Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM PENELITIAN

PESAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM TANDA TANYA KARYA


HANUNG BRAMANTYO

Praktikum Penelitian Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mata Kuliah Praktikum
Penelitian

Disusun Oleh:
IRAWAN SYAHPUTRA
NPM: 2018530020

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021 M/1442 H
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal penelitian yang berjudul “Pesan Toleransi Beragama Dalam Film Tanda

Tanya Karya Hanum Bramantyo”, yang disusun oleh Irawan Syahputra, Nomor Pokok

Mahasiswa : 2018530020, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam disetujui untuk

diajukan seminar proposal penelitian Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

Jakarta, 07 Juli 2021

Pembimbing

Drs. Fuad Falakhuddin, MA

ii
PESAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM “TANDA TANYA” KARYA

HANUNG BRAMANTYO (KAJIAN ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)

IRAWAN SYAHPUTRA

2018530020

ABSTRAK

Film merupakan media komunikasi visual yang sangat berkembang pesat di


indonesia, bahkan film dapat menjadi inspirasi hidup bagi peminat dari film yang
digemarinya karena penyampaian pesan dalam film sangatlah mudah untuk dicermati bagi
peminatnya. Film “tanda tanya” merupakan film yang mengangkat cerita fiksi sebuah
konflik yang sudah sering kita temui dikehidupan nyata seperti intoleransi antar agama, ras,
dan antar golongan hingga peristiwa terorisme yaitu pengeboman gereja. Film ini mempunyai
kelebihan yaitu banyak pesan moral yang disampaikan, terutama bagaimana manusia
harusnya saling melakukan toleransi dan menghargai setiap perbedaan yang ada di
sekitarnya.

Metode penelitian yang penulis gunakan jenis penelitian desktiptif test yaitu
penelitian yang menyajikan berupa kata kata dan gambar yang berkemungkinan menjadi
kunci atau infoermasi terkait penelitian. Analisis penulis lakukan menggunakan teori
semiotika john fikse dengan sumber data dan objek dari film “tanda tanya”.

Hasil penulisan ini adalah film “tanda tanya” terdapat pesan toleransi beragama yang
kemudian diterapkan dalam semiotika yang dikaji john fikse melalui tiga level. Level
realistis, menyajikan sebuah pesan toleransi beragama, seperti persuadaraan, tolong
menolong, dan persetujuan dalam perbedaan. Level representasi, menyajikan dari aspek
kamera, pengaturan, lightning, dan setting tempat yang menggambarkan sebuah pesan
toleransi beragama dan level representasi dan level realistis saling mendukung supaya film
tersajikan dengan jelas. Level ideologi, pada intinya terdapat pada adegan adegan film “tanda
tanya” menggunakan ideologi humanism dan pluralism

Kata Kunci, Pesan, Toleransi Beragama, Film.

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah
memberikan beribu ribu nikmat kepada manusia salah satunya yaitu nikmat sehat, sehingga
penulis dapat menulis skripsi yang sederhana ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan
kepada baginda Rasul Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan sampai zaman terang benderang. Dengan ini, penulis persembahkan skripsi ini
kepada :

1.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1

A. Latar Belakang....................................................................1

B. Identifikasi Masalah............................................................3

C. Fokus dan Subfokus Penelitian ..........................................3

D. Rumusan Masalah...............................................................3

E. Tujuan Penelitian................................................................3

F. Kegunaan Penelitian............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….…………………………….4

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian........4

1. Pengertian Toleransi......................................................4

2. Toleransi Antar Umat Beragama .................................5

3. Prinsip-prinsip Toleransi Antar Umat Beragama .........7

4. Pengertian Film.............................................................8

5. Sejarah Singkat Perfilman Indonesia............................9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………11

A. Sinopsis Film.......................................................................11

v
B. Alur Cerita Film..................................................................13

C. Pemeran Film......................................................................15

D. Penghargaan Film................................................................17

E. Gambaran Film....................................................................19

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film “Tanda Tanya” merupakan film drama indonesia yang disutradarai oleh
Hanung Bramantyo yang dirilis pada tanggal 7 april 2011. Tema dari film ini adalah
pluralisme agama di Indonesia yang sering terjadi konflik antar keyakinan beragama,
yang dituangkan kedalam suatu kisah yang berkisar pada interaksi dari tiga keluarga,
satu Buddha, Muslim, dan Katholik, setelah menjalani banyak kesulitan dan kematian
beberapa anggota keluarga dalam kekerasan agama, mereka dapat untuk hidup
berbaik.1
Toleransi upaya untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang harmonis
merupakan upaya yang harus senantiasa diusahakan secara terus menerus dan
bersama sama oleh segenap komponen bangsa. Salah satu upaya yang patut untuk
dikembangkan secara bersama sama tersebut ialah membangun rasa toleransi atau
penghargaan terhadap orang dan kelompok lain. Toleransi dalam pergaulan antar
umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi
memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk
menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap
merasa paling benar dengan cara mengeliminasi kebenaran orang lain.
Harus diakui bahwa membangun toleransi selama ini dilakukan, akan tetapi
belum begitu kuat untuk dijadikan sebagai landasan dalam mewujudkan
keharmonisan yang sejadi dalam kehidupan umat beragama. Maka stigma “lazy
tolerance” yang ada harusnya dibantah dan dirubah sehingga menjadi toleransi yang
sejati. Pada dasarnya agama Islam bisa berkembang di tengah-tengah agama yang
lain, hidup saling berdampingan pada satu wilayah, sebagaimana yang terjadi di
Tiongkok. Islam bisa masuk di Tiongkok melalui jalur darat dan laut pada abad ke-7
pada masa khalifah Usman bin Affan. Perjalanan darat ialah dari Arab sampai ke
bagian barat laut Tiongkok dengan melewati Persia dan Afghanistan. Jalan ini
terkenal dengan sebutan jalur sutra.

