Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MARAKNYA KASUS PENCURIAN MOTOR SEBAGAI FENOMENA


SOSIAL DI KOTA MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur I Mata kuliah Sosiologi Hukum

Dosen Pengampu:
Dr. Herman Suryokumoro, S.H., M.S.

Disusun Oleh:
DELASIENDA WANTAH MARIA ISABELLA
215010101111045

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................3
A. Latar Belakang ......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................................................5
A. Maraknya Kasus Pencurian Motor di Kota Malang..............................................................5
B. Efektivitas adanya Pengaturan Mengenai Pencurian Motor dan Praktik
Penyelenggaraannya dalam Masyarakat ...................................................................................6
C. Solusi dari Kasus Pencurian Motor di Kota Malang sebagai Fenomena Sosial ...................7
BAB III : PENUTUP .....................................................................................................................9
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah zoon politicon atau biasa disebut sebagai makhluk sosial, hal ini
berarti seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan tetap membutuhkan orang
lain — begitulah yang dikemukakan oleh Aristoteles.1 Dengan adanya pernyataan tersebut,
maka individu-individu manusia yang ada dalam satu lingkungan atau wilayah akan
terbentuk menjadi sekelompok manusia yang disebut sebagai masyarakat. Dalam
masyarakat, tentunya manusia sebagai individu tetap memiliki kepentingan atau bahkan
tujuan masing-masing yang berbeda-beda pula — hal ini menyebabkan rawannya terjadi
benturan antar kepentingan tersebut, yang tidak jarang membentuk suatu konflik dalam
masyarakat. Konflik dalam suatu masyarakat tentunya perlu diatasi untuk menjaga
ketenangan dan kesejahteraan lingkungan sekitar, hal ini dilakukan dengan dibentuknya
hukum. Ada satu adagium yang berbunyi; “dimana ada masyarakat, disitu ada hukum” —
hal ini bukanlah adagium belaka, hukum merupakan instrumen penting dalam unsur
penertiban dan pemeliharaan kesejahteraan bagi masyarakat apabila penegakannya benar.
Dengan memahami bahwa manusia berkaitan erat dengan hukum, perlu diketahui pula
bahwa fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat pun berkaitan erat dengan
hukum, terutama di Indonesia yang adalah negara hukum.
Salah satu contoh nyatanya, yakni ada fenomena sosial perihal kemiskinan yang
masih tersebar di beberapa titik di Indonesia, kenakalan remaja, kriminalistik, dan
sebagainya, seluruh kejadian tersebut dapat dicegah dan telah diatur oleh hukum dalam
undang-undang. Sebenarnya, antar fenomena sosial tersebut pun dapat dikatakan saling
berhubungan satu sama lain, hal ini dapat dinyatakan dan dibuktikan dalam pembuatan
makalah ini, yang berjudul “Maraknya Kasus Pencurian Motor sebagai Fenomena Sosial
di Kota Malang”, dimana penulis melakukan penelitian perihal sering terjadinya kasus
pencurian motor di daerah tempat tinggal penulis yang berlokasi di Kota Malang itu
sendiri.

1
Lukman Surya Saputra, Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme, PT Setia
Purna, Bandung, 2007, hlm. 11

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan maraknya kasus pencurian motor khususnya di Kota Malang?
2. Bagaimana efektivitas adanya pengaturan mengenai pencurian motor dan praktik
penyelenggaraannya dalam masyarakat?
3. Bagaimana cara mengatasi maraknya kasus pencurian motor dan kemiskinan
khususnya di Kota Malang?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami penyebab maraknya kasus pencurian motor khususnya di Kota
Malang.
2. Untuk menganalisa efektivitas adanya pengaturan mengenai pencurian motor dan
praktik penyelenggaraannya dalam masyarakat.
3. Untuk mempelajari cara mengatasi maraknya kasus pencurian motor dan kemiskinan
khususnya di Kota Malang.

D. Manfaat Penulisan
Praktis
1. Sebagai bahan tinjauan para praktisi hukum dalam penanganan kasus yang sekiranya
berkaitan dengan materi yang ada pada makalah ini.
Teoritis
1. Sebagai materi ajaran bagi para akademisi dan masyarakat umum guna memperluas
wawasan dan menambah literatur pengetahuan di bidang hukum.
2. Sebagai materi bacaan bagi masyarakat umum bagi yang memerlukan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Maraknya Kasus Pencurian Motor di Kota Malang


Fenomena sosial berbeda dengan gejala sosial, dimana fenomena sosial sendiri
merupakan kejadian atau peristiwa yang sesekali terjadi dalam waktu tertentu dan bukan
merupakan kebiasaan dari masyarakat itu sendiri. Dalam pemenuhan informasi untuk
melengkapi makalah ini, penulis melakukan penelitian singkat di daerahnya yakni Kota
Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru, di daerah Soekarno-Hatta, Watugong,
Watumujur, dan Kerto dengan mewawancarai beberapa masyarakat perihal kasus
pencurian motor. Diketahui kasus ini seringkali terjadi, dan dalam data tercatat sekitar lebih
dari 10 (sepuluh) motor dikabarkan hilang dalam 1 (satu bulan). Di daerah Kerto dan
Watugong khususnya, sekitar 5 (lima) motor dikabarkan hilang dalam 2 (dua) hari. Dan
bahkan, di tahun 2023 ini pada bulan Januari-Agustus tercatat di data Polresta Malang
bahwa kasus pencurian motor di Kecamatan Lowokwaru ialah sebanyak 72 kasus lebih.2
Kejadian pencurian motor merupakan salah satu contoh tindakan yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip atau nilai dan norma yang ada di masyarakat — pada kali ini contohnya
yang dilanggar yakni norma hukum, sehingga dapat tergolong menjadi salah satu
penyimpangan sosial pula.
Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang (deviasi) yang dilakukan oleh
para penyimpang (devian) bersumber pada pergaulan yang kurang baik, lalu menurut
Merton, penyimpangan juga dapat disebabkan oleh struktur sosial itu sendiri.3 Pencurian
motor merupakan penyimpangan negatif4 yang merupakan bentuk dari kriminalitas.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya penyimpangan ini yakni;
1. Proses sosialisasi tidak sempurna
2. Meniru perilaku yang salah
3. Penyerapan subkebudayaan menyimpang

2
Motorplusonline, Maling Motor Panen Banyak di Malang, Bikin Kasus Curanmor Naik, diakses pada tanggal 28
September 2023 pukul 17.13 WIB, https://www.motorplus-online.com/read/253884378/maling-motor-panen-
banyak-di-malang-bikin-kasus-curanmor-melesat-naik
3
Buku Ajar Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, PT Masmedia, Jakarta, 2017, hlm. 108-110
4
Penyimpangan negatif adalah perilaku yang cenderung bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah
dan akibatnya selalu buruk.

5
4. Ketidaksesuaian norma dan nilai yang diajarkan dengan kenyataan
Dari beberapa survey, diketahui 80% dari para pelaku curanmor merupakan warga
masyarakat yang kurang berkecukupan dan tinggal di wilayah yang kurang baik. Hal ini
menunjukkan lingkungan dan gaya hidup dapat sangat mempengaruhi terjadinya
penyimpangan sosial, seperti contohnya kasus curanmor yang seringkali berakar dari
fenomena sosial kemiskinan. Dengan ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan
rakyat, maka pencurian motor dijadikan jalan pintas oleh para warga yang membutuhkan
uang dengan cara cepat dan instant, tanpa memperhatikan nilai dan norma. Bagi para
pelaku, hal ini merupakan sesuatu yang sekiranya wajar dikarenakan mereka melakukan
penyimpangan tersebut untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, yang tidak dapat
diperoleh dari pekerjaan mereka sehari-hari atau bahkan para pelaku merupakan
pengangguran — mereka menganggapnya wajar, padahal dalam masyarakat luas, itu
merupakan tindakan tercela yang melawan nilai-norma.

B. Efektivitas adanya Pengaturan Mengenai Pencurian Motor dan Praktik


Penyelenggaraannya dalam Masyarakat
Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, sehingga munculah berbagai
suku, agama, budaya, dan bahasa — namun dengan wilayahnya yang luas ini, ada
kerentanan terjadinya kesenjangan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Hal tersebut
bukanlah menjadi alasan bagi pemerintah untuk berdiam diri dan tak mengatasi
kesenjangan, hal ini dikarenakan adanya teori pelayanan publik — dimana tujuan utama
terbentuknya pemerintahan yaitu guna menciptakan kesejahteraan rakyatnya melalui
berbagai pelayanan. Dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945,
terdapat pernyataan bahwa;
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Dari hal tersebut, maka sudah menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia untuk
mencari solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam masyarakat,
contohnya maraknya kasus pencurian motor di Kota Malang ini. Dalam menjalankan
tugasnya, pemerintah telah membuat pengaturan hukum perihal penyimpangan ini yang

6
tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Sebelumnya, pasal-pasal tindak
pidana pencurian terletak pada BAB 22 KUHP (pasal 362-367), namun setelah munculnya
UU No. 1 tahun 2023 tentang KUHP baru yang nantinya akan berlaku pada tahun 2025,
terdapat beberapa pasal dan ketentuan tambahan dimana pengaturan mengenai pencurian
ini terletak di BAB 24 KUHP baru (pasal 478-481). Dari keberadaan pengaturan ini, maka
diketahui bahwa telah ada regulasi yang mengatur tentang fenomena sosial ini, namun
mengapa masih terjadi banyak kasus pencurian motor di Kota Malang, khususnya di
Kecamatan Lowokwaru?
Suatu hukum atau regulasi diciptakan dengan harapan sebagai tindakan preventif,
dimana masyarakat menghindari melakukan pelanggaran dari isi regulasi tersebut. Namun,
terkadang unsur preventif ini tetap kurang dihargai oleh masyarakat dengan berbagai
pertimbangan yang salah, namun dapat terjadi seperti contohnya mencuri sebagai sumber
pendapatan. Maka, hukum pun dapat menjadi upaya represif dimana masyarakat yang telah
melanggar akan mendapatkan sanksi yang harapannya menjadi efek jera dari perbuatannya
tersebut.
Dalam praktik penyelenggaraannya, hukum atau regulasi yang ada ditegakkan oleh
berbagai lembaga dari pemerintah itu sendiri, seperti KPK, Komnas HAM, BNN, dan kalau
dalam konteks pencurian motor ini yakni Polisi. Para penyimpang (devian) yang telah
diketahui, akan ditangkap dan dialokasikan ke jalur hukum entah itu dalam bentuk jalur
damai atau Restorative Justice, ataupun jalur litigasi. Berdasarkan pendapat dari para
narasumber, penanganan dari pihak berwajib telah cukup membantu, namun dari para
pelaku dan masyarakatnya saja yang masih belum ada kesadaran dalam pengendalian
sosial.

C. Solusi dari Kasus Pencurian Motor di Kota Malang sebagai Fenomena Sosial
Setelah adanya suatu perilaku menyimpang, atau bahkan dalam pencegahannya ada
yang disebut sebagai pengendalian sosial. Pengendalian sosial itu sendiri merupakan upaya
yang dilakukan oleh warga masyarakat untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam
bentuk perilaku menyimpang. Menurut Peter L. Berger, pengendalian sosial adalah
berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang
membangkang. Pengendalian sosial sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, namun

7
dalam konteks kasus pencurian motor di Kota Malang khususnya di Kecamatan
Lowokwaru ini, maka pengendalian sosialnya akan tergolong seperti sebagai berikut:
1. Menurut waktunya
Seperti yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, hukum merupakan
instrumen yang preventif dan represif. Khusus bagi warga Kota Malang yang lain,
tentunya ada pengendalian sosial secara preventif yang mana berbentuk
diundangkannya dan ditegakkannya regulasi tentang pencurian, sedangkan untuk
para pelaku tentunya menjadi hal represif untuk hukuman/sanksinya sebagai efek
jera.
2. Menurut petugasnya
Pada kasus ini, tentunya pengendalian sosial formal dimana yang turun tangan
langsung ialah pihak berwajib yang adalah Polisi. Namun, dapat juga dilakukan
oleh pengendalian sosial informal seperti wejangan dari keluarga, yang adalah
kelompok kecil tidak resmi, tapi akan sangat membantu dalam pencegahan.
3. Menurut sifatnya
Pengendalian sosial kuratif tentunya akan dilaksanakan dengan bentuk pembinaan
dalam penahanan maupun sanksi yang akan diberikan kepada pelaku, namun bisa
juga dengan pengendalian sosial partisipatif yang mana misalkan pelaku
merupakan pengangguran atau anak jalanan yang memang tidak berpenghasilan
sepeserpun, maka akan diberi lapangan pekerjaan oleh Dinas Sosial setelah atau
sembari masa hukumannya.
Pengendalian sosial juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui pendidikan,
agama, teguran, maupun hukuman.5 Terlihat jelas arahnya dalam kasus ini bahwa untuk
pendidikan sendiri bisa menjadi tindakan preventif dimana adanya pengetahuan tentang
regulasi yang ada sehingga melek hukum dan menaatinya, lalu dari agama pasti selalu
adanya ajaran baik yang harapannya dapat menjadi pegangan sebagai tindakan preventif
pula. Namun, dapat dilaksanakan teguran dan hukuman bagi para pelaku sesuai dengan
undang-undang dan regulasi yang berlaku.

5
op.cit., hlm. 122-123

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencurian motor merupakan salah satu fenomena sosial dikarenakan kejadiannya
hanya di waktu-waktu tertentu saja dan bukan merupakan kebiasaan dari masyarakat
sekitar, bahkan pencurian motor merupakan perilaku menyimpang atau penyimpangan
sosial negatif yang perlu segera diatasi dikarenakan melanggar nilai dan norma yang ada,
terutama di ranah hukum itu sendiri. Sayangnya, kasus ini sangat marak di beberapa
wilayah di Kota Malang, salah satunya adalah Kecamatan Lowokwaru. Diketahui bahwa
pencurian motor di daerah ini kebanyakan disebabkan oleh kesenjangan yang ada yakni
kemiskinan dan pergaulan yang tidak baik. Dalam penanganan dan pencegahannya, telah
terdapat regulasi yang mengatur tentang pencurian, yakni dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, yang menyajikan ketentuan serta sanksi mengenai tindakan pencurian itu
sendiri. Namun, dalam praktik penyelenggaraannya, masih marak terjadi penyimpangan
sosial tersebut, ini mungkin juga menjadi pertanyaan bagi efektivitas regulasi dan
penegaknya yang ada, namun akan kembali lagi ke diri masyarakat masing-masing dalam
penindakan preventifnya, entah itu melalui pendidikan, teguran, agama, dan sebagainya.

B. Saran
Penulis mengetahui banyaknya kekurangan dari kepenulisan yang telah disusun ini,
maka ada beberapa saran yang dikemukakan untuk kedepan harinya bagi penulis lain
maupun pemerintah;
1. Ada baiknya apabila seluruh kepenulisan diawali dengan observasi yang cukup dan
tidak terlalu mendekati deadline sehingga sampel yang didapat akan lebih banyak
dan akurat.
2. Bagi pemerintah untuk lebih bertindak tegas dalam pemerataan kesejahteraan dan
penghapusan kemiskinan di Indonesia guna mencegah adanya penyimpangan-
penyimpangan sosial negatif lainnya.
3. Bagi masyarakat untuk selalu mengingat nilai dan norma yang ada untuk
menghindari terjadinya penyimpangan negatif dan tidak harus menjalani
penanganan dalam bentuk represif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Lukman Surya Saputra, Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan
Patriotisme, PT Setia Purna, Bandung, 2007
Buku Ajar Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, PT Masmedia, Jakarta, 2017

Undang-Undang:
Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (lama)
Undang-Undang No. 1 tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (baru)

Artikel:
Motorplusonline, Maling Motor Panen Banyak di Malang, Bikin Kasus Curanmor Naik, diakses
pada tanggal 28 September 2023 pukul 17.13 WIB, https://www.motorplus-
online.com/read/253884378/maling-motor-panen-banyak-di-malang-bikin-kasus-
curanmor-melesat-naik

10

Anda mungkin juga menyukai