Sop Gelar Khusus
Sop Gelar Khusus
R U S T A N T O, S.I.K.
AKBP NRP76070939
I. PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dalam rangka pelayanan pengawasan penyidikan oleh Pengawasan
Penyidikan sebagai bagian dari pelayanan penyidikan oleh penyidik.
b. Untuk terciptanya penyidikan yang potensial, proporsional, transparan dan
akuntabel diperlukan penjaminan kualitas pelayanan penyidikan oleh
Pengawas penyidikan sebagai bagian unsur-unsur pengawasan di
Lingkungan Polri.
c. Pengaduan komplain dari masyarakat akan pelayanan penyidikan dan
pelayanan pengawasan penyidikan, termasuk di dalamnya perilaku (etika)
profesi, dilakukan pengecekan dan atau pengujian kebenaran faktual
komplain dari pengadu komplain/teradu komplain melalui instrument gelar
perkara.
d. BahwaBagwassidik Polda bertugas melaksanakan koreksi, asistensi,
supervisi dan gelar perkara dalam rangka penjaminan kualitas pelayanan
penyidikan oleh Reserse.
2. Dasar :
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
c. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM
4. Ruang Lingkup
Meliputi perkara-perkara yang digelar, penyelenggaraan gelar perkara, peserta
gelar perkara dan pimpinan gelar perkara,mekanisme gelar
perkarapenanggungjawabdan rekomendasi hasil gelar perkara.
5. Tata urut
I. Pendahuluan
II. Perkara-perkara yang digelar
III. Peserta gelar perkara dan pimpinan gelar perkara
IV. Mekanisme gelar perkara
V. Penanggung jawab dan rekomendasi hasil gelar perkara
VI. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan gelar perkara
VII. Penutup
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM
6. Pengertian
a. Gelar perkara atensi dimaksud, adalah gelar perkara khusus atas
komplain dari pengadu baik dari pihak pelapor maupun terlapor atau atas
perintah Pimpinan atau permintaan dari pengawas internal dan pengawas
eksternal Polri.
b. Gelar perkara khusus termasuk:
1) Perkara yang memerlukan surat persetujuan Presiden, Mendagri dan
Gubernur untuk melakukan tindakan kepolisian terhadap Kepala
Daerah/Wakil dan anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2) Perkara yang memerlukan red notice.
3) Perkara yang memerlukan ijin pemeriksaan terhadap jaksa dan
hakim.
4) Perkara khusus digelar kembali karena rekomendasi gelar tidak
dilaksanakan oleh penyidik atau karena terdapat kekurang
sempurnaan dalam administrasi penyelenggaraan (a.l. tidak dihadiri
pengomplain/terkomplain.)
c. Pimpinan gelar perkara adalah Direktur/Wadir di Lingkungan Ditreskrimum
atau Korwassidik (Koordinator Pengawasan Penyidikan)/Pengawas
Penyidikan, atas namaKapolda memandu jalannya gelar perkara atau
sebagai fasilitator arus lalu lintas diskusi.
d. Peserta gelar perkara adalah para penyidik ataupun penyidik pembantu,
pengawas penyidikan Kabag Binops dan undangan resmi, baik dari unsur
pengawasan eksternal Polri, ahli (akademisi, professional, praktisi)
maupunkementerian coordinator/kementerian/departemen/instansi
tertentu.)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM
e. Pra gelar perkara adalah sesi pertama gelar perkara di mana pengadu
komplain dan teradu komplain (atau dengan penasehat hukumnya
masing-masing) menyampaikan hal-hal pokok pengaduan komplainnya,
dilanjutkan interaksi (tanya jawab dengan peserta gelar kecuali antar
pengadu komplain dan teradu komplain).
b. Pimpinan gelar perkara memiliki hak sama dengan peserta gelar perkara
untuk menyampaikan pendapat dan atau saran kontributif.
c. Memberikan kesempatan peserta gelar perkara untuk menyampaikan
pendapat dan atau saran.
d. Memberikan kesempatan seimbang kepada pengadu komplain (dan atau
penasehat hukumnya)/teradu komplain (dan atau penasehat hukumnya)
untuk menyampaikan hal-hal yang akan disampaikan.
e. Dibantu penyidik yang menggelar perkara dan staf Bag WassidIk yang
bertugas, membuat Notulasi Gelar Perkara dan melaporkan hasil gelar
perkara (kesimpulan dan rekomendasi) ke Dir Reskrimum Polda NTB.
f. Setelah mendapatkan disposisi Dir Reskrimum Polda NTB,
menyampaikan arahan pembinaan fungsi ke penyidik.
g. Mengendalikan/memonitor pelaksanaan rekomendasi gelar perkara dan
menindaklanjuti pelayanan pengawas penyidikan
h. Apabila diminta, memberikan informasi hasil pengawas penyidikan/gelar
perkara secara umum (substansi/pokok-pokok dan tidak menyangkut
taktis dan teknis penyidikan) kepada pengadu komplain melalui SPHPP
(Surat Pemberitahuan Hasil Pengawasan Penyidikan)
2) Kesimpulan penyidik
3) Hambatan penyelidikan/penyidikan
4) Rencana penyelidikan/penyidikan lanjut
5) Harapan penyidik dari forum gelar perkara
b. Tanggapan para peserta gelar (diskusi dinamis bersifat akademis dan
menyangkut taktis maupun teknis penyidikan):
c. Notulen gelar perkara.
1) Staf Wassidik dan atau Tim Penyidik membuat notulen hasil gelar
perkara.
2) Hasil gelar perkara yang substansinya adalah kesimpulan atau fakta-
fakta yang terungkap di gelar perkara dan rekomendasi meliputi:
a) Perkara yang disidik (LP, Pelapor, Terlapor, dugaan pidana,
pasal pidana yang diterapkan dan hambatan penyidikan(bila
ada);
b) Hasil penyidikan (langkah penyidikan yang telah dilakukan);
c) Kesimpulan penyidik;
d) Fakta-fakta yang terungkap digelar perkara (hal-hal yang belum
tertangani/hal-hal baru atau wacana pengembangan
penyidikan):
(1) Menyangkut mindik (administrasi penyidikan);
(2) Menyangkut kegiatan upaya paksa;
(3) Hasil koordinasi CJS (Criminal Justice System);
(4) Penyelesaian/pemberkasan perkara.
e) Kesimpulan/Rekomendasi :
Fakta-fakta yang terungkap diangkat sebagai rekomendasi
kepada penyidik yang bersifat eksekutorial/dapat
dilaksanakan.(Rekomendasi tersebut dapat juga untuk fungsi
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM
VI. PENUTUP
Demikian SOP (Standart Operating Procedure) / PERKABARESKRIM Polri
(Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri) ini untuk menjadi pedoman bagi
pengawas penyidikan reserse Polri (Kabag Wassidik Polda NTB) dalam
memberikan pelayanan pengawasan penyidikan atau pelayanan penyidikan oleh
penyidik Polri.