Anda di halaman 1dari 7

Laporan Penelitian

Gambaran Fungsi Pendengaran pada Anak dengan Riwayat Infeksi


TORCHS di Poliklinik Neurotologi RSUD dr. Saiful Anwar Periode 1
Januari 2016 – 31 Desember 2018
Steffi Kurniawan, Dyah Indrasworo
Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya/Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang

ABSTRAK
Pendahuluan: Fungsi pendengaran memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
bicara, berbahasa serta interaktif sosial anak. Ketulian akibat faktor infeksi dapat terjadi saat sebelum
dan setelah proses kelahiran. Salah satu penyebab tersering ketulian kongenital akibat paparan masa pre
natal adalah TORCHS (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Virus, Syphilis). Infeksi
TORCHS merusak telinga bagian dalam, otak yang menyebabkan gangguan perilaku dan neurologik
dan struktur mata hingga menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan. Tujuan: Mendapatkan gambaran
fungsi pendengaran pada anak dengan diagnosa suspek TORCHS di Poliklinik Neurotologi RSUD dr.
Saiful Anwar periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018. Metode:Ppenelitian deskriptif untuk melihat
gambaran fungsi pendengaran pada anak dengan riwayat infeksi TORCHS. Kerangka operasional
semua data rekam medis pasien anak yang diduga mengalami gangguan pendengaran akibat infeksi
TORCHS di poliklinik neurotologi periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018. Dicatat variabel -
variabel yang diikuti dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: Penderita terbanyak yang mengalami
gangguan pendengaran akibat infeksi TORCHS yang telah dilakukan pemeriksaan OAE dan BERA
adalah laki – laki sebesar 60%. Berdasarkan usia angka kejadian tertinggi pada rentang usia 0-6 bulan
yaitu 16 orang (45,7 %). Terbanyak jenis tuli terbanyak yaitu tuli sensorineural yaitu 19 orang (54,3 %).
Berdasarkan riwayat infeksi yaitu infeksi CMV sebanyak 16 orang (45,7 %). Penderita tuli sensorineural
terbanyak akibat akibat CMV sebesar 47,6 %. Penderita dengan infeksi TORCHS terhadap gangguan
fungsi pendengaran didapatkan berat badan terbanyak dengan berat badan normal sebesar 74,9 %.
Kata kunci: Tuli sensorineural, Infeksi TORCHS

23
PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan gambaran fungsi pendengaran
Gangguan pendengaran secara garis pada anak dengan diagnosa suspek TORCHS
besar dibagi menjadi 3 jenis, yaitu gangguan di Poliklinik Neurotologi RSUD dr. Saiful
pendengaran tipe konduktif, tipe Anwar periode 1 Januari 2016 – 31 Desember
sensorineural dan tipe campuran. Gangguan 2018. Manfaat penelitian ini adalah yang
fungsi pendengaran pada anak dapat terjadi pertama sebagai referensi data epidemiologi
sejak masa kandungan (prenatal), perinatal terkait jumlah dan jenis gangguan
dan postnatal.1 pendengaran pada anak dengan diagnosa
Fungsi pendengaran memiliki pengaruh suspek TORCHS, dan yang kedua sebagai
yang signifikan dalam perkembangan sumber dan bahan masukan bagi penulis lain
bicara, berbahasa serta interaktif sosial untuk melakukan penelitian tentang
anak. Periode sejak kelahiran hingga usia 5 gangguan fungsi pendengaran pada anak
tahun kehidupan merupakan masa yang dengan diagnosa suspek TORCHS.
penting untuk perkembangan bicara dan
berbahasa sehingga deteksi dini dan METODE
pemeriksaan fungsi pendengaran serta Penelitian ini adalah penelitian
rehabilitasi dini pada bayi dan anak penting deskriptif untuk melihat gambaran fungsi
untuk dilaksanakan.1-3 pendengaran pada anak dengan riwayat
Berdasarkan data epidemiologi, infeksi TORCHS di Poliklinik Neurotologi
diperkirakan 31, 5 juta orang di Amerika RSUD dr. Saiful Anwar Malang periode 1
mengalami gangguan pendengaran.3 Di Januari 2016 – 31 Desember 2018.
Amerika, insiden gangguan pendengaran Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik
pada bayi berkisar antara 1-3 dari 1000 Neurotologi RSUD dr. Saiful Anwar Malang
kelahiran hidup.4 The Joint Committee on dengan melihat data rekam medik periode 1
Infant Hearing merekomendasikan skrining Januari 2016 – 31 Desember 2018.
pendengaran neonatus harus dilakukan
sebelum usia 3 bulan dan intervensi telah Populasi penelitian adalah semua
diberikan sebelum usia 6 bulan.3, 4 Salah pasien anak yang diduga mengalami
satu syarat skrining pendengaran yang gangguan pendengaran dengan riwayat
berlaku di seluruh dunia adalah cepat dan infeksi TORCHS di poliklinik neurotologi di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1
mudah dilakukan, tidak invasif, tidak mahal
Januari 2016 – 31 Desember 2018.
dan memiliki nilai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi.4 Subyek yang dilibatkan dalam
Ketulian akibat faktor infeksi dapat penelitian ini adalah semua pasien anak yang
terjadi saat sebelum dan setelah proses diduga mengalami gangguan pendengaran
kelahiran. Salah satu penyebab tersering dengan riwayat infeksi TORCHS yang telah
ketulian kongenital akibat paparan masa pre dilakukan pemeriksaan OAE dan BERA di
natal adalah TORCHS (Toxoplasmosis, poliklinik neurotologi di RSUD dr. Saiful
Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Virus, Anwar Malang periode 1 Januari 2016 – 31
Syphilis).5 Akronim ini pertama kali Desember 2018.
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Nahmis Kriteria inklusi : semua pasien anak
dan rekan.6 Infeksi TORCHS merusak yang diduga mengalami gangguan
telinga bagian dalam, otak yang pendengaran dengan riwayat infeksi
menyebabkan gangguan perilaku dan TORCHS di poliklinik neurotologi di RSUD
neurologik dan struktur mata hingga Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari
menyebabkan hilangnya fungsi 2016 – 31 Desember 2018.
penglihatan.5
24
Variabel yang akan diteliti adalah usia, mengalami gangguan pendengaran akibat
jenis kelamin, berat badan lahir, jenis infeksi TORCHS di poliklinik neurotologi
gangguan pendengaran, riwayat infeksi periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018.
TORCHS. Definisi operasional antara lain Dicatat variabel - variabel yang diikuti dan
usia dikategorikan menjadi 3, yaitu 0 – 6 disajikan dalam bentuk tabel.
bulan, 7 bulan - 2 tahun, 3 tahun - 5 tahun.
Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki
HASIL
dan perempuan. Jenis gangguan pendengaran
dikategorikan menjadi normal, tuli Berdasarkan hasil rekapitulasi data
sensorineural dan tuli konduksi. Berat badan pasien anak dengan riwayat infeksi TORCHS
lahir dikategorikan menjadi berat badan lahir yang telah dilakukan pemeriksaan OAE dan
sangat rendah <1500 gram, berat badan lahir BERA selama periode 1 Januari 2016 – 31
rendah (1500 – 2500 gram), berat lahir Desember 2018 di poli neurotologi RSUD dr.
normal 2500 – 4000 gram. Riwayat infeksi Saiful Anwar, Malang didapatkan subjek
TORCHS didapat dari rujukan poli Ilmu penelitian sejumlah 35 pasien.
Kesehatan Anak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
Pengumpulan data dilakukan dengan penderita terbanyak yang mengalami
melihat data rekam medis pada bagian rekam gangguan pendengaran akibat infeksi
medis pada pasien anak yang diduga TORCHS yang telah dilakukan pemeriksaan
mengalami gangguan pendengaran dengan OAE dan BERA adalah laki – laki yaitu
riwayat infeksi TORCHS di poliklinik sebesar 60%. Distribusi penderita
neurotologi di RSUD Dr. Saiful Anwar berdasarkan usia didapatkan angka kejadian
Malang periode 1 Januari 2016 – 31 tertinggi terdapat pada rentang usia 0-6 bulan
Desember 2018. Data yang dikumpulkan yaitu 16 orang (45,7 %), 7 bulan – 2 tahun
adalah data-data yang sesuai dengan variabel yaitu 16 orang (45,7 %) sedangkan angka
penelitian. kejadian usia 3 – 5 tahun yaitu 3 orang (8,6
%).
Kerangka operasional semua data
rekam medis pasien anak yang diduga

Tabel 1. Distribusi Usia dan Jenis Kelamin Subjek Penelitian


Usia Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
n % n % n %
0 – 6 bulan 10 47,6 6 42,8 16 45,7
7 bulan – 2 tahun 9 42,8 7 50 16 45,7
3- 5 tahun 2 9,5 1 7,1 3 8.6
Jumlah 21 60 14 40 35 100

25
pemeriksaan normal yaitu 16 orang (45,7 %),
Distribusi penderita berdasarkan hasil
tuli sensorineural yaitu 19 orang (54,3 %),
pemeriksaan OAE dan BERA adalah
dan tidak didapatkan hasil dengan tuli
kelompok penderita dengan hasil
konduksi.
Tabel 2. Distribusi hasil pemeriksaan OAE dan BERA terhadap Jenis Kelamin
Gangguan Jenis Kelamin Jumlah
pendengaran Laki-laki Perempuan
n % n % n %
Normal 8 38,1 8 57,1 16 45,7
Tuli Sensorineural 13 61,9 6 42,9 19 54,3
Tuli Konduksi 0 0 0 0 0 0
Jumlah 21 60 14 40 35 100

Distribusi penderita berdasarkan riwayat orang (25,7 %), infeksi CMV yaitu 16 orang
infeksi TORCHS didapatkan kelompok (45,7 %), infeksi herpes simplex yaitu 3 orang
penderita akibat riwayat infeksi toxoplasmosis (8,6 %).
yaitu 7 orang (20 %), infeksi Rubela yaitu 9

Tabel 3. Distribusi riwayat infeksi TORCHS terhadap Jenis Kelamin


Infeksi TORCHS Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
n % n % n %
Toxoplasmosis 5 23.8 2 14,3 7 20
Rubela 3 14,3 6 42,9 9 25,7
CMV 11 52,3 5 35,7 16 45,7
Herpes Simplex 2 9,5 1 7,1 3 8,6
Jumlah 21 60 14 40 35 100

Distribusi penderita berdasarkan dan normal 40 %. Distribusi penderita tuli


riwayat infeksi TORCHS terhadap gangguan sensorineural yang diakibatkan riwayat infeksi
fungsi pendengaran yang didapatkan toxoplasmosis sebesar 9,5 %, akibat rubella
berdasarkan hasil pemeriksaan OAE dan sebesar 33,3 %, akibat CMV sebesar 47,6 %
BERA adalah tuli sensorineural sebesar 60 % dan akibat herpes simplex sebesar 9,5 %.

Tabel 4. Distribusi riwayat infeksi TORCHS terhadap gangguan fungsi pendengaran


Infeksi TORCHS Gangguan Fungsi Pendengaran Jumlah
Normal Tuli Sensorineural
n % n % n %
Toxoplasmosis 5 35,7 2 9,5 7 20
Rubela 2 14,3 7 33,3 9 25,7
CMV 6 42,9 10 47,6 16 45,7
Herpes Simplex 1 7,1 2 9,5 3 8,6
Jumlah 14 40 21 60 35 100

Distribusi penderita berdasarkan berat badan lahir pada penderita dengan riwayat
26
infeksi TORCHS terhadap jenis gangguan rendah 25,7 %, dan berat lahir sangat rendah
fungsi pendengaran didapatkan berat badan tidak didapatkan.
normal sebesar 74,9 %, berat badan lahir

Tabel 5. Distribusi berat badan lahir terhadap gangguan fungsi pendengaran


Berat Badan Gangguan Fungsi Pendengaran Jumlah
Normal Tuli Sensorineural
n % n % n %
Normal 14 100 12 57,1 26 74,9
BBLR 0 0 9 42,9 9 25,7
BBLSR 0 0 0 0 0 0
Jumlah 14 40 21 60 35 100

