Anda di halaman 1dari 5

Penyimpangan Kolektif dalam Interaksi Asosiatif: Studi Kasus

Pengendara Sepeda Motor Secara Kolaboratif Memindahkan


Kendaraannya dari Jalur Transjakarta untuk Menghindari
sanksi tilang

Sulasrar
Fakultas Ilmu Sosial & Hukum Universitas Negeri Makassar
Email: sulasrar02@gmail.com

Abstrak
Penyimpangan Kolektif dalam Interaksi Asosiatif: Studi Kasus Pengendara Sepeda Motor Secara
Kolaboratif Memindahkan Kendaraannya dari Jalur Transjakarta untuk Menghindari Sanksi Tilang.
Penyimpangan kolektif dalam interaksi asosiatif merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti
dalam konteks sosial. Studi kasus ini mengambil contoh dari aksi kolaboratif para pengendara sepeda
motor yang memindahkan kendaraan mereka dari jalur Transjakarta guna menghindari sanksi tilang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kerja sama menyimpang ini serta dampaknya terhadap kehidupan sosial. Studi ini sendiri
menggunakan tinjauan pustaka yang meliputi teori interaksi sosial asosiatif, perilaku kolektif, dan
penyimpangan sosial. Analisis dilakukan terhadap kasus-kasus yang terjadi pada tahun 2017 dan 2022
di Jakarta, di mana para pengendara sepeda motor saling bahu-membahu untuk memindahkan
kendaraan mereka dari jalur Transjakarta yang dimana bukan diperuntukkan bagi para pengguna
sepeda motor. Yang dimana menunjukkan bahwa lemahnya pengawasan petugas dan rendahnya
kesadaran pengendara merupakan faktor penting yang memicu terjadinya aksi kolaboratif ini. Selain
itu, adanya frustrasi dan aspirasi yang tidak tercapai, perasaan tertekan, dan tujuan yang sama di
antara para pengendara juga memainkan peran dalam terbentuknya kerja sama menyimpang ini.
Meskipun kerja sama ini bertujuan untuk menghindari sanksi tilang, tetapi pelanggaran aturan yang
dilakukan mencerminkan adanya deviation dari norma masyarakat yang berlaku. Fenomena kerja
sama yang cenderung menyimpang ini dapat terjadi dalam situasi apa pun dan kapan pun jika para
individu ataupun kelompok menggunakan tindakan yang melanggar aturan dalam mencapai tujuan
mereka. Dari dari pembahasan ini pula kita dapat melihat kompleksitas manusia ketika dihadapkan
pada situasi sulit yang dimana dibutuhkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan bahkan jika
keputusan tersebut tidak sejalan atas aturan dan norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri.
Kata Kunci: Penyimpangan Kolektif, Interaksi Asosiatif Kolaboratif, Jalur Transjakarta, Sanksi
Tilang, collecktive behaviour

Pendahuluan
Tidak lepas dari ingatan kita pada sebuah video viral dimana para pengendara motor terlihat
saling bantu mengangkat kendaraannya untuk menghindari razia motor di perlintasan Transjakarta
tepatnya di pasar rumput, Manggarai, Jakarta Selatan 2017 silam, Kemudian kejadian yang cenderung
mirip turut terjadi pada 2022 lalu yang diduga kejadian tersebut terjadi di jalan Kramat jati sampai
Salemba, DKI Jakarta.
Tidak ada kelompok yang tidak memiliki kode peraturan yang mengatur perilaku, namun
kelompok memang bervariasi dalam tingkat di mana adat istiadat, dan kontrol institusional ini
terintegrasi secara efektif dengan tujuan yang lebih menyebar yang merupakan bagian dari matriks
budaya (K.A.merton,1938).
Jalur busway hanya untuk bus TransJakarta, mobil berpelat sakti juga dilarang. Aturan ini
tercantum dalam Perda pemprov DKI Jakarta no 5 tahun 2014. Pelanggaran dapat dikenai tilang
sesuai Pasal 287 UU No. 22 tahun 2009 dengan denda maksimal Rp 500 ribu. Jalur busway menarik
bagi pengendara yang ingin cepat, terutama disaat jalur cenderung macet. Beberapa pengendara
mengambil kesempatan saat jalur busway sepi tanpa pengawasan petugas.
Dibandingkan membahas tentang aturan dan hukum dalam tulisan ini penulis akan lebih
memilih melihat fenomena ini sebagai wujud kerja sama asosiatif yang cenderung sesat yang dimana
terkesan bertolak belakang pada interaksi sosial asosiatif yang ada.

Tinjauan Pustaka
Soejono Soekamto dalam Interaksi sosial asosiatif, (2022) menyebutkan bahwa Interaksi
sosial asosiatif merupakan salah satu bentuk proses interaksi sosial. Proses interaksi sosial asosiatif
akan membawa seseorang menuju proses hubungan sosial yang positif di lingkungan masyarakat.
Hubungan positif yang dimaksudkan yaitu bersifat mempersatukan dan menghasilkan keteraturan dan
dinamika sosial. Kemudian yang dinamakan proses asosiatif yaitu proses yang di dalamnya terdapat
realitas sosial anggotanya dalam keadaan harmoni sehingga mengarah pada pola kerja sama yang
baik. Oleh karena itu, interaksi sosial asosiatif ini mengarah pada proses keharmonisan dalam suatu
hubungan, dengan bentuk kerja sama, upaya untuk penyelesaian konflik, dan upaya mengurangi
perbedaan.
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik ataupun interstimulasi dan respon antar
individu, antar kelompok, maupun antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Yang dimana
dianggap sebagai kunci dalam kehidupan sosial, yang dimana tanpa interaksi sosial keberadaan
kehidupan bersama akan tidak mungkin ada. Kemudian interaksi sosial memungkinkan manusia
untuk bergaul, berkenalan, bekerja sama, bersaing serta berpotensi menyebabkan konflik (A.S.Dakhi,
2021).
Perilaku kolektif, merupakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok orang yang cukup
besar tetapi terorganisir secara longgar. perilaku kolektif cenderung spontan, dihasilkan dari
pengalaman bersama oleh anggota kelompok yang menimbulkan rasa kepentingan dan identitas
bersama. Informalitas struktur kelompok adalah sumber utama dari perilaku kolektif yang sering tidak
dapat diprediksi.
Menurut smelser 1965 dalam Hendriyanto (2017) Perilaku kolektif adalah perilaku dari dua
atau lebih individu yang bertindak Secara bersama-sama dan secara kolektif, dan untuk memahami
perilaku dengan cara Ini harus mengerti semua kehidupan kelompok. Keuntungan dari mempelajari
Perilaku kolektif adalah dalam kondisi interaksi yang stabil, banyak unsur mitos Sosial, ideologi,
potensi kekerasan, dan lain-lain baik yang dikendalikan atau yang Sudah ditentukan dan karenanya
tidak mudah diamati.
Penyimpangan Kolektif atau Group Deviation merupakan penyimpangan yang dilakukan
secara bersama-sama atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang
yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan
biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan
kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman ( Arief Herdiyanto dalam modul
penyimpangan sosial).

Pembahasan
Dalam kasus ini kita akan mengkaji keberadaan penyimpangan kolektif dalam interaksi
Asosiatif yang dimana kita akan menganalisis hal tersebut pada kasus yang pernah terjadi di
masyarakat, yang dimana penulis mengambil kasus aksi gotong royong para pengendara motor yang
berusaha memindahkan kendaraanya dengan mengangkatnya ke jalur satunya yang dimana bertujuan
untuk menghindari sanksi tilang akibat melanggar aturan yang ada.
Namun dalam tulisan ini kita tidak akan melihat fenomena ini dari perspektif hukum namun
seperti yang tertera pada judul kita akan melihat fenomena ini dari segi mengapa kerja sama
menyimpang ini dapat terjadi, apa penyebabnya dan tujuannya dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi kehidupan secara luas dan apa yang membuat mereka bergerak untuk bekerja sama
dalam hal-hal yang terbukti menyimpang maupun melanggar aturan tersebut.
Dalam insiden ini diawali oleh lemahnya pengawasan petugas untuk menjaga jalur busway
tersebut sehingga para pengendara turut menerobos kedalam jalur Transjakarta tersebut dengan
harapan bisa terhindar dari macet, hal tersebut menjadi dasar dari awal mula insiden ini, namun bukan
itu yang kami cari disini, melainkan ketika para pengendara berada pada posisi terjepit dimana mereka
nampaknya tidak memiliki pilihan lain dan hanya menunggu diri mereka ditilang satu persatu akibat
menerobos jalur busway tersebut. Ini sejalan dengan apa yang di katakan oleh R.K.MERTON bahwa
salnya Frustrasi dan aspirasi yang digagalkan mengarah pada pencarian jalan keluar dari situasi yang
tidak dapat ditolerir secara budaya; atau ambisi yang tak terpuaskan dapat terwujud dalam usaha-
usaha terlarang untuk memperoleh nilai-nilai dominan. Dimana harapan menempuh jalur tanpa macet
melalui jalur Transjakarta pupus akibat petugas yang mencegat mereka serta diperparah pada posisi
dimana mereka tidak bisa memutar balik akibat adanya bus yang menghalangi menciptakan usaha
terlarang dalam mencari jalan keluar yang ada bahkan jika hal tersebut melanggar norma dan batasan
hal normal di kalangan masyarakat sendiri yang kemudian menimbulkan fenomena deviation Yang
dimana didalamnya turut timbul interaksi Asosiatif berupa kerja sama yang cenderung sesat dalam
artian saling membantu namun untuk menghindari sanksi pelanggaran yang seharusnya mereka
terima.
Bentuk fenomena yang cenderung sama bisa kita lihat dari apa yang Richard dan Lloyd dalam
merton 1983 yang menyebutkan seorang penjahat yang mencuri atau menipu ia tidak menciptakan
cara hidup yang baru, namun ia menggunakan sarana alternatif diakui, setidaknya secara diam-diam
oleh norma-norma budaya. Dan bahkan kadang kala di akui secara luas penggunaannya sebagai
alternatif ilegal atau alternatif terlarang.
Secara umum kita lebih sering melihat kerja sama dalam bentuk positif untuk mencapai
tujuan ataupun harmoni tertentu, namun sering kali kita acuh terhadap konsep mata pisau dimana
segalanya dapat berubah sesuai yang kita inginkan dan butuhkan. Setiap hal nampaknya tidak bisa
kita pandang secara kaku, anda bisa memakainya dengan cara pandangan apapun tentunya.
Perasaan tertekan, perasaan senasib dan tujuan yang sama memungkinkan dalam
menimbulkan kerja sama sesat tersebut. Yang dimana tanpa perlu mengenal secara dalam manusia
dapat bekerja sama satu sama lain yang pada dasarnya manusia sendiri sebagai makhluk sosial.
Namun satu hal yang perlu kita pahami adalah kerja sama tersebut terjalin dalam hitungan detik yang
dimana tidak memungkinkan mereka saling berkenalan lebih dalam sebagai langkah awal
menciptakan kerja sama yang ideal. Tentunya kerja sama yang mereka lakukan didasari pada satu
tujuan dengan keinginan timbal balik, namun tentunya tidak jarang kerja sama semacam ini akan
cenderung tidak bertahan lama dan bisa terpecah bahkan mengorbankan bagian dari kelompok untuk
mencapai tujuan dan kebutuhan mereka. Dimana perubahan sikap manusia dapat berubah sewaktu-
waktu terutama pada kelompok tanpa ikatan yang mengikat didalam-Nya.

Penutup
Fenomena kerja sama menyimpang yang terjadi dalam kasus pengendara motor yang
berusaha menghindari razia di jalur busway menunjukkan adanya interaksi sosial asosiatif yang
cenderung sesat. Meskipun interaksi sosial asosiatif biasanya bertujuan positif untuk memperkuat
hubungan dan menciptakan keharmonisan, dalam kasus ini terjadi kerja sama yang melanggar aturan
dan norma masyarakat. Penyimpangan kolektif terjadi ketika sekelompok individu beraksi secara
bersama-sama dengan patuh pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma masyarakat
yang berlaku. Dalam kasus ini, pengendara motor bekerja sama untuk mengangkat kendaraan mereka
dan memindahkannya ke jalur lain demi menghindari sanksi tilang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kerja sama menyimpang ini antara lain
lemahnya pengawasan petugas, frustrasi dan aspirasi yang gagal tercapai, serta adanya perasaan
tertekan dan tujuan yang sama di antara para pengendara. Dalam situasi terjepit dan tanpa pilihan lain,
mereka mencari jalan keluar yang melibatkan pelanggaran aturan dengan harapan mencapai tujuan
mereka. Yang dimana Kerja sama semacam ini cenderung tidak bertahan lama dan bisa mengorbankan
bagian dari kelompok untuk mencapai tujuan individu. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial
asosiatif yang sesat dapat terjadi dalam kondisi tertentu tanpa memperhatikan norma dan batasan yang
berlaku dalam masyarakat.
Dalam kesimpulannya, fenomena kerja sama menyimpang ini menunjukkan bahwa dalam
interaksi sosial, manusia memiliki potensi untuk bekerja sama dalam keadaan yang tidak ideal,
bahkan jika itu melibatkan pelanggaran aturan. Hal ini menggambarkan kompleksitas manusia dalam
menghadapi situasi tertentu dan fleksibilitas dalam mengambil tindakan yang mungkin tidak sesuai
dengan norma masyarakat.
Referensi
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Hendriyanto, Achmad Reza. 2017. “Konstruksi Sosial Perubahan Perilaku Suporter Persebaya.”
Jurnal Universitas Airlangga. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
kmnts0eb3964014full.pdf
Herdiyanto, Arief, modul penyimpangan sosial (deviation), hal 7, diakses pada 22 mei 2023, melalui:
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F90435%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2Fmodul%20penyimpangan%20sosial.docx
Collective behavior | Definition, Types, Theories, Examples, Characteristics, & Facts | Britannica.
(t.t.). Diambil 21 Mei 2023, dari https://www.britannica.com/science/collective-behaviour
Interaksi sosial asosiatif. (2022). Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Interaksi_sosial_asosiatif&oldid=22489270
Merton, R. K. (1938). Social structure and anomie. American sociological review, 3(5), 672–682.
M.Pd, A. S. D., S. Sos. (2021). Pengantar Sosiologi. Deepublish.
PERDA Prov. DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi [JDIH BPK RI]. (t.t.). Diambil 21
Mei 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/72335/perda-prov-dki-jakarta-no-5-
tahun-2014#abstrak
Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya. (t.t.). Diambil 22 Mei 2023, dari http://lib.unair.ac.id/
Putri, Z. A. (t.t.). Pengendara Kembali “Gotong Royong” Angkat Motor di Busway Manggarai.
Detiknews. Diambil 21 Mei 2023, dari https://news.detik.com/berita/d-3672982/pengendara-
kembali-gotong-royong-angkat-motor-di-busway-manggarai
Rayanti, D. (t.t.). Takut Ditilang Polisi, Pemotor Gotong-Royong Angkut Motor Keluar dari Jalur
Busway. Detikoto. Diambil 21 Mei 2023, dari https://oto.detik.com/catatan-pengendara-
motor/d-6169392/takut-ditilang-polisi-pemotor-gotong-royong-angkut-motor-keluar-dari-
jalur-busway

Anda mungkin juga menyukai