Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

DENGAN TEMA

STRATEGI PERCEPATAN PROSES


ADMINITRASI PENYIDIKAN MELALUI DIGITALISASI

Oleh : Budi Sokmo Wibowo


NDH : 29
Coach : Puja Samedhi, BE.,SE.,CES
Mentor : BJP Drs. Setyo Budiyanto
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PENYIDIKAN


pelaksanaan kegiatan penyidikan perkara tindak pidana korupsi dan/atau tindak
Pasal 56 Perkom c. pidana pencucian uang sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan
Nomor 7 Tahun
2020 (Ortaka KPK) 5 (lima) produk
yang tidak
Tugas : menyiapkan mempunyai
kebijakan dan akibat hukum
melaksanakan ADMINISTRASI terhadap proses
penyidikan perkara
PENYIDIKAN penyidikan LEGALISASI
TPK/TPPU dan PEJABAT YG
bekerja sama dalam BERWENANG
kegiatan penyidikan 30 (tiga puluh)
yang dilakukan oleh produk yang
aparat penegak memiliki akibat
hukum lain hukum terhadap
proses
penyidikan
III. LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN (1)

DASAR HUKUM KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN


1. UU No 19/2016 tentang Perubahan
Atas UU No 11/2008 2008 tentang 1. Belum dilaksanakannya legalisasi
administrasi penyidikan secara 1. Legalisasi administrasi penyidikan
Informasi dan Transaksi Elektronik; dengan menggunakan secara digital;
digital
2. PP Nomor 71/2019 tentang 2. Waktu penyelesaian untuk proses 2. Waktu Penyelesaian untuk legalisasi
Penyelenggaraan Sistem dan legalisasi administrasi yang administrasi penyidikan semakin

INOVASI
Transaksi Elektronik memerlukan waktu legalisasi selama cepat,
3. PERMA Nomor 3 Tahun 2018 tentang 20 detik untuk 1 produk Surat 3. Legalisasi administrasi penyidikan
Administrasi Perkara di Pengadilan Panggilan;
MASALAH

yang fleksibel terkait dengan tempat


Secara Elektronik; 3. Legalisasi administrasi penyidikan pelaksanaannya;
4. Perpim KPK RI Nomor 2/2020 tentang yang tidak fleksibel terkait dengan 4. Adanya Fatwa dari Mahkamah Agung
Penggunaan Tanda Tangan Elektronik; tempat pelaksanaannya; terhadap 30 produk administrasi
5. Perpim KPK RI Nomor 3/2020 tentang 4. Belum adanya Fatwa dari MA penyidikan yang memiliki akibat
Kebijakan Internal Tata Kelola Sistem terhadap 30 produk administrasi
hukum terhadap proses penyidikan
Pemerintahan Berbasis Elektronik penyidikan yang memiliki akibat
apabila legalisasinya dilaksanakan
6. Perpim KPK RI Nomor 7/2020 tentang hukum terhadap proses penyidikan
apabila legalisasinya dilaksanakan dengan menggunakan sistem digital;
Ortaka Komisi Pemberantasan 5. Adanya SOP di Kedeputian
dengan menggunakan sistem digital
Korupsi; Penindakan dan Eksekusi terkait
5. Belum adanya SOP di Kedeputian
7. Surat Edaran Pimpinan KPK RI Nomor Penindakan dan Eksekusi terkait dengan legalisasi administrasi
2/2021 tentang Penggunaan Aplikasi dengan legalisasi administrasi penyidikan yang memanfaatkan
Sistem Penanganan Perkara penyidikan yang memanfaatkan sistem digital
Terintegrasi (Sinergi) sistem digital
III. LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN (2)
A. Jangka Pendek (60 Hari)
1. Pembuatan Nota Dinas dari Deputi Bidang Penindakan/ Eksekusi terkait Implemetasi legalisasi 5
(lima) produk mindik yang tidak mempunyai akibat hukum terhadap proses penyidikan
2. Pembuatan Nota Dinas dari Dir. Penyidikan kepada Dir. Manajemen Informasi terkait Implementasi
legalisasi administrasi penyidikan;
3. Implementasi Rencana Panggilan dan Surat Panggilan yang legalisasinya secara digital
B. Jangka Menengah (6 Bulan)
STRATEGI 1. Pembuatan Surat Permohonan Fatwa kepada MA terkait dengan legalisasi administarsi penyidikan
PERCEPATAN dengan menggunakan sistem digital (Tanda Tangan Elektronik);
PROSES 2. Pembuatan POB di Kedeputian Penindakan dan Eksekusi terkait dengan legalisasi administrasi
ADMINITRASI penyidikan yang memanfaatkan sistem digital (Tanda Tangan Elektronik)
PENYIDIKAN C. Jangka Panjang (1-1.5 Tahun)
MELALUI
Digitalisasi melalui Aplikasi mobile device terhadap legalisasi administrasi penyidikan
PROSES
DIGITALISASI A. Internal
1) Mengurangi beban pekerjaan legalisasi terhadap produk administrasi penyidikan yang dilaksanakan oleh
pejabat eselon I, eselon II di Kedeputian Bidang Penindakan dan Eksekusi serta Pimpinan;
2) Makin cepatnya penyelesaian pembuatan administrasi penyidikan dengan menggunakan sistem
digitalisasi tangan elektronik;
3) Makin meningkatnya kinerja serta akuntabilitas Kedeputian Penindakan dan Eksekusi sebagai organisasi
yang Adaptif dan Agile
B. Eksternal
1) Makin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap proses penyidikan TPK/TPPU oleh KPK RI;
2) Makin mudahnya masyarakat melakukan kontrol terhadap proses penyidikan TPK/TPPU oleh KPK RI.
III. LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN (3)

A. Jangka Pendek
1. Nota Dinas dari Deputi Bidang Penindakan/ Eksekusi terkait
Implemetasi legalisasi 5 (lima) produk adminitrasi penyidikan 1. Meningkatnya efektivitas dan
yang tidak mempunyai akibat hukum terhadap proses efisiensi terhadap proses
penyidikan penyidikan TPK/TPPU yang
2. Nota Dinas dari Dir. Penyidikan kepada Dir. Manajemen dilaksanakan oleh KPR
Informasi terkait Implementasi legalisasi administrasi sehingga dapat meningkatkan
penyidikan;
produktivitas penyelesaian
3. Rencana Panggilan dan Surat Panggilan yang legalisasinya
secara digital
perkara;
A. Jangka Menengah 2. Meningkatnya kepercayaan
1. Surat Permohonan Fatwa kepada MA terkait dengan
masyarakat terhadap proses
legalisasi administarsi penyidikan dengan menggunakan
penyidikan TPK/TPPU serta
sistem digital (Tanda Tangan Elektronik);
2. POB di Kedeputian Penindakan dan Eksekusi terkait dengan
semakin mudahnya
legalisasi administrasi penyidikan yang memanfaatkan sistem masyarakat melakukan kontrol
digital (Tanda Tangan Elektronik) terhadap proses penyidikan
A. Jangka Panjang TPK yang dilaksanakan oleh
Tersedianya Aplikasi mobile device terhadap legalisasi KPK
administrasi penyidikan
IV. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
JANGKA PENDEK (60 Hari) JANGKA MENENGAH
1. Nota Dinas dari Deputi Bidang Penindakan/Eksekusi terkait (6 Bulan) JANGKA
Implemetasi legalisasi 5 (lima) produk adminitrasi penyidikan; 1. Surat Permohonan Fatwa kepada MA PANJANG
2. Nota Dinas dari Dir. Penyidikan kepada Dir. Manajemen terkait dengan legalisasi administarsi (1-1,5 Tahun)
Informasi terkait Implementasi legalisasi administrasi penyidikan dengan menggunakan Tersedianya mobile
penyidikan; sistem digital; device untuk proses
3. Rencana Panggilan dan Surat Panggilan yang legalisasinya 2. POB di Kedeputian Penindakan dan legalisasi
secara digital Eksekusi terkait dengan legalisasi administrasi
administrasi penyidikan yang penyidikan (Tanda
a. Perbentukan Tim Agile dan Tim Pelaksana Proyek Perubahan; memanfaatkan sistem digital (Tanda Tangan Elektronik)
b. Terpenuhinya dukungan dari stakeholder internal; Tangan Elektronik)
c. Menyamakan persepsi terhadap proyek perubahan yang
akan dilakukan;
a. Koordinasi dan FGD dengan Biro
d. Identifikasi kebutuhan terhadap masalah yang akan menjadi
Hukum untuk mempercepat proses Koordinasi dan FGD
fokus proyek perubahan
permohonan Fatwa kepada dengan Tim IT dari
e. Penerbitan Nota Dinas dari Deputi Bidang Penindakan dan
Mahkamah Agung terkait dengan Direktorat
Eksekusi kepada Direktur Penyidikan tentang penggunaan
legalisasi administarsi penyidikan Manajemen
tanda tangan elektronik pada administrasi penyidikan
dengan menggunakan sistem digital Informasi terkait
rencana panggilan dan surat panggilan
b. Mengusulkan dan membuat pembuatan aplikasi
f. Implementasi Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik dari
tahapan-tahapan legalisasi Mobile Device
para pejabat yang berwenang di Direktorat Penyidikan untuk
administarsi penyidikan dengan untuk legalisasi
penandatangan administrasi penyidikan
menggunakan sistem digital ke administrasi
g. Terlaksananya uji coba penggunaan tanda tangan elektronik
pada administrasi penyidikan rencana panggilan dan surat
dalam POB di Kedeputian Bidang penyidikan
panggilan Penindakan dan Eksekusi
V. RENCANA STRATEGI MARKETING
1. PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN

PROMOTORS
Pemengku kepentingan yang memberikan prioritas tinggi terhadap
LATENTS reformasi kebijakan dan memiliki tindakan yang dapat berdampak pada
Pemangku kepentingan yang memiliki tindakan yang berpengaruh implementasi kebijakan
terhadap implementasi reformasi kebijakan tapi memberikan prioritas
rendah terhadap reformasi kebijakan PIMPINAN KPK;DEPUTI PENINDAKAN
DEPUTI INFORMASI DATA; DIREKTUR PENYIDIKAN
KA BIRO HUKUM DIREKTUR PENYELIDIKAN; DIREKTUR PENUNTUTAN
DIREKTUR MI; DEWAS KPK; PENYELENGGARA SERTIFIKASI
ELEKTRONIK

APATHETICS
Pemangku kepentingan yang tindakannya tidak berpengaruh terhadap DEFENDERS
implementasi reformasi kebijakan dan tidak memberikan prioritas Pemengku kepentingan yang memberikan prioritas tinggi terhadap
terhadap reformasi kebijakan reformasi kebijakan tapi tidak memiliki tindakan yang dapat
berdampak pada implementasi kebijakan
MASYARAKAT
SEKJEN KPK; INSPEKTORAT KPK; MA
2. STRATEGI KOMUNIKASI
STAKEHOLDER KRITERIA STRATEGI
Promotor ( + + ) kelompok stakeholders yang sangat menentukan Melaporkan, konsultasi dan audiensi
berjalan atau tidaknya RPP, memiliki kepentingan menyampaikan penjelasan maksud
dan pengaruh yang tinggi pelaksanaan RPP

Latent (+ −) kelompok stakeholders yang memiliki pengaruh Memberikan penjelasan maksud


tinggi, yang meskipun tidak memiliki kepentingan pelaksanaan RPP, persuasif untuk
secara langsung, tetapi mendukung RPP ini. mendapatkan dukungan melalui
Kelompok ini paling membutuhkan komunikasi koordinasi dan FGD
efektif agar dapat didorong menjadi kelompok
promotor
Defender (− +) kelompok stakeholders yang memiliki Koordinasi/sosialisasi dan
kepentingan yang tinggi, namun dukungan memberikan informasi dan
terhadap RPP ini rendah. Kelompok ini tidak menyamakan persepsi dalam
dapat diabaikan, karena justru finishing dari RPP pelaksanaan RPP
ini justru akan melibatkan mereka
Apathetic (− −) kelompok stakeholders yang kepentingan dan Koordinasi/sosialisasi dan
pengaruhnya sama-sama rendah memberikan pemahaman tentang
pentingnya RPP
VI. STRATEGI MARKETING
Product
Secara khusus produk yang dihasilkan dalam Proyek Perubahan ini adalah berupa legalisasi adminitrasi penyidikan dengan
menggunakan sistem digital, POB (Prosedur Operasional Baku) yang mengaturnya serta Fatwa MA
Price
1. Biaya untuk kegiatan pembuatan produk sampai dengan tahap promosi untuk legalisasi adminitrasi penyidikan dengan menggunakan
sistem digital ini diambi sepenuhnya dari anggaran KPK;
2. Keuntungan dari legalisasi adminitrasi penyidikan dengan menggunakan sistem digital sangat besar dan sangat signifikan pengaruhnya
dalam penyidikan TPK maupun TPPU di KPK
Place
1. Melalui Website Internal KPK berupa Aplikasi SINERGI;
2. Melalui QR Code Legalisasi Administrasi Penyidikan;
3. Melalui Mobile Device.
Promotion
Sistem promosi yang akan digunakan dalam hal mengedukasi pegawai internal KPK melalui Media Eletronik Internal KPK dan Berupa Buku
Panduan tentang Tata Cara Legalisasi Digital Administrasi Penyidikan. Selain itu dilakukan juga Sosialisasi dan Edukasi kepada masyarakat
melalui Iklan layanan masyarakat di seluruh Media Sosial dan Media Pemberitaan yang ada baik cetak maupun elektronik terkait dengan
penerapan teknologi digital dalam administrasi penyidikan
Customer
Customer dalam proyek perubahan ini adalah masyarakat, penyidik KPK, Direktur Penyidikan, Deputi Bidang Penindakan, Dewan
Pengawas, Jaksa Penuntut Umum KPK, Hakim pada Pengadilan Negeri Tipikor yang menerima atau menggunakan produk dari Proyek
Perubahan ini
VII. MITIGASI RESIKO PROPER
RESIKO MITIGASI KET
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat yang merupakan obyek Pada
Adanya Resistensi dari utama dalam output jangka pendek proper ini bahwa legalisasi secara Output
digital pada administrasi penyidikan memiliki kekuatan hukum dan akibat
masyarakat terhadap Jangka
hukum yang sama dengan tanda tangan manual juga tanda tangan
penggunaan legalisasi secara Pendek
elektronik memilki sistem yang lebih aman daripada tanda tangan manual.
digital pada administrasi Dengan penggunaan tanda tangan elektronik maka dapat dilakukan Proper
penyidikan sebagai bentuk verifikasi terhadap siapa pemilik tanda tangan elektronik sekaligus
perlawanan terhadap menjamin autentifikasi atau memastikan keutuhan dari dokumen
Penindakan TPK/TPPU elektronik yang ditandatanggani secara elektronik dari perubahan yang
dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang

1. Dilakukan Legislative review, yaitu pengujian terhadap suatu Pada


Tidak dikeluarkannya Fatwa dari undang-undang yang dilakukan badan politik atau lembaga Output
Mahkamah Agung terkait legalisasi parlemen seperti legislator. Jangka
administrasi penyidikan dengan 2. Dilakukan Executive review dilakukan dengan mendasarkan pada menengah
menggunakan sistem digitalisasi fungsi legislasi yang dimiliki Presiden. Bentuknya, yaitu dengan
dan
mengubah atau mengganti undang-undang.
Panjang
3. Dilakukan Judicial review, yaitu peninjauan atau pengujian yang
Proper
dilakukan melalui lembaga peradilan.

Anda mungkin juga menyukai