Anda di halaman 1dari 55

Pengantar Elektronika

Rangkaian, Alat Ukur, Alat Pendukung Elektronika, dan K3

Dosen Pengampu : Budi Wibowo

Institut Teknologi Budi Utomo


2023
Outline
Komponen Elektronika
Komponen Aktif
Komponen Pasif
Simbol Dasar Elektronika
Rangkaian Elektronika
Alat Ukur
Voltmeter
Amperemeter
Tang ampere
Avometer
Osiloskop
Alat Pendukung Elektronika)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
A. Komponen Elektronika
Komponen Elektronika adalah sebuah
elemen dasar yang disusun dari
bahan/material tertentu untuk membentuk
rangkaian pada perangkat elektronik.
Biasanya dikemas dalam bentuk diskrit
pada terminal penghubung. Setiap
komponen elektronika memiliki fungsinya
masing-masing dalam suatu rangkaian
elektronika,

Secara umum, komponen elektronika


terbagi menjadi komponen aktif dan
komponen pasif.

Komponen Elektronika
A. Komponen Elektronika
1. Komponen Aktif
Komponen elektronika aktif adalah jenis komponen yang memerlukan arus eksternal untuk dapat
beroperasi. Atau dapat dikatakan komponen elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabila
mendapatkan arus listrik. Contoh komponen aktif yaitu diode, transistor, IC, dll.

Contoh Komponen Aktif


1.Dioda
2.Transistor
3.Integrated Circuit (IC)

Dioda Transistor Integrated Circuit (IC)


A. Komponen Elektronika
1.1 Dioda
Dioda merupakan adalah satu komponen aktif yang dihasilkan oleh persambungan antara bahan
semikonduktor tipe –P dan tipe –N. Dioda memiliki beberapa jenis diantaranya :

Diode bridge berfungsi sebagai penyearah arus A C ke DC


Diode Zener berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan Jenis-Jenis Dioda
sebagai penstabil tegangan.
Diode LED berfungsi sebagai lampu indikator.
Diode Photo berfungsi sebagai sensor cahaya.
Diode Schotty yang berfungsi sebagai pengendali.

Cara Kerja Dioda Dioda Biasa Dioda Zener Dioda Schottky


Sederhananya, cara kerja dioda bisa dijelaskan
dalam 3 kondisi. Yaitu kondisi tanpa tegangan
(unbiased), tegangan positif (forward biased), dan
tegangan negatif (reverse biased).
Dioda LED Dioda Varractor Photodioda
A. Komponen Elektronika
1.2 Transistor
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Transistor memiliki banyak fungsi seperti pemutus tegangan,
penyambung tegangan, modulasi tegangan, dan modulasi sinyal.

Secara umum transistor dikelompokkan atau digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar
dan Field Effect Transistor (Transistor Efek Medan).

FET Trasnsistor Bipolar


A. Komponen Elektronika
2. Transistor
1. Transistor Bipolar
Ialah transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya
yaitu elektron di kutup negatif untuk mengisi
kekurangan elektron atau hole di kutub positif.
Transistor Bipolar terdiri atas tiga kaki atau tiga
gerbang, yaitu Kolektor, Emiter, dan Basis.

Trasnsistor Bipolar
A. Komponen Elektronika
1.2.2 Jenis Transistor Bipolar yaitu :
Transistor NPN
Transistor jenis NPN arus akan mengalir dari kolektor ke emitor ketika basis diberikan arus positif.
Transistor PNP
Cara kerja transistor PNP sebaliknya, transistor akan ‘ON’ bukan ketika basis diberi input
seperti pada tipe NPN, melainkan saat tegangan atau arus mengalir keluar dari basis ke
ground. Kondisi aktif ini akan membuat arus mengalir dari kolektor ke emitor.

Rangkaian Bias Rangkaian Bias


Transistor PNP Transistor NPN Simbol Transistor
A. Komponen Elektronika
1.2.3 Field Effect Transistor (Transistor Efek Medan)

FET memiliki karakteristik yang unik, yakni untuk


mengalirkan arus dari daerah source ke drain
dikendalikan dengan tegangan tertentu yang
diumpankan pada daerah Gate. Sehingga fungsi dari
gate ini adalah untuk mengontrol aliran arus dari
sumber (source) ke saluran pembuangan (drain)
transistor.

Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET


adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik
untuk mengendalikan konduktivitasnya. Pada
dasarnya FET memiliki tiga daerah yang sama
seperti jenis bipolar namun dengan penamaan yang
Simbol Field Effect berbeda, yaitu gerbang (gate), sumber (source) dan
Transistor pembuangan (drain).
A. Komponen Elektronika
1.2.4 Jenis FET
Jenisnya
1.JFET (Junction Field Effect Transistor)
2.MOSFET (Metal Oxide Semikonduktor Field Effect Transistor)
3.UJT (Uni Junction Transistor)

1.Transistor untuk sinyal kecil (Small Signal Transistors)


Fungsinya 2.Transistor untuk saklar arus kecil (Small Switching
Transistors)
3.Transistor daya tinggi (Power transistors)
4.Transistor frekuensi tinggi (High Frequency
Transistors)
5.Transistor Photo (Phototransistors)
A. Komponen Elektronika
1.3 Integrated Circuit (IC)
Integrated Circuit (IC) merupakan komponen aktif
yang terdiri dari gabungan ratusan transistor bahkan
jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya. Jenis
jenis IC dikelompokan dalam beberapa kategori yaitu
IC Analog, IC Digital, dan IC Campuran.

IC memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya


penguat sinyal dan daya, regulator, dan IC
microprocessor.

Berbagai jenis IC
A. Komponen Elektronika
3. Integrated Circuit (IC)
1. IC Analog
IC Analog merupakan IC yang beroperasi pada sinyal yang
berbentuk gelombang kontinyu. Tipe ini mampu
menangkap, mengelola, dan menggunakan sinyal
gelombang.
IC Regulator
Contoh :IC Penguat daya, IC Penguat sinyal, IC Regulator
Tegangan, IC Multiplier dan IC Op-Amp.

Contoh penggunaan: IC LM7805 untuk menurunkan


tegangan/regulator 12V ke 5V

IC OpAmp
A. Komponen Elektronika
3. Integrated Circuit (IC)
1. IC Analog

IC Penguat Daya LM386

IC Multiplier AD633

IC KomparatorLM358
A. Komponen Elektronika
1.3 Integrated Circuit (IC)
1.3.2 IC Digital
IC Digital merupakan IC yang
beroperasi pada sinyal digital yaitu
sinyal yang hanya memiliki 2 level
yakni “Tinggi” dan “Rendah” atau
dilambangkan dengan kode Binary
“1” dan “0”.

Contoh : IC Mikroprosesor, IC Flip-flop,


IC Counter, IC Memory, IC Multiplexer
dan IC Microcontroller

Contoh penggunaan: ATmega 328P


yang banyak digunakan pada
mikrokontroller ATmega 328P
A. Komponen Elektronika
1.3 Integrated Circuit (IC)
1.3.2 IC Digital

IC Flip-Flop 7476

IC Counter 4520

IC Memory 24C08
A. Komponen Elektronika
1.3 Integrated Circuit (IC)
1.3.3 IC Campuran (Mixed IC)
IC Campuran adalah IC yang mengkombinasikan
fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan
satu IC.

Pada umumnya, IC jenis ini digunakan sebagai IC


yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi
Analog (D/A Converter) ataupun sinyal Analog
menjadi sinyal Digital (A/D Converter).

Contoh penggunaan: IC ADC0804 untuk


mengubah sinyal analog menjadi digital.