1
Diunggah dalam https://youtu.be/69AWYUTAaF4 , dipublikasikan tanggal 30 April 2020

vii
Sedangkan perjalanan laut ialah dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke
pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok. Pada abad ke-7 dan ke-8 hubungan antara
Tiongkok dengan Arab sangat baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirim utusan
muhibahnya ke Tiongkok selama 147 tahun (651-798). Para pedagang Arab dan
Persia yang berniaga ke Tiongkok umumnya orang Islam yang datang perorangan dan
kemudian menikah dengan wanita setempat. Keturunan mereka dari generasi ke
generasi memeluk agama Islam dan menjadi penduduk Tiongkok.2
Film Tanda Tanya mengisahkan kehidupan beberapa keluarga dengan
perbedaan keyakinan, hidup saling berdekatan di sebuah area dekat Pasar Baru.
Lingkungan mereka dikelilingi masjid, gereja dan klenteng. Mereka hidup bersama
meski kadang memiliki konflik tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu
kepala keluarga tersebut adalah Tan Kat Sun (Henky Solaiman).
Dia memiliki restoran Canton yang mengolah beragam masakan Cina. Di sana
juga tersedia makanan non-halal yang tidak boleh dimakan oleh penganut agama
Islam. Meski begitu, restoran Tan Kat Sun juga memiliki pelanggan dari kalangan
muslim. Tapi, pemilik restoran cukup sadar dengan kenyataan itu. Oleh sebab itu, dia
juga menyediakan kebutuhan makanan halal bagi pelanggan muslim. Tan Kat Sun
beragama Budha.
Walau berbeda keyakinan dengan yang lain, dia konsisten untuk tetap
menghargai karyawan, tetangga, hingga pelanggan muslimnya. Di sisi lain ada Rika
(Endhita) yang merupakan janda beranak satu, seorang murtad. Dulunya, dia
penganut agama Islam. Meski menjadi orang tua tunggal, Rika tetap konsisten untuk
mengajarkan Islam dan iman kepada anaknya, Abi.
Suatu hari, Abi khatam Al Quran. Di saat penting itu, orang tua Rika mau
untuk berkunjung ke rumahnya. Dan suatu ketika, Rika memiliki rasa cinta pada
Surya seorang pemuda muslim yang bersedia memerankan tokoh Yesus dalam sebuah
drama. Namun suatu ketika terjadi percekcokan. Menuk (Revalina S. Temat), salah
satu pegawai Tan kat Sun yang berjilbab, harus berselisih paham dengan Soleh (Reza
Rahadian) yang menjadi suaminya. Soleh cemburu dengan Ping Hen alias Hendra
(Rio Dewanto), lantaran dulunya Menuk dan Hendra pernah menjalin kasih di tengah
perbedaan agama. Gara-gara inilaih Soleh dan Menuk kerap berkonflik dalam
keluarganya.

2
https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/jalur-perdagangan-maritim-nusantara-cerita-dari-masa-lalu-
sebuah-upaya-bagi-masa-kini diakses pada 21 feb 2022

viii
Meskipun demikian, film Tanda tanya mempunyai kelebihan menginspirasi
para penontonnya tentang bagaimana bentuk toleransi dikalangan masyarakat. Film
Tanda Tanya tidak hanya memandang tentang perbedaan agama, akan tetapi juga
memfokuskan rasa kemanusiaan serta rasa kepedulian antar umat beragama satu sama
lain tanpa melihat agamanya. Seolah film ini menjadi jematan untuk membuat
masyarakat yang berbeda ras, suku, golongan maupun agama saling bersatu sama
lainnya. Toleransi dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 8 sebagai berikut :

۟ ُ‫وا ۚ ٱ ْع ِدل‬
‫وا‬ ۟ ُ‫شنَـَٔانُ قَ ْو ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ْع ِدل‬
َ ‫س ِط ۖ َواَل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ْ ِ‫ش َهدَٓا َء بِٱ ْلق‬ ُ ِ ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل‬ ۟ ُ‫وا ُكون‬۟ ُ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬


۟ ُ‫ب لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّق‬
ُ ‫ُه َو َأ ْق َر‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang


yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.3
Penduduk indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang terdiri dari jawa,
Batak, Melayu, Banjar, Dayak, Bugis, Minahasa, Bali, Madura, Ambon, Papua,
Maluku, dan sebagainya. Mereka disebut sebagai bangsa Indonesia yang terdiri dari
negeri negeri yang memiliki teroterium sendiri. Mereka berdiam dalam konsep bangsa
yaitu sebagai orang yang memiliki bahasa, darah, sejarah, dan tanah yang sama tetapi
hidup diwilayah negeri sendiri sendiri.
Selayaknya indonesia adalah bangsa yang tergolong sukses mengelola
kemajemukan karena pertumbuhan dan perkembangannya yang nyata dalam
polarisasi sosial. Sekalipun bangsa indonesia adalah majemuk, untuk dapat merajuk
kemajemukan itu tetap membutuhkan suatu komitmen kesatuan. Indonesia memiliki
ciri budaya yang khas ini tentunya merupakan modal besar bagi bangsa tanah air
dalam kelanjutan pembangunannya.4 Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan
analisis Semiotika John Fiske dengan paradigma kritisnya yang menekankan pada
proses produksi dan memproduksi makna dan mengemukakan teori tentang kode kode
televisi yang memiliki tiga level yaitu level realistis, level representasi, dan level

3
https://tafsirweb.com/1892-surat-al-maidah-ayat-8.html diakses pada tgl 11 Jun 2022.
4
Prof.DR.H.M.Ridwan Lubis. Merawat Kerukunan Pengalaman di Indonesia ( Jakarta. PT Elex Media Komputindo ) hal.10

ix
ideologi. Dengan demikian yang membuat peneliti tertarik untuk menyusun skripsi
dengan judul “PESAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM TANDA
TANYA KARYA HANUNG BRAMANTYO” (Kajian Analisis Semiotika John
Fiske)”.

B. Penegasan Istilah
Definisi operasional adalah konsep atau istilah yang digunakan untuk batasan dalam
judul penelitian guna menghindari penyimpangan atau kesalah pahaman dan
pembahasan masalah penelitian untuk memfokuskan kajian pembahasan sebelum
melakukan observasi lebih lanjut. Dengan demikian, penulis memberikan penegasan
istilah kata kata yang dianggap perlu adanya, yaitu :
1. Pesan
Pesan merupakan bagian dari unsur unsur komunikasi. Menurut cangara pesan
adalah sesuatu yang disampaikan oleh pegirim pesan kepada penerima pesan.
Pesan dapat disampaikan tatap muka atau media komunikasi.
2. Toleransi Beragama
Kata toleransi merupakan kata serapan dari bahasa inggris tolerance. Toleransi
adalah sikap, nilai, pengahargaan, keterlibatan, dan kesediaan seseorang untuk
mendukung penciptaan kondisi yang memberi ruang pada pengakuan perbedaan
supaya tercipta pada kerukunan bersama.
Definisi toleransi disebutkan dalam kamus besar bahasa indonesia sebagai berikut:
Toleransi adalah sikap dan sifat dalam menanggapi berbagai perbedaan yang ada
dengan cara menghargai, membiarkan, memperbolehkan pendirian pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan yang berbeda atau bertentangan
dengan pendirian sendiri.
Terma toleransi pada dasarnya adalah terma modern yang berasal dari dunia barat
dengan kekhasannya dalam bidang sosial, politik, dan budaya. Untuk itu
pemahaman tentang definisi toleransi penting untuk dirujuk dari kata aslinya
yakni tolerance. Maksudnya bahwa toleransi adalah kesediaan atau kerelaan untuk
menerima perilaku dan keyakinan keyakninan orang lain yang berbeda dengan
dirimu, meskipun engkau tidak setuju atau menyetujui mereka.5 Namun toleransi
beragama sendiri dapat dimaknai sebagai sebuah sikap menerima kebebasan

5
A. Arif Rofiki,Toleransi Antar Umat Beragama di Papua,(Jayapura, Jejak Pustaka) hal 9

x
dalam beragama dan perlindungan undang undang bagi hak asasi manusia dan
warga negara.
3. Film
Film dapat diartikan sebagai gambar bergerak yang diperangkati oleh warna, suara
dan sebuah kisah. Atau film juga bisa disebut sebagai gambar hidup. Para sineas
barat bisa menyebutnya movie. Film secara kolektif, sering disebut sinema.
Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematic atau gerak. Film juga
sebenarnya merupakan lapisan lapisan cairan selulosa, biasa dikenal didunia para
sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harfiah film ( sinema ) adalah
Cinemathography yang berasal dari kata Cinema + Tho = phytos (cahaya) +
graphie = graph (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis
gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang bisa disebut
dengan kamera.6
Dengan demikian, film dapat diartikan dalam sebuah karya seni yang berupa
gambar gambar hidup disertai dengan suara yang dimodifikasi atau disusun
sehingga menghasilkan sebuah ilusi gambar bergerak yang disajikan dalam bentuk
hiburan bagi penontonnya. Film juga biasanya mengandung sebuah pesan yang
ingin disampaikan oleh si pembuat film itu sendiri.
4. Analisis Semiotika

Semiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat mengkaji
tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang
terkandung dalam objek tersebut. Semiotika berasal dari bahasa Yunani
“Semeion”, yang berarti tanda. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda
(sign). Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat
teramati dapat disebut tanda. Dan tanda tidak terbatas pada benda (Zoest,
1993:18). Kata semiotika diturunkan dari bahasa Inggris, yaitu semiotics. Nama
lain semiotika adalah semiology. Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu
sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau semiology berasal dari bahasa
Yunani, yaitu semeion, yang berarti tanda. Secara terminologis, semiotik dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,
peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur, 2001).

Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda


memrepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, kondisi diluar tanda-
tanda itu sendiri. Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi
dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang

6
http://e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf hlm. 11.

xi
bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan
dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri.

Menurut Littlejohn, (2009: 53) dalam bukunya Teori Komunikasi Theories of


Human Communication edisi 9, Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-
makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut
sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.7

C. Rumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti dapat merumuskan
suatu masalah, yaitu Bagaimana Pesan Toleransi Beragama Dalam Film Tanda Tanya
Karya Hanung Bramantyo Dalam Kajian John Fiske ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu kepada rumusan masalah sebagaimana yang telah dipaparkan
diatas, maka tujuan penulis yang ingin diangkat dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pesan toleransi beragama yang dikemas dalam film Tanda Tanya.
2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mengandung manfaat diantaranya ;
a. Manfaat secara teoritis
1. Penelitian ini diharapkan mnambah wawasan dalam bertoleransi beragama dan
dapat menjadi refrensi bagi penelitinya.
2. Penelitian ini diharapkan menambah komunikasi terutama terkait analisis
semiotika.
b. Manfaat secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
toleransi beragama dalam film Tanda Tanya karya hanung bramantyo dan juga
dapat bermanfaat bagi perkembangan film indonesia.

E. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami isi skripsi ini maka peneliti menyusun
gambaran sistematka pembahasan yang akan dibahas sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
7
https://fisip.umsu.ac.id/2021/06/09/apa-itu-semiotika/ (by FaiWebsite) diakses tgl 11 jun 2023

xii
Dengan diawali dengan pendahuluan, bagian ini terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
pembahasan
Bab II : Landasan Teori
Dalam pembahasan bab ini, menjelaskan tinjauan teori pesan toleransi beragama
dalam film Tanda Tanya. Pada bab ini penulis akan membahas analisis yang akan
digunakan pada penelitian ini melainkan metode analisis semiotika John Fiske,
selanjutnya pada bab ini menjelaskan tentang pesan toleransi beragama. Disisi lain,
peneliti juga membahas peninjauan teoritis tentang teori film yang meliputi pengertian
film, dasar dasar dalam film, dan struktur film.
Bab III : Metode penelitian
Dalam bab ini membahas tentang jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data
Bab IV : Dalam Bab ini peneliti memaparkan Pesan Toleransi Beragama Dalam
Semiotik Tanda
Dalam bab ini membahas hasil dari analisis pesan toleransi beragama dalam film
Tanda Tanya berdasarkan analisis semiotika John Fiske
Bab V : Penutup
Bab ini berisi beberapa kesimpulan kesimpulan dan saran dari skripsi ini sehingga
menjadi sederhana

BAB II

KERANGKA TEORI

xiii
F. Identifikasi Masalah
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan latar belakang masalah diatas, maka
dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Toleransi merupakan sifat terpuji yang dapat menciptakan kerukunan dan
kenyamanan di dalam heterogenitas masyarakat.
2. Kekuatan film dapat memberikan dampak dan efek kepada masyarakat.
3. Pesan moral dan nilai tersirat di dalam film dapat diuangkap melalui
analisis semiotik.

G. Fokus dan Subfokus Penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis memilih fokus penelitian terhadap
pesan toleransi antar umat beragama yang sering menjadi masalah baru dilingkungan
masyarakat.

H. Rumusan Masalah
Bagaimana pesan tentang toleransi antar umat beragama dalam film Tanda Tanya.

I. Tujuan Penelitian

xiv
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan penelitian ini maka dari itu tujuannya
yaitu untuk mengetahui isi pesan toleransi antar umat beragama pada film Tanda
Tanya.

J. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini yang bisa dipetik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya
Komunikasi dan Penyiaran Islam
2. Sebagai bahan referensi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam
memanfaatkan film untuk studi media dakwah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian

1. Pengertian Toleransi

Toleransi adalah istilah untuk sebuah sikap menahan diri dari hal -hal yang
negative. Jika dikaitkan dengan perbedaan pendapat dan keyakinan, maka
toleransi adalah sikap menahan diri untuk tidak menggunakan cara-cara negative
dalam menyikapi pendapat dan keyakinan yang berbeda. Jadi toleransi adalah
sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain, tidak berarti seseorang harus
mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya melainkan harus
tercermin sikap kuat atau istiqomah untuk memegangi keyakinan atau
pendapatnya sendiri.

xv
Sesungguhnya tidaklah mudah memberikan pengertian terhadap kata
toleransi, atau dengan kata lain beberapa definisi yang dikemukakan oleh tokoh
lebih banyak menyoroti bahwa toleransi merupakan sebuah sikap yang ada pada
manusia. Misalnya Powell and Clark bahwa an attitude of tolerance is only
possible when some action or practice is objectionable to us, but we have
overidding reasons to allow that action or paractice to take place.

Dalam statemen tersebut tersirat sesungguhnya toleransi adalah sebuah


pengecualian (exception) atas hal-hal sebenarnya tidak disukai, tetapi tetap
dibiarkan dilakukan. Definisi lain diungkapkan oleh Andrew Cohen yang
menyatakan bahwa an act toleration is an agents international and principled
refraining from interfering with an opposed other in situation of diversity, where
the agent believes she has the power to interfere. Definisi ini mengartikan bahwa
toleransi merupakan sebuah sikap untuk tidak mencampuri atau bahkan
mengintervensi urusan atau juga perilaku orang lain. Toleransi juga mengandung
pengertian adanya sikap seseorang untuk menerima perasaan, kebiasaan, pendapat
atau kepercayaan yang berbeda dengan yang dimilikinya.8

Pengertian toleransi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah toleran


berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendiran. Sedangkan toleransi
yaitu sifat atau sikap toleran ; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan
yang masih diperbolehkan.

Dengan demikian, sesungguhnya konsep toleransi sangat layak untuk


dikembagkan dalam hubungan sosial di negara Indonesia. Hal ini tentu memiliki
alasan dan dasar yang sangat kuat, dimana nenek moyang orang Indonesia
mewariskan tradisi, kebudayaan juga sikap yang sangat baik ; diantaranya gotong
royong, bermusyawarah, juga toleransi. Oleh karenannya menjadi tugas dan
tanggung jawab para pewaris tersebut untuk melestarikannya secara bertanggung
jawab.

2. Toleransi Antar Umat Beragama

8
Dr.Indrus Ruslan M.Ag, toleransi antar umat beragama di Indonesia. (Bndar lampung, Arjasa Pratama) h.30

xvi
Menurut Irwan Masqudi, definisi toleransi melibatkan tiga kondisi yang saling
terkait berhadapan dengan pendapat : pertama, memiliki penilaian negative
(negative judgement) terhadap pendapat atau keyakinan yang berbeda; kedua, kita
bisa mengasikannya, tetapi; ketiga, sengaja menahan diri untuk menegasikannya.
Dalam kondisi pertama kita punya penilaian negative. Biasanya penilaian negative
mendorong kita untuk melakukan aksi negative – seperti kekerasan atas nama
agamamu – akibat penilaian negative terhadap pendapat yang berbeda. Dalam
kondisi kedua, kita dapat kekuatan untuk bertindak negative terhadap pendapat
yang berbeda dalam hal menegasikannya. Namun, dalam kondisi ketiga kita
sengaja “menahan diri” dari penggunaan cara-cara negative untuk
menegasikannya karena kita punya alasan menolerasinya.

Toleransi sering disalahpahami sebagai bentuk ketidakpedulian pasif (passive


indeference). Ketidakpedulian pasif merupakan sifat acuh tak acuh yang tidak
positif terhadap kebenaran. Ketidakpedulian pasif secara praktis tidak mau
memberikan penilaian dalam hal apapun terhadap pendapat orang lain karena
tidak memiliki gairah dan komitmen. Sedangkan orang yang toleran tetap
memberikan penilaian, baik positif maupun negative, terhadap pendapat orang
lain dengan komitmen moral dan kesadaran menghormatinya. 9

Oleh karena itu toleransi bukan sikap acuh tak acuh, toleransi tidak
menghalangi aktivitas saling mengkritik secara sopan dan empati dalam berdialog.
Sesorang harus menghormati perbedaan sebagaimana dia harus secara kritis
mengkoreksi pemahamannya sendiri dan orang lain dalam proses mencari
pemahaman yang lebih baik. Konsep ini oleh Irwan Masqudi disebut dengan
“toleransi kritis” (critical tolerance) yang berdiri diatas ” interaksi kritis” (critical
interaction).

Bentuk-bentuk Toleransi Beragama itu sesungguhnya banyak penafsiran,


banyak pemahaman oleh karena itu berbagai persepsi juga mengenai bagaimana
bentuk dari toleransi beragama yang dilakukan. Toleransi dibagi menjadi dua
macam yaitu :

a. Toleransi Terhadap Sesama Muslim

9
Dr.Idrus Ruslan M.Ag, toleransi antar umat beragama di Indonesia. (Bndar lampung, Arjasa Pratama) h.36

xvii
Agama islam adalah agama yang membawa misi rahmatan lil alamin. Maka
dari itu didalamnya selalu mengajarkan tentang tenggang rasa, kebebasan berfikir,
berpendapat dan saling cinta kasih diantara sesama manusia dan sesame muslim
pada khususnya.

b. Toleransi Terhadap Non Muslim

Dalam al-Qur’an Allah Swt menegaskan :

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunan
bersama mereka Kitab yang benar, untuk mempelajari keputusan diantara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentng
Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-
Nya.10

Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya. Kepada jalan
yang lurus. “(Q.S. al-baqarah : 213).

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut, maka dapat disimpulkan tiga hal yaitu :

1. Umat manusia memiliki satu kesatuan dibawah satu Tuhan.


2. Kekhususan agama-agama yang dibawakan para nabi
3. Peranan wahyu (kitab suci) dalam mendamaikan perbedaan diantara berbagai
umat.

3. Prinsip-Prinsip Toleransi Antar Umat Beragama

Toleransi antar umat beragama sangat diperlukan dalam menjaga


kehidupan yang harmonis antar pemeluk agama, tanpa toleransi dapat dipastikan
tidak dapat berjalan kehidupan dengan baik, rukun, terbuka, damai, dan
penghargaan. Toleransi antar umat beragama merupakan penentu kerukunan dan

10
Dr.Idrus Ruslan M.Ag, toleransi antar umat beragama di Indonesia. (Bndar lampung, Arjasa Pratama) h.37

xviii
keharmonisan kehidupan masyarakat dimana tercipta kehidupan sosial yang
dinamis dan kreatif yang menyangkut hubungan antar individu maupun antar
kelompok.

Toleransi antar umat beragama memang sangat diperlukan, apalagi pada


sebuah masyarakat yang plural. Tentu saja dapat disepakati bahwa makna
toleransi pada masyarakat yang plural adalah dalam bentuk bidang sosial dan
bukan pada bidang aqidah atau keyakinan atau praktik keagamaan. Hal ini perlu
disadari pada semua komunitas umat beragama dimana toleransi dalam bidang
sosial, dapat dimaknai sebagai rasa penghargaan dan menjujung tinggi nilai-nilai
kebersamaan sebagai masyarakat yang hidup dalam suatu komunitas. Toleransi
dalam bidang sosial adalah dimana suatu individua tau kelompok menghargai
akan adanya keanekaragaman baik itu ras, budaya, tradisi, bahasa, dan lain
sebagainya sebagai sesuatu yang memang menjadi bagian dari hukum alam. Pada
tataran ini, tentu saja tidak menghalangi untuk saling berkomunikasi, bekerjasama,
bergotong royong, bersilaturahmi, atau berinteraksi, karena hal tersebut
merupakan sifat bawaan manusia sebagai makhluk sosial. Konteks ini dapat
diberikan gambaran ketika seseorang yang beragama tentu melakukan hajatan –
sebut saja misalnya ngunduh mantu – maka kelompok beragama lain pun turut
menghadiri untuk memberikan 11

doa restu sebagai ekspresi rasa turut bangga, begitu juga sebaliknya dan
permisalan yang lainnya pula.

Sedangkan yang dimaksud toleransi dalam aqidah bermakna dimana


seseorang atau kelompok membiarkan atau memberikan kebebasan kepada orang
lain untuk menjalankan praktik keagamaan atau keyakinan yang mereka miliki
sesuai dengan yang mereka Yakini, tanpa berusaha untuk mencari-cari kelemahan
terhadap kelompok lain. Kesadaran ini perlu dibangun pada setiap kelompok
agama, karena hal tersebut dapat meningkatkan keharmonisan masyarakat baik
sebagai teman atau tetangga.

Prinsip mengenai toleransi antar umat beragama yaitu :

11
Dr.Idrus Ruslan M.Ag, toleransi antar umat beragama di Indonesia. (Bndar lampung, Arjasa Pratama) h.39

xix
1. Tidak boleh ada paksaan dalam beragama baik paksaan itu berupa halus
maupun secara kasar.
2. Manusia berhak memilih untuk memeluk agama yang diyakininya dan
beribadat menurut keyakinannya.
3. Tidak akan berguna memaksa seseorang agar mengikuti suatu keyakinan
tertentu; dan
4. Tuhan Yang Maha Esa tidak melarang hidup bermasyarakatan dengan yang
tidak sepaham atau tidak seagama, dengan harapan menghndari sikap saling
bermusuhan.

4. Pengertian Film

Film dalam kamus besar Bahasa Indonesia, memiliki arti sebagai selaput tipis
yang terbuat dari seluloit yang berfungsi sebagai tempat gambar negative (yang akan
dibuat potret) maupun gambar positif (yang akan dimainkan dibioskop). Selain itu,
film juga dapat diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup (KBBI, 1990). Sebagai
bagian dari industri, film juga memiliki arti sebagai sesuatu bagian dari produksi
ekonomi 12disuatu masyarakat dan film mesti dipandang dalam hubungannya dengan
produk-produk lainnya. Film juga termasuk sebagai bagian dari komunikasi yang
merupakan bagian terpenting dari sebuah system yang digunakan oleh individu
maupun kelompok yang berfungsi untuk mengirim dan menerima pesan.

Secara harfiah film adalah cinemathography. Cinematography berasal dari


kata cinema yang memiliki arti “gerak”. Tho atau phytos yang memiliki arti “cahaya”.
Oleh karena itu film dapat diartikan sebagai melukis sebuah gerak dengan
memanfaatkan cahaya. Selanjutnya, film juga memiliki arti sebagai dokumen sosial
dan budaya yang mengkomunikasikan zaman ketika film itu dibuat bahkan sekalipun
ia tak pernah dimaksud untuk itu. Javadalasta juga menyatakan bahwa film
merupakan rangkaian dari gambar yang bergerak dan membentuk suatu cerita yang
dikenal dengan sebutan movie atau video. Film sebagai media audio visual yang
terdiri dari potongan gambar yang disatukan menjadi kesatuan utuh, dan memiliki
12
Muhammad Ali Mursid Alfathoni & Dani Manesah, Pengantar Teori Film. (Sleman, CV BUDI UTAMA) h.2

xx
kemampuan dalam menangkap realita sosial budaya, tentu membuat film dapat
menyampaikan pesan yang terkandung didalam nya dalam bentuk media visual. Pada
film “Lamaran” terlihat dengan jelas bahwa sutradara mengontruksi sebuah realita
sosial budaya yang ada di Indonesia. Realita sosial budaya tersebut dikemas dengan
sebaik mungkin agar film “Lamaran” mampu berkomunikasi kepada penonton tanpa
ada batas.

5. Sejarah Singkat Perfilman Indonesia

Sejarah perfilman ditanah air ini juga mengalami perkembangan dari masa ke
masa. Stanley J. Baran (2012) dalam pengantar komunikasi massa, menguraikan
seperti apa perkembangan film di Indonesia dari masa ke masa itu, sebagaimana dapat
dijumpai dibawah ini :

1. Tahun 1900-1920, film masuk ke Indonesia


2. Tahun 1929, produksi film pertama di Indonesia.
3. Tahun 1955, pembentukan FFI
4. Tahun 1960-1970an, kelesuan dan kebangkitan perfilman Indonesia
5. Tahun 1980-1990an, munculnya persaingan dengan film asing dan
sinetron televisi.
6. Tahun 2000, kebangkitan Kembali perfilman Indonesia.

Dari penjabaran yang diungkap oleh Stanley J. Baran diatas menunjukkan


bahwa di Indonesia film pertama kali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia
sekarang dikenal dengan nama Jakarta. Pada masa itu, film Indonesia dikenal sebagai
sebuah “gambar idoep”. Film pertama kali dipertontonkan adalah sebuah film
documenter yang berceritakan tentang perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Deen
Haag. Sejarah juga mencatat bahwa film Indonesia juga diimpor dari industry film
yang ada di Amerika.

Perlu diketahui, bahwa awal mula film ditemukan film belum dianggap
sebagai sebuah karya seni. Pada awalnya film dianggap sebagai sebuah tiruan dari
sebuah kenyataan. Akan tetapi, film diakui sebagai sebuah karya seni tentu diawali
oleh sejarah panjang dengan bermunculan para pembuat film diberbagai negara dan
akhirnya film diakui sebagai bagian dari seni.13

13
Muhammad Ali Mursid Alfathoni & Dani Manesah, Pengantar Teori Film. (Sleman, CV BUDI UTAMA) h.4

xxi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Sinopsis Film

Film “?” (Tanda Tanya) adalah film Indonesia yang disutradarai oleh Hanung
Bramantyo. Tema film ini adalah pluralisme agama di Indonesia yang sering terjadi
konflik antar keyakinan beragama, yang digambarkan dengan bentuk alur cerita yang
menceritakan tiga keluarga yang memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda,
yaitu agama Budha, Islam, dan Katolik. Perbedaan ini akhirnya menimbulkan banyak
konflik yang terjadi di antara mereka. Meskipun demikian pada akhirnya mereka
mampu hidup berdamai satu sama lain dikutip tanggal 13 Agustus 2019). 14

Berdasarkan pengalaman Hanung Bramantyo sebagai seorang anak ras


campuran antara Jawa dan Tionghoa, film “?” (Tanda Tanya) yang ia sutradarainya
ini dimaksudkan untuk melawan doktrin agama Islam sebagai agama radikal dikutip
tanggal tanggal 13 Agustus 2019). Saat dijumpai di jumpa pers sebelum film “?”
dirilis pada 7 April lalu, Hanung Bramantyo mengaku risih dengan banyaknya
peristiwa pengeboman yang mengatasnamakan agama tertentu. Atas dasar tersebut ia
ingin meluruskan segala anggapan yang salah melaui film yang ia buat.

14
(https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/ indonesia/pilih-tandatanya-
atau-pocong-dkk.html, dikutip tanggal 16 Agustus 2019).

xxii
"Kita lihat selama ini kenapa justru seorang berbeda, lalu merasa tidak
nyaman, kenapa baru terjadi sekarang ini. Kita sedang krisis sebenarnya. Saya sebagai
Islam, juga merasa risih karena yang jadi kambing hitam adalah Islam, dikatakan
tidak toleran. Ini sikap saya sebagai Islam. Saya ingin membuat film ini sejak terjadi
intoleransi. Peristiwa bom, bom bunuh, terorisme diri yang mengatasnamakan agama
tertentu, buat saya sebagai Islam, membuat saya risih, merasa difitnah. Belum tentu
itu karena alasan Tuhan, bisa saja itu ada alasan tertentu. Karena itu saya sebagai
umat Islam, berkewajibanlah untuk berstatement bahwa Islam itu tidak seperti itu, tapi
tidak seperti ini. Tentu saja kami melakukan riset. Saya kembali lagi membuka al-
Quran, saya baca lagi ayat itu satu persatu. Saya berdiskusi dengan teman-teman yang
berbeda agama dengan saya, tentunya mereka yang memahami film sebagai bagian
dari media ekspresi.

Ungkapan Hanung Bramantyo di atas adalah sebagian kecil dari realita yang
ingin dia usung dan sampaikan ke publik. Dalam wawancaranya dengan majalah
Filmoo, Hanung Bramantyo mengungkapkan dirinya terinspirasi dari kisah Riyanto
dikutip tanggal 16 Agustus 2019).

Dalam film “?” (Tanda Tanya) sosok Riyanto diibaratkan tokoh Soleh yang di
perankan oleh Reza Rahadian, sedangkan tokoh Surya yang di perankan oleh Agus
Kuncoro adalah penggambaran sosok Dobleh, seorang muslim yang harus
memerankan tokoh Santa Claus dan tokoh Yesus dalam sebuah drama di gereja
dikutip tanggal 16 Agustus 2019).15

Film “?” (Tanda Tanya) mengangkat masalah pluralisme agama yang inti ceritanya
berbau kontroversial, karena hal itulah Hanung Bramantyo mengalami kesulitan
dalam menemukan dukungan pendanaan, namun pada akhirnya ia berhasil
menemukan dukungan pendanaan setelah Mahaka Pictures mau bekerjasama
dengannya. Direktur Mahaka Pictures, Erick Thohir berujar bahwa ia terganggu oleh
fakta tentang penurunan kualitas film Indonesia. atas dasar itu ia bersedia
memberikan dana sebesar Rp. 5 miliar untuk membiayai produksi fuilm ini dan
mempercayakan penyutradaraan kepada Hanung Bramantyo yang telah terbukti
menjadi sutradara film religius yang terampil melalui karya-karya sebelumnya. Film

15
(https://www.kapanlagi.com
/showbiz/film/indonesia/ini-jawaban-hanung-bramantyo-soalkontroversi-
film -tanda-tanya-cd148c.html, dikutip tanggal 22 Agustus 2019

xxiii
“?” (Tanda Tanya) mengawali proses syuting pada tanggal 5 Januari 2011 di
Semarang., Jawa Tengah.

B. Alur Cerita Film


Film “?” (Tanda Tanya) memiliki fokus pada hubungan antar agama di
Indonesia, sebuah negara di mana konflik agama menjadi hal yang umum terjadi dan
ada sejarah panjang kekerasan dan diskriminasi terhadap Tionghoa Indonesia. Alur
cerita film ini adalah mengisahkan tentang tiga keluarga yang tinggal di sebuah desa
di Semarang, Jawa Tengah yang masing-masing memiliki kepercayaan yang berbeda-
beda.

Tat Kat Sun sekeluarga merupakan keluarga Tionghoa- Indonesia yang


beragama Buddha, Soleh sekeluarga beragama Islam, dan Rika seorang yang keluar
dari Islam setelah cerai dengan suaminya dan pindah memeluk agama Katolik, serta
Abi anaknya yang tetap teguh menjadi penganut Islam. Selain itu ada Surya, teman
kos Rika yang beagama Islam dan menjadi seorang aktor.

Keluarga Tat Kat Sun memiliki bisnis restoran masakan Tionghoa yang
menyajikan daging babi sebagai bahan masakannya, meskipun demikian, restoran
ini memiliki karyawan dan pelanggan seorang muslim. Untuk menjaga hubungan
baik dengan karyawan muslim dan pelanggannya, Tat Kat Sun menggunakan
peralatan khusus untuk memasak dan menyajikan menu masakan yang berbahan
dasar daging babi. Selain memberikan waktu sholat untuk karyawannya yang
beragama Islam, ia juga memberi mereka liburan selama Idul Fitri. Salah satu
karyawannya yang beragama Islam adalah Menuk, istri Soleh.
Pada usia 70-an, Tat Kat Sun jatuh sakit, restorannya diambil alih oleh anaknya,
Hendra. Selain mengelola restoran tempak Menuk bekerja, Ping Hen juga masuk ke
dalam konflik dengan Soleh, suami Menuk yang dulu menjadi kekasihnya. Menuk
menjadi semakin tertekan setelah Soleh mengatakan kepadanya bahwa ia berencana
untuk menceraikannya dan rela dicerai karena belum bisa menjadi imam yang baik
bagi keluarganya. Sedangkan Rika, ia mendapat berbagai penentangan setelah ia
memutuskan utnuk pindah agama.

Penentangan tersebut bukan hanya dari ora sekitar akan tetapi juga dari anaknya
sendiri, Abi. Sementara itu, Surya masih berkutat dengan kegiatan akting, meskipun

xxiv
pekerjaanya tersebut bisa di katakan gagal total. Setelah frustasi karena tak kunjung
mendapatkan pekerjaan, Soleh memutuskan untuk bergabung dengan BANSER NU
(Nahdlatul Ulama), berharap untuk mendapatkan kepercayaan dari keluarga dan
orang disekitarnya. Pada suatu malam ia bertugas menjaga gereja pada perayaan
jum’at agung. Meskipun pada awalnya ia enggan untuk menjaga keamanan gereja,
pada akhirnya ia melakukan aksi heroik dengan mengorbankan hidupnya ketika ia
menemukan bom telah ditanam di sebuah gereja Katolik. Tat Kat Sun meninggal
dunia ketika restoran yang di kelola Ping Hen tidak memberikan libur yang cukup
untuk menghormati Idul Fitri. Tat Kat Sun meninggal setelah terjadi penyerangan
oleh sekelompok umat Islam. Setelah serangan itu Ping Hen membaca 99 Nama
Allah dalam buku yang ditemukannya setelah terjadi penyerangan dan memutuskan
untuk memeluk Islam.
Sedanagkan Surya, karena tak kunjung mendapatkan peran yang vital dalam
filmnya, ia menerima tawaran dari Rika untuk memainkan peran Yesus di gerejanya
pada saat perayaan Natal dan Paskah. Setelah sekian lama belum mendapatkan restu,
akhirnya Rika juga memperoleestu orangtuanya untuk pindah agama, sesuai dengan
keputusannya(https://id.wikipedia.org/wiki/%3F (film) , dikutip tanggal 13 Agustus
2019).

Sementara, tasa aksi heroik Soleh saat menjaga perayaan natal di gereja,
namanya di abadikan menjadi nama sebuah gang di desa tersebut dan di resmikan
bersamaan dengan perayaan malam tahun baru.

C. Pemeran Film

1. Revalina S. Temat

Revalina S. Temat lahir di Jakarta, 26 November 1985 adalah pemain sinetron dan
model Indonesia.16

Dalam film “?” (Tanda Tanya) ia berperan sebagai Menuk, seorang wanita
Muslim yang shalihah yang menjadi istri Soleh, serta mengenakan hijab (jilbab)
yang bekerja di restoran milik Tan Kat Sun.

16
(https://id.wikipedia.org/wiki/Revalina S. Temat , dikutip tanggal 23 Agustus 2019

xxv
2. Reza Rahardian

Reza Rahadian Matulessy atau yang kerap di sapa Reza Rahadian lahir di Bogor,
5 Maret 1987 adalah aktor berkebangsaan Indonesia yang mengawali karir sebagai
model (https://id.wikipedia.org/wiki/Reza Rahadian, dikutip tanggal 25 Agustus
2019). 17

Dalam film “?” (Tanda Tanya) berperan sebagai Soleh, suami Menuk yang
seorang Muslim dan masih belum mapan. Soleh bergabung dengan BANSER
Nahdlatul Ulama (NU) dan bertugas menjaga keamanan tempat-tempat ibadah
dari kemungkinan serangan teroris. Dia meninggal setelah bom yang didekapnya
meledak di parkiran gereja ketika acara misa natal berlangsung.

3. Endhita Wibisono

Endhita Wibisono lahir di Jakarta, 3 November 1975 adalah model dan


pemeran wanita berkebangsaan Indonesia.18 Dalam film “?” (Tanda Tanya)
berperan sebagai Rika, seorang janda muda, ibu dari satu anak laki yang keluar
dari Islam dan menjadi penganut Katolik. Perceraian dan perpindahan agamanya
mengakibatkan ia sering dipandang rendah oleh tetangga dan orang-orang
terdekatnya.

4. Agus Kuncoro

Agus Kuncoro lahir di Jakarta, 11 Agustus 1972 adalah seorang aktor


berkebangsaan Indonesia. Dalam film “?” (Tanda Tanya) berperan sebagai Surya,
seorang aktor Muslim yang tak kunjung mendapatkan peran yang vital. Karena hal
itulah ia menerima tawaran memerankan tokoh Santa Claus dan peran utama
sebagai Yesus pada saat perayaan Natal dan jum’at agung.

5. Rio Dewanto

Rio Dewanto lahir di Indonesia, 28 Agustus 1987 adalah Pemeran dan


penyanyi berkebangsaan Indonesia. Dalam film “?” (Tanda Tanya) berperan
sebagai Ping Hen, putra Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie. Ping Hen selalu

17
(https://id.wikipedia.org/wiki/Reza Rahadian, dikutip tanggal 25
Agustus 2019)
18
(https://id.wikipedia.org/ wiki/ Endhita, dikutip tanggal 26
Agustus 2019).

xxvi
bertengkar dengan orang tuanya, terutama tentang pengelolaan restoran milik
keluarganya. Namun, Setelah kematian ayahnya ia berpindah agama ke agama
Islam.19

6. Henky Solaiman

Henky Solaiman, lahir di Bandung, 30 Agustus 1941 adalah seorang produser,


aktor, dan sutradara. Dalam film “?” (Tanda Tanya) berperan sebagai Tan Kat
Sun, seorang Tionghoa-Indonesia beragama Budha yang memiliki bisnis lestoran.
Ia adalah suami dari Lie Giok Lim dan ayah dari Ping Hen yang meninggal
setelah terjadi penyerangan di restoran miliknya.20

D. Penghargaan Film

Film “?” (Tanda Tanya) mendapat 9 nominasi Festival Film Indonesia 2011
dan memenangkan Piala Citra untuk kategori Sinematografi Terbaik. Selain film “?”
(Tanda Tanya), film “Sang Penari” karya Ifa Isfansyah, dan film “Masih Bukan Cinta
Biasa” karya Benni Setiawan mendapatkan nominasi yang banyak dalam berbagai
estival film. Akan tetapi dalam penerimaan penghargaan, film “?” (Tanda Tanya)
kalah dengan kedua film tersebut. Film “Sang Penari” memenangkan dua
penghargaan, termasuk Penyutradaraan Terbaik.

Sementara “Masih Bukan Cinta Biasa” memperoleh penghargaan tata suara


terbaik dan film “The Mirror Never Lies” karya Kamila Andini mendapatkan
penghargaan sebagai cerita asli terbaik. Tanda Tanya (?) adalah sebuah karya film
drama Indonesia yang disutradarai Hanung Bramantyo yang diproduksi pada tahun
2011 oleh Dapur Film dan Mahaka Picture. Film Tanda Tanya (?) diangkat dengan
bertemakan pluralisme agama di Indonesia dan seringnya terjadi konflik antar
keyakinan beragama, yang dituangkan ke dalam sebuah alur cerita yang berkisar
pada interaksi dari tiga keluarga, satu Kong Hu Chu, satu Muslim, dan satu Katolik,
setelah menjalani banyak kesulitan dan kematian beberapa anggota keluarga dalam
kekerasan agama, mereka mampu untuk hidup berdamai.

19
(https://id.wikipedia.org/wiki/Rio Dewanto, dikutip tanggal 27
Agustus 2019).
20
(https://id.wikipedia.org/wiki/ Henky_Solaiman, dikutip tanggal 28 Agustus 2019

xxvii
Film Tanda Tanya (?) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, yang
merupakan keturunan campuran dari Jawa- Tionghoa. merupakan film bertema
pluralis yang diangkat berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai seorang anak
multirasial. Dia memilih judul tanda tanya untuk menghindari protes pada saat
perilisan film, mengatakan bahwa jika film itu berjudulLiberalisme atau Pluralisme
akan ada protes oleh penentang ideologi tersebut, dan ia tidak dapat memikirkan judul
yang lebih baik. Karakter individu didasarkan pada orang-orang yang dikenal oleh
Bramantyo atau yang ia baca tentang orang tersebut. Tujuannya dalam membuat film
adalah untuk "memperjelas argumen menyesatkan tentang Islam" dan melawan
penggambaran Islam sebagai "agama radikal". Dalam konferensi pers pra ilis,
Bramantyo mengatakan bahwa Tanda Tanya (?) Tidak dimaksudkan untuk menjadi
komersial, tetapi untuk membuat sebuah pernyataan.

Film ini adalah film keempat belas, merupakan salah satu dari beberapa film
bertema Islam yang telah ia sutradarai, setelah drama poligami romantis, Ayat-Ayat
Cinta (2008) dan film mengenai kisah hidup, Sang Pencerah (2009). Setelah film
Tanda Tanya dirilis, kelompok Islamkonservatif Front Pembela Islam menentang film
ini akibat pesan pluralisnya.

Banser, sayap pemuda NU, juga mengecam film ini karena adanya adegan
yang menayangkan anggota Banser dibayar untuk melakukan tugas-tugas amal
mereka; mereka bersikeras bahwa hal tersebut tidaklah benar. Sementara itu, Ketua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Seni dan Budaya Cholil Ridwan
menyatakan bahwa "film ini jelas menyebarkan pluralisme agama", yang
sebelumnya dinyatakan haram oleh MUI. Protes juga muncul ketika SCTV
mengumumkan rencana untuk menayangkan film Tanda Tanya selama Idul Fitri pada
tahun 2011; FPI mengadakan demonstrasi di depan kantor SCTV dan ratusan
anggotanya meminta agar film tersebut dipotong. SCTV kemudian memutuskan untuk
tidak menayangkan film ini, yang banyak dikritik dan dianggap "menyerah" kepada
FPI.

E. Gambaran Film

xxviii
Hanung sebagai sutradara ingin menyampaikan pesan moral utama yang ingin
disampaikan melalui film ini yaitu tentang kerukunan antar umat beragama. Perihal
lain yang ingin ditanamkan Hanung adalah mengenai ajaran pluralisme agama. Ajaran
pluralisme agama adalah ajaran yang meyakini bahwa semua agama yang ada adalah
sama. Banyak hal yang berhubungan dengan kehidupan beragama ditampilkan disini
seperti pelajaran tentang toleransi antar umat beragama, kerukunan antar umat
beragama serta terdapat pesan tentang bagaimana kita menghargai perbedaan dan
pilihan orang lain dan bukan hanya sebatas toleransi sang sutradara yaitu Hanung
Bramantyo ingin menyampainkan statementnya bahwa dalam masalah konflik dan
kekerasan SARA, toleransi dengan cara saling mengerti adalah hal yang paling ideal
untuk mencapai kedamaian masyarakat majemuk. Dalam prakteknya toleransi dapat
berupa tindakan-tindakan saling mengerti antar umat beragama baik antara mayoritas
maupun minoritas sehingga tidak terjadi suatu gesekan- gesekan di dalamnya.

Meskipun menurut Hanung tujuan awal pembuatan film Tanda Tanya (?)
tersebut untuk memberikan gambaran tentang konsep toleransi, namun setelah melalui
tahap analisis semiotika Roland Barthes peneliti dapat menemukan makna secara
semiotika bahwa adegan-adegan dalam film Tanda Tanya (?) ini justru adalah sebuah
konsep toleransi yang lebih mengutamakan kepentingan suatu kelompok tertentu.
Meski tidak semua adegan/gambar menunjukan hal tersebut, namun kebanyakan
menunjukan konsep toleransi kepentingan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
makna toleransi yang tersirat secara semiotika dalam film Tanda Tanya (?) adalah
toleransi yang bersifat kepentigan kolektif.

Meskipun menurut Hanung tujuan awal pembuatan film Tanda Tanya (?)
tersebut untuk memberikan gambaran tentang konsep toleransi, namun setelah melalui
tahap analisis semiotika Roland Barthes peneliti dapat menemukan makna secara
semiotika bahwa adegan-adegan dalam film Tanda Tanya (?) ini justru adalah sebuah
konsep toleransi yang lebih mengutamakan kepentingan suatu kelompok tertentu.
Meski tidak semua adegan/gambar menunjukan hal tersebut, namun kebanyakan
menunjukan konsep toleransi kepentingan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
makna toleransi yang tersirat secara semiotika dalam film Tanda Tanya (?) adalah
toleransi yang bersifat kepentigan kolektif.

xxix
Menurut peneliti sudah seharusnya Bangsa Indonesia menerapkan sikap
toleransi dengan keberagamaanya, karena Bangsa Indonesia mempunyai prinsip yang
kuat dalam toleransi yaitu prinsip Bhinneka Tunggal Ika atau Unity in Diversity.
Prinsip inilah yang bisa menjaga keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama.
Pancasila sebagai falsafah negara telah secara nyata menyatukan bangsa dan menjaga
keutuhan, kedamaian, dan persaudaraan bangsa, sehingga semua pemeluk agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia dapat hidup berdampingan secara
harmonis dan damai.

xxx

Anda mungkin juga menyukai