PEMERINTAHAN NEGARA
meninjau pengertian Administrasi Negara/Tata Usaha Negara dan Pemerintah dari dua
(2) segi:
1. Tinjauan dari para penganut teori residu yang terkena pengaruh teori Trias
daerahnya atas inisiatif sendiri atau berdasarkan suatu delegasi kekuasaan dari
Pemerintah pusat (dulu dikenal dengan daerah swatantra tingkat I,II,III serta
Daerah Istimewa).
47
tujuan Negara. Pendapat ini dikemukakan oleh Donner karena dia meninjau
Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan ada tiga (3) arti daripada Administrasi Negara,
yaitu:
WF Prins membedakan Pemerintah dalam arti luas dan Pemerintah dalam arti
sempit. Pemerintah dalam arti luas: seluruh kekuasaan yang ada dalam suatu Negara
(legislatif, eksekutif, yudikatif, dan polisionil), jadi identik dengan Negara. Pemerintah
dalam arti sempit: kekuasaan yang mempunyai tugas khusus, yakni melaksanakan
Muchsan menyatakan bahwa aparat pemerintah (dalam arti sempit) adalah para
adalah Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dengan para Mentri sebagai pembantu
melalui dua pengertian : di satu pihak dalam arti “fungsi Pemerintah” (kegiatan
48
dan peradilan. Pemerintahan dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam
kegiatan penguasa yang tidak dapat disebutkan sebagai suatu kegiatan perundang-
pemerintah ini mengingatkan kita pada Trias Politika. Dalam ajaran yang sudah lama
ini dianut pandangan tentang adanya suatu pemisahan diantara kekuasaan pembuat
ini telah berkembang perhatian yang luas terhadap keputusankeputusan yang bersifat
pemberian kuasa (wewenang). Tetapi perhatian itu lebih banyak terarah pada suatu
pendekatan aturan-aturan yang sah dari sudut pandang hukum administrasi, bukan
(Pejabat-pejabat) di dalam suatu Negara yang mempunyai tugas dan wewenang politik
negara serta pemerintahan. Yang dijalankan oleh Pemerintah dan Aparaturnya adalah
49
Hukum Administrasi Negara mengatur wewenang, tugas, fungsi dan tingkah
laku para pejabat administrasi Negara. Hukum Adminstrasi Negara bertujuan untuk
menjamin adanya Administrasi Negara yang bonafide, artinya yang tertib, sopan,
social yang diperlukan masyarakat agar bisa sejahtera sehingga dapat diterima
pembagian tugas-tugas Negara yang disampaikan oleh para ahli ilmu Negara, misalnya
dalam pembagian dalam tiga kelompok. Ketiga kelompok tugas Negara tersebut
adalah:
wilayah tertentu.
Pada dekade awal abad 21, bangsa Indonesia menghadapi gelombang besar
globalisasi. Sekalipun keadaan serupa pernah terjadi pada beberapa kurun waktu yang
14
Franz Magnis Suseno, Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT.gramedia
Pustaka, Jakarta, Hal 316-317
50
lalu, namun tuntutan saat ini mengandung nuansa yang berbeda sesuai dengan
perekonomian antar daerah dan antar bangsa berlangsung lebih efisien. Kunci
keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing, dan kunci dari daya
saing adalah efisiensi proses pelayanan serta mutu ketepatan dan kepastian kebijakan
publik.15
Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu
dikembangkan adalak komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai luhur dan prinsip
tata kelola (good governance) dalam mewujudkan cita-cita dalam tujuan Negara,
yang baik, akan tetapi wujudnya bagaimana dan bagaimana hal itu dapat dicapai masih
15
Srijanti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Salemba Empat, Jakarta, 2009,
Hal227
16
Ibid Hal 227
51
“Governance is the exercise of economic, political, and administrative authority to a
country’s affairs at all levels and means by which states promote social cohesion
ekonomi, poltik, dan administrative untuk mengelola berbagai urusan Negara pada
state, city, etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-
orang dalam sebuah Negara, Negara bagian, kota dan sebagainya. Ditinjau dari
Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan. Secara
cukup pelik dan kompleks, tidak hanya menyangkut transparansi dan akuntabilitas.
Secara konseptual dapat dipahami bahwa good governance menunjukan suatu proses
yang memposisikan rakyat dapat mengatur ekonominya. Institusi serta sumber social
dan politiknya tidak hanya sekedar dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga
52
dipahami sebagai penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar, pemerintahan
yang efisien, serta pemerintahan yang bebas dan bersih dari kegiatan KKN.
Sementara itu ada juga yang memahami good governance sebagai suatu
(business). Ketiga komponen itu mempunyai tata hubungan yang sama dan sederajat.
Jika kesamaan ini tidak sebanding2, dipastikan terjadi pembiasan dari konsep good
governance.
adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa
rakyat, serta terbebas dari gerakan-gerakan anarkis yang bisa menghambat proses
dan laju pembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika produktif dan
meningkat dengan indikator rasa aman, bahagia dan memiliki rasa kebangsaan yang
tinggi.
sangat mendasar:17
17
Ibid Hal 228-229
53
a. Tuntutan eksternal
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good governance. Good
governance telah menjadi ideology baru Negara dan lembaga donor internasional
pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional. Istilah good
governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun 1990an, seiring dengan
lembaga donor yang menyorotu kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan
b. Tuntutan internal
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power yang terwujud dalam
bentuk KKN dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan.
Proses check and balance tidak terwujud dan dampaknya menyeret bangsa Indonesia
pada keterpurukan ekonomi dan ancaman disintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi
melalui kebocoran, mark up yang menyebabkan produk high cost dan tidak
kompetitif di pasar global (high cost economy), merusakan tatanan masyarakat dan
pemerintahan, ekesekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini mengarahkan wacana pada
54
Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimana mendorong Negara
tanpa kecuali. Oleh sebab itu, kebijakan publik akan mencapai tujuannya dengan
a) Partsipatif
masyarakat dalam penetapan kebijakan publik. Hal ini terutama dari kalangan
55
adalah agar aspirasi masyarakat dapat tertampung sebanyak mungkin yang pada
gilirannya akan menimbulkan rasa ikut bertanggung jawab ketika kebijakan itu
dilaksanakan.
b) Penegakan hukum
Aparatur Negara harus mampu menegakan aturan hukum secara adil. Aparatur
Negara juga harus mampu menunjukkan tekad dalam perlindungan hak asasi
manusia, utamanya bagi masyarakat yang paling rentan. Penegakan hukum yang adil
yudikatif.
c) Orientasi konsensus
Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat berbagai pihak dan banyak pendapat
kebijakan publik. Aparatur Negara dapat memainkan peran yang baik sebagai
mediator atas berbagai kepentingan orang banyak dan cara pemenuhan kepentingan
itu. Aparatur Negara juga perlu memiliki perspektif jangka panjang atas hal-hal yang
sebabnya aparatur negara juga harus memahami dengan konteks sejarah, budaya, dan
d) Akuntabilitas
56
Akuntabilitas adalah faktor kunci bagi terciptanya kepemerintahan yang baik. Bukan
termasuk lembaga swdaya masyarakat, juga harus akuntabel kepada publik dan
bertanggung gugat kepada semua pihak yang terkena dampak kebijakan publik yang
e) Transparansi
bahwa para aparatur negara menyediakan informasi yang dapat diakses oleh semua
f) Responsif
masyarakat.
Kepemerintahan yang baik berarti bahwa proses dan lembaga menghasilkan produk
tersedia secara produktif. Konsep ini dalam konteks kepemerintahan yang baik juga
lingkungan hidup.
57
b. Adil
tidak merasa dimarjinalkan dari arus utama masyarakat. Hal ini mensyaratkan bahwa
kalangan masyarakat.
lain praktik KKN masih kental, informasi layanan masih minim dan
kapasitas sumber daya masih terbatas, serta koordinasi lemah dan ego sektoral tinggi.
masyarakat. Harus ada upayaserius dan konsisten untuk dapat menanggulangi semua
masalah itu.
sebenarnya. Tanpa mengetahui hal itu, upaya perbaikan hanya akan menanggulangi
gejala di permukaan. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan haruslah sistematis dan
terfokus pada isu-isu yang krusial, utamanya yang berurusan dengan pelayanan
masyarakat. Analisis yang dilakukan dapat terfokus pada proses, fungsi, atau unsur-
unsur kegiatan strategis manajemen. Atau dapat juga dilakukan secara komprehensif
58
untuk mendapatkan gambaran menyeluruh. Kesemuanya ini bergantung pada
Nilai-nilai dasar budaya kerja yang diyakini benar, baik bermanfaat, dan diinginkan,
dengan nilai-nilai praktis yang berada pada level permukaan, utmanya ketika
kontrol internal dalam dirinya belum berfungsi dengan baik. Itu sebabnya, fungsi
Administrasi Negara. Asas-asas ini sering dikenal dengan sebutan asas-asas umum
59
pemerintah yang baik. Tindakan Alat Administrasi Negara yang didasarkan pada asas-
asas umum pemerintahan yang baik ini dalam lapangan Hukum Administrasi Negara
Apalagi Indonesia sebagai negara hukum yang berorientasi pada Negara kesejahteraan
dominan dan penting. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya ini dengan asas
Alat Administrasi Negara yang menyimpang dari hukum yang berlaku yang
hukum itu tidak saja diperlukan untuk warga negara dari tindakan-tindakan Alat
Administrasi Negara, akan tetapi juga diperlukan oleh Alat Administrasi Negara, akan
tetapi juga diperlukan oleh Alat Administrasi Negara dalam menjalankan tugasnya.