Contoh IC Campuran /Mixed IC


A. Komponen Elektronika
2. Komponen Pasif
Komponen elektronika pasif adalah jenis komponen yang memiliki karakteristik tidak memerlukan arus
eksternal untuk dapat digunakan/beroperasi. Berikut ini beberapa komponen yang masuk kedalam kelompok
komponen pasif :

Induktor Kapasitor Resistor

Komponen Pasif
A. Komponen Elektronika
2.1 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm
(Ω). Resistor memiliki beberapa jenis yaitu resistor fixed dan
resistor variable.
Bentuk Resistor
Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang
memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia
sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya
disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Simbol Resistor
Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari
nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.
A. Komponen Elektronika
2.1.1 Jenis Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan jenis resistor yang nilainya sudah tetap dan tidak dapat diubah-ubah, biasanya nilai
ditulis dalam bentuk kode warna ataupun angka.

Jenis resistor tetap diantaranya Carbon Composition Resistor, Resistor Film, dan Resistor Kawat (Wirewound
Resistor). Ke 3 resistor ini memiliki simbol yang sama, hanya berbeda pada penerapannya saja.

Resistor Film Resistor Kawat Simbol Resistor


Resistor Carbon
A. Komponen Elektronika
2.1.2 Resistor Variable
Sesuai namanya resistor ini merupakan resistor yang nilainya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Resistor jenis ini dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Potensiometer, Rheostat, Trimpot, Thermistor (thermal
resistor), dan LDR (Light Dependent Resistor)

Potensiometer Thermistor

Trimpot

Rheostat LDR
A. Komponen Elektronika
2.2. Kapasitor
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika Pasif yang
dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara
dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Kapasitor
dibagi menjadi dua berdasarkan nilainya yaitu fixed
capasitor dan variable capasitor.

Fungsi dari kapasitor antara lain:


Penyimpan Muatan Listrik
Penyaring atau Filter
Pengaman (Sekering)
Penghalus Sinyal
Penyeimbang Penghantaran Listrik
Kapasitor
Cadangan Energi
A. Komponen Elektronika
2. Kapasitor
1. Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)
Kapasitor jenis ini memiliki nilai tetap dan tidak berubah-ubah sesuai
dengan keluaran pabrik. B erikut ini kapasitor dengan nilai tetap
berdasarkan bahan pembentuknya. Polyester Kertas

Kapasitor Polyester (Polyester


Capacitor)
Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)
Kapasitor Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Mika Elektrolit
Capacitor)
Kapasitor Tantalum
Kapasitor Keramik (Ceramic
Capacitor)

Tantalum Keramik
A. Komponen Elektronika
2.2 Kapasitor
2.2.2 Kapasitor Variabel (Variable Capacitor)
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah.
Kapasitor jenis ini terdiri atas dua jenis berdasarkan pada fisiknya :
VARCO (Variable Condensator)
Trimmer

Trimmer
VARCO
A. Komponen Elektronika
3. Induktor
1. Pengertian Induktor
Induktor merupakan Komponen Elektronika Pasif
yang terdiri dari susunan lilitan kawat (biasanya
tembaga) yang membentuk sebuah kumparan.
Induktor akan menimbulkan medan magnet saat
dialiri arus listrik. Satuan Induktansi pada Induktor
adalah Henry (H).

Penggunaan induktor diantaranya:


Menghilangkan dengung atau noise pada power
supply
Memproses gelombang radio pada perangkat
penerima gelombang
Induktor Pada Rangkaian
Mencegah interferensi
Menahan arus A C dan meneruskan arus DC
A. Komponen Elektronika
2.3 Induktor
2.3.2 Jenis Induktor
Berdasarkan bentuk serta bahan intinya, induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
A ir Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Air Core Inductor Iron Core Inductor Ferrite Core Inductor Variable Core Inductor
B. Simbol Dasar Elektronika
1. Simbol Elektronika
Simbol elektronika merupakan gambar
atau bentuk yang digunakan untuk
menunjukan suatu komponen atau
unsur elektronika sehingga lebih mudah
dipahami dan dituliskan.

Pengenalan simbol dasar elektronik


sangat penting agar dapat membaca
simbol yang ada pada rangkaian
maupun pada bagian elektronik lainnya.
Berikut ini simbol-simbol dasar
elektronik yang harus diketahui.

