Disusun Oleh :
C. Sumber Air
Sumber air untuk sistem penyiraman harus dipertimbangkan, dalam hal ini Pak
Andi sudah memiliki tandon air yang bisa dijadikan sumber air untuk
menyiram tanaman.
F. Pemilihan Kontroler
Kontroler dibutuhkan untuk mengatur waktu penyiraman dan mengontrol
pompa air dan sensor kebasahan tanah. Pilihlah kontroler yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.
G. Perawatan Sistem
Agar sistem penyiraman berfungsi dengan baik dan awet, lakukanlah perawatan
dan pemeliharaan secara rutin.
Note :
Perlu diingat bahwa angka di atas hanyalah perkiraan biaya dan bisa berbeda
tergantung pada pilihan merek, kualitas, dan negosiasi dengan pemasok bahan.
4. Sistem Kendali
Untuk menerapkan sistem kendali pada kasus ini, Sistem kendali yang digunakan
adalah PID. Parameter-parameter kendali seperti konstanta proporsional, integral,
dan diferensial dapat disesuaikan dengan hasil simulasi dan optimasi pada tahap
pengembangan sistem kendali. Langkah-langkah implementasi sistem kendali
pada kasus ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Sensor
Pertama-tama, kita perlu memasang sensor untuk mengukur kelembaban tanah
pada area yang akan disiram. Sensor ini dapat digunakan untuk memantau
kondisi tanah secara terus-menerus dan mengirimkan sinyal ke kontroler untuk
mengatur kapan dan berapa banyak air yang harus diberikan.
B. Kontroler PID
Setelah memasang sensor, langkah selanjutnya adalah memasang kontroler
PID. Kontroler ini akan menerima sinyal dari sensor dan menghasilkan sinyal
kontrol yang diperlukan untuk meminimalkan selisih antara kelembaban tanah
dan nilai set point. Konstanta proporsional, integral, dan diferensial dapat
disesuaikan melalui simulasi dan optimasi untuk menghasilkan respon yang
cepat dan stabil.
C. Aktuator
Sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kontroler akan dikirimkan ke aktuator
untuk mengatur aliran air ke area tanaman. Aktuator dapat berupa katup
solenoid yang dapat membuka atau menutup aliran air sesuai dengan sinyal
kontrol yang diterima.
D. Timer
Terakhir, kita perlu memasang timer untuk mengatur waktu penyiraman.
Timer ini dapat diprogram untuk menyiram tanaman sehari 2 kali yaitu pagi
jam 7.00 dan sore jam 17.00. Saat waktu penyiraman tiba, sensor akan
mengirimkan sinyal ke kontroler untuk mengaktifkan aktuator dan mengatur
aliran air sesuai dengan kondisi kelembaban tanah yang terukur.
5. Transfer Function dari Sistem Kendali
Dengan asumsi bahwa sistem ini merupakan sistem kontinu, maka transfer
functionnya dari sistem kendali pada kasus ini dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Dimana G(s) adalah transfer function dari sistem, Y(s) adalah transformasi
Laplace dari output (kelembaban tanah), dan U(s) adalah transformasi Laplace
dari input (sinyal kontrol). Pada kasus ini, kontroler yang digunakan adalah
kontroler PID. Transfer function dari kontroler PID dapat dinyatakan sebagai
berikut:
C(s) = Kp + Ki / s + Kd * s
P(s) = 1 / (T * s + 1)
Dimana T adalah konstanta waktu sistem plant. Maka, dalam bentuk umum,
transfer function tersebut dapat disederhanakan menjadi:
#include <Wire.h>
#include <Adafruit_Sensor.h>
#include <Adafruit_BME280.h>
void setup() {
Serial.begin(9600);
if (!bme.begin(0x76)) {
Serial.println("Could not find a valid BME280 sensor, check wiring!");
while (1);
}
for (int i = 0; i < 10; i++) {
pinMode(valve_pin[i], OUTPUT);
}
}
void loop() {
float temperature = bme.readTemperature(); // baca suhu
float humidity = bme.readHumidity(); // baca kelembaban udara
Serial.print("Temperature = ");
Serial.print(temperature);
Serial.print(" *C, Humidity = ");
Serial.print(humidity);
Serial.println(" %");
for (int i = 0; i < 10; i++) {
int soil_moisture = analogRead(soil_moisture_pin[i]); // baca kelembaban
tanah
Serial.print("Soil moisture ");
Serial.print(i);
Serial.print(" = ");
Serial.println(soil_moisture);
if (soil_moisture < SOIL_MOISTURE_THRESHOLD) { //
jika kelembaban tanah di bawah ambang batas
digitalWrite(valve_pin[i], HIGH); // buka valve
delay(WATERING_TIME); // tunggu selama waktu
penyiraman digitalWrite(valve_pin[i], LOW); // tutup valve
}
}
delay(1000); // jeda selama 1 detik
}
7. Proses Maintenance
Untuk menjaga sistem kendali penyiraman tanaman otomatis agar tetap berfungsi
dengan baik, perlu dilakukan maintenance secara berkala. Berikut adalah beberapa
Langkah maintenance yang dapat dilakukan:
A. Periksa sensor kelembaban tanah secara berkala untuk memastikan bahwa
sensor masih berfungsi dengan baik. Jika ada sensor yang rusak atau tidak
berfungsi dengan baik, segera ganti dengan sensor baru.
B. Bersihkan tandon penyimpanan air secara berkala untuk menghindari
terjadinya kerak pada dinding tandon yang dapat mengurangi volume air
yang dapat disimpan.
C. Periksa selang irigasi dan pipa air secara berkala untuk memastikan tidak
ada benda asing yang masuk dan menyumbat saluran.
D. Periksa sistem kontrol dan komponen elektronik lainnya secara berkala.
Pastikan tidak ada komponen yang rusak atau berfungsi tidak normal.
E. Lakukan kalibrasi pada sensor kelembaban tanah dan sensor
suhu/kelembaban udara jika diperlukan untuk memastikan akurasi
pembacaan.
F. Ganti baterai pada kontroler dan sensor secara berkala jika diperlukan.
G. Lakukan perbaikan jika ada kerusakan pada sistem kendali, misalnya
kerusakan pada motor aktuator atau komponen lainnya.
8. Lampiran dan Contoh Proposal Pengajuan
Kepada Yth,
Pak Andi
Deskripsi Proyek
Sistem kendali penyiraman tanaman otomatis akan terdiri dari sensor kelembaban
tanah, sensor suhu/kelembaban udara, tandon penyimpanan air, aktuator dan
sistem irigasi, dan kontroler PID. Sistem ini akan mengukur kelembaban tanah
dan suhu/kelembaban udara secara berkala dan mengatur aliran air ke tanaman
sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tujuan Proyek
Proyek ini diharapkan selesai dalam waktu 2 bulan setelah pengajuan proposal
disetujui.
Anggaran Biaya
Biaya proyek ini diperkirakan sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Kesimpulan
Demikian proposal ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Hormat kami,
[ Nama Perusahaan ]