Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tere Anlyra Rahma Putri

Nim : 21410412

Bab 14 Status Personal Badan Hukum Dalam Hukum Perdata Internasional

A. Badan Hukum
Badan hukum adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum
diperlakukan seperti seorang manusia, yaitu sebagai penyandang hak dan kewajiban,
dapat memiliki kekayaan sendiri, dapat menggugat dan digugat di muka pengadilan.
Badan hukum dapat digolongkan menjadi badan hukum publik dan badan hukum
perdata. Negara, propinsi, kabupaten, kota, dan desa merupakan contoh badan hukum
yang tergolong sebagai badan hukum publik. Yayasan, perseroan terbatas, perusahaan
perseroan, dan koperasi merupakan bagian dari badan hukum perdata.
Suatu badan atau organisasi dapat dikategorikan sebagai sebagai badan hukum
apabila telah memenuhi persyaratan materiil dan formal. Adapun persyaratan materiil
sebagai berikut:
1. Adanya kekayaan terpisah
Sebagai alat untuk mencapai tujuan badan hukum yang bersangkutan.
2. Memiliki tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Adanya organisasi yang teratur

Adapun persyaratan formilnya berkaitan dengan adanya pengakuan dari


negara bahwa badan yang bersangkutan adalah badan hukum.

B. Teori Tentang Status Personal Badan Hukum


Secara umum terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang menentukan status
personal badan hukum, sebagai berikut:
1. Teori Inkorporasi
Badan hukum tunduk kepada hukum negara dimana ia didirikan.
2. Teori Tempat Kedudukan Secara Statutair
Badan hukum tunduk atau diatur berdasarkan hukum negara tempat di
mana menurut anggaran dasarnya badan hukum yang bersangkutan
memiliki kedudukan.
3. Teori Tempat Kedudukan Manajemen yang Efektif
Badan hukum harus tunduk pada hukum negara dimana ia memiliki
tempat kedudukan manajemen efektif.

C. Status Personal Badan Hukum Dalam Hukum Indonesia


C.F.G. Sunarjati Hartono menyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan status personal badan hukum mengikuti prinsip inkorporasi (place
incorporation). Ahmad M. Ramli berpendapat lain, Jika dianalisis isi pasal ,
terdapat adanya penggabungan dua prinsip yang berkaitan dengan status
personal badan hukum yang melakukan penanaman modal asing di Indonesia.
Prinsip pertama, tampak dari kalimat "dibentuk badan hukum menurut hukum
Indonesia", hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menganut prinsip
inkorporasi. Prinsip kedua, tampak dari kalimat "berkedudukan di Indonesia",
ini menunjukkan dianutnya prinsap siege reel.
Dalam rangka penanaman modal asing, Indonesia dapat disebut
menganut asas inkorporasi dan siege reel yang digabung secara kumulatif.
Pasal 33 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1967 ini sebenarnya menutup
kemungkinan digunakannya hukum asing untuk perkara-perkara HPI yang
mungkin timbul di kemudian hari yang menyangkut badan penanaman modal
asing. Jadi, jika perkara yang berkaitan status personal badan hukum dalam
rangka penanaman modal asing di Indonesia harus digunakan hukum
Indonesia.
Perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia, haruslah
berkebangsaan Indonesia. Jadi, Perusahaaan itu secara yuridis adalah
perusahaan nasional juga yang terlepas dari perusahaan induknya di luar
negeri.

Anda mungkin juga menyukai