Untuk mengingatkan perlindungan hukum yang lebih baik bagi warga masyarakat
sebagai tolok ukurnya. Hukum yang dimaksud di sini adalah hukum yang tertulis yang
tidak tertulis. Di dalam hukum yang tidak tertulis, asas-asas umum yang baik
60
tahun 1950 oleh Panitia De Monchy telah dibuat suatu laporan mengenai asas-asas
umum pemerintah yang baik yang dinegara Belanda yang dikenal dengan istilah
asas-asas umum pemerintahan yang baik ini dapat dijadikan dasar untuk minta
digunakan sebagai landasan banding dan atau dasar pengujian terhadap suatu
menjalankan tugas dan fungsinya, terutama dalam pelaksanaan asas frieies ermessen
ABBB ini merupakan norma-norma maupun aturan-aturan hukum yang tidak tertulis.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik (ABBB) yang telah memperoleh tempat
dikembangkan oleh teori ilmu hukum yang diakui oleh Prof. Kuntjoro Purbopranoto
ofcompetence);
61
8. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonableness or prohibition of
arbritariness);
expectation);
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup (principle of protecting the personal
way of life);
Asas-asas tersebut berpangkal tolak dari teori-teori hukum dan yurisprudensi serta
norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Untuk itu berlakunya asas-asas umum
pemerintahan yang baik ini di Indonesia harus diselesaikan dengan falsafah Pancasila
dan UUD 1945, dan juga tampaknya Undang-undang Peratun sudah mengakuinya
Peratun yang sekaligus dipakai sebagai dasar pengujian oleh hakim untuk memutuskan
sengketa administrasi negrara dengan warga masyarakat atau badan hukum perdata.
Asas ini menghendaki agar di dalam mengeluarkan keputusan atau membuat suatu
penetapan apabila telah memenuhi syarat baik formil maupun materiil tidak berlaku
surut dan tidak dicabut kembali, karena hal itu dapat mengakibatkan ketidakpercayaan
62
keputusan/ketetapan yang dikeluarkan oleh Alat Administrasi Negara, yang di dalam
dikeluarkan tidak untuk dicabut kembali, bahkan sekalipun keputusan itu mengandung
kekurangan. Oleh karena itu pada asasnya setiap KTUN harus dianggap benar menurut
hukum dan karenanya dapat dilaksanakan demi kepastian hukum selama belum
PTUN. Dalam suatu surat keputusan sering disertai clausula yang berbunyi “apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka surat
kepastian hukum suatu surat keputusan yang telah dikeluarkan bukan untuk ditarik
kembali. Menurut SF Marbun clausula yang dimuat dalam suatu keputusan tersebut
adalah mubadzir dan berlebihan, peninjauan kembali baru dapat dilaksanakan apabila
ada pihak yang menggugat dan pengadilan memutuskan untuk mencabut setelah
dilakukan pengujian oleh hakim. Namun menurut Prins, seperti telah dikemukakan di
dalam bahasan mengenai kekuatan hukum suatu keputusan, apabila UU tidak dengan
tegas melarang penarikan kembali keputusan tersebut, maka penarikan baru dapat
dilakukan setelah mempertimbangkan enam (6) asas pada BAB III dalam pembahasan
Asas Keseimbangan
Asas ini bertitik tolak dari ajaran keseimbangan antara hak dan kewajiban yang pada
63
1) Adanya keseimbangan antara kepentingan yang dibina oleh aparatur
dalam bentuk kerja sama (perbuatan dua pihak) maupun akibat tindakan
kesalahan yang dilakukan dengan hukuman disiplin yang dijatuhkan harus ada
keseimbangan.
Asas ini menghendaki bahwa terhadap kasus yang sama atau fakta-fakta yang
sama sebaiknya diambil tindakan-tindakan yang sama pula, atau dengan kata lain tidak
boleh ada diskriminasi (pandang bulu) dalam mengambil keputusan. Pelaksanaan asas
ini di Indonesia juga harus dikaitkan dengan ketentuan Pasal 27 UUD 1945. Perlu kita
ketahui ingat juga bahwa keputusan/ketetapan itu oleh alat administrasi negara dibuat
untuk menyelesaikan hal-hal konkrit yang sifatnya kasuistik. Namun demikian apabila
64
kasusnya sama atau hampir sama, semestinya keputusan/ketetapan yang dikeluarkan
ini selalu menimbulkan akibat hukum bak itu berupa hak maupun kewajiban bagi
dirinya sendiri sebagai subyek hukum maupun pihak lain yakni pihak administrable.
Asas Motivasi
Asas ini menghendaki bahwa dalam setiap keputusan/ketetapan yang dibuat dan
cukup sebagai dasar pertimbangan yang dimuat pada bagian konsideran dari sebuah
keputusan yang dikeluarkan. Motivasi atau alasan yang dipakai sebagai dasar
Oleh karena itu adanya asas motivasi ini diharapkan dapat membuat pihak yang
dikenai keputusan (administrable) memperoleh pengertian yang cukup dan jelas atas
65
Asas ini memberikan petunjuk bahwa pejabat pemerintah atau alat administrasi negara
tidak boleh bertindak atas sesuatu yang bukan merupakan wewenangnya atau menjadi
wewenang pejabat atau badan lain. Dengan demikian apabila suatu instansi pemerintah
atau pejabat pemerintah atau alat administrasi negara diberi kekuasaan untuk
memberikan keputusan tentang suatu kasus (masalah konkrit), maka keputusan yang
dibuat tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain terkecuali untuk maksud dan
Detournement De Pouvoir ini dapat juga timbul karena asas kebebasan bertindak (freis
ermessen) yang dipunyai oleh alat administrasi negara dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
keputusan atau menjatuhkan suatu ketetapan. Apabila asas ini diterapkan dalam
kepegawaian misalnya dalam penjatuhan disiplin, maka seorang pegawai negeri sipil
yang akan dijatuhi hukuman disiplin seharusnya sebelum hukuman disiplin dujatuhkan
Prinsip dalam asas ini menyatakan bahwa bertindak secara sewenang-wenang atau
tidak layak dilarang. Oleh karena itu alat administrasi negara/aparatur negara/aparatur
keadilan dan kewajaran apabila ada AAN yang bertindak bertentangan dengan asas ini
66
sewenangwenang. Dengan demikian asas ini menuntut ditegakkannya aturan hukum
Asas ini mendorong alat administrasi negara dalam melakukan perbuatannya terutama
yang timbul dalam masyarakat atau pihak administrabel. Asas ini di Nederland telah
masyarakat. Apabila aparat pemerintah yang ada yang bertindak bertentangan dengan
Asas ini menghendaki bahwa apabila ada suatu keputusan yang dibatalkan oleh
lembaga banding ataupun oleh pengadilan, maka akibat dari suatu keputusan/ketetapan
yang batal tadi harus ditiadakan. Oleh karenanya asas ini menghendaki alat
yang dilakukannya apabila dibatalkan dalam instansi banding maupun dibatalkan oleh
Asas ini menghendaki agar warga masyarakat mempunyai hak atas kehidupan
67
Indonesia pelaksanaan hak atas pandangan hidup ini harus disesuaikan dengan falsafah
Asas Kebijaksanaan
Maksud dari asas ini, yakni bahwa alat administrasi negara dalam segala tindakannya
harus senantiasa berpandangan luas dan dapat memandang jauh ke depan serta dapat
dengan gejala-gejala yang ada di dalam masyarakat. Alat administrasi negara juga
harus dapat memperhitungkan segala akibat dari tindakannya itu dari hal-hal yang
akan muncul di kemudian hari. Asas ini perlu, apalagi di negara-negara yang sedang
membangun seperti Indonesia, karena dengan asas kebijaksanaan ini alat administrasi
negara akan dapat berbuat secara cepat dan tepat dengan tidak melanggar asas-asas
dan masyarakat. Maksud dari asas ini yaitu bahwa segala tindakan alat
68
a) Asas kesamaan di dalam mengambil keputusan;
d) Asas kecermatan;
Namun demikian, harus kita ingat bahwa di dalam UU yang mengatur tentang
boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan
dalih bahwa hukumnya tidak ada atau hukumnya kurang jelas, sehingga seorang
hakim wajib memeriksa dan mengadili setiap perkara yang diajukan kepadanya. Di
dalam memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan kepadanya, seorang hakim
sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-
nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Di samping itu ada suatu yurisprudensi
umum pemerintahan yang baik sebagai dasar pengujian oleh hakim. Di dalam Juklak
69
bahwa dalam hal ini, hakim mempertimbangkan adanya asas-asas umum pemerintahan
yang baik sebagai alasan pembatalan, maka hal tersebut tidak perlu dimasukkan dalam
asas mana dari asas-asas umum pemerintahan yang baik yang dilanggar dan akhirnya
70