jumlah saham, dan nilai nominal atau Sahkah tindakan hukum yang dilakukan?,
nilai yang diperjanjikan dari saham yang Atau apakah ia memerlukan IMTA (bia ia
telah ditempatkan dan disetor pada saat warganegara asing), yakni perizinan
pendirian. (yang dimiliki corporate) terkait dengan
ketenagakerjaan?
PERMASALAHAN Demikian juga, dapatkah seorang WNA
Dalam kaitan dengan tulisan ini, yang menjadi anggota Direksi pada
salah satu hal yang penting untuk perseroan di Indonesia, bertempat tinggal
disimak, adalah statement dalam UU dan me-manage (memimpin dan
PT (Pasal 5) bahwa perseroan mengelola) perseroan (Indonesia) dari
mempunyai tempat kedudukan dalam Luar Negeri? Terkait dengan
wilayah Republik Indonesia yang permasalahan-permasalahan itulah, Biro
ditentukan dalam Anggaran Dasar. Hukum Departemen Tenaga Kerja dan
Artinya, tidak bisa mendirikan perseroan Transmigrasi meminta sharing pendapat
di luar wilayah hukum Indonesia dan/atau dari Center for International Law Studies
berkedudukan di luar negeri. Namun (Lembaga Pengkajian Hukum
dalam melakukan kegiatan usahanya, bisa Internasional) Fakultas Hukum
dilakukan di mana saja, baik di dalam Universitas Indonesia, “LPHI FH-UI”
maupun di luar negeri. Permasalahannya, melalui surat Kepala Biro Hukum Nomor
bolehkah anggota Direksi B.340/Sj.Hk/2005 tanggal 8 Agustus
berkewarganegaraan asing, atau 2005 perihal penjelasan mengenai HPI
bahkan, bolehkah anggota Direksi selain Indonesia. Kemudian LPHI FH-UI
berkewarganegaraan asing juga menanggapi dan memberi jawaban
berdomisili dan berkedudukan di luar melalui surat Ketua LPHI FH-UI Nomor
negeri? 188/LPHI/VIII/2005 tanggal 22 Agustus
2005 yang ditujukan kepada Kepala Biro Untuk membahas pertanyaan di atas,
Hukum Depnakertrans, sebagaimana saya kami awali dengan membahas teori
utarakan sepenuhnya seperti tersebut Fiduciary Duty dalam rangka Direksi*)
berikut. Namun sebelum pemaparan, untuk “…me-manage (memimpin dan
terlebih dahulu perlu dikemukakan mengelola)” suatu PT.
bahwa kajian (atau lebih tepatnya *) Berdasarkan Pasal 1 butir 4 UUPT,
sebagai “komentar”) ini bukan untuk Direksi adalah salah satu organ PT
menyanggah atau menyalahkan pendapat yang bertanggung-jawab penuh atas
pihak LPHI FH-UI atau pihak pengurusan PT untuk kepentingan dan
Departemen Hukum dan HAM, namun tujuan PT serta mewakili PT baik di
untuk sekedar sharing atau tukar pikiran dalam maupun di luar pengadilan
menyangkut hal yang memang tidak jelas sesuai dengan ketentuan AD.
pengaturannya. Oleh karenanya mungkin
juga ini lebih tepat sebagai interpretasi Teori Fiduciary Duty dikatakan oleh
atau penafsiran saya tentang suatu klausul Munir Fuady (“Doktrin-doktrin Modern
peraturan perundang-undangan, Dalam Corporate Law”, hal 34)
khususnya yang menyangkut kedudukan sebagai**) :
Direksi perseroan terbatas yang didirikan “…adalah suatu tugas dari seseorang
di Indonesia. yang disebut dengan “trustee” yang
terbit dari suatu hubungan hukum antara
ANALISA trustee tersebut dengan pihak lain yang
Center for International Law Studies disebut dengan beneficiary, dimana pihak
(Lembaga Pengkajian Hukum beneficiary memiliki kepercayaan yang
Internasional) Fakultas Hukum tinggi kepada pihak terustee, dan
Universitas Indonesia, “LPHI FH-UI”, sebaliknya pihak trustee mempunyai
memberikan pendapat hukum terhadap kewajiban yang tinggi untuk
permasalahan-permasalahan hukum melaksanakan tugasnya dengan sebaik-
perburuhan, khususnya yang terkait mungkin dengan ’tikad baik yang tinggi,
dengan kewarganegaraan, domisili dan fair dan penuh tanggung-jawab, dalam
kedudukan anggota Direksi sebagai mana menjalankan tugasnya atau untuk
diutarakan tersebut di atas, sebagai mengelola harta/aset milik beneficiary
berikut : dan untuk kepentingan bebeficiary,
baik yang terbit dari hubungan hukum Prinsip fiduciary duty berlaku bagi
atau jabatannya selaku trustee (secara Direksi dalam menjalankan tugasnya baik
teknikal) atau dari jabatan-jabatan lain dalam menjalankan fungsinya sebagai
seperti lawyer (dengan kliennya), manajemen, maupun sebagai representasi
perwalian (guardian), executor, broker, dari perseroan.
kurator, pejabat publik, atau direktur dari
suatu perusahaan. Berdasarkan Pasal 79 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Berdasarkan definisi tersebut, Direksi dari Terbatas (“UUPT”), kepengurusan PT
suatu PT, juga termasuk pihak yang dilakukan oleh Direksi. Lebih lanjut
menjalankan tugas dengan berdasarkan dalam Pasal 82 UUPT, dinyatakan bahwa
Fiduciary Duty. Dalam menjalankan Direksi bertanggung-jawab penuh atas
fungsinya, Direksi mempunyai 2 (dua) pengurusan PT untuk kepentingan dan
fungsi utama (Munir Fuady, “Doktrin- tujuan PT serta mewakili PT, baik di
doktrin Modern Dalam Corporate Law”, dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
hal 32), yaitu : kaitan ini dapat dikatakan bahwa UUPT
“1. Fungsi Manajemen, dalam arti juga menganut teori Fiduciary Duty ini
Direksi melakukan tugas memimpin walaupun tidak secara eksplisit
perusahaan. Fungsi manajemen ini dinyatakan demikian.
dalam hukum Jerman disebut dengan
Geschaftsfuhrungsbefugnis; dan Dikaitkan dengan PT PMA, maka Direksi
2. Fungsi representasi, dalam arti Direksi dapat saja beranggotakan seorang yang
mewakili perusahaan di dalam dan di berkewarganegaraan asing (“WNA”).
luar pengadilan. Prinsip mewakili WNA pada PT PMA tersebut dapat
perusahaan di luar pengadilan menjabat sebagai Direktur ataupun
menyebabkan perseroan sebagai Presiden Direktur, dengan memperhatikan
badan hukum akan terikat dengan ketentuan anggaran dasar PT PMA
transaksi atau kontrak-kontrak yang terkait. Selain itu pengangkatan Direksi
dibuat oleh Direksi atas nama dan ini juga harus memperhatikan ketentuan
untuk kepentingan perseroan. Fungsi hukum lainnya yang berlaku, termasuk
manajemen ini dalam hukum Jerman ketentuan dari Badan Koordinasi
disebut Vertretungsmacht. Penanaman Modal (”BKPM”).
Dalam Peraturan surat Keputusan BKPM Menurut surat Departemen Tenaga
No. 57/SK/2004 tanggal 20 Juli 2004 Kerja, dalam surat Direktur Perdata
(“SK 57”) tidak dinyatakan secara tersebut diatas, dijelaskan bahwa
tegas/eksplisit bahwa Direksi harus anggota Direksi harus bertempat
bertempat tingal di wilayah Indonesia. tinggal di Indonesia. Apabila
Dalam Pasal 27 ayat 1 jo. ayat 6 SK 57, bertempat tinggal dan mengurus PT dari
disyaratkan bahwa Tenaga Kerja Asing luar negeri dan melakukan tindakan
yang siap datang ke Indonesia wajib hukum untuk PT Indonesia di luar negeri,
memiliki Visa Izin Tingal Terbatas maka perbuatan hukumnya (yang
(VITAS) yang diterbitkan oleh Kantor dilakukan atas nama PT) tidak
Perwakilan Republik Indonesia. mempunyai kekuatan hukum.
Selanjutnya perusahaan pengguna
mengajukan penerbitan Kartu Izin Sampai dengan surat ini, kami belum
Tinggal Terbatas (KITAS) kepada Kantor memperoleh keterangan lain dan/atau
Imigrasi setempat. fotocopy mengenai surat Direktur Perdata
Mengingat tempat tinggal Direksi yang tersebut. Oleh karena itu, kami tidak
berkewarganegaraan asing, berdasarkan dapat mengkonfirmasikan keberadaannya
keterangan dalam Surat Departemen dan mengkaji isinya secara mendalam.
Tenaga Kerja, hal ini telah ditentukan Berdasarkan konsultasi dengan beberapa
dalam : Notaris di Jakarta, pada hakekatnya
(a) Surat Direktur Perdata Ditjen AHU mereka berpendapat bahwa hal-hal yang
Dep. Hukum dan HAM No.C2-HT01- dinyatakan melalui surat Direktur Perdata
10.A.1561 tanggal 7 September 2004; semacam di atas, perlu disikapi sebagai
(b) Surat Direktur Perdata Ditjen AHU suatu kebijakan/policy. Untuk itu kami
Dep. Hukum dan HAM No.C2-HT01- rasa perlu dikaji lebih lanjut mengenai
10.A.1940 tanggal 14 Oktober 2004; surat Direktur Perdata tersebut,
dan khususnya mengenai kekuatan mengikat
(c) Surat Direktur Perdata Ditjen AHU kepada publik.
Dep. Hukum dan HAM No.C2-HT01-
10.A.317 tanggal 28 Februari 2005; Dalam praktek, kita tidak dapat menutup
(ketiga surat-surat tersebut untuk mata bahwa ada anggota Direksi suatu
selanjutnya disebut sebagai “Surat PT. PMA yang WNA, tetapi ia bertempat
Direktur Perdata”). tinggal di luar negeri.
Hal ini bisa saja terjadi dalam PT. PMA, Dari fungsi representasi, biasanya
yang merupakan anak perusahaan dari Direksi diwakili oleh Presiden Direktur.
suatu perusahaan transnasional atau Dalam hal Presiden Direktur tidak hadir,
Multynational Company (”MNC”). ia dapat diwakili oleh anggota Direksi
Anggota Direksi yang WNA tersebut lainnya.
mungkin saja menjadi Direktur di anak
perusahaan lain dalam group MNC Dengan demikian, kendatipun seorang
tersebut, yang bukan berbadan hukum anggota Direksi yang WNA bertempat
Indonesia. Demi efektifitas dan efisiensi, tinggal di luar negeri, sepanjang masih
anggota Direksi tersebut bisa saja tidak ada anggota Direksi lain (baik WNA
bertempat tingal di Indonesia. atau WNI) yang bertempat tinggal di
Oleh karena itu, terdapat pandangan- Indonesia, maka PT. PMA dapat
pandangan yang agak berbeda dengan melakukan tindakan hukum yang
kebijakan yang telah ditulis dalam surat mengikat melalui representasi oleh
Direktur Perdata tersebut di atas. anggota Direksi lain yang memang
Pandangan ini menyatakan bahwa tidak bertempat tinggal di Indonesia,
seluruh anggota Direksi WNA harus sesuai dengan anggaran dasar PT.PMA
bertempat tinggal di Indonesia. Cukup tersebut.
sebagian saja, asalkan Direksi dapat Mengingat persoalan mengikat atau
menjalankan fungsi manajemen dan tidaknya suatu tindakan hukum dari PT,
fungsi representasi sesuai dengan yang dalam hal ini diwakili oleh Direksi,
anggaran dasar PT. PMA yang terkait adalah persoalan penting, maka perlu
dengan konsep fiduciary duty. dicarikan jalan keluar agar terdapat
Dari fungsi manajemen, Direksi keserasian pengaturan untuk hal tersebut.
bertugas untuk mengatur Kami menyarankan agar dapat
kepengurusan day to day bussines dilakukan koordinasi antara BKPM
dari suatu PT. Untuk fungsi ini, dapat (sebagai badan yang terkait langsung
dilakukan oleh Presiden Direktur atau dengan kegiatan investasi asing),
anggota Direksi lainnya (yang Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
mungkin bukan WNA), tergantung Manusia (sebagai instansi yang mengurus
pengaturan dalam anggaran dasar PT badan hukum), dan Departemen Tenaga
tersebut. Kerja.
KOMENTAR dilakukan oleh anggota Direksi di luar
Setelah membaca dan menyimak jawaban Negeri.
LPHI FH-UI seperti tersebut diatas, Komentar ini nantinya akan memilah-
hemat saya jawaban tersebut belum milah anggota Direksi mana yang
secara tegas, boleh tidaknya anggota melakukan perbuatan hukum tersebut dan
Direksi bertempat tinggal di luar negeri, untuk perbuatan hukum apa yang
dan sah atau tidaknya perbuatan hukum dilakukan. Apakah anggota Direksi yang
yang dilakukan oleh anggota Direksi yang bersangkutan bertindak sesuai dengan
bersangkutan di luar negeri. Demikian bidang tugasnya dan kewenangannya,
juga perbuatan hukum yang dilakukan atau aggota Direksi lainnya pada bidang
oleh anggota Direksi di luar negeri, tugas yang lain, tanpa kuasa.
apakah mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat atau tidak. Ini yang seharusnya Sebagaimana disebutkan pada bagian
menjadi inti permasalahannya yang awal, dan disitir juga dalam jawaban
seharusnya dijawab tegas dan jelas. LPHI FH-UI bahwa Direksi adalah organ
Jawaban LPHI FH-UI -hemat saya- masih perseroan yang bertanggung-jawab penuh
mengambang, bias dan tidak mengerucut atas pengurusan perseroan untuk
pada suatu jawaban dan konklusi yang kepentingan dan tujuan perseroan,
konkrit, jelas dan tegas. mewakili perseroan baik di dalam
Tulisan ini merupakan komentar atas maupun di luar pengadilan sesuai dengan
tanggapan dan jawaban LPHI FH-UI, ketentuan Anggaran Dasar. Dengan kata
namun hanya sekedar menyangkut lain, kepengurusan perseroan, yang antara
corporate law Indonesianya saja, karena lain meliputi pengurusan sehari-hari (day
sebagaimana dikemukakan, LPHI FH-UI to day operation atau day to day
nampaknya belum secara tegas dan jelas business), dilakukan oleh Direksi sebagai
memberikan pendapat boleh atau tidaknya badan executive dari perseroan.
seseorang anggota Direksi berkedudukan
dan bertempat tinggal di LN, demikian Dengan demikian Direksi bertindak
juga terkait dengan apabila ia seorang sebagai telah diamanatkan dan ditentukan
WNA, apakah perlu IMTA sehingga oleh Undang-Undang (UU PT) sekedar
memenuhi persyaratan untuk menyatakan tidak menyimpang dari ketentuan
sah atau tidaknya perbuatan hukum yang Anggaran Dasar (intra vires).
Direksi dapat dijabat oleh seorang hal dihukum- sejak selesai menjalani
anggota Direksi dan dapat dilakukan oleh hukuman).
2 orang atau lebih anggota Direksi. Demikian juga dalam pendirian suatu
Namun untuk perseroan yang bidang perseroan yang (berdasarkan Pasal 8 UU
usahanya mengerahkan dana masyarakat, PT) dilakukan oleh pendiri dengan
menerbitkan surat pengakuan utang, atau membuat Akta Pendirian yang di
merupakan perseroan terbuka (baik dalamnya memuat Anggaran Dasar,
perseroan terbuka karena -going public-, dipersyaratkan mencantumkan (antara
atau perusahaan terbuka karena lain) nama lengkap, tempat dan tanggal
persyaratan jumlah shareholders dan lahir, tempat tinggal (address) serta
permodalan yang ditentukan sebagai kewarganegaraan para pendiri, anggota
perusahaan publik), diwajibkan Direksi dan Komisaris. Artinya,
mempunyai sedikitnya dua orang anggota seseorang pendiri atau anggota Direksi /
Direksi. Termasuk, dalam hal ini, Bank, Komisaris bisa jadi lahir di suatu tempat
Asuransi, atau joint venture company di luar negeri dan/atau bertempat tinggal
(Pasal 79). di luar negeri, atau bahkan ber-
kewarganegaraan asing yang kemudian
Selanjutnya ayat (2) Pasal tersebut menjadi anggota Direksi di suatu
menyatakan bahwa persyaratan untuk perseroan (berbadan hukum) Indonesia.
dapat diangkat menjadi anggota Direksi Dalam kaitan dengan kedudukan
adalah orang perorangan (naturlijk perseroan, UU PT (Pasal 5) hanya tegas
persoon) yang mampu melaksanakan menyatakan bahwa perseroan terbatas
perbuatan hukum (bekwaam) dan tidak berkedudukan di Indonesia. Dan, tidak
pernah dinyatakan pailit, atau (tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa
pernah) menjadi anggota Direksi atau anggota Direksi harus bertempat tinggal
Komisaris (di perseroan lain) yang di (wilayah) Negara Republik Indonesia.
dinyatakan pailit atau yang pernah Demikian juga bahwa untuk melakukan
dihukum karena melaksanakan tindak perbuatan hukum yang terkait dengan
pidana yang merugikan keuangan Negara perseroan (Indonesia) yang dipimpinnya
dalam jangka waktu 5 tahun sebelum haruslah dilakukan dalam wilayah
pengangkatannya (sejak dinyatakan Republik Indonesia, jika tidak, batal (null
bersalah menyebabkan pailit atau – dalam and void).
Terlebih, tidak ada ketentuan saja dengan segala konsekwensi dan
yang menyatakan bahwa anggota akibat hukumnya. Walaupun tentunya
Direksi haruslah ber-kewarganegaraan untuk suatu perbuatan hukum tertentu
Indonesia?********** harus dilakukan dalam batas-batas dan
Bahwasanya orang asing sebagai tenaga koridor yang diluaskan oleh peraturan
kerja asing (TKA) akan menjadi seorang perundang-undangan setempat. Di
anggota Direksi di suatu perseroan tempat Indonesia ada pembatasan-pembatasan
dimana ia akan menjadi anggota Direksi, berkaitan dengan (misalnya) Undang-
dipersyaratkan -perseroannya- harus Undang yang mengenai money
membuat RPTKA (progres penggunaan loundering (UU No. 14 Tahun 2002
expatriat) untuk kemudian memiliki tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo
IMTA, izin mempekerjakan tenaga kerja UU No. 25 Tahun 2004 tentang
asing, adalah suatu hal lain yang terpisah. Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 2002).
Hal inipun juga masih (sering) menjadi Demikian juga UU mengenai anti
silang pendapat diantara instansi dan monopoli (UU No. 5 Tahun 1999 tentang
institusi terkait satu dengan yang lain, Larangan Praktek Monopoli dan
bahwa apakah seorang anggota Direksi Persaiangan Usaha Tidak Sehat), serta
dapat dikategorikan sebagai pekerja yang Undang-Undang lainnya yang terkait
oleh sponsornya harus memiliki IMTA ?. dengan Hak Kekayaan Intelektual (UU
Ataukah bukan pekerja sehingga No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, UU
sponsornya tidak perlu memiliki IMTA No.15 tentang Merek atau UU No. 30
karena ia (angota Direksi) bukanlah Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang dan
pekerja dalam arti bekerja dalam UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain
hubungan kerja (atas dasar labour Industri. Dan lain sebagainya, itu harus
agreement). diindahkan dan dipatuhi.
Dengan kecanggihan teknologi informasi Berdasarkan ketentuan-ketentuan dan
saat ini, seseorang dapat melakukan alasan-alasan sebagaimana tersebut di
komunikasi dari dan kemana saja tanpa atas, secara tegas dapat dikatakan bahwa
batas geografis dan batas politis wilayah statement dalam surat Direktur Perdata
negara. Demikian juga seseorang dapat Ditjen AHU Departemen Hukum dan
bertindak dan melakukan perbuatan HAM, yang menyatakan bahwa perbuatan
hukum dimana saja dan kapan hukum anggota Direksi yang dilakukan
a
di luar negeri tidak mempunyai kekuatan Demikian juga, surat Direktur Perdata
hukum yang mengikat hemat saya Ditjen AHU Dep. Hukum dan HAM
adalah tidak berdasar, atau setidaknya No.C2-HT01-10.A.1940 tanggal 14
kekuatan hukumnya sangat lemah. Oktober 2004; (butir 2) menyatakan
Untuk mengkaji lebih jauh dan lebih jelas bahwa apabila pengangkatan direksi atau
dan tegas, secara garis besar intisari pelaksana tugas direksi, (baik Presiden
(masing-masing) surat dimaksud Direktur, Wakil Presiden Direktur,
dikemukakan satu persatu sebagai berikut maupun direksi lainnya), tidak sesuai
: dengan dan atau tidak memperhatikan
Surat Direktur Perdata Ditjen AHU Dep. ketentuan peraturan perundang-
Hukum dan HAM No.C2-HT01- undangan yang berlaku di bidang
10.A.1561 tanggal 7 September 2004; Perseroan Terbatas, maupun peraturan
(butir 2) menyatakan bahwa menurut lain yang terkait dengan bidang
Pasal 5 UUPT, perseroan harus ketenagakerjaan, maka tindakan mereka
mempunyai tempat kedudukan dalam (maksudnya anggota Direksi di luar
wilayah Negara Republik Indonesia. negeri) selaku direksi menjadi tidak
Kemudian UU PT juga menentukan mempunyai kekuatan hukum.
bahwa Direksi adalah organ perseroan Selanjutnya, surat Direktur Perdata Ditjen
yang bertanggung-jawab atas AHU Dep. Hukum dan HAM No.C2-
kepengurusan perseroan (Pasal 1 angka HT01-10.A.317 tanggal 28 Februari 2005
4 jo Pasal 79 ayat (1) jo Pasal 82 jo (butir 1 huruf a dan b, serta butir 2)
Pasal 85 UU PT), dimana tempat menyatakan bahwa Direksi sebagai organ
kedudukan atau domisili perseroan oleh perseroan yang bertanggung-jawab atas
UU PT ditentukan berada dalam wilayah kepengurusan perseroan harus
negara Republik Indonesia. Selanjutnya berdomisili di Indonesia (Pasal 1 angka 4
disimpulkan, bahwa mengacu pada jo Pasal 5, jo Pasal 79 ayat (1), jo Pasal
ketentuan UUPT, maka dengan demikian 82 dan Pasal 85 UU PT). Apabila Direksi
Direksi perseroan harus berdomisili di adalah warga negara asing (WNA),
Indonesia, juga harus memenuhi selain harus berdomisili di Indonesia,
ketentuan peraturan perundang- juga harus memenuhi ketentuan
undangan lainnya yang terkait dengan peraturan perundang-undangan lain yang
ketenagakerjaan. terkait dengan ketenagakerjaan.
Akhirnya disimpulkan, bahwa apabila Artinya suatu perseroan, boleh
Direksi perseroan berkewarganegaraan berkedudukan di Jakarta sebagai ibukota
asing tidak memenuhi ketentuan Negara, boleh di ibu kota Propinsi, atau
peraturan perundang-undangan juga boleh di Ibukota Kabupaten atau di
sebagaimana tersebut di atas, maka suatu Kota atau Desa tertentu. Tidak ada
tindakannya selaku direksi menjadi tidak larangan untuk (kedudukan) itu, sekedar
mempunyai kekuatan hukum. masih dalam wilayah RI. Oleh karenanya,
tidak ada larangan untuk melakukan
Ketiga surat tersebut pada intinya tegas tindakan atau perbuatan hukum dimana
mengatakan 2 hal yang dibahas disini, saja dan kapan saja sepanjang terkait dan
bahwa anggota Direksi (untuk perseroan dalam koridor kepengurusan perseroan
Indonesia) yang berkewarganegaraan serta tetap memenuhi syarat sahnya suatu
asing, harus bertempat tinggal di tindakan hukum, termasuk syarat sahnya
Indonesia, dan apabila berdomisili di luar perjanjian, jika hal itu menyangkut
negeri dan melakukan perbuatan hukum perjanjian.
untuk dan atas nama perseroan Indonesia
di luar negeri, dikatakan : perbuatan Yang jelas, bahwa Direksi berwenang
hukumnya (yang dilakukan untuk dan bertindak untuk kepentingan dan tujuan
kepentingan perseroan Indonesia) tidak perseroan, baik di dalam maupun di luar
mempunyai kekuatan hukum yang negeri. Sepanjang seorang anggota
mengikat, alias tidak sah. Direksi cakap dan berwenang, demikian
juga sekedar masih dalam konteks fungsi
In casu, hemat saya, ini tidak berdasar dan tugasnya sebagaimana ditentukan
dan tidak dapat dijadikan pedoman, dalam anggaran Dasar (intra vires) atau
karena pasal-pasal yang ditunjuk dan dengan suatu kuasa diamanatkan untuk
dirujuk (:UU PT) tidak terkait dan dalam melakukan perbuatan hukum dalam
konteks yang lain dan berbeda. UU PT rangka tugas-tugas perseroan, demikian
hanya tegas menyatakan bahwa Perseroan tindakan anggota Direksi, sah dan
Terbatas haruslah mempunyai tempat mempunyai kekuatan hukum yang
kedudukan dalam wilayah RI yang mengikat.
ditentukan dalam Anggaran Dasar (Pasal Akan tetapi jangankan melakukan
5). tindakan hukum di luar negeri, anggota
Direksi yang melakukan tindakan hukum Dengan demikian, apabila suatu
di dalam negeri-pun, kalau tindakannya perseroan memiliki lebih dari seorang
tidak terkait dengan fungsi dan tugasnya anggota Direksi, maka tentu ada
(ultra vires) dan bukan dalam kapasitas pembagian tugas antara satu dengan yang
dan kewenangannya, jika itu dilakukan, lain (Pasal 81). Dengan demikian, jelas,
maka dapat dianggap tidak mengikat atau bahwa salah satu diantaranya akan
tidak mempunyai kekuatan hukum yang menjadi Direktur Utama, atau Presiden
mengikat siapapun, baik terhadap Direktur, atau dengan istilah (yang tidak
perseroan (internal), maupun terhadap dikenal dalam UU PT) tetapi kini populer,
pihak ketiga yang terkait (stakeholder). CEO, Chief Executive Officer.

Yang tidak dapat dan tidak boleh Apabila salah seorang anggota Direksi
dilakukan adalah apabila ia bertindak menjadi Direktur Utama, dan yang
melebihi kapasitas dan kewenangan yang lainnya menjabat sebagai anggota Direksi
dimilikinya (ultra vires). Atau tanpa kuasa tertentu sesuai dengan bidang tugasnya
dan tanpa memenuhi syarat sahnya suatu masing-masing, seperti Direktur
perbuatan hukum, ia melakukan tindakan Keuangan, Direktur Produksi, Direktur
hukum untuk kepentiangan dan tujuan Pemasaran, maka masing-masing
perseroan. Tindakan-tindakan anggota diantaranya hanya boleh bertindak dalam
Direksi tersebut, tidaklah mengikat secara kapasitasnya sendiri sesuai dengan
korporasi. Dengan demikian tindakan nomenclaturnya. Artinya, ia hanya
tersebut termasuk dalam kategori bertindak dan bertanggung-jawab sesuai
tindakan pribadi dengan konsekwensi ia dengan job discription yang
harus bertanggung-jawab secara pribadi diembannya. Bagi seorang anggota
untuk keseluruhan (tanggung-jawab Direksi yang menjabat sebagai
renteng, hoofdelijkheid aansprakkelijk). Direktur Utama, maka ia bertanggung-
Sebagaimana disebutkan pada bagian jawab secara keseluruhan untuk
awal, bahwa suatu perseroan dapat semuanya. Namun apabila seorang
memiliki seorang atau lebih anggota anggota Direksi yang membidangi
Direksi. Bahkan untuk suatu perseroan keuangan, tanggung-jawabnya hanya
tertentu, diwajibkan memiliki sekurang- sebatas segala hal-ihwal yang berkaitan
kurangnya dua orang anggota Direksi. dengan keuangan.
Apabila kemudian melakukan tindakan Artinya sebagai “manajer”, sepanjang
hukum yang membidangi (misalnya) anggota Direksi me-manage perseroan
produksi, tanpa amanat dan kuasa, maka dalam batas-batas kewenangan dan
ia dapat dikatakan melakukan tindakan kapasitasnya, maka ia representative
yang ultra vires. mewakili perseroan di dalam dan di luar
Demikian halnya apabila Direktur pengadilan. Dalam mewakili tindakan
Produksi, tanggung-jawab dan perseroan di dalam pengadilan, dapat
kewenangannya adalah segala sesuatu dilakukan sepanjang tidak terdapat
kegiatan atau pekerjaan yang berkenaan conflict of interest. Dan dalam mewakili
dengan bidang produksi di perseroan, perseroan di luar pengadilan, hemat saya,
sejak mulai penyediaan bahan sampai selain dapat dilakukan di dalam wilayah
keluarnya suatu product. Hal yang sama Republik Indonesia, juga dapat dilakukan
pada Direktur Pemasaran (CEO/Manager di luar negeri.
of Marketing) berwenang dan hanya Lagi-lagi sepanjang dalam fungsi, tugas
bertanggung-jawab terhadap semua hal dan kewenangannya, mungkin sulit
mengenai marketing. untuk dibayangkan, seorang anggota
Direksi bidang pemasaran yang bertugas
Seperti dikemukakan oleh LPHI FH-UI ke luar negeri dan mendapat “order”
yang menyitir pendapat Munir Fuady, untuk perseroan di Indonesia, kemudian
bahwa Direksi merupakan trustee dari ia tidak dapat melakukan tindakan hukum
perseroan. Dengan demikian anggota untuk dan atas nama perseroan di
Direksi masing-masing adalah trustee Indonesia, sementara ia (Direktur
sesuai dengan bidangnya. Dalam kaitan Pemasaran tersebut) harus menanda
itu, saya sependapat seperti apa yang tanagani PO dengan rekan bisnisnya
dikemukakan oleh LPHI FH-UI yang (buyer) di luar negeri. Kalaulah
merujuk pada pendapat Munir Fuady perbuatan hukum tersebut dianggap
tersebut, bahwa berdasarkan teori tidak sah dan tidak mengikat perseroan,
fiduciary duty, dalam menjalankan maka tentu batallah semua order yang
fungsinya, Direksi memiliki dua fungsi, ditanda-tangani dan (penerimaan)
yakni selain menjalankan fungsi (sebagai) pembayaran yang dilakukan tentunya
manajemen, juga menjalankan fungsi tidak bisa didapatkan oleh Direktur
representasi. Keuangan.
Terkait dengan Surat Keputusan Kepala anggota Direksi dan sebagai investor
BKPM memang tidak secara tegas yang juga pemegang saham dan menjadi
menyatakan dapat-tidaknya seorang anggota Direksi di perusahaan lain di
anggota Direksi berkewarganegaraan negaranya.
asing (tetap) bertempat tinggal di luar
negeri dan me-manage perseroan di Adalah kenyataan dan bukan rahasia lagi,
Indonesia dari luar melalui kecanggihan demikian juga pihak LPHI FH-UI
tehnologi kontemporer (IT). Namun mengakui adanya fakta, bahwa banyak
dalam kaitannya itu apabila suatu WNA yang menjadi anggota Direksi
perseroan akan going public dan harus perseroan di Indonesia, tetap saja
membuat prospektus*, dan Badan bertempat tinggal di luar negeri.
Pengawas Pasar Modal mensyaratkan Walaupun dengan persyaratan (termasuk
dalam legal due deligent, emiten harus IMTA) yang cukup, kenyataan itu benar
mencantumkan daftar “jajaran” personil dan tidak dapat diingkari, karena -hemat
tingkat anggota Direksi dan management saya- seseorang warga negara asing atau
level menengah ke atas, termasuk TKA (yang berindak) sebagai investor
tercantum penggunaan tenaga kerja asing yang mewakili suatu company, juga
(TKA). Berkaitan dengan TKA ini, dalam (mungkin) menjadi anggota Direksi pada
daftar tersebut, tercantum detail company lain di negaranya, atau bahkan
“background”, status dan tempat tinggal menjadi anggota Direksi pada company
serta kewarganegaraan personil yang menjadi investor di Indonesia dan ia
dimaksud. Demikian juga tertera syarat- (anggota Direksi yang bersangkutan)
syarat yang belum atau telah dimilikinya hanya sebagai fiduciary duty datang ke
masing-masing, termasuk mengenai Indoneisia dalam rangka melaksanakan
IMTA, jenis Visa serta Kartu Izin Tinggal salah satu fungsi manajemen (controling).
yang dipegang oleh si TKA. Ini artinya, Demikian itu, dengan kenyataan dan
bahwa TKA yang akan menjadi fakta, kita tidak dapat menutup mata,
“supporter” dari company yang akan bahwa pada zaman modern sekarang ini,
going public tersebut, bisa saja ia seorang dengan teknologi informasi IT,
warga negara asing yang beralamat dan berkembang sangat pesat,
bertempat tinggal di masing-masing memungkinkan seseorang berkomunikasi
negaranya, terlebih jika ia seorang tanpa batasan ruang dan waktu.
Seseorang dapat melakukan pertemuan, tangani Tax Treaty, yakni perjanjian
meeting dalam satu forum rapat tanpa penghapusan pajak berganda (P3B) antara
harus berada pada satu tempat, bahkan ia Indonesia dengan (hingga saat ini) 42
berada pada negara yang berbeda dan Negara di dunia, yakni Australia,
berjauhan. Seseorang dapat mengakses Amerika, Suriah, Belanda, Belgia,
informasi dan menyaksikan suatu Denmark, India, Inggris, Italia, Jepang,
peristiwa atau kejadian seketika dan Jerman, Canada, Korea, Kuwait,
secara bersama-sama antara informan dan Luxembourg, Malaysia, Mesir, Mongolia,
penerima informasi. Antara satu pihak Prancis, Philipina, Polandia, Rumania,
dengan pihak lainnya membuat China, Saudi Arabia, Leychelles,
agreement, demikian halnya tentunya, Slovakia, Spanyol, Sri Lanka, Sudan,
seorang anggota Direksi dapat melakukan Suriname, Swiss, Taiwan, Thailand,
hubungan komunikasi di manapun ia Tunisia, Turky, Uni Emirat Arab,
berada dan memberikan perintah atau Ukraina, Uzbekistan, Venezuela,
instruksi kepada siapa ia menghendaki. Ia Vietnam, Yordan dan Mexico.
dapat memberikan perintah dan menerima Atas dasar Tax Treaty tersebut, kedua
laporan pada saat yang bersamaan dan negara yang menanda-tangani perjanjian,
seketika. Siapa yang bisa menyangkal dan sepakat tidak akan menarik pajak secara
mencegahnya? berganda (doble) di negara asal mereka
Permasalahannya, kalaulah ia menjadi dan juga di Indonesia. Dengan demikian,
anggota Direksi di negara lain, bagaimana apabila telah dibayarkan di Indonesia,
dengan pajak atas upah dan tunjangan maka di Negara asalnya, tidak perlu lagi
sebagai anggota Direksi yang diterima dibayarkan. Demikian sebaliknya, apabila
sebagai akibat itu di Indonesia. Demikian telah dibayarkan di negaranya, maka di
juga apabila anggota Direksi yang Indonesia tidak perlu lagi menagihnya.
bersangkutan kebetulan adalah
shareholder dari perseroan yang KESIMPULAN
dipimpinnya, apakah pajak atas deviden Dari uraian dan analisa yang telah
yang ia dapatkan harus dibayar di dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu
Indonesia? Atas permasalahan ini, konklusi bahwa tidak ada ketentuan
Pemerintah cq. Direktorat Jenderal Pajak dalam UU PT bahwa seseorang WNA
Departemen Keuangan telah menanda- yang menjadi anggota Direksi di
Indonesia harus berada dan bertempat Mengenai persyaratan IMTA yang tidak
tinggal di Indoneisa. Artinya, seorang dimiliki adalah persoalan lain, yakni
warga negara asing yang menjadi anggota persoalan adminisratif yang –hemat saya-
Direksi bagi suatu perseroan di Indonesia, tidak menjadi syarat mutlak sebagai
tidak harus bertempat tinggal di Indonesia legalitas tindakan hukum yang
dan tidak harus selamanya berada di dilakukakannya yang tidak terkait dengan
Indonesia, tidak perlu visa dengan sah atau tidaknya tindakan hukum yang
maksud untuk bekerja. Demikian juga dilakukan untuk maksud dan tujuan yang
tindakan hukum yang dilakukan oleh mengikat perseroan.
anggota Direksi di luar negeri untuk dan Demikian komentar saya, semoga
atas nama perseroan di Indonesia, bermanfaat. ***
sepanjang dalam kapasitas dan
kewenangannya, sah secara hukum.

Referensi

Gatot Supramono, S.H., Hukum Perseroan Terbatas, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1996;

Munir Fuady, S.H.,M.H., LL.M., Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1999;

Rai Widjaja, S.H., M.H., I.G., Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Penerbit Megapoin, Jakarta, 1996;

Sutantya R. Hadhikusuma, S.H., R.T., Dr. Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Rajawali Pers,
Jakarta, 1995;

Anda mungkin juga menyukai