Anda di halaman 1dari 3

PENEMUAN SUSPEK TB

No. Kode : SOP/UKM/010/I/2021


No. Revisi : 00
SOP Tgl. Terbit : 11-01-2021
Halaman : 1 dari 3
UPTD Puskesmas dr. Yuni Susanti
Gayamsari
1. Pengertian Penemuan Suspek TB adalah metode menemukan secara cepat
dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian kegiatan terdiri dari
penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan
tipe pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah
penemuan suspek TB
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Puskesmas
Gayamsari 440/3369A/XII/2021 tentang Tatalaksana Kasus
TBC di UPTD Puskemas Gayamsari
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberculosis
5. Prosedur A. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif
dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk
mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan
pengobatan.
B. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
1. Kelompok khusus yang rentan atau resiko tinggi sakit TB
seperti pasien dengan HIV AIDS.
2. Kelompok yang rentan tertular TB, daerah kumuh,
keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang
dengan TB BTA positif.
3. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk
menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB /
pengobatan pencegahan.
4. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
C. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka
yang memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan.

1/3
D. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
1. Berapa lama batuk ?
2. Berdahak/tidak ?
3. Dahak bercampur darah/tidak ?
4. Sesak nafas /tidak ?
5. Nyeri dada / tidak ?
6. Kurang nafsu makan/tidak ?
7. Berat badan menurun / tidak ?
8. Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
9. Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari
1 bulan atau lebih dari 1 bulan ?
E. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya
pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk
mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
F. Memberikan pot dahak yang sudah ditulis identitas pasien dan
pengambilan dilakukan di Puskesmas atau kesokan harinya
dan diantar atau diambil kader.
G. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang
baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-
hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila
volumennya kurang, pengelola harus meminta agar penderita
batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika tidak ada dahak
keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC
H. Menerima jawaban dari faskes TCM, bila hasil pemeriksaan
BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap
pengobatan TB.
I. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak
ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan
dengan antibiotic selama dua minggu.
J. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax,
bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
6. Diagram
7. Unit Terkait A. R. Pemeriksaan Umum
B. R. Kesehatan Anak
C. R. TB

2/3
Rekaman Historis Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai