Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

PEMBAHARUAN DALAM PEMBELAJARAN


Nama : Asmah
NIM : 858611966
UPBJJ : Tarakan

1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan materi
yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antara kurikulum. Dengan
pendekatan terpadu, kurikulum dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa,
mengatasi masalah sosial di antara para siswa di kelas, dan juga memantapkan
penguasaan materi pelajaran. Uraikan latar belakang atau alasan penggunaan
pembelajaran terpadu!

Pembelajaran terpadu, juga dikenal sebagai pendekatan interdisipliner atau pendekatan


tematik, merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran atau disiplin ilmu dalam satu rangkaian pengajaran. Dalam pembelajaran
terpadu, materi yang diajarkan tidak dipisahkan secara terpisah, melainkan dihubungkan
dengan topik atau tema yang relevan.

Penggunaan pembelajaran terpadu memiliki beberapa latar belakang dan alasan yang
mendasarinya yaitu :

1. Relevansi dengan kehidupan nyata

Pembelajaran terpadu mencerminkan kompleksitas dunia nyata di mana berbagai


aspek pengetahuan dan keterampilan saling terkait dan digunakan secara bersamaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, masalah dan situasi yang dihadapi tidak terbatas pada
satu disiplin ilmu saja. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu membantu siswa untuk
melihat hubungan antara konsep dan keterampilan yang mereka pelajari dalam
konteks yang lebih luas dan relevan.

2. Pengembangan pemahaman yang mendalam

Dengan menghubungkan berbagai disiplin ilmu, pembelajaran terpadu membantu


siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik atau tema
yang sedang dipelajari. Ketika siswa dapat melihat bagaimana konsep dan
keterampilan dari berbagai mata pelajaran saling terkait, mereka dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih holistik dan menyeluruh.

3. Motivasi dan keterlibatan siswa

Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam


proses belajar. Dengan menggunakan topik atau tema yang menarik dan relevan,
siswa dapat merasakan koneksi yang lebih kuat antara apa yang mereka pelajari
dengan kehidupan mereka sehari-hari. Ini dapat meningkatkan minat mereka dan
memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih antusias.
4. Peningkatan keterampilan lintas disiplin

Dalam dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi, siswa perlu mengembangkan
keterampilan lintas disiplin, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi,
dan kolaborasi. Dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam pembelajaran
terpadu, siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan
keterampilan lintas disiplin ini secara kontekstual.

5. Pengembangan pemikiran sistemik

Pembelajaran terpadu membantu siswa untuk mengembangkan pemikiran sistemik,


yaitu kemampuan untuk melihat hubungan dan pola yang kompleks antara elemen-
elemen dalam suatu sistem. Dalam konteks pembelajaran terpadu, siswa dapat
mempelajari bagaimana berbagai aspek pengetahuan dan keterampilan saling terkait
dan berinteraksi dalam suatu konteks yang lebih luas.

Melalui penggunaan pembelajaran terpadu, diharapkan siswa dapat mengembangkan


pemahaman yang lebih dalam, memperoleh keterampilan lintas disiplin, mengembangkan
pemikiran sistemik, dan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, pembelajaran terpadu dapat membantu mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan dunia nyata dengan lebih efektif dan berhasil.

2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Uraikan
hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu!

Pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah
beberapa hal terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu:

Kelebihan pembelajaran terpadu:

1. Pengintegrasian Pengetahuan

Pembelajaran terpadu mengaitkan berbagai aspek dan pengetahuan dari berbagai


mata pelajaran. Hal ini membantu siswa melihat keterkaitan antar-materi dan
memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh tentang topik yang dipelajari.

2. Peningkatan Relevansi dan Keterhubungan

Dengan pembelajaran terpadu, siswa dapat melihat hubungan antara konsep dan
aplikasinya dalam kehidupan nyata. Ini meningkatkan rasa relevansi dan
keterhubungan materi pelajaran dengan dunia siswa, membuat pembelajaran lebih
bermakna dan menarik bagi mereka.
3. Pengembangan Keterampilan Holistik

Pembelajaran terpadu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis,


berkolaborasi, berkomunikasi, dan berpikir kreatif. Mereka juga belajar untuk
mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dalam pemecahan masalah
yang kompleks.

4. Pengalaman Belajar yang Aktif dan Menyenangkan

Dalam pembelajaran terpadu, siswa terlibat dalam aktivitas belajar yang bervariasi
dan menyenangkan, seperti proyek, penelitian, presentasi, dan diskusi. Ini membantu
meningkatkan motivasi siswa dan membuat pembelajaran lebih menarik.

5. Mendorong Kerjasama dan Komunikasi

Pembelajaran terpadu mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok,


berkolaborasi, dan berkomunikasi secara efektif. Mereka belajar untuk mendengarkan
dan menghargai pendapat orang lain, serta membangun kemampuan kerja tim.

Kelemahan pembelajaran terpadu:

1. Kesulitan Perencanaan dan Implementasi

Menerapkan pembelajaran terpadu memerlukan perencanaan dan koordinasi yang


cermat antara guru mata pelajaran yang berbeda. Ini dapat menjadi tantangan,
terutama dalam mengintegrasikan kurikulum yang berbeda-beda.

2. Pemenuhan Standar Kurikulum

Pembelajaran terpadu harus memastikan pemenuhan standar kurikulum dari masing-


masing mata pelajaran yang terlibat. Kadang-kadang, ada risiko kurangnya
kedalaman dalam pengajaran jika terlalu banyak konten yang harus diintegrasikan.

3. Membutuhkan Waktu yang Lebih Lama

Pembelajaran terpadu dapat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meliputi
berbagai aspek dan mengintegrasikan materi pelajaran. Hal ini dapat mengharuskan
alokasi waktu yang lebih besar dalam rencana pembelajaran.

4. Pengelompokan Siswa yang Tidak Efektif

Dalam pembelajaran terpadu, pengelompokan siswa harus dipertimbangkan dengan


hati-hati agar siswa dengan tingkat kemampuan dan minat yang berbeda tetap terlibat
dan mendapatkan manfaat maksimal dari pembelajaran.

5. Keterbatasan Pengetahuan Guru


Guru harus memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek yang terkait
dalam pembelajaran terpadu. Jika guru tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau
pemahaman yang cukup tentang beberapa materi pelajaran, pembelajaran terpadu
mungkin tidak berhasil secara efektif.

Dalam mengimplementasikan pembelajaran terpadu, penting untuk mempertimbangkan


kelebihan dan kelemahan tersebut, serta menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan
siswa dan kondisi pembelajaran di lingkungan tertentu.

3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai


perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana dikelola oleh seorang
guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan
individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi dengan teori belajar
yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Uraikan korelasi atau keterkaitan teori belajar
dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh!

Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi atau keterkaitan dengan beberapa teori
belajar yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh dalam bidang pendidikan. Berikut adalah
beberapa teori belajar yang terkait dengan pembelajaran kelas rangkap:

1. Teori Konstruktivisme - Jean Piaget

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa secara aktif membangun


pengetahuan mereka melalui interaksi dengan lingkungan. Dalam pembelajaran kelas
rangkap, siswa dengan tingkatan kelas dan kemampuan yang berbeda ditempatkan
dalam kelompok yang heterogen. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berinteraksi dan saling belajar satu sama lain, sehingga mereka dapat membangun
pengetahuan dan pemahaman secara bersama-sama.

2. Teori Zona Proximal Pembangunan - Lev Vygotsky

Menurut Vygotsky, zona proximal pembangunan adalah jarak antara kemampuan


aktual seorang individu dan potensi pengembangan mereka dengan bantuan dari
orang lain. Dalam pembelajaran kelas rangkap, siswa dengan tingkatan kelas dan
kemampuan yang berbeda ditempatkan dalam kelompok yang memungkinkan mereka
saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Siswa yang lebih mampu dapat berperan sebagai mediator atau tutor
bagi siswa yang memerlukan bantuan tambahan.

3. Teori Belajar Sosial - Albert Bandura

Teori belajar sosial menekankan pentingnya observasi dan peniruan dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran kelas rangkap, siswa dengan tingkatan kelas dan
kemampuan yang berbeda dapat mengamati dan meniru perilaku dan pengetahuan
yang ditunjukkan oleh teman sekelas mereka. Interaksi sosial dalam kelompok yang
heterogen dapat mempengaruhi motivasi dan efektivitas belajar siswa.
4. Teori Multiple Intelligences - Howard Gardner

Teori multiple intelligences menyatakan bahwa setiap individu memiliki berbagai


macam kecerdasan atau kecakapan yang berbeda. Dalam pembelajaran kelas rangkap,
siswa dengan minat, bakat, dan kecakapan yang berbeda ditempatkan dalam
kelompok yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kecerdasan mereka
secara lebih spesifik. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dan menunjukkan
potensi mereka dalam berbagai bidang.

Penerapan pembelajaran kelas rangkap dalam konteks teori-teori belajar tersebut


membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif, inklusif, dan
mendukung perkembangan individual siswa. Melalui interaksi dan kolaborasi antar
siswa dengan tingkatan kelas dan kemampuan yang berbeda, siswa dapat memperluas
pengetahuan mereka dan membangun keterampilan sosial yang penting.

4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan


yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD diharap merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Sesuai
dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus memberikan pengalaman
pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan jelaskan aktivitas bermain yang cocok buat anak
sekolah dasar!

Aktivitas bermain yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar mencakup beragam aspek
perkembangan mereka, seperti fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Berikut adalah
beberapa aktivitas bermain yang sesuai untuk anak-anak sekolah dasar:

1. Permainan Lompat Tali aktivitas ini melibatkan gerakan fisik yang melatih
kecepatan, koordinasi, dan kelincahan anak. Mereka dapat bermain sendiri atau dalam
kelompok, dan dapat mempelajari variasi gerakan yang berbeda.
2. Permainan Tradisional mengajarkan anak-anak permainan tradisional seperti galasin,
engklek, congklak, atau petak umpet dapat mengembangkan keterampilan sosial,
koordinasi, strategi, dan kemampuan berpikir.
3. Permainan Rintangan mengatur rintangan atau lintasan dengan tali, kon atau benda-
benda lainnya akan melibatkan anak-anak dalam aktivitas fisik yang menyenangkan.
Mereka dapat melompat, merayap, atau berlari melewati rintangan untuk
mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar.
4. Permainan Kolaboratif aktivitas bermain yang mendorong kerjasama dan kolaborasi,
seperti permainan berebut bendera, permainan peran, atau permainan tim, membantu
anak-anak belajar bekerja sama, berbagi, dan membangun keterampilan sosial.
5. Permainan Kreasi memberikan anak-anak kesempatan untuk berkreasi, seperti
melukis, mewarnai, membuat kerajinan tangan, atau membangun model dengan
bahan-bahan sederhana, dapat merangsang imajinasi dan keterampilan kreatif mereka.
6. Permainan Olahraga mengenalkan anak-anak pada berbagai olahraga, seperti sepak
bola, bola basket, bulu tangkis, atau renang, membantu mereka mengembangkan
kebugaran fisik, keterampilan motorik, koordinasi, dan disiplin.
7. Permainan Puzzel dan Tebak-tebakan mengajak anak-anak bermain puzzle, teka-teki,
atau tebak-tebakan membantu mengasah keterampilan pemecahan masalah, logika,
dan pemikiran kritis mereka.
8. Permainan Tradisional dari Berbagai Budaya mengenalkan anak-anak pada
permainan tradisional dari berbagai budaya memberikan mereka pemahaman tentang
keragaman budaya dan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam permainan tersebut.

Selain itu, penting bagi guru untuk memastikan bahwa aktivitas bermain yang dirancang
sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat anak-anak. Aktivitas bermain harus
menciptakan lingkungan yang aman, mendukung eksplorasi dan kreativitas, serta
memberikan kesempatan bagi setiap anak untuk berpartisipasi dan belajar dengan cara
yang menyenangkan.

5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis
kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas
tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan
dasar pada anak-anak. Uraikan sembilan macam kecerdasan dasar tersebut!

Howard Gardner mengemukakan teori kecerdasan majemuk, yang mengidentifikasi


sembilan macam kecerdasan dasar yang dimiliki oleh individu. Berikut adalah uraian
singkat tentang sembilan macam kecerdasan dasar menurut teori Gardner:

1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan bahasa secara


efektif. Individu dengan kecerdasan linguistik yang tinggi cenderung memiliki
kemampuan dalam berbicara, menulis, dan memahami bahasa dengan baik.

2. Kecerdasan Logis-Matematis

Kecerdasan logis-matematis melibatkan kemampuan dalam berpikir logis,


melakukan pemecahan masalah, dan menggunakan pola-pola matematika. Individu
dengan kecerdasan ini cenderung memiliki kemampuan matematika yang kuat dan
mampu menganalisis hubungan sebab-akibat.

3. Kecerdasan Visual-Ruang

Kecerdasan visual-ruang melibatkan kemampuan dalam memahami dan


memanipulasi informasi visual, seperti melihat pola, menggambar, dan
memvisualisasikan ruang. Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki
kepekaan terhadap detail visual dan kemampuan dalam memecahkan masalah yang
melibatkan visualisasi.

4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh dan
gerakan secara terampil. Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki
kepekaan dan keahlian dalam gerakan fisik, seperti olahraga, tari, atau keterampilan
kerajinan tangan.

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan dalam memahami, menghasilkan, dan


mengapresiasi musik. Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki kepekaan
terhadap irama, melodi, dan harmoni, serta mampu memainkan alat musik atau
menyanyi dengan baik.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan dalam memahami dan


berinteraksi dengan orang lain. Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki
kepekaan sosial, kemampuan berempati, dan mampu membentuk hubungan yang
baik dengan orang lain.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal melibatkan pemahaman diri dan pengaturan emosi.


Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki kemampuan untuk memahami
motivasi, tujuan, dan nilai-nilai pribadi mereka sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kepekaan terhadap alam dan dunia alam.
Individu dengan kecerdasan ini cenderung memiliki kemampuan untuk mengenali
dan mengklasifikasikan flora, fauna, dan fenomena alam dengan baik.

9. Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan refleksi tentang makna hidup dan


pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Individu dengan kecerdasan ini cenderung
memiliki kepekaan terhadap pertanyaan tentang tujuan hidup, makna kehidupan, dan
hubungan dengan sesama.

Teori Gardner menekankan pentingnya mengakui dan mengembangkan beragam jenis


kecerdasan ini dalam pendidikan, sehingga setiap individu dapat mengaktualisasikan
potensinya secara lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai