mj
Sunday, January 12, 2014
TENTANG
TRANSPARANSI PENYIDIKAN
DI BIDANG PENEGAKKAN HUKUM
DI WILAYAH PERAIRAN
Jakarta, 31 Desember 2013
DIT POLAIR POLDA METRO JAYA
Disusunnya SOP Transparansi Penyidikan di bidang Penegakkan Hukum adalah sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan
tugas dilingkungan Subdit Gakkum Dit Polair Polda Metro Jaya khususnya mengenai Transparansi Penyidikan terhadap semua
perkara yang ditangani oleh Subdit Gakkum sehingga segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan oleh Penyidik akan menjadi
lebih jelas dan terbuka.
2.1 Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang kitab Undang–undang Hukum Acara Pidana;
2.2 Undang–undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.3 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Penanganan Perkara Pidana di lingkungan Keplisian Negara Republik Indonesia;
2.4 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan
Kepolisian.
3. Pengertian
3.1 Kepolisian Negara Republik Indonesia yang disingkat Polri adalah Alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
3.2 Kepolisian Daerah Metro Jaya yang selanjutnya disingkat Polda Metro Jaya adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di
Wilayah Hukum Polda Metro Jaya yang berada dibawah Kapolri;
3.3 Direktorat Kepolisian Perairan Polda Metro Jaya yang selanjutnya disingkat Ditpolair Polda Metro Jaya adalah unsur pelaksana
utama pada Polda Metro Jaya yang bertugas membina dan menyelenggarakan serta melaksanakan fungsi Kepolisian Perairan
yang berada dibawah Kapolda Metro Jaya;
3.4 Administrasi Penyidikan adalah penata usahaan dan segala kelengkapan yang diisyaratkan Undang–undang dalam proses
penyidikan meliputi pencatatan, pelaporan, pendataan dan pengarsipan atau dokumentasi untuk menjamin kelancaran dan
keseragaman administrasi baik untuk kepentingan peradilan maupun operasional;
3.5 Penyidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh Undang–undang untuk melakukan
Penyidikan;
3.6 Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang–undang untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi guna menemukan
tersangkanya;
3.7 Manajemen Penyidikan adalah pengelolaan penyidikan tindak pidana secara terencana, terorganisir, terkendali dan dilaksanakan
secara efektif dan efisien;
3.8 Tindak Pidana adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai tindak pidana atau pelanggaran hukum baik yang disebut
dalam KUHP maupun peraturan perundang–undangan;
3.9 Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan, patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana.
TANGGAL TERBIT :
3.10 Azas
Dalam pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana dilingkungan Direktorat Kepolisian Perairan Polda Metro Jaya
selain menggunakan azas – azas yang terkandung dalam KUHAP (Kitab Undang–undang Hukum Acara Pidana) juga
menggunakan azas–azas sebagai berikut :
3.10.1 Legalitas yaitu setiap tindakan penyidik senantiasa berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
3.10.2 Proposional yaitu setiap penyidik melaksanakan tugasnya sesuai legalitas kewenangannya masing–masing;
3.10.3 Kepastian hukum yaitu setiap tindakan penyidik dilakukan untuk menjamin tegaknya hukum dan keadilan;
3.10.4 Kepentingan umum yaitu setiap tindakan penyidik Polri lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi;
3.10.5 Akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban proses penyidikan oleh PPNS dan pelaksana koordinasi dan pengawasannya oleh
Penyidik Polri;
3.10.6 Profesional yaitu mekanisme proses penyidikan oleh Penyidik berdasarkan tehnis dan taktik penyidikan serta peraturan
perundang – undangan;
3.10.7 Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia yaitu suatu sikap setiap penyidik wajib menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan perlakuan yang sama kepada setiap orang untuk dilayani;
3.10.8 Transparasi yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan secara jelas dan terbuka
3.10.9 Efektifitas dan Efisiensi waktu penyidikan yaitu dalam proses penyidikan setiap penyidik wajib menjunjung tinggi efektifitas dan
efisiensi waktu penyidikan sebagaimana diatur dalam peraturan ini;
TANGGAL TERBIT :
4. Alat
4.1 Alat yang digunakan untuk mendukung terhadap terlaksananya proses transparansi penyidikan adalah :
4.2 Piranti lunak yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan transparansi penyidikan khususnya mengenai surat
pemberitahuan hasil penyidikan adalah :
4.2.1 Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
4.2.2 Undang–undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
4.2.3 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
TANGGAL TERBIT :
5. Prosedur
Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan, penyidik wajib memberikan surat pemberitahuan perkembangan
hasil penyidikan kepada pelapor, korban maupun keluarga tersangka, baik diminta ataupun tidak diminta yang dilaksanakan
secara berkala dengan prosedur :
5.1 Pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan dapat disampaikan kepada pelapor, korban maupun keluarga tersangka;
5.2 Setelah penyidik melakukan pemeriksaan tersangka dan dinyatakan telah memenuhi unsur pidana maka terhadap tersangka
segera dibuatkan surat perintah penahanan;
5.3 Surat pemberitahuan penahanan terhadap tersangka segera dikirim kepada keluarganya dan kepada pelapor / korban;
5.4 Tahap berikutnya penyidik mengirimkan SPDP kepada Kejaksaan / Penuntut Umum, maka penyidik segera memberitahukan
kepada pelapor bahwa SPDP sudah dikirim ke Kejaksaan;
5.5 Pemberitahuan hasil penyidikan juga dikirim kepada pelapor, pada saat penyidik melakukan perpanjangan penahanan demikian
pula pada saat berkas perkara selesai dikirim ke Kejaksaan;
5.6 Pada saat berkas perkara dinyatakan lengkap oleh Penuntut Umum dan tersangka beserta barang bukti untuk segera diserahkan
maka penyidik segera memberitahukan kepada pelapor, korban maupun tersangka bahwa penyidikan sudah selesai;
5.7 Terhadap kasus yang belum terungkap ataupun tersangkanya belum tertangkap maka, surat pemberitahuan hasil penyidikan yang
dikirim kepada pelapor / korban hanya memuat tentang langkah–langkah yang sudah dilaksanakan oleh penyidik dan
hambatan–hambatan yang dialami oleh penyidik.
LAPORAN POLISI
» LNGKH –
LNGKH
YG SDH DILAKS OLH
PENYIDIK
» HAMBTN YG DIALAMI
PENYIDIK
TERHDP KSS YG SDNG DLM PROSES PENYIDIKAN
PENGIRIMAN
SP 2HP
» PD THP PENAHANAN
» PENGIRIMAN SPDP
» PERPANJANGAN
PENAHANAN
» PENGIRIMAN
BERKAS PERKARA
» BERKAS DINYATKN
LENGKAP OLH PU
» KANTOR POS
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TANGGAL TERBIT :
1. Tujuan
Disusunnya SOP Transparansi Penyidikan di bidang Penegakkan Hukum adalah sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan
tugas dilingkungan Subdit Gakkum Dit Polair Polda Metro Jaya khususnya mengenai Transparansi Penyidikan terhadap semua
perkara yang ditangani oleh Subdit Gakkum sehingga segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan oleh Penyidik akan menjadi
lebih jelas dan terbuka.
2.1 Undang–undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang kitab Undang–undang Hukum Acara Pidana;
2.2 Undang–undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.3 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Penanganan Perkara Pidana di lingkungan Keplisian Negara Republik Indonesia;
2.4 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan
Kepolisian.
3. Pengertian
3.1 Kepolisian Negara Republik Indonesia yang disingkat Polri adalah Alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Blog
January (2)
October (1)
November (3)
About Me
Unknown
View my complete profile
Simple theme. Powered by Blogger.