1. Tempat untuk menghormati sejarah pembabaran Dhamma untuk pertama kali adalah Taman
Rusa Isipatana
2. Tempat untuk menghormati peristiwa kelahiran Pangeran Sidharta adalah Taman Rusa
Lumbini
4. Tempat untuk menghormati peristiwa Sang Buddha mencapai parinibbana adalah Kusinara
5. Siswa utama Sang Buddha yang terkemuka memiliki kebijaksanaan adalah Sariputra
6. Putra Pangeran Sidharta dan Dewi Yasodhara yang juga dikenal sebagai samanera pertama
yaitu Rahula
7. Nama vihara yang dipersembahkan oleh Raja Bimbisara kepada Sang Buddha dan para
siswanya adalah Veluvana Arama
8. Tiga putri mara yang mencoba menggoda dan menggoyahkan batin Sang Buddha bernama
Raga, Arati, Tanha
9. Orang yang selalu memusuhi Sang Buddha bahkan sampai berusaha untuk membunuh Sang
Buddha bernama Devadatta
10. Peristiwa pada minggu pertama pasca penerangan sempurna dikenal dengan sebutan
Pallanka sattaha
11. Peristiwa pada minggu ketujuh pasca penerangan sempurna dikenal dengan sebutan
Rajayatana sattaha
12. Sang raja naga perkasa yang melindungi Sang Buddha dari terpaan hujan deras dengan
melilitkan tubuhnya dan memayungi Sang Buddha dengan kepalanya bernama Mucalinda
13. Yang memohon kepada Sang Buddha untuk mengajarkan Dhammanya kepada semua
makhluk adalah Brahma Sahampatti
14. Peristiwa pada minggu kedua pasca penerangan sempurna dikenal dengan sebutan Animisa
sattaha
17. Pangeran Sidharta meninggalkan istana untuk menjadi seorang pertapa pada usia 29 tahun
19. Pada minggu pertama, Sang Buddha meresapi kebahagiaan kebebasan (vimutti sukha) di
bawah pohon Bodhi
20. Warna biru pada aura tubuh Sang Buddha melambangkan Bhakti
21. Warna putih pada aura tubuh Sang Buddha melambangkan kesucian
22. Warna kuning pada aura tubuh Sang Buddha melambangkan kebijaksanaan
23. Warna merah pada aura tubuh Sang Buddha melambangkan cinta kasih
24. Pasca penerangan sempurna, Sang Buddha merenungkan Abhidhamma pada minggu ke
Empat
25. Sang Buddha membabarkan khobah Abhidhamma Pitaka kepada Ibunya di surga Tavatimsa
26. Pada tahun ke-20, Sang Buddha mengangkat pembantu tetap yang mempunyai daya ingat
luar biasa yaitu Ananda
27. Siswa utama Sang Buddha yang terkemuka memiliki kesaktian/kemampuan batin adalah
Moggalana
28. Khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana adalah
Dhammacakkapavattana sutta
29. Dua siswa utama yang ditunjuk Sang Buddha pada tahun ke 2 adalah Sariputra & Mogallana
30. Dua siswi utama yang ditunjuk Sang Buddha pada tahun ke 6 adalah Khema & Uppalavanna
31. Pemimpin Sidang Agung Sangha ke-1 adalah Y.A. Maha Kassapa
32. Tri Pitaka pertama kali dituliskan di daun lontar pada Sidang Agung Sangha yang ke Empat
33. Tri Pitaka pertama kali diprasastikan pada 727 lempeng batu marmer pada Sidang Agung
Sangha yang ke lima
34. Yang bertugas mengulang Sutta Pitaka pada Sidang Agung Sangha ke-1 adalah Y.A. Ananda
35. Yang bertugas mengulang Vinaya Pitaka pada Sidang Agung Sangha ke-1 adalah Y.A. Upali
36. Sponsor utama Sidang Agung Sangha ke-3 adalah Raja Asoka
37. Sponsor utama Sidang Agung Sangha ke-1 adalah Raja Ajatasattu
41. Para Bhikkhu memperlakukan Jenazah Sang Buddha saat diperabukan layaknya seorang Raja
Dunia
42. Nama makanan yang dipersembahkan oleh Cunda kepada Sang Buddha adalah
Sukaramaddava
43. Dalam Dasa Raja Dhamma, Khanti merupakan sifat luhur berkaitan dengan sifat sabar dan
rendah hati
44. Orang yang mempersembahkan makanan terakhir untuk Sang Buddha sebelum Parinibbana
adalah Cunda
45. Orang yang mempersembahkan makanan terakhir untuk Sang Buddha sebelum mencapai
penerangan sempurna adalah Sujata
46. Orang yang dikenal sebagai bhikkhuni pertama dalam sejarah Buddha Gautama adalah
Pajapatti Gotami
47. “Takut akan akibat dari melakukan perbuatan jahat” merupakan pengertian dari Ottapa
48. Dalam Dasa Raja Dhamma, Dana merupakan sifat luhur berkaitan dengan Suka memberi
49. “Memiliki rasa malu untuk berbuat jahat” merupakan pengertian dari Hiri
50. Pemimpin yang damai harus memiliki hati yang bersih dan bebas dari 3 penyakit batin yaitu
Lobha, dosa, moha
51. Empat sifat luhur yang harus dikembangkan kepada semua makhluk yaitu metta, karuna,
mudita, upekkha
52. Nama Bhikkhu terakhir yang ditasbis oleh Sang Buddha sebelum Parinibbana adalah
Subhadda
53. Hiri diartikan sebagai perasaan malu untuk berbuat jahat, sedangkan Ottapa diartikan
sebagai rasa takut pada akibat perbuatan jahat yang dapat ditimbulkan dari perbuatannya. Contoh
perbuatan: Berdana, Meditasi, Dhammadesana, Dhammasavana, Pattidana
54. Walaupun Raja Asoka memiliki latar belakang yang tidak baik, namun setelah mengenal
ajaran Buddha dan memeluk agama Buddha, Raja Asoka berubah menjadi Raja yang sangat dicintai
oleh rakyatnya. Raja Asoka berkontribusi besar dalam perkembangan Buddhisme. Berikut ini
beberapa jasa Rasa Asoka untuk agama Buddha antara lain:
1. Membangun 84.000 Vihara dan menempatkan Relik Sang Buddha di Stupa Vihara yang
dibangunnya,
55. Sang Buddha sempat ragu mengajarkan Dhamma kepada semua makhluk setelah beliau
berhasil mencapai penerangan sempurna karena Sang Buddha sempat berpikir bahwa pencapaian
penerangan sempurna yang telah beliau capai sangatlah sulit untuk dicapai oleh manusia biasa,
apalagi setelah beliau melihat keinginan manusia pada umumnya lebih menyukai kesenangan
duniawi, sedangkan Dhamma yang telah beliau temukan membutuhkan pemahaman dan bahkan
pengorbanan untuk meninggalkan kehidupan duniawi agar bisa menyelami Dhamma hingga
tercapainya pembebasan abadi Nibbana.
2. Melayani Sang Buddha dengan sangat tulus melebihi pelayanan untuk dirinya sendiri
3. Dapat mengingat semua khotbah yang pernah dibabarkan oleh Sang Buddha dari awal
pencapaian penerangan sempurna hingga Parinibbana
4. Bhikkhu yang sudah berjasa mengulang kembali Sutta pitaka dalam Sidang Agung Sangha
57. Dalam Maha Parinibbana Sutta, Buddha mengemukakan tujuh syarat kesejahteraan suatu
bangsa yang membuat damai, yaitu:
4. menghormati pemimpin;
58. Jalan mulia berunsur delapan: Pandangan Benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan
benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsenterasi benar
59. Yang melatarbelakangi diadakannya Sidang Agung Sangha ke-1 adalah perkataan buruk yg
diucapkan oleh bhikkhu subhadda setelah sang buddha Parinibbana. Bhikkhu subhadda berkata:
“Cukup, teman, jangan menangis dan bersedih! Kita sekarang sudah bebas dari Mahāsamana. Kita
dulu tertekan bahwa ini diijinkan dan ini tidak diijinkan. Sekarang kita bisa melakukan apa yang kita
inginkan. Apa yang tidak kita inginkan, tidak akan kita lakukan.
60. Sang Buddha melarang Cunda agar tidak memberikan makanan Sukharamaddava kepada
para Bhikkhu karena makanan tersebut apabila dimakan oleh manusia biasa dapat mengakibatkan
sakit yang luar biasa bahkan bisa menyebabkan keracunan hingga kematian