Anda di halaman 1dari 14

Tugas: Final

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

OLEH

NAMA : SASMITA

STAMBUK : A1N2 16 096

PENDIDIKAN SEJARAH KONSENTRASI PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
Soal

1. Jelaskan syarat, tujuan dan bentuk keteraturan sosial ?


2. Jelaskan disertai contoh perbedaan solidaritas organik dan solidaritas mekanik dalam
suatu masyarakat ?
3. Jelaskan beberapa bentuk perilaku menyimpang yang sangat membahayakan masa
depan masyarakat Indonesia ?
4. Jelaskan disertai contoh prinsip dan tuntutan reformasi yang sampai saat ini masih
menjadi sorotan masyarakatan dalam pelaksaannya ?
5. Jelaskan disertai contoh beberapa bentuk diferensiasi sosial ?
6. Jelaskan disertai contoh beberapa pendekatan multikultural sebagai wahana
pembelajaran diferensiasi sosial ?
7. Jelaskan secara singkat beberapa faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
pada masyarakat Indonesia ?
8. Jelaskan fungsi dan karakteristik kota yang mampu memberikan harapan bagi
masyarakat kota ?
9. Jelaskan beberapa perspektif teoritis tentang perubahan sosial dan menurut anda
perspektif teoritis mana yang mendekati fenomena perubahan sosial di Indonesia saat
ini, berikan satu contoh ?
10. Jelaskan disertai 2 (dua) contoh potret manusia dalam masyarakat yang sulit
menentukan makna hidup di antara sepktrum modern dan tradisonal ?
Jawab:

1. A. Syarat keteraturan sosial


Beberapa syarat yang di perluakn bagi keteraturan sosial adalah sebagai berikut:
a. Norma-norma sosial
Keteraturan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyrakat, apabila para
warga masyrakat memiliki sikap patuh terhadap nilai-nilai dan norma-norma
masyrakat. Dengan kata lain, suatu keteraturan sosial akan tercapai apabila setiap
anggota masyrakat bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku dalam masyrakat.
b. Nilai-nilai sosial
Konsep nilai sosial banyak berkaitan dengan pola-pola sikap dan tindakan
yang menjadi acuan bagi individu dan masyrakat. Nialai adalah sebuah
kepercyaan yang didasarkan pada sebuah kode etik dalam masyrakat. Nilai
menunjukkan pada kita tentang apa yang benar dan yang salah, baik dan buruk, ia
juga menunjukkan bagaimana seharusnya kita hidup sekarang dan yang akan
datang, juga pengalaman hidup dimasa lalu.
c. Lembaga sosial
Dalam kosep sosiologis, lembaga adalah suatu system norma untuk mencapai
suatu tujuan tertentu atau kegiatan yang oleh masyrakat di pandang apenting,
atau, secara formal sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuaan yang berkisar pada
suatu kegiatan pokok manusia dalam sebuah lembaga selalu mencakup system
gagasan dan perilaku yang terorganisasi yang ikut serta dalam perilaku itu.
B. Bentuk-Bentuk keteraturan sosial:
a. keteraturan sosial dalam bentuk jalainan perasaan dan keselarasa
sebuah masyrakat yang asasi bukanlah terletak pada individu-individu, akan
tetapi adalah keluarga-keluarga. Dalam keluargalah individu di perkenalkan kepada
masyrakat.
b. keteraturan sosial dalam bentuk kerja sama, kerja sama (merupakan) bentuk iteraksi
sosial yang pokok. Kerjasama dapat menggambarkan sebagian besar bentuk
interaksi sosial. Segala macam bentuk interksi tersebut dapat dikembalikan pada
kerja sama.
c. keteraturan sosial dalam bentuk pembagian kerja
berbeda dengan bentuk pertama dan kedua, bentuk keteraturan dalam bentuk
pembagian pekerjaan dilatari oleh semakin kompleksnya kebutuhan individu dan
meningkatnya ketergantungan seseorang dalam sebuah lembaga dan ikata-ikatan
sosial
2. Perbedaan solidaritas mekanik dan organic di sertai contoh
Solidaritas mekanik adalah ssuatu keada hubungan individu yang lebih banyak
didasarkan pada sikap toleransi akan perbedaan dan lebih mengandalkan consensus
dalam mencapai integrasi sosial dan ikatan mempersatukan individu dalam organisasi
sosial. Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama yang
menujukan pada “ totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentiment-sentimen
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama”
Sebalikanya solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah
besar. Solidaritas itu didasarkan pada tingkat saling ketergantungan tinggi. Saling
ketergantungan itu bertambah sebagai hasil dari bertambahnya spesialisasi dalam
pembagian pekerjaan, yang memungkinkan dan juga mengairahkan bertambahnya
perbedaan di kalangan individu.
Contohnya: petani mengahasilakan makanan untuk meberi makanan para pekerja
pabrik yang yang memproduksi traktor pada akhirnya memunkinkan petani untuk
menghasilkan lebih banyak hasil panen dengan traktor.

3. Bentuk perilaku menyimpang


Beberapa bentuk perilaku menyimpang diantarnya adalah sebagai berikut:
a. Pencurian, penipuan dan pengelapan
Perbuatan mencuri, yakni mengambil milik orang lain untuk dimiliki tanpa
ijin, penipuan terhadap orang lain serta pengelapan uang bank misalanya, adalah
perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh masyarakat. Perilaku tersebut jelas
dapat dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang.
b. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
Ketika reformasi berhasil berhasil menumbangakan seoharto, dan memaksa
MPR mengeluarkan ketetapan tentang pemerintah yang bersih dari KKN,
sebagian aktifitas organisasi non pemerintah (ornop) melihat korupsi dari
kacamata finensial dan legalistik. Korupsi merupakan pembuatan mengunakan
wewenang sehingga merungikan orang lain atau Negara, yang biasanya berbentuk
harta kekanyaan. Korupsi benar-benar telah menjadi problema sosial yang
menambah catatan perilaku menyimpang. Belum lagi, praktik kolusi yang
bernuansa persekongkolan untuk melakukan sesuatu untuk kepentingan meraka
yang berkolusi. Nepotisme, yang mengambarakan usaha seorang pejabat
memanfaatkan posisinya untuk menguntungkan kerabat, konco bisnis, konco
politik, dan konco apa saja.
c. Perkelahian pelajar
Perkelahian pelajar erat kaitnya dengan konflik. Namun demikian jika dilihat
pada perilaku mereka, sebenarnya tidak semata-mata dieksperesika dalam bentuk
pertentang (konflik), akan tetapi bias Nampak sebagai perilaku yang
menyimpang. Jika perilaku konflik pelajar itu, dikombinasikan dengan
penampilan saling mengumpak, mencaci, memaki, yang ditunjukan tidak saja
kepada sesama pelajar dan mungkin juga guru-guru mereka, maka jelas tindakan
seperti ini termasuk sebagai perilaku yang menyimpang.
d. Hubungan seksual di luar nikah
Baik secara sosiologis maupun yuridis, hubungan seksual di luar nikah tidak
dapat dibenarkan. Sebab, perbuatan itu bertengan dengan norma-norma sosial,
norma moral, maupun oleh norma agama. Oleh karena itu, hubungan seksual di
luar nikah merupakan tindakan menyimpang dan di tentang oleh masyarakat.
e. Penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan narkotika adalah penggunan narkotika tanpa ijin dengan
tujuan memperoleh “kenikmatan” pengunaan narkotika dapat di anggap sah bila
digunakan untuk kepentingan yang positif, misalnya untuk keperluan rumah sakit
(misalnya pembiusan) dan laboratorium.
f. Pembunuhan
Pembunuhan adalah tindakan kriminal yang menghilangkan nyawa orang
lain. Pembunuhan merupakn kejahatan berat yang tidak berperikemnusian. Oleh
karena itu, sesorang yang melakukan pembunuhan, selain akan disingkirkan oleh
masyarakat, juga dapat dikenakan hukuman berat (dipenjarakan).
g. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah kecenderungan sesorang untuk tertarik pada orang
yang “sejenis” sebagai mitra seksual. Pria yang melakukan tindakan demikian
disebut seorang homoseks, sedangkan sebutan bagi wanita adalah lesbian.
h. Alkoholisme
Minuman yang mengandung alkohol tinggi dapat membuat orang menjadi
mabuk dan tidak dapat berpikir secara normal. Minuman alcohol mempunyai efek
negative terhadap saraf, dan akibatnya, seorang bisa mabuk. Orang yang
menderita mabuk kurang mampu mengendalikan diri, secara fisik, sosial, maupun
psikologis. Dalam keadaan demikian, disamping merugikan diri sendiri juga
merungikan orang lain.

4. Prinsip dan tuntutan reformasi


Prinsip pokok reformasi di Indonesia adalah ”reformasi total” artinya, bahwa
gerakan reformasi di arahkan pada upaya pembaharuan kepada ” reformasi
menyeluruh” yang menyangkut segala aspek kehidupan bangsa dan Negara. Cakupan
reformasi menyeluruh adalah rreformasi moral, politik, sosial dan budaya, dalam
membongkar budaya yang feodalistik yang merugikan bagi persatuaan dan kesatuan
bangsa. Cita-cita reformasi senantiasa di tetapkan pada kerangka landasan cita-cita
kemerdekaan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Secara demikian,
reformasi total dan menyeluruh, dipusatkan pada upaya pembongkaran praktek-
praktek hukum yang dilakukan dengan cara membongkar perangkat hukum atau
tatanan praktik kekuasaan, kelajiman, tradisi seta budaya politik yang merugikan
kehidupan bangsa.
Dalam bidang hukum, reformasi di arahkan pada upaya merealisasi hukum yang
diperlukan oleh bangsa Indonesia, yang secara fungsional mampu memberiakan
perlindungan warga Negara, menegakkan keadilan dan kebenaran serta memberikan
kepastian hukum yang semuanya berdasar pada asas kedaulatan rakyat. Itulah
sebapnya, akar dari reforamasi hukum harus ditetapkan pada posisi hukum yang dapat
memberikan “ rasa adil “ bagi rakyat, yang dapat memberikan layanan “demokrasi”
dengan beriorintasi pada perlindungan HAM.
Dengan memperhatiakn pada konsep hukum di atas, maka materi reformasi
bidang hukum di Indonesia, baik secara substantive maupun procedural, paling tidak
harus di pusatkan hal-hal sb:
1). Praktik hukum yang secara demokratis dengan memperhatiakn kondisi bangsa
dan masyarakat dan bhineka tunggal ika. Garapan materinya, meliputi kondisi
pelapisan masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyrakat yang
“majemuk”.
2). Praktik kelembagaan peradilan dan organisasi pemerintah dalam melaksanakan
jiwa huku yang representative dan tetap berpihak pada rakyat, bukan pada
pemerintah, golongan atau bahkan pada kepentingan individu.
3). Segala produk perundang undangan sebagai aturan lebih lanjut dari UUD, dalam
menjamin hak-hak yang melekat apada rakyat dengan objektif dan atas dasar
proporsionalisme
4). Jaminan hukum terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia, bagi seluruh RI
tanpa membedakan suku, agama, etnis dan antar golongan (sara)
Contohnya: hamper semua orang ingin maju tanpa melalui proses bagaimana
lazimnya . anak sekolah mau naik kelas kalau bisa tanpa ujian, ingin lulus tanpa
susah-susah belajar, ingin jadi sarjana jiblak kaya tulis orang. Tak terkecuali
orang tua murid sealalu menginginkan anaknya naik kelas atau lulus ujian
walaupun kemampuanya rendah, denagn menempuh berbagai cara seperti
menemui kepala sekolah, wali kelas atau kalw kebetulan punya kenalan pejanbat
eselon yang lebih tinggi minta kate belece agar di berikan prioritas. Naik kelas,
naik pangkat atau naik gaji tentu semua orang mengharapkan, tetapi untuk
mendapatkannya sering menempuh segala cara, tidak mengindahkan etika atau
turan main.
5. Bentuk deferensiasi sosial antara lain sebagai berikut :
Bentuk deferensiasi sosial, banyak menggabarkan kondisi multikulturalistis dalam
gaya, cara dan stereotype kehidupan kebudayaan manusia. Adapun beberapa bentuk
deferensiasi sosial antara lain sebagai berikut:
a. Deferensiasi ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan
yang sama. Deferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan
ciri-ciri fisiknya, bukan budayaan. Contonya: Mongoloid, Kaukasoid ,
Negroid dan dll.
b. Deferensiasi suku bangsa (etnik)
Diantara kita juga saling membedakan antar orang papua, orang ambon,
orang minang, oaring batak, orang bugis, orang Madura, orang jawa, dan
sebaginya. Mereka memiliki bhasa perkapan, pakaian yang mereka pakai,
makan dan minuman yang khas mereka, kesenian, singkatnya adat istiadat.
Contonya: perbedaan warna kulit bangsa Indonesia, mulai dari putih, sawo
matang, kuning langsat, dan lainnya
c. Deferensiasi klan
Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikat darah atau keturunan yang
sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah
(patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal). Contohnya: macam-macam marga
atau klan pada suku batak seperti nanggolian, siahaan, butar-butar,
situmorang, sinaga dan lainnya.
d. Deferensiasi agama
Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci agama merupakan
masalah yang esensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan
seseorang yang di anggap benar. Contohnya: ragam agama di Indonesia
seperti isalam, hindu, katolik, protestan, konghuchu dan lainnya.
e. Deferensiasi profesi (pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kengiatan yang dilakukan manusia
sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Deferensiasi profesi
merupakan pengkelompokan masyarakat di dasarakan pada jenis pekerjan atau
profesinya biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Contohnya:
masyarakat yang hidup didesa, dengan satatus pamong desa akan memiliki
status sosial yang berbeda dengan masyarakat biasa karena adanya perbedaan
jabatan dan kekuasaan.
f. Deferensiasi jenis kelamin
Jenis kelamin merupakn kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada
perbedaan seks atau jenis kelamin perbedaan biologis. Contohnya: laki-laki
dan permpuan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya lelaki di bebankan akan
tugas mencari nafka dan melakukan pekerjaan berat. Sedangkan wanita biasa
dibebankan dengan segala pekerjaan rumah dan mengurus anak.
g. Deferensiasi asal daerah
Deferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah
atau tmpat tinggalnya, desa atau kota. Contohnya: keanekarangaman suku di
Indonesia seperti Jawa, Batak, Sunda, Toraja, Dayak, dan lain-lain.
h. Deferensiasi partai
Deferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegitannya
mengatur kekuasaan Negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seasas
seideologi dan sealiran. Contohnya: presiden, gubernur,bupati, DPR,kepala
desa.

6. Pendekatan multicultural sebagai wahana pembelejaran deverensiaasi sosial


Berdasarkan embrio materi dan tujuan pendidikan multicultural, maka pendekatan
yang di gunakan harus relevan dengan upaya pemberdayaan civi society. Beberapa
pendekatan yang di angkat tidak bisa di pisahkan dengan oriontasi garapan akhir,
yakni membina kemandirian dan kepribadiaan warga Negara yang baik sergta
bertanggung jawab sesuai dengan kriteria kontitusi.
a. Pendekatan yuridis
Pendekatan ini mengantarkan warga Negara untuk memahami norma-norma
formal yang selanjutnya dengan norma-norma itu akan memiliki sikap loyal
terhadap konstitusi.contohnya penerapan UUD, pancasila.
b. Pendekatan structural fungsional
Titik sentral pendekatan structural fungsional memberikan perhatian pada
keteraturan (order)., meredam konflik., mengandalkan consensus.,
mempertahankan pola., keseimbangan (Akuibrium) dan mengagungkan suatu
fungsi. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari pemerintah yang mendirikan
sekolah dalam rangka penyelenggarakan pendidikan untuk warganya, murid-murid
di persiapakn untuk mengisi lapangan kerja dan posisi di pemerintahan nantinya
dll.
c. Pendekatan etika moral
Pendekatan “etika moral” pada dasarnya digunakan sebagai wacana pembenaran
(justivication) terhadap tindakan sosial. Sementara itu, “etika” sebagai perwujudan
dari filsafat tingkah laku manusia. Contohnya pembunuhan, pencurian,
pemerkosaan, pelecehan seksual dll
d. Pendekatan psikologis / pedagogis
Pendekatan ini lebih menekankan pada dunia belajar dan lingkungan di mana
peserta didik melakukan kegiatan itu. Penerapan pendekatan “psikologis/dagogis´
didasarkan pada pertimbangan tingkat perkembangan kejiwaan peserta didik yang
di kaitkan dengan jenjang pendidikan yang di ikuti.
Contohnya: SD, SMP, SMA Perguruan tinggi
e. Pendekatan empati dan pengurangan prasangka
Mendefinisakan empati sebagai berada pada posisi orang lain. Dalam empati,
berarti kita” berpartisipasi” pada pengalaman orang lain. Komunikasi empati
mendorang kepekaan intersial dan iterkultural. Contohnya : berpartisipasi
memberikan sumbangan kepada orang yang telah mengalami musibah, dll

7. Faktor pendorong dan faktor penghambat


a. Faktor pendorong
1. Kontak dengan kebudayaan lain
2. Difusi intra masyarakat
3. Difusi antar masyarakat
4. Sistem pendidikan yang maju
5. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang tapi buakan delik
6. Sitem terbuka dan lapisan-lapisan masyarakat
7. Penduduk yang heterogen
8. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang /kehidupan tertentu.
9. Orientasi ke masa depan
10. Memegang nilai bahwa manusia harus beriktiar untuk memperbaiki hidupnya
11. Disorganisasi dalam masyarakat
12. Sikap mudah menerima hal-hal yang baru
b. Faktor penghambat
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masayarakat sangat tradisional
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap yang tertutup
7. Hambatan yang bersifat idologis
8. Adat atau kebiasaan dan
9. Orientasi nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin
diperbaiki .
Dari kedua faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial budaya tersebut di
atas, setiap masayarakat penting sedikit mempunyai dua kecenderungan, yaitu
kecenderungan untuk merubah dan kecenderungan untuk bertahan.

8. Beberapa funsi kota yang menajamin keterandalan kota, atara lain dapat dikemukan
sb:
a. Kota berfungsi sebagai pusat pendidikan
Tidak disangsikan, jika orang akan menuntut ilmu dan pengetahuan serta
mengembangkan wawasan akademiknya, pasti beduyun-duyun pergi kekota.
Rasionalnya, kota memiliki potensi seabagai penyedia lembaga/ pembaga
Pendidiakn yang bisa di ikuti oleh siapa saja yang tinggal disana.
b. Kota berfunsi seabagai pusat peradaban,suatu istilah terjemahan dari civilazation
bertalian erat dengan kata latin civis ( warga kota) dan civitas (kota, tempat warga
kota). Peradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan.
c. Kota berfunsi sebagai ousat ekonomi dan perdagangan
Perjalanan arus perekonomian desa akan selalu berunjung di kota. Hamper semua
hasil pertanian di desa akan terjaual. Itulah sebapnya, dilihat dari konsep bahwa
kemajuan pereonomian kota sebagian di tentukan oleh surplus (kelebihan hasil
pertanian ) desa.
d. Kota berfungsi sebagai penyedia lapangan kerja
Kota merupakan bertemunya berbagai profensi pekerjaan. Difersi/fikasi pekerjaan
tercermin dalam bidang-bidang profesi yang dimiliki oleh komunitas kota.
Berbagai lemabaga, instansi, indudtri dan perusahaan, banyak membutuhkan
peluang ketenaga kerjaan sesuai dengan bidang-bidang yang menjadi garapan.
e. Kota berfunsi sebagai puasat pemerintah
Sebuah ungkapan “ desa mawacara kuthamawatata” ( desa memiliki cara tradisi
sendiri dan kota memiliki tatanan sendiri), erat kaiatannya dengan eksisten dan
fungsi masing-masing. Desa lebih banyak mengandalkan pada hubungan yang
bersifat panguyuban ( gemeinschft), sangat potensial dalam mengembangkan
komitmen masayarakat dalam melestarikan tradisi, nilai-nialai yang tumbuh dan
berkembang didalamnya.
Karasteristik masyarakat kota

a. Heterogenitas sosial
Kepadatan penduduk mendorong terjadinya persainagan dalam pemanfaatan
ruang. Orang dalam bertindak memilih mana yang paling menguntungkan
baginya, yang akhirnya mencapai spesialisasi. Demi berhasilnya kapilaritas sosial
( membuat krarir) orang yang mengurangi jumlah anak dalam keluarga.
b. Hubungan sekunder
Jika hubungan antara penduduk desa disebut primer, maka hubungan oaring kota
disebut sekunder. Pengenalan dengan orang lain serba terbatas pada bidang hidup
tertentu.
c. Toleransi sosial rendah
Dikota hamper tak memperdulikan tingkah laku pribadi sesamanya. Meski di
masyarakat ini terdapat control sosial, akan tetapi sifatnya non pribadi, asal tidak
merugikan bagi umum, tindakan dapat di toleransi.
d. Mobilitas sosial tinggi
Kkota menunjukkan frekwensi mobilitas ( datang/pergi) yang sanagat tinggi.
Lebih-lebih kedatanagan penduduk kekota terdorong oleh tujuan urbanisasi dan
harus menetap disana.
e. Individualisasi tinggi
Dikota, orang bisa memutuskan apa saja secara pribadi, krarirnya tanpa
didesakkan oleh orang lain. Hal ini disebapkan oleh persaiangan ketat orang-
orang dikota dalam mengejar tujuan dan kepentingan hidupnya.

9. Perspektif teoritik perubahan sosial


a. Teori Evolusioner
Memanggap masayarakat mengalami perkembanagan dari bentuk yang sederhana
menjadi menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks. Para penganut teori ini
percaya bahwa masyarakat yang berada pada tahap pembagunan yang lebih maju
akan lebih progresif dari pada masyarakat lain menurut teori ini masayarakat
secara pertahap berkembang dari primitive, tradisonal, dan menuju masyarakat
modern dan maju.
b. Teori Sikulus
Berpendapat bahwa masyarakat itu berputar melewati tahap-tahap yang berbeda-
beda, akan tetapi tahap-tahap ini besifat berulang dari pada bergerak seperti dalam
teori evolusioner.
c. Teori Keseimbangan
Melihat masyarakat terdiri dari sejumlah bagian yang saling berngantung satu
sama lain, dimana masing-masing bagian itu membantu efektifan masyarakat.
Jika terjadi perubahan sosial, salah satu bagian tersebut yang kemudian
menggoyahkan masyarakat dan bisa dimungkinkan ada perubahan sosial
tambahan yang akan terjadi dalam bidang-bindang yang lain.
d. Teori Konflik
Memandang masyarakat sebagai (massof groups) yang selalu berselisi satu sama
lain karena kelompok-kelompok ini bersaing untuk memperebutkan barang-
barang dan sumber-sumber daya yang maka terjadilah perubahan sosial
e. Teori Sebab Akibat
Dapat di pilah menjadi dua macam, yaitu analisas dialektis dan teori tunggal.
Analisa dialektis perubahan sosial atau sering dikenal dengan pola kebudayan,
menelaah syara-syarat dan keadaan-keadaan yang mempunyai efek dapat berubah
keseimbangan sistem masyarakat itu.
f. Teori Evolusi Unilinier
Perpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayannya mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapap-tahap tertentu, semula dari bentuk
sederhana, kemudian bentuk yang kompleks samapai pada tahap yang sempurna.
g. Teori Evolusi Multilinier
Pada pokoknya menggabarkan suatu “metodologi”, didasarakan pada suatu
asumsi yang menyatakan bahawa dalam perubahan kebudayan didapatakan gejala
“keteraturan” yang nyata dan signifikan, yang dapat lihat apada aspek hukumdari
pada kebudayan.
Menurut saya yang mendekati perubahan sosial yaitu teori evolusi unilinear
contohnya di Indonesia masyarakat sudah mealukan budaya barat dimana cara
berpakaian sudah tidak sopan lagi dan gaya hidup masyarakat Indonesia sudah
mengarah kebarat-baratan sekarang.
10. 2 (dua) contoh potret manusia dalam masyarakat yang sulit menentukan makna hidup
di antara sepktrum modern dan tradisonal yaitu:
a. Rok merupakan symbol kemajuan yang ditawarkan oleh poal hidup modern
( perkotaan), Sanggul merujuk pada symbol pakaian tradisional ( jawa), yang
biasa dipadu dengan “ kebaya “, “ kain panjang” serta “stagen”
“ rok bersanggul”, dimaksudkan untuk merujuk sosok wanita yang mengenakan
“rok”.
b. kasus korupsi juga dapat dimaksudkan sebagai potret manusia kebingungan, sebap
korupsi muncul, dapat disebapkan karena masih berjalannya nilai-nilai lama dan
dari atas , kurang terbukanya pembuatan undang-undang dalam menampung
kepentingan golongan-golongan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai