PERTEMUAN 16
ALJABAR MATRIKS DAN
APLIKASINYA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Matriks merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem persamaan
linear. Oleh karenanya, aljabar matriks sering juga disebut aljabar linear.
Matriks dapat digunakan untuk merumuskan berbagai masalah termasuk
masalah bisnis.
Pada pertemuan ini akan dibahas yang berhubungan dengan matriks, yang
meliputi konsep-konsep matriks serta kaidah-kaidah pengoperasiannya.
Setelah mempelajari materi pertemuan 5, mahasiswa mampu:
16.1 Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian matriks
16.2 Menghitung determinan dari suatu matriks.
16.3 Menggunakan konsep matrik dan determinan dalam bisnis dan ekonomi
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 16.1:
Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian matriks
PENGERTIAN
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur
berdasarkan baris dan kolom yang ditulis diantara tanda kurung ( ) atau [ ]
atau || ||
Susunan horizontal disebut dengan baris sedangkan susunan vertikal disebut
dengan kolom
Bentuk Umum Matriks :
a11 a12 ... a1n baris
a a 22 ... a 2n baris
21
.
a m1 am2 ... a mn baris
Kolom
Kolom
Kolom
161
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
a mn adalah elemen atau unsur matriks yang terletak pada baris ke-m dan
kolom ke-n.
Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf besar A,B, P, Q, dsb .
Sedangkan Unsur/elemen-elemen suatu matriks dengan huruf kecil sesuai
nama matriks dengan indeks sesuai letak elemennya, seperti a11, a12, ...
1 4 6 3 8
Contoh 1: Diketahui matriks A = 2 5 9 12 4
3 0 7 5 10
Tentukan :
a. banyak baris d. elemen-elemen kolom ke-3
b. banyak kolom e. a3.4
Jawab :
a. banyak baris : 3 buah
b. banyak kolom :5 buah
c. elemen-elemen baris ke-1 : 1, 4, 6, -3, 8
d. elemen-elemen kolom ke-3 : 6, 9, 7
1 7
Contoh 2: Diketahui A 2 5 Tentukan letak elemen -2 dan 8 !
3 8
.
Jawab : elemen -2 = a21
elemen 8 = a32
162
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
ORDO MATRIKS
Yaitu banyaknya baris dan kolom yang menyatakan suatu matriks. Amxn
artinya matriks A berordo m x n yaitu banyaknya baris m buah dan banyaknya
kolom n buah.
1 0
1 3 6 4
Contoh : Diketahui P Q 5 4
5
0 2 8 9 3
JENIS-JENIS MATRIKS
a. Matriks Nol
Yaitu matriks yang setiap elemennya nol.
0 0 0
0 0 0 0 0
Contoh : A B
, 0 0 0 C 0 0 0
0 0 0 0 0
b. Matriks Baris
Yaitu matriks yang hanya mempunyai satu baris
Contoh : A 3 2 4 , B 1 0 2 3
c. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang hanya mempunyai satu kolom.
4 1
0
Contoh : P 5 Q
8 6
3
d. Matriks Bujur sangkar/Matriks Persegi
Yaitu suatu matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama.
Ordo matriks n x n sering disingkat dengan n saja.
163
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
1 2 3
1
5
2 4 6
2 3 7 3 2
5 4 , L 0 2 1, M 0
Contoh : K
9 4 9
2 3 0
6 2 5 6
e. Matriks Diagonal
Yaitu matriks persegi yang semua elemennya nol, kecuali elemen-elemen
diagonal utamanya.
2 0 0 0
1 0 0
0 1 0 0
Contoh : E 0 2 0 F
0 0 5 0
0 0 5
0 0 0 4
164
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
5 0 0 0
3 0 0 0 1 0 0
Contoh : K 4 4 0 B
9 3 4 0
1 3 2
8 2 6 7
j. Matriks Koefisien
Yaitu matriks yang semua elemennya merupakan koefisien-keofisien dari
suatu sistem persamaan linear.
Contoh1: Matriks koefisien dari sistem persamaan liniear:
2 3
2x + 3y =7 adalah :
4
5
-4x + 5y =-3
Contoh 2: Matriks koefisien dari sistem persamaan liniear
3x +2y-z = 7 3 2 1
4x +2z =8 adalah
4 0 2
x -5y+4z =-6 1 5 4
KESAMAAN DUA MATRIKS
Dua matriks dikatakan sama jika ordo dan elemen-elemen yang seletak sama.
a b p q
A B
Contoh 1: c
d r s
Jika A = B maka: a=p, b=q, c=r dan d=s
Contoh 2: Tentukan x dan y dari 3 1 3 x
8 5 2 y 5
Jawab : x =1
2y = 8 y =4
TRANSPOSE MATRIKS
Transpose (putaran) matriks A yaitu matriks yang diperoleh dari matriks A
dengan menukarkan elemen-elemen pada baris menjadi kolom dan sebaliknya
elemen-elemen pada kolom menjadi baris. Transpose matriks A dinyatakan
dengan AT atau A’.
165
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
1 2 4
P T
Contoh 3: Jika 7 3 9 maka tentukan P
1 7
Jawab : PT = 2 3
4 9
OPERASI MATRIKS
A. PENJUMLAHAN MATRIKS
Dua matriks dapat dijumlahkan jika ordonya sama. Yang dijumlahkan
yaitu elemen-elemen yang seletak.
a b p q = a p b q
c d r s c r d s
1 2 2 1
Contoh 1: A = , B = 2 1
3 4
1 2 2 1 1 2 2 1 3 3
Maka A + B =
3 4 + 2 1
= 4 (1) = 1 3
3 (2)
2 0 3 1 5 2
Contoh 2: Jika A , B dan C
4 4 0 , tentukan
1 3 2
a). A + B b). B + C , c). B + C d). A + (B + C) e) A+B f). (A +
B) + C
Jawab :
a. A + B = 2 0 3 1 = 5 1
1 3 2 4 3 7
b. B + A = 3 1 2 0 = 5 1
2 4 1 3 3 7
c. B + C = 3 1 5 2 = 8 1
2 4 4 0 6 4
d. A + (B + C) = 2 0 + 8 1 = 10 1
1 3 6 4 7 7
166
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
2
e. (A + B) = 0 3 1 5 1
=
1 3 2 4 3 7
5
f. (A + B)+C = 1 5 2 = 10 1
3 7 4 0 7 7
Sifat-sifat penjumlahan matriks :
a. A + B = B + A (bersifat komutatif)
b. A + (B + C) = (A + B) + C (bersifat asosiatif)
c. A + O = O + A = A (O matriks identitas dari penjumlahan)
d. A + (-A) = (-A) + A = O (-A matriks invers penjumlahan)
B. PENGURANGAN MATRIKS
Dua matriks dapat dikurangkan jika ordonya sama. Yang dikurangkan
elemen-elemen yang seletak.
a b p q = a p b q
c d r s c r d s
2 3 4 1
Contoh : Jika A dan B
3 , maka tentukan :
1 4 5
a. A – B b. B – A c. (A-B)-C d. A-(B-C)
Jawab :
a. A – B = 2 3 4 1 2 2
4 9
1 4 3 5
b. B – A = 4 1 2 3 = 2 2
3 5 1 4 4 9
167
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
C. PERKALIAN MATRIKS
1) PERKALIAN MATRIKS DENGAN BILANGAN REAL
(SKALAR)
Hasil perkalian skalar k dengan sebuah matriks A yang berordo m x n
adalah sebuah matriks yang berordo m x n dengan elemen-elemennya
adalah hasil kali skalar k dengan setiap elemen matriks A.
2 1
Contoh 1: Jika A maka tentukan
3 5
1
a. 2A b. A
2
Jawab :
2
a. 2A = 2 1 4 2
3 5 6 10
1
A 1 2 1 1 1/ 2
b. 2 = . 5 3 / 2 5 / 2
2 3
Am x n . B n x p = C m x p
Cara mengalikan matriks A dan B yaitu dengan menjumlahkan setiap
perkalian elemen pada baris matriks A dengan elemen kolom matriks
B dan hasilnya diletakkan sesuai dengan baris dan kolom pada matriks
C (matriks hasil perkalian).
a b p r t
Misal : A dan B q
c d
maka :
s u
a b p r t ap bq ar bs at bu
AB = = cp dq
c d q s u cr ds ct du
168
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
3 2 5
Contoh 1: Diketahui A ,B , C 7 9 dan 5 6
1 4 6 D 7 8
Tentukan :
a. AB b. AC c. AD
Jawab :
3 25 15 12 27
1 46 5 24 29
a. AB =
b. AC tidak dapat dikalikan, karena banyaknya kolom matriks A ≠
banyaknya baris matriks
c. AD = 3 25 6 15 14 18 16 29 34
1 4 7 8 5 28 6 32 33 38
1 3
Contoh 2: Diketahui A 2 4 0 dan C 2
, B
0 3 2 5 1 4
Tentukan :
a. AB b. BA c. BC d. AC e.(AB)Cf.
A(BC) g. B + Ch. A(B + C) i. AB + AC j. AI k. IA
Jawab :
1 2 4 0 4 4 0 10 0 10
3
2 5 0 6 0 15 6 15
a. AB = 0
4 01 2 4 0 8 0 4 8
2 0 4 15 2 11
b. BA =
2 5 0 3
4
c. BC = 03 2 12 0 8 0 12 8
6 5 4 20 1 24
2 5
1 4
1 23 2 3 2 2 8 5 6
0 3 0 12 12
0 31 4 3
d. AC =
0 103 2 0 10 0 40 10 40
6 151 18 15 12 60 3 72
e. (AB)C = 4
169
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
Contoh 3:
8 4(8) + 7(5) + 6(9)
4 7 6 121
5 = =
2 3 1 2(8) + 3(5) + 1(9) 40
9
Contoh 4:
1 −1 1 2 1 6
3 2 3 3 4 3 =
4 5 2 3 2 1
2 −1 4
= 21 17 27
29 28 41
170
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
2. DETERMINAN
Setiap matriks bujur sangkar, elemen-elemen matriksnya dapat
dikombinasikan untuk menghitung nilai bilangan riil yang disebut
determinan. Determinan merupakan konsep khusus untuk menyelesaikan
sistem persamaan linear simultan. Lambang utk Determinan matriks A
adalah│A│.
a. Determinan matriks 1 x 1
Determinan matriks 1 x 1 adalah nilai elemen itu sendiri.
Contoh: A = [5], maka │A│= 5
b. Determinan matriks 2 x 2
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Jika A = [ ] , maka det A = │A│= │ │ = ad – bc
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑
1 3
Contoh: A = [ ] maka │A│= 1(5) – 3(5) = -10
5 5
c. Determinan matriks 3 x 3
Untuk matriks 3 x , cara yang dapat digunakan adalah metode sarrus.
Prosedur metode sarrus adalah:
1) Tambahkan dua kolom pertama ke matrik A disebelah kanan
elemen-elemen matriks A
2) Tarik diagonal utama dari kiri atas ke kanan bawah, dimulai dari
a11, a12 dan a13 maing-msing elemen diagonal utama dikalikan
kemudian dijumlahkan.
3) Tarik diagonal bantu dari kanan atas ke kiri bawah, dimulai dari
a13, a12 dan a11 masing-masing elemen diagonal bantu dikalikan kemudian
dujumahkan.
4) Determinan matriks 3 x 3 didapat dari selisih antara penjumlahan
diagonal utama dengan penjumlahan diagonal bantu.
171
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Ekonomi dan Bisnis
4 2 3
Contoh: A = 4 5 6
7 8 9
4 2 3 4 2
Det A = │A│= 4 5 6 4 5 ={ (4)(5)(9) + (2)(6)(7) + (3)(4)(8)} –
7 8 9 7 8
{ (3)(5)(7) + (8)(6)(4) + (9)(4)(2) } = 360 – 369 = -9
SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jika A = [2 3 ] dan B = [ ].
𝑏 𝑐 𝑎 𝑏+7
2
2 1 2 1 −1 3
3. A = −3 4 2 dan B = 0 2 −1
5 1 −4 5 4 3
Tentukan:
a. 2A + B
b. 3B – A
c. A x B
172
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
A. INVERS MATRIKS
1. INVERS MATRIKS ORDO 2 x 2
1 0
Jika AB = BA = I , dimana I matriks identitas yaitu I
maka
0 1
A dan B dikatakan saling invers. Invers matriks A dinotasikan A1 .
a b p q
Misal A
dan B
maka :
c d r s
a
AB = I b p q 1 0 ap br aq bs 1 0
cp dr cq ds 0 1
c d
r s 0 1
1 p q
Karena B A = d b
A1
maka 1
r s a
ad bc c
ad – bc disebut Determinan (D) atau A atau det(A).
Jadi D A det(A) ad bc .
173
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
2 3
Contoh 1: Tentukan determinan A
5 1
Jawab : A (2)(-1) – (-3)(5) = -2 + 15 = 13
5 2
Contoh 2: Tentukan invers dari P
3 1
5 5
Jawab : P 1 1/(-5 +6) 4 = -1 4 5 4
=
2 1 2 1 2 11
Contoh 3: Tentukan matriks X jika X 3 5 1 4
4 7 2 5
1 1 4 7 5
Jawab : XA = B X = BA = 1/(21 20)
2 5 4 3
1 4 7 5 7 16 5 12 9 7
X=
2 5 4 3
= 14 20 = 6
5
1
0 15
Jika ada persamaan matriks berbentuk :
AX = B maka X A1B
XA = B maka X = BA1
174
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
2 3 1
Contoh 1: Jika B 0 1 5
maka tentukan P
2 4 3
2 3 1 2 3
= {6 + 30 +0} – {-2 + 40 + 0} =
Jawab:│B│ = 0 1 5
0 1
2 4 3 2 4
36 – 38 = -2
2 3 1
Contoh : Diketahui B 0 1 5 . Tentukan : Minor, Koofaktor, Adjoin
2 4 3
Jawab :
1 5
M = 3 20 17 K = (-1)1+1 (-17) = -17
11 11
4 3
0 5
M = 0 (10) 10 K (-1)1+2 (10) = -10
12 =
12
2 3
175
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
0 1
M = 0 (2) 2 K = (-1)1+3 (2) = 2
13 13
2 4
3 1
M = 9 4 13 K = (-1)2+1 (-13) = 13
21 21
4 3
2 1
M = 6 (2) 8 K = (-1)2+2 (8) = 8
22 22
2 3
2 3
M = 86 2 K = (-1)2+3 (2) = -2
23 23
2 4
3 1
M = 15 1 16 K = (-1)3+1 (-16) = -16
31 31
1 5
2 1
M = 10 0 10 K = (-1)3+2 (10) = -10
32 32
0 5
2 3
M = 20 2 K = (-1)3+3 (2) = 2
33 33
0 1
17 10 2
M = 13 8 2
16 10 2
17 10 2
K = 13 8 2
16 10 2
Cara cepat mencari matriks Koofktor = x hasil determinan
(Minor)
17 13 16
8 10
Adj B = KT = 10
2 2 2
INVERS MATRIKS ORDO 3 X 3
Untuk menentukan invers matriks A ordo 3 x 3 dengan menggunakan rumus :
176
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
1
A1 Adj( A)
A
17 13 16
B-1 = 1/-2 10 8 10
2 2 2
Cara cek apakah hasil matriks invers benar atau tidak yaitu dengan
mengalikan matrik A dengan invers matriks A dan hasilnya harus matrik
Identitas.
A x A-1 = I
Bukti cek invers untuk contoh soal diatas:
1 0 32 51 13 64 17 65 48
= 1/-2 20 0 20 30 8 40 10 40 30
4 0 4 628 2 10 6
2 0 0
= 1/-2 0 2 0
0 0 2
1 0 0
= 0 1 0 terbukti, artinya jawaban invers matriks B adalah benar.
0 0 1
177
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
2 2 1 2 2
D = 4 5 24 5 = (-30 + 12 - 16) - (-15-16 + 24) = -34 + 7 = -27
3 4 3 3 4
3 2 1 3 2
3 5 2 3 5 = (-45 - 28 + 12) – (35 – 24 – 18) = -61 + 7 = -
Dx =
7 4 3 7 4
54
2 3 1 2 3
Dy = 4 3 24 3 = (18 – 18 + 28) – ( 9 + 28 - 36) = 28 – 1 = 27
3 7 3 3 7
178
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
2 2 3 2 2
Dz = 4 5 34 5 = (-70 + 18 + 48) – (45 – 24 +56) = -4 – 77 = -81
3 4 7 3 4
x = Dx/D = -54/-27 = 2
y = Dy/D = 27/-27 = -1
z = Dz/D = -81/-27 = 3
Contoh 2:
Tentukan nilai x dan y yang memenuhi sistem persamaan dengan atran
cramers:
4x + 6y = 14
5x – 3y = 7
Penyelesaian:
Matriksnya: 4 6
x 14
5 3 y 7
D = -12 – 30 = -42
14 6
Dx =
7 3 = -42 – 42 = -84
4 14
Dy =
5 7
= 28 – 70 = - 42
x = -84/-42 = 2
y = -42/-42 = 1
179
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
1 2 1 x 4
3 4 2 y = 2
5 3 5 z 1
Maka :
x 4
y = A-1 2
z 1
Mencari invers matriks A:
14 25 29 14 25 29
M = 7 7 7
7 0 K = 0 Adj =
0 5 10 0 5 10
14 7 0
25 0 5
29 7 10
1 2 1 1 2
Det = 3 4 23 4 = (-20 -20 + 9) – (-20 – 6 + 30) = -31 – 4 = -35
5 3 5 5 3
14 7 0
A1 Adj( A) = 1/-35 25 0 5
1
A
29 7 10
14 7
y= 1/-35 25
x 0 4
0 5 2
z 29 7 10 1
y
x
= 1/-35 56 14 0 70 3
2
100 0 5 = 1/-35 105 =
z 116 14 10 140 4
Jadi x = 2, y = 3, dan z = -4
180
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
ANALISIS INPUT-OUTPUT
Salah satu kegunaan penerapan aljabar matriks dalam bidang ekonomi
adalah analisis input-output yang pertama kali dikenalkan pleh Wassily
W.Leontief tahun 1936 dari Harvard University. Analisis ini merupakan
model matematis untuk menelaah berbagai sektor kegiatan ekonomi. Sebagai
ilustrasi perekonomian suatu Negara yang dibagi menjadi beberapa sektor,
antara lain: pertanian, industri, jasa dan lain sebagainya. Output dari suatu
sektor tertentu selain digunakan oleh sektor itu sendiri, dipergunakan pula oleh
sektor-sektor lainnya sebagai input-nya.
Output sektor pertanian sebagai misal akan digunakan oleh sektor
pertanian itu sendiri (misalnya untuk benih) dan dipergunakan oleh sektor
industri (seperti karet yang dihasilkan dari sektor pertanian akan dijadikan
input sektor industri yakni karet untuk membuat ban, kapas untuk bahan baku
membuat tekstil), output sektor industri digunakan untuk kepentingan sektor
industri itu sendiri (seperti benang untuk membuat tekstil) dan dipergunakan
oleh sektor pertanian (seperti output sektor industri berupa pupuk, bahan
kimia yang dipergunakan untuk membasmi hama). Dengan demikian dapatlah
dikatakan bahwa perkembangan suatu sektor akan bergantung dari sektor-
sektor lainnya. Untuk itu, jelaslah bahwa analisis input-output pada
hakekatnya bertumpu pada anggapan bahwa suatu sistem perekonomian terdiri
dari sektor-sektor yang saling berkaitan. Dengan demikian, jika suatu data
input-output dari berbagai sektor dikumpulkan dan ditabulasikan maka akan
didapatkan tabel berbentuk matriks dan tabel semacam ini kerapkali
dinamakan tabel matriks transaksi.
MATRIKS TRANSAKSI
Sebagai langkah awal dalam analisis input-output yakni menyusun tabel
yang berisi keterangan-keterangan tentang distribusi dari output sutu sektor ke
dalam sektor-sektor lainnya sebagai input, dan ke pemakai / pengguna akhir
sebagai barang konsumsi. Sebagai contoh tabel matriks transaksi seperti
tampak berikut ini:
181
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
182
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
183
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
184
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
. = . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
X A b
Keterangan:
A = matriks koefisien atau sering disebut matriks teknologi, karena elemen-
elemennya menunjukkan besarnya input yang diperlukan untuk memproduksi
1 unit output dari sektor tertentu, dan nilai-nilai ini besar-kecilnya dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi.
X = matriks kolom dari total output setiap sektor
b = matriks kolom dari permintaan akhir setiap sektor
185
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
Contoh :
Untuk kasus perekonomian Negara Amarta, hitunglah total output untuk
masing-masing sektor dan nilai tambah, bilamana ditargetkan permintaan
akhir terhadap sektor pertanian, industri dan jasa masing-masing adalah 200,
600, dan 400. Susunlah matriks transaksi yang baru.
Jawab:
ai.j
Berdasarkan perhitungan bahwa ai.j = -------
Xj
Dapat dihitung matriks teknologi yakni:
186
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
X = ( I - A ) -1 . b
-1
I - A = Adj. ( I – A ) / Det. ( I – A )
187
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
0,72 - 0,2
M1.1 =
- 0,17 0,77
- 0,15 - 0,26
- M1.2 =
- 0,10 0,77
- 0,15 0,72
M1.3 =
- 0,10 - 0,17
- 0,12 - 0,02
- M2.1 =
- 0,17 0,77
188
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
0,80 - 0,02
M2.2 =
- 0,10 0,77
0,80 - 0,12
- M2.3 =
- 0,10 - 0,17
0,72 - 0,26
M3.1 =
- 0,17 0,77
0,80 - 0,02
- M3.2 =
- 0,15 - 0,26
0,80 - 0,12
M3.1 =
- 0,15 0,72
189
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
( I - A ) -1 = [ Adjoint ( I - A ) ] / Det. I - A
0,5102 0,0958 0,0456
= 1 / 0,38923 0,1415 0,6140 0,2110
0,0975 0,1480 0,5580
1,3108 0,2461 0,1171
( I - A ) -1 = 0,3635 1,5775 0,5421
0,2505 0,3802 1,4336
X = ( I - A ) -1 . b
190
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
X1 456,66
X2 = 1236,04
X3 851,66
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, maka matriks transaksi baru yang
dapat ditampilkan adalah:
Sektor Pertanian Industri Jasa PA TO
Pertanian 91,34 148,32 17,00 200 456,66
Industri 68,50 346,09 221,45 600 1236,04
Jasa 45,66 210,13 195,89 400 851,66
Nilai
Tambah 251,16 531,50 417,32
TO 456,66 1236,04 851,66
Keterangan: P A = Permintaan Akhir T O = Total Output
191
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
terdapat 4 sel yang kosong, bilamana salah satu sel diketahui maka semua sel
akan dapat dihitung dan berarti akan terisi untuk semua sel.
B. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Tentukan determinannya !
1 2 0
5 3
a. A b. A 3 2 1
3 2 0 3 1
2. Tentukan inversnya ! (jika ada)
1 1 5 1 4 8
a. A b. B c. C
5 3 4
0 3 6
10 6
d. D
8 5
3. Tentukan
4 matriks X jika :
5 8 5 3 2 28
2 0 14 15 X 14
a. X
b.
1 4
3 2
1
4. Diketahui X 1 2 4. Tentukan : Minor, Koofaktor, Adjoin, dan
1 2 0
Invers
5. Selesaikan sistem persamaan berikut dengan 2 cara yaitu: aturan cramers
dan metode invers:
X + 3y + 2z = 3
2x – y – 3z = -8
5x + 2y + 3z = 9
6. Hitunglah input-output antarsektor dalam perekonomian sebuah negara
diketahui sebagai berikut:
Pertanian Industri Jasa Permintaan Output
Akhir Total
Pertanian 11 19 1 10 41
Industri 5 89 40 106 240
192
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang
Modul Matematika Bisnis
Diminta:
a. Hitunglah masing-masing koefisien input-nya
b. Jika permintaan akhir terhadap sektor pertanian, sektor industri, dan
sektor jasa diharapkan masing-masing berubah menjadi 25, 201 dan
45. Berapa output total yang baru bagi masing-masing sektor tersebut?
C. DAFTAR PUSTAKA
193
Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang