Anda di halaman 1dari 21

2.

1 Pathway Hipertensi

Usia

Elastisitas menurun.
Jenis Kelamin Gaya hidup Obesitas

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan Pembuluh Darah

Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh darah Retina


Ginjal

Resistensi Suplai O2 Vasokontriksi Spasme arteriole


pembuluh otak menurun pembuluh darah Sistemik Koroner
darah otak
Diplopia
Sinkop Blood flow Vasokontriksi
Resti Injuri
Nyeri Gangguan
Gangguan Respon Afterload meningkat
akut pola tidur
perfusi Fatique
jaringan Rangsangan
aldosteron
Intoleransi
Penurunan
aktivitas
Retensi curah
jantung

Edema

Kelebihan
volume cairan

Gambar 2.1 pathway pada penyakit hipertensi (Nanda, 2015).


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral


2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemiia miokard
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutahan O2.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan intra kranial.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 otak menurun.
6. Kelebihan volume cairan berhubungan denganedema.

INTERVENSI DAN RASIONAL

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

No Tujuan / criteria hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan 1. Observasi skala 1. Untuk mengetahui skala


tindakan keperawatan : nyeri pada nyeri yang dialami oleh
pasien pasien
Selama 3 x 24 jam 2. Ajarkan teknik 2. Teknik relaksasi dapat
diharapkan nyeri pasien relaksasi mengurangi rasa nyeri dan
Berkurang membuat pasien menjadi
lebih tenang
Kriteria hasil : 3. Kolaborasi 3. Dengan pemberian
dengan tim analgesic dapat
pasien menyatakan nyeri
medis dalam mengurangi rasa nyeri dan
berkurang, skala 1-3 nyeri
pemberian mempercepat proses
berkurang pasien tampak
analgesic penyembuhan
relaks, tidak gelisah
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi, iskemia miokard

No Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional


2. Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan 1. Waspada terhadap
tindakan keperawatan : Darah tekanan darah
sehingga bisa segera
dilakukanantisipasi
Selama 3 x 24 jam
2. Catat kesadaran, 2. Denyutan karotis,
diharapkan after load
kualitas denyutan radialis, femoralis,
tidak meningkatkan,
denyut pada tungkai
tidak terjadi iskemia
mungkin menurun,
miokard, tidak terjadi
mencerminkan efek dari
vasokontriksi
vasokontriksi
3. Beri lingkungan 3. Membantu menurunkan
Kriteria hasil :
tenang dan rangsangan simpatis dan
nyaman, kurangi meningkatkan relaksasi.
Tanda vital dalam aktivitas.
rentang normal 4. Beri obat sesuai 4. Untuk mempercepat
TD : 90-130/60-90 instruksi dokter prosespenyembuhan
mmHg dan sesuai indikasi

Nadi : 60-100 x/menit


RR : 16-20 x/menit Tidak
ada penurunan
kesadaran
3. Intoleransi aktivitas berhungan dangan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2

Tujuan / kriteria
No Intervensi Rasional
hasil
3 Setelah dilakukan 1. Monitor keterbatasan 1. Merencanakan
aktivitas, kelemahan intervensi dengan tepat
tindakan
saatberaktivitas 2. Kemajuan aktivitas
keperawatan :
2. Beri dorongan untuk bertahap mencegah
melakukan aktivitas peningkatan kerja
Selama 3x24 jam
secara bertahap jantung secara tiba-tiba
diharapkan pasien
3. Anjurkan pasien 3. Mencegah timbulnya
mampu mobilisasi menghentikan aktivitas masalah yang
yang menyebabkan berkelanjutan.
Kriteria hasil : sesak, pusin, kelelahan
4. Tempatkan barang- 4. Barang yang tempatnya
Pasien mampu
barang kebutuhan mudah dijangkau akan
melakukan pasien pada tempat mengurangi energy yang

aktivitas secara yang mudah dijangkau digunakan


5. Kaji faktor yang 5. Untuk mengetahui
bertahap dan
menyebabkan keletihan penyebab keletihan
secara mandiri
4. Gangguan pola tidur berhungan dengan peningkatan intra kranial

Tujuan / kriteria
No Intervensi Rasional
hasil
4 Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur dan 1. Mengetahui gangguan
istirahatpasien. istirahat atau tidur pasien
tindakan
2. Ciptakan lingkungan 2. Lingkungan yang
keperawatan :
yang nyaman nyaman dapat
memberikan ketenangan
Selama 3x24 jam
untuk tidur dan istirahat
diharapkan pola
3. Anjurkan pasien untuk 3. Istirahat yang cukup
tidur pasien istirahat yang cukup dapat memberi rasa segar
pada pasien dan
tercukupi criteria
mempercepat proses
hasil :
penyembuhan
4. Batasi pengunjung 4. Agar pasien dapat tidur
Pasien tidur 7-8jam
dengan nyaman
pasien Nampak 5. Anjurkan pasien, 5. Menciptakan suasana yang
segar, kantong keluarga untuk nyaman
menjaga kebersihan
mata tidak

menghitam
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 otak menurun

No Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional


hasil
5 Tujuan : 1) Observasi TTV 1) Untuk mengetahui

Setelah dilakukan terutama pada nadi perkembangan pada pasien,


tindakan karena perubahan TTV
keperawatan :
menandakan adanya

Selama 3x24 jam masalah mengenai TD,


Nadi, RR dan Suhu
diharapkan masalah
2) Observasi CRT 2) Untuk mengetahui aliran
teratasi darah dalam tubuh
3) Observasi adanya 3) Untuk mengetahui
Kriteria hasil:
pucat, sianosis, kulit adanya tanda-tanda
dingin atau lembab sirkulasi darah tidak lancar
1) TTV dalam batas
4) Berikan kondisi 4) Stress, emosi dapat
normal psikologis lingkungan menyebabkan
2) CRT kurang dari 3 yang tenang vasokontriksi yang
mengakibatkan suplai
detik
oksigen tidak lancar
3) Tingkat

kesadaran baik

4) Akral hangat
6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

No Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional


6 1) Kaji status cairan 1) Untuk mengetahui ideal
Tujuan :
dengan menimbang berat badanpasien

Setelah dilakukan berat badan /hari


2) Jelaskan pada pasien 2) Pemahaman peningkatan
tindakan keperawatan
dan keluarga tentang kerjasama pasien dan
: pembatasan cairan keluarga dalam
Selama 2x24 jam
diharapkan berat badan pembatasan cairan
Kriteria hasil : 3) Ajaran pada pasien 3) Untuk mengetahui
1) Tidak ada edema untuk mencatat keseimbangan output dan

2) input, output penggunaan cairan input


terutama pemasukan
seimbang
dan haluan
3) tidak terjadi 4) Pasang urine kateter 4) Untuk mengetahui secara

penurunan berat jika diperlukan akurat input yang


dikeluarkan melalui urin
badan
pasien
4) tidak cemas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY W DENGAN HIPERTENSI DI RUANG
DAHLIA RSUD SOESELO

Nama Perawat : DEWI PUSPITA SARI S.Kep


PENGKAJIAN : Asuhan Keperawatan pada Ny Wdengan HIPERTENSI
Ruang : DAHLIA RSUD SOESELO     
Tanggal pengkajian     : Rabu 25 November 2020 jam 14.30 WIB

1. Identitas Pasien
Nama : NY. W
Umur : 56 tahun
Agaama : Islam
Pendidikan : SMP
Tgl & Jam Masuk RS : 25 November 2020 Jam 12.00 Wib
Alamat : Kajen Rt 02 /Rw 05 Lebaksiu Tegal
Diagnosa Medis : HIPERTENSI

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. H
Umur : 40 tahun
Alamat : Kajen Rt 02 /Rw 05 Lebaksiu Tegal
Hub. dengan pasien : Anak

A. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengeluh pusing
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruangan pada tanggal  25 November 2020pukul 12.00WIB dengan
mengeluh nyeri kepala atau pusing. Terasa memberat bila duduk,Nyeri P: Nyeri
bertambah ketika bergerak ,nyeri berkurang saat diimobilisasi, Q: Nyeri seperti
tertusuk, S: 6 , T: hilang timbul mulai sampai diimobilisasi.
3. Riwayat Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan dan mengalami luka lecet, belum
pernah menjalani operasi sebelumnya, klien tidak punya riwayat alergi, klien pernah
menjalani pengobatan TBC selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit seperti DM,ataupun TB
5. Riwayat lingkungan
Pasien mengatakan dilingkungan rumahnya selalu bersih karena setiap hari
dibersihkan
6. Pola Fungsional fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanPasien mengatakan bahwa ia dan
keluarganya sangat memperhatikan masalah kesehatan,jika ada anggota keluarga
yang sakit segera diberi obat atau diperiksakan ke puskemas atau mantri
b. Pola aktifitas dan latihanPasien mengatakan sehari hari bekerja sebagai buruh untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan selama sakit aktifitas kadang dibantu oleh
keluarga.
c. Pola nutrisi dan metabolicSebelum Sakit : Pasien biasa makan sehari 3x / hari
dengan nasi lauk dan sayur, minum 6 – 8 x /hari (1200 cc).
Saat Sakit : Pasien makan sedikit sedikit habis ¼ porsi
d. Pola toleransi dan koping terhadap stress
Sebelum sakit : Bila ada masalah,pasien menceritakan kepada keluarga dan
diselesaikan secara musyawarah
Selama sakit : Pasein mengatakan berusaha bersabar,pasrah dan menerima
keadaannya serta mnyerahkan kepada tuhan dengan keadaannya
saat ini,serta menyerahkan pengobatannya kepada tim medis
e. Persepsi diri /konsep diri
- Gambaran diri : Pasien mengatakan sedih dengan keadaanya saat ini,tetapi
pasien bisa menerima kondisinya saat ini karena masih banyak
orang yang menderita.
- Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu/rendah diri dengan keadaan
sekarang ini ,keluarga dan sahabat selalu memberi semangat
menjalani hidup
- Peran : Pasien mengatakan perannya sebagai ibu,dan tidak bekerja
hanya sebagai ibu rumah tangga
- Identitas : Pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang ibu yang
berumur 56 th dan beragama islam
- Ideal diri : Pasien berharap cepat sembuh sehingga dapat beraktifitas
seperti sediakala sebelum sakit dan dapat berkumpul dengan
keluarga, saudara dan sahanbat.
f. Pola seksual dan reproduksi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan alat genetelianya.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan genetalianya.
g. Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien mengtakan selalu rajin beribadah (sholat) bersama suami
dan anaknya.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak bisa menjalankan ibadah karena
keadaanya sekarang ini tetapi pasien selalu berdoa kepada Tuhan
agar cepat diberi kesembuhan.
7. Pemeriksaan fisik
a. Survey Umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos metis
Tanda Tanda vital
- Tekanan darah : 170/100 MmHg
- Nadi : 140 x/menit
- Suhu : 36C
- Respirasi : 20 x/ menit
- ntropometri
- TB : 155 cm
- BB : 65 kg
b. Kulit, Rambut dan Kuku
Kulit : Sawo matang
Rambut : Lurus
Kuku : bersih tidak ada kotoran
c. Kepala dan leher
Kepala : Mesochepal, tidak terdapat lesi
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada
gangguan penglihatan, pupil isochor
Telinga : Simetris, bersih,tidak ada gangguan pendengaran ,tidak ada serumen
Hidung : Simetris, bersih,tidak aada polip,tidak ada ganggaun penciuman
Mulut : Mulut berbau, Gigi tidak carier, lidak kotor, tidak ada stomatitis,
membrane mucosa lembab
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,simetris.
d. Thorax dan Paru
Thorax : simetris
Jantung
Inspeksi : IC (ictus cordis ) tidak nampak
Palpasi : IC (ictus cordis ) tidak kuat angkat
Perkusi : pekak, batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal terdengar lupdup, bising negative, tidak
ada suara tambahan
Paru – paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,gerakan focal fremitus antara kanan dan kiri
sama
Perkusi : Bunyi paru resonan
Auskultasi : Suara dasar paru normal,terdengar vesikuler , tidak ada wheezing
e. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada nodul , bentuk simetris, kontur kulit
lentur,tidak ada benjolan / masa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada masa
Perkusi : Tidak ada pembesaran dalam hati ,tidak ada nyeri tekan,suara tympani
Auskultasi : Bising usus 16x/menit
f. Genetalia
Pasien tidak terpasang kateter, untuk BAB dan BAK menggunakan pispot
g. Rektum dan anus
Tidak ada benjolan di rectum dan anus,normal
h. Ekstermitas
Extermitas atas : pundak Tangan kanan bila digerakan terasa nyeri
 P (Paliatif ) ; Kepala ,nyeri jika untuk bergerak
 Q (Quality) : nyeri seperti ditusuk tusuk
 R (regio) : kepala
 S (Scale) : Skala nyeri 6
 T(time) : Terus menerus berhenti jika posisi enak dan tidak bergerak
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm (tetes permenit)    
Extermitas bawah : kaki kanan dan kiri normal,tidak ada lecet, sendi sendi kaki
bisa digerakan.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 25 November 2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 11,4 10^3 /uL 3.6 – 11,0
Eritrosit 5.4 10^6/Ul 2,8 0- 5.20
Hemoglobin 15.6 g/dL 11,7 - 15.5
Hematokrit 42 % 25-47
ureum 13,5 Mg/dl 17,1 – 42,8
kreatinin 0,67 Mg/dl 0,40 – 1,00
Golongan darah A - -
Trombosit 209 10^3/uL 150-400
GDS 225 g/dl 75-105
Rapid test igG Negatif Non reaktif Non reaktif

b. Pemeriksaan Diagnostik
-
9. Obat – obatan yang diberikan
1. Infus RL 20 tpm (tetes permenit)
2. Injeksi ondan sentron 3x1 ampul
3. Injeksi Omeprazole 1x 1 gram
4. Obat oral :
- Sukrafat srp 3x1 cth
- Amlodipin 1 x 10 mg
A. ANALISA DATA
NO. TGL DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. 2. 25 NOV 20 Ds : pasien mengatakan pusing Peningkatan vaskuler Nyeri Akut

P : pasien mengatakan pusing serebral.

kepala di bagian belakang

dan mata berkunang-kunang.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk.

R : nyeri menjalar sampai ujung

kepala.

S : skala nyeri 6.

T : nyeri bertambah saat pasien

beraktifitas yang berlebihan.

DO :

Pasien tampak menyeringai

kesakitan dengan skala 7.

Tekanan darah:170 / 100

mmHg.

Nadi :140 x/menit.

RR :20 x/menit. Suhu : 36,0 ºC

25 NOV 20 Ds : pasien mengatakan merasa Ketidak mampuan Ketidakseimbangan

lemas,tidak nafsu makan. untuk memasukkan nutrisi kurang dari

DO : Tekanan Darah : 170/100 atau mencerna nutrisi kebutuhan tubuh.

mmHg. oleh karena factor

Nadi : 140 x/menit. psikologis

RR : 20 x/menit. Suhu : 36ºC.

1. Kulit tampak kusam.

2. GCS : 4-5-6.

Kesadaran compos mentis

Mulut kering, pecah- pecah.

Aktifitas pasienterbatas.

Porsi makan yang dihabiskan 3x


1. Nyeriakut berhubungan dengan peningkatan vaskuler cerebral

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Ketidak mampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena factor

psikologis
C. INTERVENSI (RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN)

No. DX Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Tujuan : Lakukan hungan saling percaya Supaya pasien dan

Setelah dilakukan dengan pasien. kooperatif.

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam Obervasi nyeri secara Untuk mengetahui

diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi perkembangan keadaan

berkurang. karakteristik durasi, frekuensi pasien.

Kriteria hasil : kualitas dan factor presipitasi.

Nyeri pasien berkurang

Pasien tidak tampak Obervasi tanda-tanda vital. Untuk mengetahui tanda-

kesakitan dan gelisah tanda vital ke pasien.

Skala nyeri2. Ajarkan pasien untuk Untuk mengurangi rasa

Tanda-tanda vital dalam melakukan teknik distraksi dan nyeri yang dialami.

batas normal : relaksasi untuk mengurangi

➢ TD : 120/80 mmHg nyeri.

➢ Nadi : 80x / menit Berikan cairan, makanan lunak Untuk mencgah kurangnya

➢ RR : 18x / menit dan tinggi serat nutrisi dari kebutuhan


➢S : 36ºC
tubuh.

Kolaborasi dengan tim Menurunkan/mengontrol


medis untuk memberikan nyeri dan menurunkan
analgesic. rangsangan sistem saraf
simpatis % dapat
mengurangi tegangan
ketidak nyamanan yang
diperberat oleh stress.

Tujuan :
2.
Setelah dilakukan 1. Lakukan hubungan saling 1. Supaya pasien dan
percaya dengan pasien. . keluarga koopertif.
tindakan keperawatan 2. Observasi tanda-tanda vital. 2. Untuk mengetahui
Perkembangan keadaan
selama 2x24 jam
3. Modifikasi lingkungan pasien.
diharapkan nutrisi sekitar. 3. Untuk meningkakan rasa
4. Anjurkan pasien tidak nyaman.
kurang dapat terpenuhi. makan-maknan tinggi gula. 4. Untuk melatih pasien
dalam melakkan
beraktifitas scara mandiri.

Kriteria hasil :

Peningkatan nafsu

makan.

BB dalam rentang

normal.

Tugor kulit baik.

Membrane mukosa

tidak kering.
D. IMPLEMENTASIKEPERAWATA
No.
Tanggal Jam Implementasi Respon ttd
DX
1. 25 Nov 20 1. Membina hubungan saling percaya. Pasien mau diajak
komunikasi

2. Mengobservasi nyeri. Skala nyeri 6

3. Mengobservasi tanda-tanda vital. T : 170/100 mmhg, S : 36c,


R : 20x/mnt, N : 140x/mnt

4. Menghilangkan/meminimalkan Pasien kooperatif

aktivitas vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala.

5. Membantu pasien dalam ambulasi

kebutuhan.

6. Memberikan cairan, makanan lunak Pasien mau memakannya


hais ¼ porsi
dan tinggi serat.

7. Berkolaborasi dengan tim medis Inj ketorolac 1ampul per IV

untuk memberikan analgesik.

8. Menjelaskan tentang penyebab Pasien paham penjelasan


perwat
nyeri.

9. Mengajarkan pasien melakukan Pasien kooperatif dan


faham tehnik relaksasi
teknik distraksi dan relaksasi.

2. 25 Nov 20 1. BHSP

2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

3. Mengajarkan pasien untuk makan Pasien kooperatif dan


mengerti
tepat waktu.
4. Memodifikasi lingkungan sekitar.

5. Mengajurkan pasien untuk Setiap aktifitas ringan


pasien melakukan sendiri
melakukan aktifitasnya secara

mandiri.

26 Nov 20 1. Memberi salam kepada pasien.

2. Mengobservasi tingkat nyeri. Skala nyeri 3 hilang timbul

3. Mengobservasi tanda-tanda vital. TD :140/90 mmHg.N:


100x/mnt S:36c R :20x/mnt
4. Menganalisa pengetahun pasien Pasien mau melakukan
anjuran –anjuran yang
setelah diberikan penjelasan. dijelaskan perawat

5. Berkolaborasi dengan tim medis

untuk memberikan analgesic.

6. Mengajarkan pasien untuk Pasien mau melakukannya


tanap dibantu keluarga
melakukan aktifitasnya sendiri

secara berlahan-lahan.

1. Memberi salam kepada pasien.


27 Nov 20
2. Mengobservasi tingkat nyeri. Skala nyeri 1

3. Mengobservasi tanda-tanda vital.T:120/80 mmhg, N : 100x/


mnt, S : 36c
4. Menganalisa pengetahuan setelah Pasien mengerti penjelasan
yang diberikan oleh
diberikan penjelasan. perawat

5. Mengajurkan pasien untuk berlatih Pasien melakukan antifitas


menjalankan aktivitasnya sendiri ringan tanpa dibantu
secara perlahan-lahan. keluarga
E. EVALUASI (Catatan Perkembangan)

Tanggal Jam Evaluasi Paraf


25 Nov 2020 S : pasien mengatakan nyeri berkurang.lemes

O : skala nyeri 6

TD : T:170/100 mmhg,s :36c,R :20x/mnt,N: 140x/mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

26 Nov 2020 S : Pasien mengatakan pusing berkurang

O : Skala nyeri 3

TD :140/90 mmHg.N: 100x/mnt S:36c R :20x/mnt

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

27 Nov 2020 S : pasien mengatakan sudah tidak pusing

O : Skala nyeri 1T:120/80 mmhg,N :100x/mnt S:36c

A :Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan, pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai