Anda di halaman 1dari 11

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 1 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH


KABAG WASSIDIK KAPOLDA NTB

R U S T A N T O, S.I.K.
AKBP NRP76070939

I. PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dalam rangka pelayanan pengawasan penyidikan oleh Pengawasan
Penyidikan sebagai bagian dari pelayanan penyidikan oleh penyidik.
b. Untuk terciptanya penyidikan yang potensial, proporsional, transparan dan
akuntabel diperlukan penjaminan kualitas pelayanan penyidikan oleh
Pengawas penyidikan sebagai bagian unsur-unsur pengawasan di
Lingkungan Polri.
c. Pengaduan komplain dari masyarakat akan pelayanan penyidikan dan
pelayanan pengawasan penyidikan, termasuk di dalamnya perilaku (etika)
profesi, dilakukan pengecekan dan atau pengujian kebenaran faktual
komplain dari pengadu komplain/teradu komplain melalui instrument gelar
perkara.
d. BahwaBagwassidik Polda bertugas melaksanakan koreksi, asistensi,
supervisi dan gelar perkara dalam rangka penjaminan kualitas pelayanan
penyidikan oleh Reserse.
2. Dasar :
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
c. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 2 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

d. Peraturan Kapolri No. 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan


Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Polri;
e. Peraturan Kapolri No. 14 tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan
Tindak Pidana;
f. Peraturan Kapolri No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri;

3. Maksud dan tujuan


a. Maksud
Sebagai pedoman penyelenggaraan gelar perkara khusus oleh pengawas
penyidik dalam rangka pelayanan pengawasan penyidikan perkara atensi.
b. Tujuan
Terciptanya penjaminan kualitas pelayanan penyidikan dan pengawasan
penyidikan terhadap perkara atensi.

4. Ruang Lingkup
Meliputi perkara-perkara yang digelar, penyelenggaraan gelar perkara, peserta
gelar perkara dan pimpinan gelar perkara,mekanisme gelar
perkarapenanggungjawabdan rekomendasi hasil gelar perkara.

5. Tata urut
I. Pendahuluan
II. Perkara-perkara yang digelar
III. Peserta gelar perkara dan pimpinan gelar perkara
IV. Mekanisme gelar perkara
V. Penanggung jawab dan rekomendasi hasil gelar perkara
VI. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan gelar perkara
VII. Penutup
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 3 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

6. Pengertian
a. Gelar perkara atensi dimaksud, adalah gelar perkara khusus atas
komplain dari pengadu baik dari pihak pelapor maupun terlapor atau atas
perintah Pimpinan atau permintaan dari pengawas internal dan pengawas
eksternal Polri.
b. Gelar perkara khusus termasuk:
1) Perkara yang memerlukan surat persetujuan Presiden, Mendagri dan
Gubernur untuk melakukan tindakan kepolisian terhadap Kepala
Daerah/Wakil dan anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2) Perkara yang memerlukan red notice.
3) Perkara yang memerlukan ijin pemeriksaan terhadap jaksa dan
hakim.
4) Perkara khusus digelar kembali karena rekomendasi gelar tidak
dilaksanakan oleh penyidik atau karena terdapat kekurang
sempurnaan dalam administrasi penyelenggaraan (a.l. tidak dihadiri
pengomplain/terkomplain.)
c. Pimpinan gelar perkara adalah Direktur/Wadir di Lingkungan Ditreskrimum
atau Korwassidik (Koordinator Pengawasan Penyidikan)/Pengawas
Penyidikan, atas namaKapolda memandu jalannya gelar perkara atau
sebagai fasilitator arus lalu lintas diskusi.
d. Peserta gelar perkara adalah para penyidik ataupun penyidik pembantu,
pengawas penyidikan Kabag Binops dan undangan resmi, baik dari unsur
pengawasan eksternal Polri, ahli (akademisi, professional, praktisi)
maupunkementerian coordinator/kementerian/departemen/instansi
tertentu.)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 4 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

e. Pra gelar perkara adalah sesi pertama gelar perkara di mana pengadu
komplain dan teradu komplain (atau dengan penasehat hukumnya
masing-masing) menyampaikan hal-hal pokok pengaduan komplainnya,
dilanjutkan interaksi (tanya jawab dengan peserta gelar kecuali antar
pengadu komplain dan teradu komplain).

II. PERKARA-PERKARA YANG DIGELAR


1. Perkara yang memerlukan surat persetujuan Presiden, Mendagri dan Gubernur
untuk melakukan tindakan kepolisian terhadap Kepala Daerah/Wakil dan
anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2. Perkara yang memerlukan red notice.
3. Perkara yang rekomendasi gelar perkara khusus yang terdahulu tidak
dilaksanakan oleh penyidik.

III. PELAKSANAAN GELAR PERKARA


1. Penyelenggaraan Tingkat Polda
a. Dasar penyelenggaraan :
1) Perintah Kapolda/Wakapolda;
2) Perintah Dir/Wadir Reskrimum Polda untuk dilaksanakan gelar
perkara;
3) Permintaan dari para Kasat Reskrim Polres.
b. Penyelenggara :
1) Kabag Pengawasan Penyidikan Dit Reskrimum Polda NTB;
2) Kasubdit Dit Reskrimum Polda NTB.
c. Pimpinan Gelar :
1) Kapolda/Waka Polda NTB
2) Dir Reskrimum Polda NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 5 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

3) Kabag wassidik Dit Reskrimum Polda NTB


d. Peserta Gelar :
1) Penyidik yang menangani kasus yang sedang di gelar
2) Itwasda, Bid Propam, Bid kum Polda
3) Pengadu dan teradu
4) Kuasa hukum
5) Ahli
6) Undangan lain yang diperlukan sesuai kasus yang digelar

2. Pelaksanaan gelar dilaksanakan dalam dua tahap :


a. Tahap I :
1) Bertujuan untuk mengakomodir semua keluhan, masukan yang
disampaikan baik oleh pengadu, teradu maupun pengacara masing-
masing pihak sebagai bahan tindak lanjut gelar tahap kedua.
2) Peserta gelar dihadiri oleh semua peserta sesuai dengan Bab III
angka 4
b. Tahap II :
1) Bertujuan untukmengaudit terhadap materi penyidikan berdasarkan
fakta-fakta yang diketemukan dalam gelar perkara tahap I sebagai
bahan masukan, koreksi, petunjuk dan arahan kepada penyidik.
2) Dalam gelar tahap II ini tidak melibatkan lagi peserta gelar pengadu
dan teradu, maupun pengacaranya

3. Tugas dan tanggung jawab Pimpinan Gelar Perkara:


a. Pimpinan gelar perkara memandu/mengatur/sebagai fasilitator lalu lintas
diskusi/ gelar perkara.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 6 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

b. Pimpinan gelar perkara memiliki hak sama dengan peserta gelar perkara
untuk menyampaikan pendapat dan atau saran kontributif.
c. Memberikan kesempatan peserta gelar perkara untuk menyampaikan
pendapat dan atau saran.
d. Memberikan kesempatan seimbang kepada pengadu komplain (dan atau
penasehat hukumnya)/teradu komplain (dan atau penasehat hukumnya)
untuk menyampaikan hal-hal yang akan disampaikan.
e. Dibantu penyidik yang menggelar perkara dan staf Bag WassidIk yang
bertugas, membuat Notulasi Gelar Perkara dan melaporkan hasil gelar
perkara (kesimpulan dan rekomendasi) ke Dir Reskrimum Polda NTB.
f. Setelah mendapatkan disposisi Dir Reskrimum Polda NTB,
menyampaikan arahan pembinaan fungsi ke penyidik.
g. Mengendalikan/memonitor pelaksanaan rekomendasi gelar perkara dan
menindaklanjuti pelayanan pengawas penyidikan
h. Apabila diminta, memberikan informasi hasil pengawas penyidikan/gelar
perkara secara umum (substansi/pokok-pokok dan tidak menyangkut
taktis dan teknis penyidikan) kepada pengadu komplain melalui SPHPP
(Surat Pemberitahuan Hasil Pengawasan Penyidikan)

4. Hak dan kewajiban peserta gelar perkara


a. Semua peserta gelar perkara mempunyai hak untuk menyampaikan
pendapatnya dengan argumentasi sesuai dengan objek gelar.
b. Semua peserta gelar perkara mempunyai hak untuk bertanya sesuai
dengan objek gelar.
c. Semua peserta gelar perkara berkewajiban untuk mentaati semua tata
tertib yang disampaikan oleh pimpinan gelar.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 7 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

d. Semua peserta gelar perkara harus mentaati kesepakatan yang telah


ditetapkan.

5. Larangan untuk peserta gelar perkara


Sebelum gelar perkara dimulai pimpinan gelar membacakan larangan bagi para
peserta gelar
a. Dilarang menggunakan hand phone dan alat komunikasi elektronika
sejenisnya di ruang gelar perkara (dapat ditolerir, apabila “disilent” dalam
incoming call/ SMS atau menerima panggilan/ SMS) :
b. Berbincang-bincang dengan sesama peserta gelar perkara ketika gelar
perkara berlangsung;
c. Berkomunikasi secara lisan dan atau dengan gerakan secara vulgar
sehingga mengangguketertibandan suasana kondusif gelar perkara;
d. Memotret dan merekam jalannya gelar perkara dan atau ber-“bbm”
(Blackberry Messenger);
e. Menyampaikan keluhan, saran pendapat/saran yang tidak relevan dengan
perkara yang digelar.
f. Membawa senjata api, senjata tajam atau benda lainnya yang dapat
berfungsi sebagai senjata.
g. Merokok dan meminum minuman keras di ruang gelar perkara.

IV. MEKANISME GELAR PERKARA


1. Gelar perkara tahap I (pertama)
Pimpinan gelar perkara membuka gelar perkara dengan penjelasan :
a. Dasar penyelenggaraan merespon komplain dari pengadu komplain,
memperkenalkan diri dan memperkenalkan pengadu komplain dan teradu
komplain, perwakilan dari Itwasda, Bid Propam, Bid Kum Polda NTB, Ahli
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 8 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

dan perwakilan fungsi pengawasan eksternal Polri atau peserta peserta


lain (selektif);
b. Sebelum pimpinan memulai gelar perkara terlebih dahulu dibacakan tata
tertib gelar perkara.
c. Penjelasan pimpinan gelar tentang mekanisme “Gelar Perkara Tahap I”
(Alokasi waktu ± 10 - 15 menit);
d. Dipersilahkan pengadu komplain menyampaikan keluhan dan harapan
terkait dengan materi pengaduan komplainnya. (Alokasi waktu ± 15 – 20
menit);
e. Ketika pengadu komplain menyampaikan komplain, tidak ditanggapi oleh
teradu komplain dan sebaliknya, pimpinan gelar perkara dapat
memprioritaskan dengan dialog tidak langsung (melalui pimpinan gelar
perkara);
f. Seluruh peserta gelar perkara menghargai otoritas dan kewibawaan
pimpinan gelar perkara dengan menempatkannya sebagai pengatur
lalulintas pembicaraan/diskusi;
g. Interaktif (tanya jawab) peserta gelar perkara dengan pengadu komplain.
(Alokasi waktu ± 20 – 25 menit);
h. Interaksitanya jawab peserta gelar perkara dengan teradu. (Alokasi waktu
± 15 – 20 menit);
i. Gelar perkara tahap I selesai, pimpinan gelar perkara mempersilahkan
pengadu komplain/teradu komplain dan penasehat hukumnya masing-
masing meninggalkan ruang gelar perkara.

2. Penyelenggaraan Gelar Perkara Tahap II


a. Paparan Penyidik terhadap :
1) Hasil penyelidikan/penyidikan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 9 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

2) Kesimpulan penyidik
3) Hambatan penyelidikan/penyidikan
4) Rencana penyelidikan/penyidikan lanjut
5) Harapan penyidik dari forum gelar perkara
b. Tanggapan para peserta gelar (diskusi dinamis bersifat akademis dan
menyangkut taktis maupun teknis penyidikan):
c. Notulen gelar perkara.
1) Staf Wassidik dan atau Tim Penyidik membuat notulen hasil gelar
perkara.
2) Hasil gelar perkara yang substansinya adalah kesimpulan atau fakta-
fakta yang terungkap di gelar perkara dan rekomendasi meliputi:
a) Perkara yang disidik (LP, Pelapor, Terlapor, dugaan pidana,
pasal pidana yang diterapkan dan hambatan penyidikan(bila
ada);
b) Hasil penyidikan (langkah penyidikan yang telah dilakukan);
c) Kesimpulan penyidik;
d) Fakta-fakta yang terungkap digelar perkara (hal-hal yang belum
tertangani/hal-hal baru atau wacana pengembangan
penyidikan):
(1) Menyangkut mindik (administrasi penyidikan);
(2) Menyangkut kegiatan upaya paksa;
(3) Hasil koordinasi CJS (Criminal Justice System);
(4) Penyelesaian/pemberkasan perkara.
e) Kesimpulan/Rekomendasi :
Fakta-fakta yang terungkap diangkat sebagai rekomendasi
kepada penyidik yang bersifat eksekutorial/dapat
dilaksanakan.(Rekomendasi tersebut dapat juga untuk fungsi
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 10 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

pelayanan pengawasanItwasum Polri dan atau Divpropam


Polri).
f) Notulen hasil gelar perkara dilaporkan kepada pimpinan
(Kapolda NTB) guna mengambil kebijakan/keputusan.

V. TINDAK LANJUT HASIL GELAR PERKARA


Tindak lanjut gelar perkara dalam waktu 3 – 5 hari pengadu komplain/teradu
komplain dapat mengajukan permohonan tertulis untuk mendapatkan informasi
pokok-pokok hasil gelar perkara yang bersifat non taktis dan non teknis penyidikan :
1. Permohonan tertulis ditujukan kepada Kapolda NTB up. Direskrimum Polda
NTB.
2. Kabagwassidik Ditreskrimum Polda NTBmenerbitkan SPHPP(Surat
Pemberitahuan Hasil Pengawasan Penyidikan) yang ditandatangani oleh Ka
Bag Wassidik PoldaNTB yang diberikan kepada peminta dan yang berhak
(pengadu teradu komplain atau Kuasa/ Penasehat Hukum)
3. Pimpinan gelar perkara merupakanKoordinator Pengawasan Penyidikan,
sedangkan Bag Wassidik Ditreskrimum Polda NTB melaksanakan
pengendalian dan monitoring atas pelaksanaan rekomendasi gelar dalam
rangkaian pelayanan pengawasan penyidikan purna gelar perkara.
4. Pelaksanaan pengendalian dan monitoring atas pelaksanaan rekomendasi
gelar dalam rangkaian pelayanan pengawasan penyidikan purna gelar perkara
dilaksanakan olehKabag Wassidik Ditreskrimum Polda NTB.
5. Apabila rekomendasi hasil gelar perkara yang telah disampaikan kepada
penyidik tidak ditindaklanjuti secara profesional dalam batas waktu yang
ditentukan, maka tim audit investigasi akan melakukan klarifikasi kepada
penyidik Ditreskrimum, Bidpropam, Itwasda dan Bidkum Polda NTB.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GELAR PERKARA KHUSUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SOP-WASSIDIK- 00 Halaman 11 dari 11

TANGGAL TERBIT : Mei 2016

VI. PENUTUP
Demikian SOP (Standart Operating Procedure) / PERKABARESKRIM Polri
(Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri) ini untuk menjadi pedoman bagi
pengawas penyidikan reserse Polri (Kabag Wassidik Polda NTB) dalam
memberikan pelayanan pengawasan penyidikan atau pelayanan penyidikan oleh
penyidik Polri.

Anda mungkin juga menyukai