Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

1 FILSAFAT HUKUM DAN ETIKA PROFESI

NAMA : I WAYAN TRESNA SUGATHA

NIM : 044389104

UPBJJ : UT DENPASAR

1. Artikel:

Peningkatan jumlah penyintas COVID-19 secara statistik belum menunjukkan perlambatan dari
sisi laju eksponensial. Pemerintah mengambil langkah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) sebagai solusi untuk mengurangi peningkatan kasus COVID di Indonesia.
Secara teknis, PPKM dijalankan dengan mengurangi aktivitas pergerakan dan kerumunan
masyarakat di masa pandemi. Penyekatan dan jam malam diberlakukan sebagai bagian integral
dari PPKM.

Fakta problematiknya, PPKM Darurat di sejumlah wilayah di Indonesia menyisakan beragam


persoalan pada level implementasi. Kemacetan pada titik penyekatan dan perselisihan antara
aparat penegak PPKM dengan masyarakat kerap mewarnai pemberitaan media. Konflik lapangan
seakan-akan menjadi plot akhir dalam penindakan pelanggaran. Tak ayal, kritik mengalir deras
kepada Pemerintah selaku decision maker. Pertanyaan reflektifnya: mengapa hal ini terjadi?

Sumber: kumparan.com

Pertanyaan:

Berdasarkan artikel diatas disampaikan bahwa pemberlakuan PPKM yang merupakan solusi
untuk mengurangi kasus covid 19 dalam implementasinya menimbulkan beragam persoalan,
analisislah hal tersebut berdasarkan pemikiran Roscoe Pound tentang hukum!

Jawaban

Pemikiran Roscoe Pound tentang hukum memberikan warna tersendiri pada Socialogical
jurisprudence. Roscoe Pound menyampaikan bahwa fungsi utama hukum adalah untuk
melindungi kepentingan umum, sosial dan pribadi. (Dikutip dari Katadata.co.id) Roscoe Pound
membuat tiga kategori kepentingan yakni kepentingan individu, kepentingan publik, dan
kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan masyarakatnya.

1. Kepentingan Individual Teori kepentingan Roscoe Pound yang pertama adalah


kepentingan individual. Kepentingan individu ini disamakan kemudian dengan hukum
perdata (private law). Wujud dari kepentingan individu tersebut adalah permintaan,
tuntutan, kehendak, dan harapan yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT Roscoe Pound membagi kepentingan individu menjadi tiga
kelompok yakni: Kepentingan Pribadi: kebebasan minat, reputasi, kehormatan,
perlindungan hak pribadi, kebebasan berkeyakinan dan berpendapat. Hubungan
Domestik: perkawinan Kepentingan yang Bersifat Substansi: kepemilikan aset,
kebebasan berserikat, dan keberlangsungan pekerjaan.

2. Kepentingan Publik Teori kepentingan Roscoe Pound yang kedua yakni kepentingan
publik. Kepentingan publik ini disamakan dengan hukum publik. Wujud dari
kepentingan publik ini adalah tuntutan, kehendak, permintaan, dan harapan individu
terkait dengan kehidupan politik. Kepentingan publik memiliki karakteristik dan
kaitannya dengan kepentingan negara.
3. Kepentingan Sosial Teori kepentingan Roscoe Pound berikutnya adalah kepentingan
sosial. Kepentingan sosial didefinisikan Roscoe Pound sebagai tuntutan, permintaan,
kehendak, dan aspirasi masyarakat yang beradab yang ingin diwujudkan dalam
kehidupan sosial mereka. Wujud dari kepentingan sosial ini adalah jaminan kesehatan,
jaminan keselamatan, dan keamanan dan ketertiban. Untuk memformulasikan ketika
kepentingan tersebut menjadi sebuah keseimbangan yang harmonis, Roscoe Pound pun
menciptakan sebuah konsep yang diakui oleh para pemikir hukum lainnya. Konsep
social engineering pun menjadi konsep yang dianggap sebuah ide sentral dari
keseluruhan gagasan Roscoe Pound tentang hukum.

Socialogical jurisprudence lahir dari perpaduan antara aliran huku positif (yang memandang
tiada hukum selain perintah penguasa) dengan aliran hukum historis (hukum timbul dan
berkembang sesuai perkembangan masyarakatnya. Dan para penganut Socialogical
jurisprudence menyadari bahwa aliran ini memberi penekanan terhadap pentingnya
keseimbangan antara hukum formal dengan hukum yang hidup di masyarakat.

Jadi berdasarkan uraian dia atas pelaksanaan PPKM di Indonesia untuk menanggulangi Covid
19 sesungguhnya sudah mencerminkan penerapan aliran Socialogical jurisprudence, hal ini
dapat di lihat bahwa penerapan PPKM didasari atas aturan aturan formal pemerintah Inonesia
yang berkaitan dengan penanggulangan wabah penyakit menular.

Dalam penerapan PPKM ini juga dilaksanakan tidak menyeluruh di Indonesia, dimana
pemerintah sudah mempertimbangkan berbagai kepntingan yang ada didalamya, mulai dari
kepentingan pribadi masyarakat artinya masyarakat di kyrangi aktivitasnya untuk tidak
menimbulkan krumunan shingga masyarakat dapat terhindar dari bagaya corona serta dapat
melakukan aktivitas kerja dari rumah, demikian juga yang berkaitan dengan kepentingan umum,
pertemuan penting dari berbagai sekala ditunda dan dialihkan secara virtual untuk mengurangi
resiko penularan namun pertemuan masih dapat terlaksana, kepentingan social , Negara dengan
keterbatasannya berupaya menyalurkan bantuan social dengan maksimal dan efektif. PPKM
terlaksana sesuai dinamika masyarakat dimana aktivitas masyarakat padat maka hanya di lokasi
tersebut PPKM dilaksanakan yakni di wilayah Jawa dan Bali. meski terlihat belum sempurna
namun sejatinya penerapan PPKM sudah menggunakan konsep aliran Socialogical
jurisprudence.
2. Kasus

Bukan rahasia lagi fenomena kasus rakyat jelata yang terjerat hukum karena kasus sepele dan
kecil sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Apapun itu bentuk kasusnya memang harus
diproses secara ketat, namun tidak sedikit hukum yang diberlakukan untuk rakyat kecil kadang
dipandang tidak tepat sasaran, diantaranya yang menjerat orang-orang sudah lanjut usia dan
melakukannya terpaksa karena himpitan ekonomi. Tidak sedikit tuduhan pidana serta kerugian
yang ditimbulkan sangatlah ringan, namun faktanya mereka tetap diproses dan berujung kepada
hukuman penjara.

Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa nenek saulina Boru Sitorus di Medan, pada 29
Januari 2018 nenek berumur 92 tahun tersebut divonis hukuman penjara 1 bulan 14 hari karena
terbukti melakukan perusakan akibat menebang pohon durian berdiameter lima inci milik
kerabatnya yang berada di tanah wakaf di Dusun Panamean Desa Sampuara, Uluan, Toba
Samosir Sumatera Utara.

Tak terima kerabatnya melaporkan ke polisi. Kasus ini, semakin menyedot perhatian karena
anak-anak dari nenek Saulina ikut didakwa. Bahkan hakim dinilai terlalu dini memutuskan
bahwa tanah tersebut milik pelapor. Keenam anaknya divonis hukuman masing-masing 4 bulan
10 hari. Padahal menurut pengakuan Saulina seperti dikutip dari kompas.com dirinya dan anak-
anak pernah meminta maaf kepada pelapor, namun upaya damai tidak tercapai karena mereka
tidak sanggup menuruti nominal pelapor yang mecapai ratusan juta.

Sumber:bangka.tribunnews.com :

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus diatas, analisislah apakah hukum yang dijatuhkan oleh majelis hakim
terhadap nenek Saulina dan keluarganya sudah sesuai dengan cita hukum (recht idee) yang
idealnya berlaku di Indonesia yang notabene adalah negara hukum? Jelaskan!

Jawaban

pengacara para terdakwa, Boy Raja Marpaung. Menurut Boy, ada banyak kejanggalan atas vonis
itu.

Pertama, kata dia, soal kepemilikan lahan. Lahan pemakaman itu sesuai yang dapat dibuktikan di
persidangan adalah lahan wakaf leluhur Kardi Sitorus. Kardi di persidangan dapat menunjukkan
surat pernyataan leluhurnya yang mewakafkan lahan itu untuk pekuburan warga desa.

Sementara Japaya Sitorus, yang menjadi pelapor dalam kasus ini tidak dapat membuktikan
kepemilikannya atas lahan tersebut. Japaya kemudian menyebut tanah itu milik perladangan
gereja, sementara pihak gereja tidak membuat keberatan.

Lalu, yang kedua, adalah soal pembuktian kebenaran bahwa Japaya yang menanam pohon yang
ditebang itu. "Saksi yang dihadirkan Japaya adalah anak dan istrinya. Sementara saksi lainnya,
tidak pernah melihat Japaya yang menanam tanaman-tanaman itu," kata Boy.

"Dalam tuntutannya, JPU menyatakan pengerusakan lahan Japaya sesuai pasal 412. Kalau
pengerusakan lahan, mestinya barang buktinya tanah, bukan tanaman. Tanah dan tanaman itu
berbeda," ujar Boy.

Kejanggalan-kejanggalan itu kemudian berujung pada vonis hakim. Menurut Boy apa yang
diputuskan hakim sangat tidak masuk akal. "Persoalan ini semestinya tidak dibawa ke ranah
hukum. Atas vonis itu, kita sudah tandatangani untuk upaya mengajukan banding," ujarnya.
(zul/gil)

Fungsi hukum adalah alat mengatur tata tertib, sebagai sarana mewujudkan keadilan social lahir
batin, sebagai sarana penggerak pembangunan, sebagai penentu alokasi wewenang serta sebagai
alat penyelesai sengketa.

Ajaran cita hukum (idee des recht) menyebutkan adanya tiga unsur cita hukum yang harus ada
secara proporsional, yaitu kepastian hukum (rechtssicherkeit), keadilan (gerechtigkeit), dan
kemanfaatan (zweckmaszigkeit). Indonesia Sebagai negara hukum penganut sistem civil law
menjadikan hukum tertulis menjadi sumber hukum yang dalam menerapannya sering tidak
memberi rasa keadilan bagi masyarakatnya. Dengan melihat system hukum di Indonesia yang
sudah di lengkapi dengan aparatur penegak hukum yang baik tentu arah kebijakan hukum dapat
diarahkan untuk memenuhi cita hukum di Indonesia.

Beralih pada kasus diatas jika melihat kutipan fakta yang di jelaskan pengacara terdakwa jelas
terdapat kekeliruan dalam putusan hakim, dengan melihat fakta inilah seyogyanya seorang
hakim dapat melakukan penalaran hukum dengan baik dengan melihat fakta serta berbagai aspek
yang berkaitan dengan kasus ini, dengan fakta – fakta yang ada inilah hakim juga dapat
menerapkan huklum progresif, karena penegakan hukum dengan semata-mata hanya berpegang
pada undang-undang sering berat sebelah apalagi ditangani oleh aparat penegah hukum yang
menjadikan hukum sebagai ajang untuk memenangkan kasus hukum jelas hal ini akan
menjauhkan hukum dari cita keadilan dan hal ini juga terlihat pada kasus ini.

Pada intinya sejak awal seharusnya permasalahan ini sudah mendapat penanganan yang tepat
dari petugas tinggkat awal, dengan mengarahkan penanganan kasus secara tepat, jika melihat
dari tingkat urgensinya kasus ini sewajarnya diarahkan melalui penyelesaian restorative justice,
dan bila sudah terlanjur sampai persidangan maka dalam memutuskan nya hakim tidak saja
dengan pandangan yang rasional melainkan tetap menggunakan keluhuran budi dan
menggunakan hati nurani untu melakukan penalaran hukum sehingga di peroleh pertimbangan
pertimbangan hukum yang tepat dan dapat memeberikan putusan yang memberi rasa keadilan
pada kedua belah pihak yang bersengketa.
Sumber ;

HKUM 4103

http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011857/swf/1264/files/basic-
html/page5.html#:~:text=Cita%20hukum%20(rechtsidee)%20adalah%20untuk,%2C
%20kepastian%20hukum%2Ckemanfaatan%20hukum.

Katadata.co.id

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180130210943-12-272750/nenek-92-tahun-divonis-
penjara-karena-tebang-pohon-durian

Anda mungkin juga menyukai