DISKUSI
Selama periode 1 Januari 2016 hingga 31 Berdasarkan data penelitian, pada 35
Desember 2018 ditemukan 35 pasien anak pasien dengan suspek infeksi TORCHS yang
dengan riwayat infeksi TORCH yang telah dilakukan pemeriksaan OAE dan BERA
dilakukan pemeriksaan OAE dan BERA di didapatkan hasil dengan tuli sensorineural
poli neurotologi RSUD dr. Saiful Anwar. Pada sebesar 19 orang (54,3 %) dan hasil normal
penelitian ini didapatkan bahwa jumlah
sebesar 16 orang (45,7 %), Penelitian oleh
penderita yang mengalami gangguan Dahle dan rekan menyatakan bahwa skrining
pendengaran akibat riwayat infeksi TORCHS pendengaran awal sering luput dalam
dengan perbandingan antara laki-laki dan mendiagnosis tuli sensorineural pada kasus
perempuan sebesar 60 : 40. Hal ini sesuai infeksi TORCHS.19
dengan data penelitian epidemiologi yang
dilakukan oleh Billings bahwa didapatkan Dari hasil penelitian ini, didapatkan
jenis kelamin laki – laki ditemukan lebih bahwa infeksi CMV merupakan penyebab
banyak mengalami gangguan pendengaran.21 infeksi terbanyak sebesar 16 orang (45,7 %).
Penelitian epidemiologi toxoplasmosis yang Hal ini sesuai dengan literatur bahwa infeksi
dilakukan oleh Muhaimeed, didapatkan bahwa TORCHS terutama infeksi CMV merupakan
populasi jenis kelamin laki – laki lebih banyak penyebab utama kejadian tuli sensorineural
dari perempuan.22 kongenital non genetik.23 Infeksi virus
terutama CMV menyebabkan ketulian
Pada penelitian ini rentang usia pasien kongenital didapat hingga 40 %.19 Ketulian
yang diduga mengalami gangguan dapat terjadi secara asimptomatik maupun
pendengaran akibat riwayat infeksi TORCHS, simptomatik pada anak yang terinfeksi. Pada
didapatkan lebih tinggi pada kisaran usia 0 - 6 ketulian akibat infeksi CMV kongenital
bulan dan 7 bulan – 2 tahun dengan persentase didapatkan kerusakan koklear terutama pada
yang sama. Hal ini didukung karena adanya skala media dan lapisan marginal dari stria
rekomendasi dari Joint Committee on Infant vaskularis, inflamasi pada organ corti, nervus
Hearing pada tahun 2007 bahwa skrining koklear dan ganglia spiralis.23
pendengaran neonatus harus dilakukan
sebelum usia 3 bulan dan intervensi telah Pada penelitian ini didapatkan dari 21
diberikan sebelum usia 6 bulan terutama pada pasien yang mengalami tuli sensorineural,
bayi dengan faktor resiko.3 Menurut Fowler presentasi berat badan lahir normal pada
dan rekan, manifestasi tuli sensorineural dapat pasien dengan riwayat infeksi TORCHS yang
muncul setelah beberapa bulan hingga tahun mengalami tuli sensorineural sebanyak 12
setelah kelahiran.19 orang (57,1 %) dan BBLR sebanyak 9 orang
27
(42,9 %). Dari 9 pasien dengan BBLR, Bilateral Profound Sensorineural Hearing
didapatkan semuanya menderita tuli Loss. Indian Journal of Otology.
sensorineural. Hal ini sesuai dengan penelitian 2012;18:62-4.
yang dilakukan oleh Susyanto bahwa faktor 7. Dhingra P, Dhingra S. Anatomy of Ear.
BBLR mempengaruhi hasil pemeriksaan In: Dhingra P, Dhingra S, editors.
OAE. 3 Berdasarkan literatur, kondisi BBLR Diseases of Ear, Nose and Throat & Head
menjadi salah satu faktor resiko terjadinya and Neck Surgery. India: Elsevier; 2018.
peningkatan gangguan pendengaran p. 18-29.
sensorineural. Pada pemeriksan BERA, lebih
dari 27 % pasien dengan BBLR mengalami 8. Helmi. Otitis Media Supuratif Kronis.
peningkatan latensi dan interfal BERA yang Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.
menunjukan adanya gangguan pendengaran 9. THTKL KI. Modul Utama Neurotologi.
perifer atau sentral. 3 Second ed2015.
Keterbatasan pada penelitian ini karena 10. Moore KL, Dalley AF, Agur AM. Moore
pengambilan data yang menggunakan rekam Clinically Oriented Anatomy. Seventh ed.
medis dengan pencatatan yang dilakukan oleh New York: Lippincott Williams &
lebih dari satu pelaksana dalam kurun waktu Wilkins; 2013. 966-80 p.
tertentu dan kurangnya kelengkapan dalam
pengisian data. 11. Moller AR. Hearing: Anatomy,
Physiology, and Disorders of the Auditory
System. Second ed. Texas: Plural
DAFTAR PUSTAKA Publishing; 2012. 1-32 p.
1. Dhingra P, Dhingra S. The Deaf Child. In: 12. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J.
Dhingra P, Dhingra S, editors. Diseases of Gangguan Pendengaran dan Kelainan
Ear, Nose and Throat & Head and Neck Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N,
Surgery. Seventh ed. India: Elsevier; Bashiruddin J, editors. Buku Ajar Ilmu
2018. p. 144 - 9. Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Jakarta: Badan Penerbit
2. Azwar. Deteksi Dini Gangguan Fakultas Kedokteran Universitas
Pendengaran Pada Anak. Jurnal Indonesia; 2012. p. 10-70.
Kedokteran Syiah Kuala. 2013;13:59-64.
13. Handelsman J, Riper LV, Lesperance M.
3. Susyanto BE, Widuri A. Faktor Resiko Early Detection and Diagnosis of Infant
Gangguan Pendengaran pada Skrining Hearing Impairment. In: Lesperance M,
Pendengaran Bayi Baru Lahir di Rumah
Flint P, editors. Cummings Pediatric
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Otolaryngology. Philadephia: Elsevier;
Mutiara Medika. 2015;15:30-6. 2015. p. 160-9.
4. Rundjan L, Amir I, Suwento R, 14. Kenna MA. Nongenetic Hearing Loss. In:
Mangunatmadja I. Skrining Gangguan Bluestone C, Simon J, Healy G, editors.
Pendengaran pada Neonatus Risiko Bluestone and Stool’s Pediatric
Tinggi. Sari Pediatri. 2005;6:149-54. Otolaryngology. 1. Connecticut: People’s
5. Hildebrand MS, Shearer E, Husein M, Medical Publishing House; 2014. p. 513 -
Smith R. Genetic Hearing Loss and Inner 30.
Ear Diseases. In: Bluestone C, Simon J, 15. Suwento R, Zizlavsky S, Hendarmin H.
Healy G, editors. Bluestone and Stool’s Gangguan Pendengaran pada Bayi dan
Pediatric Otolaryngology. 1. Connecticut: Anak. In: Soepardi EA, Iskandar N,
People’s Medical Publishing House; Bashiruddin J, editors. Buku Ajar Ilmu
2014. p. 465-512. Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
6. Sabellha RA, Hager A. The Value of Kepala & Leher. Jakarta: Badan Penerbit
TORCH Screening in Children with Fakultas Kedokteran Universitas
28
Indonesia; 2012. p. 30 - 5. Otolaryngology Practical Clinical
Management. New York: Thieme; 2017.
16. Wijana, Syamsuddin A, Dewi YA.
p. 156-75.
Gelombang Auditory Brainstem
Response pada Anak di Bawah Lima 21. Billings K, Kenna M. Causes of Pediatric
Tahun. Majalah Kedokteran Bandung. Sensorineural Hearing Loss. Arch
2014;46:183-8. Otolaryngology Head and Neck Surgery.
1999;125:517 - 21.
17. Boyer S, Boyer K. Update on TORCH
Infections in The Newborn. Newborn and 22. Muhaimeed HA. Prevalence of
Infant Nursing Review. 2004;4. Sensorineural Hearing Loss due to
Toxoplasmosis in Saudi Children : A
18. Neu N, Duchon J, Zachariah P. TORCH
Hospital Based Study. International
Infection. Clinical Perinatology.
Journal Pediatric Otorhinolaryngology.
2015;42:77-103.
1996;34:1 - 8.
19. Cohen BE, Durstenfeld A, Roehm P. Viral
23. Roehm C, Fernandez M. Inner Ear
Cause of Hearing Loss : A Review for
Infections. In: Valdez T, Vallejo J, editors.
Hearing Health Professionals. Trends in
Infectious Disease in Pediatric
Hearing. 2014;18:1-17.
Otolaryngology. Switzerland: Springer;
20. Boudewyns A, Dedau F. Introduction, 2016. p. 65 - 81.
Detection and Early Management. In:
R.W.Clarke, editor. Pediatric

29

Anda mungkin juga menyukai