Simbol Elektronika
B. Simbol Dasar Elektronika
1.1 Simbol Kabel 1.2 Simbol Kabel Penghubung

Kabel merupakan sebuah konduktor yang dapat Kabel penghubung merupakan sebuah koneksi
mengalirkan listrik. yang menghubungkan dua konduktor. Terdapat
Penggambaran kabel dengan mengunakan titik atau Dot ditengahnya yang berarti
garis lurus dari satu komponen ke komponen menunjukkan titik persimpangan dan dua kabel
lain. tersebut saling terhubung.
B. Simbol Dasar Elektronika
1.3. Kabel Tidak Terhubung 1.5. Garis Input Bus

Simbol ini menandakan bahwa kabel di rangkaiannya Simbol ini menandakan untuk mengambil data
tidak terhubung atau hanya melintasi saja atau listrik yang masuk (input).

1.4. Garis Output Bus 1.6. Terminal

Simbol ini menandakan untuk data atau listrik Merupakan simbol yang menandakan sebagai
yang keluar (output) melalui jalur tersebut. titik awal maupun titik akhir.
B. Simbol Dasar Elektronika (Switch)
1.7. Push Button (Normally Open) 1.9. Saklar SPST (Single Pole Single Throw)

Simbol ini berarti pada saklar/tombol yang Simbol ini juga bertindak sebagai saklar ON / OFF.
ditekan maka akan aktif / ON. Biasa disebut A pabila sekali ditekan maka rangkaian akan
dengan Normally Open (NO) terhubung, dan terpustus apabila ditekan sekali lagi.
1.8. Push Button (Normally Close) 1.10. Saklar DPST (Double Pole Single Throw)

Simbol ini berarti pada saklar/tombol yang Saklar pada simbol ini dapat menggerakan
ditekan maka akan terputus atau OFF. Biasa sampai dua sirkuit sekaligus.
disebut dengan Normally Close (NC)
B. Simbol Dasar Elektronika (Arus)
1.11. Sumber Arus AC 1.13. Sumber Arus Terkendali

Simbol ini merupakan penyedia sumber atau Simbol ini merupakan penyedia sumber atau
pasokan arus A C di rangkaian pasokan arus DC di sirkuit.

1.12. Sumber Arus DC 1.14. Baterai Sel Tunggal atau satu

Simbol ini merupakan aliran yang dependen Simbol ini pada rangkaian elektronika berarti
atau tergantung pada sumber arus dan memberikan pasokan arus DC ke sirkuit.
tegangan lain.
B. Simbol Dasar Elektronika (Generator)
1.15. Sinusoidal Generator 1.17. Ground tanam

Simbol ini merupakan generator dengan Secara teoritis ini setara dengan 0V dan memiliki
gelombang sinus. referensi potensialnya 0.

1.16. Pulse Generator 1.18. Ground tanam

Simbol ini merupakan generator pulsa Simbol listrik ini berfungsi sebagai penghalang
dengan gelombang kotak. agar dapat mencegah kita dari sengatan listrik.
B. Simbol Dasar Elektronika (Resistor)
1.19. Resistor Tetap 1.21. Thermistor

Sebuah perangkat yang dapat menghambat Resistor yang memiliki sensitifitas terhadap suhu.
arus listrik yang mengalir di suatu rangkaian Biasanya digunakan sebagai pembatas

1.20. Rheostat 1.22. LDR

Resistor variable dengan dua terminal untuk Resistor yang nilai hambatannya mengikuti
mengubah nilai hambatan. Biasanya digunakan besarnya kekuatan intensitas cahaya.
untuk mengontrol arus listrik di sebuah rangkaian.
B. Simbol Dasar Elektronika (Kapasitor)
1.23. Kapasitor Non-Polar 1.25. Kapasitor Elektrolit

Kapasitor yang tidak memiliki polarisasi. Kapasitor elektrolit biasanya sudah terpolarisasi
Biasanya digunakan pada sirkuit A C dan DC. dan digunakan dalam sirkuit DC.

1.24. Kapasitor Polar 1.26. Kapasitor Variabel

Kapasitor ini memiliki kutub positif dan negatif. Kapasitor yang digunakan untuk mengatur frekuensi
Biasanya digunakan pada sirkuit DC. dan disesuaikan dengan cara memutar knop.
B. Simbol Dasar Elektronika (Diode)
1.27. PN Junction Diode 1.29. Photodiode

Dioda ini dapat digunakan untuk memotong atau Dioda yang mendeteksi cahaya yang masuk dan
menjepit sirkuit, sebagai penyerah dalam arus DC. mengubahnya menjadi arus atau tegangan

1.28. Zener Diode 1.30 LED (Light Emitting Diode)

Dioda ini digunakan dalam regulator tegangan Dioda yang dapat memancarkan energi cahaya
dan pelindung sirkuit dari tegangan yang berlebih. dan biasanya digunakan untuk indikator.
B. Simbol Dasar Elektronika (Transistor)
1.31. Transistor NPN 1.33. Phototransistor

Transistor NPN akan mengalirkan arus dari kolektor Simbol transistor ini mengubah energi cahaya
ke emitor ketika basis diberikan arus positif. menjadi energi listrik yang sesuai.

1.32. Transistor PNP 1.34. Mosfet

Transistor PNP akan mengalirkan arus dari kolektor Mosfet ini biasa digunakan sebagai switch dan
ke emitor ketika basis diberikan arus negatif sebagai penguat sinyal pada perangkat elektronik.
B. Simbol Dasar Elektronika (Transformator)
1.35. Transformer 1.37. Step Down Transformer

Simbol ini digunakan untuk menambah atau Simbol ini memiliki tegangan output yang lebih
mengurangi tegangan arus AC. rendah dibanding inputnya. Digunakan dalam
aplikasi daya rendah.
1.36. Center Tapped 1.38. Step Up Transformer

Simbol ini digunakan untuk penyearah alur Simbol ini memiliki tegangan output yang lebih
komponen di sirkuit. tinggi dibanding inputnya. Biasanya digunakan
dalam inverter.
B. Simbol Dasar Elektronika
1.39. Loud Speaker 1.41 Sekering

Speaker digunakan untuk merubah sinyal listrik Berfungsi untuk memutus jalur rangkaian apabila
menjadi sebuah suara. terdapat beban lebih.

1.40. Motor 1.42 Osilator Kristal

Simbol ini berarti dapat mengubah energi listrik Untuk menghasilkan sinyal waktu dari frekuensi
menjadi mekanik. yang cepat.
C. Rangkaian Elektronika
1. Penjelasan Rangkaian Elektronika
Rangkaian elektronika merupakan rangkaian yang
disusun dengan simbol-simbol elektronika dengan
merepresentasikan komponen elektronika.

Rangkaian di samping merupakan rangkaian flip-flop


yang terdiri dari dua bagian driver yang saling
mentriger satu sama lain sehingga akan
menghasilkan dua kondisi 1 dan 0 secara bergantian
dan terus menerus. Pengkondisian 1 dan 0
direfleksikan melalui led indikator.

Rangkaian Flip-flop
Sumber:Skemaku.com
C. Rangkaian Elektronika
1.1 Pembahasan komponen yang ada pada rangkaian
Nomor 1 merupakan simbol dari komponen
Resisto
r
Nomor 2 merupakan simbol dari komponen
LED (Light Emitting Diode)
Nomor 3 merupakan simbol dari komponen
Kapasitor
Nomor 4 merupakan simbol
Transistor dari komponen
Nomor 5 merupakan simbol dari komponen
Switch
Nomor 6 merupakan simbol dari komponen
Baterai
Rangkaian Flip-flop
Sumber:Skemaku.com
C. Rangkaian Elektronika
1.2. Rangkaian PCB
Rangkaian PCB (Printed Circuit Board) di samping
merupakan rangkaian PCB Sismin (Sistem minimum) yang
menggunakan PCB single layer (kiri) dan PCB double layer
(kanan).

Pada rangkaian single layer area biru yang cukup besar


menyatakan area yang terhubung dengan ground.

Pada rangkaian double layer terdapat dua warna jalur


yaitu merah dan biru. Warna merah menandakan area
layer top/layer atas atau layer pertama dan warna biru
menandakan area layer bottom/bawah atau layer kedua.
D. Alat Ukur
1. Pengertian Alat Ukur
Alat ukur elektronika merupakan alat pendukung yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap
komponen yang akan digunakan. Penggunaan alat ukur menyesuaikan dengan besaran yang akan diukur.

Digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda
potensial listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat ukur analog dan alat
ukur digital.

Alat ukur elektronika


D. Alat Ukur
1.1. Voltmeter
Voltmeter merupakan alat ukur digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrk yang ada pada
suatu rangkaian. Terdapat 2 jenis voltmeter yaitu voltmeter analog dan voltmeter digital.

Perlu diperhatikan dalam pemilihan Voltmeter karena pengukuran pada arus A C dan DC
menggunakan voltmeter yang berbeda.

Voltmeter Analog Voltmeter Digital


D. Alat Ukur
1.2. Amperemeter
Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada rangkaian.
Amperemeter juga terbagi menjadi Amperemeter DC dan AC. Sedangkan pada penunjukan
hasilnya, terbagi menjadi amperemeter analog dan digital. Dalam perkembangannya, pengukuran
ampere semakin mudah dengan menggunakn tang ampere

Amperemeter AC Amperemeter DC Amperemeter Digital Tang Ampere


D. Alat Ukur
1.2.1 Penggunaan Amperemeter
Pada dasarnya penggunaan
amperemeter analog dan digital sama,
yaitu dengan menyambungkan
masing masing kutub pada
amperemeter secara seri pada
rangkaian yang akan diukur. Hasil
akan menunjukkan besarnya arus
pada rangkaian.

Penggunaan Ampermeter
D. Alat Ukur
1.2.2. Tang Ampere
Tang ampere atau digital clamp meter adalah hand tool yang
umum digunakan dalam bidang kelistrikan. Meski disebut tang,
bentuk tang ampere sedikit berbeda.

Jika tang biasa memiliki bentuk seperti huruf X, maka bentuk


tang ampere lebih rumit. Bagian kepala (head clamp) berbentuk
penjepit, sedangkan bagian badan yang biasanya menjadi
handle atau pegangan adalah alat ukur yang dilengkapi
dengan layar display untuk menampilkan hasil pengukuran.

Umumnya, tang ampere digunakan dalam pekerjaan


kelistrikan, termasuk kelistrikan mesin mobil. Hand tool ini
memudahkan para teknisi dalam pengukuran arus listrik karena
tidak mengganggu instalasi listrik dalam penggunaannya.

Tang Ampere
D. Alat Ukur

1.2.2.1 Penggunaan Tang Ampere


Penggunaan amperemeter dinilai kurang
efisien karena harus melepas rangkaian
karena amperemeter harus dipasang
secara seri. Sehingga adanya tang ampere
dapat digunakan secara portable.

Penggunaannya yaitu dengan menyalakan


tang ampere dan membuka pengait
kemudian meletakkan pada kabel
rangkaian yang akan diukur.

Penggunaan Tang Ampere


D. Alat Ukur
1.2.3. Avometer
Avometer atau multimeter merupakan alat ukur
multifungsi yang dapat digunakan untuk mengukur
arus listrik, tegangan dan resistensi pada komponen.
Sesuai dengan namanya avometer atau multimeter
memiliki fungsi yang cukup banyak hal ini
dikarenakan avometer menggabungkan tiga alat ukur
yang berbeda.
Avometer merupakan singkatan dari Ampere (arus
listrik), Volt (tegangan listrik) dan Ohm
(resistansi/hambatan).

Terdapat dua tipe avometer yaitu tipe analog dan tipe


digital. Tipe analog mengukur dan menunjukkan
hasilnya menggunakan jarum, sedangkan tipe digital A vometer Digital A vometer A nalog

menunjukkan hasilnya berupa angka.


D. Alat Ukur
1. Penggunaan AVO meter untuk mengukur tegangan
1.Pasang kedua probe (merah dan hitam) pada AV O meter
2.Putar knob sesuai dengan pengukuran, misal pengukuran tegangan baterai DC maka putar
ke DC dengan tegangan maksimal 12V.
3.Hubungkan probe positif ke kutub positif baterai dan negatinf ke negatif baterai.
4.Hasil akan muncul di layar.
D. Alat Ukur
2. Penggunaan AVO meter untuk mengukur arus
1.Pasang probe merah pada kutub arus, dan probe hitam pada COM
2.Putar knob sesuai dengan pengukuran, misal pengukuran arus pada lampu, maka atur pada 10 atau 10M.
3.Hubungkan probe positif ke rangkaian dan satu probe di sisi yang lain.
4.Hasil akan muncul di layar.
D. Alat Ukur
3. Penggunaan AVO meter untuk mengukur hambatan/resistor
1.Pasang probe merah pada kutub hambantan/ohm, dan probe hitam pada COM
2.Putar knob sesuai dengan pengukuran, misal pengukuran pada resistor, maka atur pada 200 ohm
atau lebih tinggi sesuai dengan resistor .
3.Hubungkan probe merah ke kaki resistor dan hitam ke kaki yang lain. Penempatan boleh terbalik.
4.Hasil akan muncul di layar.
D. Alat Ukur
1.2.4 Osiloskop
Osiloskop merupakan alat ukur elektronik
yang berfungsi memetakan atau
memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi
menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan
mudah dipelajari. Grafik yang ditampilkan
osiloskop umumnya menampilkan grafik dua
dimensi dengan waktu pada sumbu x dan
Osiloskop Digital
tegangan pada sumbu y.

Terdapat dua tipe osiloskop yaitu osiloskop


analog dan digital, keduanya memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Saat ini osiloskop analog mulai
ditinggalkan dan beralih ke osiloskop digital
yang lebih mudah digunakan serta memiliki Osiloskop Analog
harga yang cukup terjangkau.
E. Alat Pendukung Elektronika
1. Solder
Solder merupakan alat yang digunakan untuk merekatkan
timah pada PCB pada pemasangan komponen.

2. Testpen
Testpen merupakan alat yang digunakan untuk mengecek
adanya tegangan pada rangkain.

3. Pinset Solder Tespen


Pinset adalah alat yang digunakan untuk membatu
peletakan komponen terutama pada proses soldering.

4. Screw Driver
Screw driver atau obeng merupakan alat yang digunakan
untuk memasang/melepas sekrup yang digunakan pada
komponen.

Pinset Screw Driver


F. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
merupakan kepanjangan dari K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PP 50 Tahun 2012).

Kesehatan dan keselamatan atau disingkat


dengan k3 adalah merupakan instrumen
yang melindungi pekerjaan, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan dari hal-hal
merugikan yang dapat ditimbulkan oleh
aktivitas pekerja. B agi pekerja, k3 akan
melindungi mereka dari bahaya yang akan
terjadi selama proses bekerja dan juga efek Keselamatan Kerja
dari kesehatan dalam jangka panjang.
F. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penerapan K3 pada pengerjaan projek elektronika
diantaranya:
Gunakan pakaian praktik/pakaian kerja dalam
melakukan perakitan komponen.
Pastikan tangan dalam kondisi kering.
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
Perhatikan bagian-bagian yang tajam pada komponen
agar tidak melukai tangan.
Harap berhati-hati saat menggunakan alat/komponen Gelang antistatis
dengan tegangan tinggi, pastikan listrik sudah diputus
saat melakukan perangkaian kompinen.
Gunakan gelang antistatis untuk membuang sisa arus
listrik yang terdapat pada rangkaian.
Gunakan sepatu agar kaki tidak terhubung ke ground.
Saat melakukan soldering, jauhkan solder dari
kompnen atau bagian tubuh setelah digunakan.
Gunakan stand holder untuk menempatkan solder agar
bagian panas tidak terpegang. Stand Solder
ENJOY THIS GREAT TIME

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai