Anda di halaman 1dari 3

1.

Artikel:

Peningkatan jumlah penyintas COVID-19 secara statistik belum menunjukkan


perlambatan dari sisi laju eksponensial. Pemerintah mengambil langkah Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai solusi untuk mengurangi peningkatan
kasus COVID di Indonesia. Secara teknis, PPKM dijalankan dengan mengurangi
aktivitas pergerakan dan kerumunan masyarakat di masa pandemi. Penyekatan dan jam
malam diberlakukan sebagai bagian integral dari PPKM.

Fakta problematiknya, PPKM Darurat di sejumlah wilayah di Indonesia menyisakan


beragam persoalan pada level implementasi. Kemacetan pada titik penyekatan dan
perselisihan antara aparat penegak PPKM dengan masyarakat kerap mewarnai
pemberitaan media. Konflik lapangan seakan-akan menjadi plot akhir dalam penindakan
pelanggaran. Tak ayal, kritik mengalir deras kepada Pemerintah selaku decision maker.
Pertanyaan reflektifnya: mengapa hal ini terjadi?

Sumber: kumparan.com

Pertanyaan:

Berdasarkan artikel diatas disampaikan bahwa pemberlakuan PPKM yang merupakan


solusi untuk mengurangi kasus covid 19 dalam implementasinya menimbulkan beragam
persoalan, analisislah hal tersebut berdasarkan pemikiran Roscoe Pound tentang hukum!

Jawab:
Roscoe Pound adalah salah satu pemikir hukum dunia yang nama dan pemikirannya
selalu diperbincangkan dan diperhitungkan. Ia adalah salah seorang pemuka aliran
sociological jurisprudence dan pragmatic legal realism. Roscoe Pound juga dikenal
sebagai figur yang memiliki kecenderungan kuat untuk membuat klasifikasi mengenai
bahan-bahan hukum (legal material). Hal ini dapat dipahami karena latar belakangnya
sebagai sarjana biologi, sehingga sebagian pakar menjuluki Pound sebagai figur yang
telah melakukan botanisasi hukum (botanized law). Selain itu, Pound juga banyak
menggunakan teori-teori pemikir hukum lainnya di antaranya dari Rudolf Von Jhering
(1818 – 1892) khususnya terkait dengan fungsi hukum sebagai sarana untuk melindungi
kepentingan.

Salah satu Kepentingan yang dimaksud Roscoe Pound, yaitu:


Kepentingan Umum
Kepentingan-kepentingan yang tergolong kepentingan umum, yaitu :
a. kepentingan-kepentingan negara sebagai badan hukum dalam mempertahankan
kepribadian dan hakikatnya.
b. kepentingan-kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan-kepentingan sosial.

Berdasarkan Roscoe Pound pemberlakuan PPKM untuk mengurangi kasus covid 19


adalah kepentingan umum yang dilakukan oleh pemerintah terhadap negaranya agar

This study source was downloaded by 100000866344952 from CourseHero.com on 04-28-2023 04:05:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/151162531/Tugas-1-Filsafat-Hukum-dan-Etika-Profesidocx/
menetralisir penyebaran virus covid-19 tersebut. Seharusnya masyarakat mengikuti
aturan yang diberikan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19.
Hal yang membuat kritik masyarakat ini terjadi adalah pemikiran masyarakat yang masih
minim terhadap dunia global dan tidak mau mendengarkan kebijakan yang dibuat
pemerintah.

2. Kasus
Bukan rahasia lagi fenomena kasus rakyat jelata yang terjerat hukum karena kasus sepele
dan kecil sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Apapun itu bentuk kasusnya
memang harus diproses secara ketat, namun tidak sedikit hukum yang diberlakukan
untuk rakyat kecil kadang dipandang tidak tepat sasaran, diantaranya yang menjerat
orang-orang sudah lanjut usia dan melakukannya terpaksa karena himpitan ekonomi.
Tidak sedikit tuduhan pidana serta kerugian yang ditimbulkan sangatlah ringan, namun
faktanya mereka tetap diproses dan berujung kepada hukuman penjara.
Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa nenek saulina Boru Sitorus di Medan,
pada 29 Januari 2018 nenek berumur 92 tahun tersebut divonis hukuman penjara 1 bulan
14 hari karena terbukti melakukan perusakan akibat menebang pohon durian berdiameter
lima inci milik kerabatnya yang berada di tanah wakaf di Dusun Panamean Desa
Sampuara, Uluan, Toba Samosir Sumatera Utara.
Tak terima kerabatnya melaporkan ke polisi. Kasus ini, semakin menyedot perhatian
karena anak-anak dari nenek Saulina ikut didakwa. Bahkan hakim dinilai terlalu dini
memutuskan bahwa tanah tersebut milik pelapor. Keenam anaknya divonis hukuman
masing-masing 4 bulan 10 hari. Padahal menurut pengakuan Saulina seperti dikutip dari
kompas.com dirinya dan anak-anak pernah meminta maaf kepada pelapor, namun upaya
damai tidak tercapai karena mereka tidak sanggup menuruti nominal pelapor yang
mecapai ratusan juta.
Sumber:bangka.tribunnews.com :
Pertanyaan:
Berdasarkan kasus diatas, analisislah apakah hukum yang dijatuhkan oleh majelis hakim
terhadap nenek Saulina dan keluarganya sudah sesuai dengan cita hukum (recht idee)
yang idealnya berlaku di Indonesia yang notabene adalah negara hukum? Jelaskan!

Jawab:
Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
merupakan aturan tertulis pertama yang disepakati oleh dunia, yang menetapkan hak-hak
dasar apa saja yang melekat pada diri setiap manusia. Hak-hak dasar yang melekat pada
diri setiap manusia itu tanpa melihat status sosialnya, asal-usulnya, kebangsaannya,
warna kulitnya, kondisi fisiknya, agamanya dan lain sebagainya, yang harus dihormati,
dilindungi, dipenuhi, dan ditegakkan oleh setiap negara.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah ditegaskan bahwa
penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan dan pemajuan Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Secara lebih terinci lagi
dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, ditegaskan
tentang hak-hak dasar manusia yaitu:
1. Hak untuk hidup dan meningkat taraf hidup yang aman ,tentram dan damai serta
lingkungan hidup

This study source was downloaded by 100000866344952 from CourseHero.com on 04-28-2023 04:05:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/151162531/Tugas-1-Filsafat-Hukum-dan-Etika-Profesidocx/
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan kebutuhan dasar untuk pemenuhan diri,pengembangan pribadi
,hak atas iptek dan komunikasi
4. Hak memperoleh keadilan ,perlindungan hukum,hak keadilan dalam proses hukum dan
hak hukum yang adil
5. Hak atas kebebasan dari perbudakan pribadi ,hak atas keutuhan pribadi,memeluk
agama,dan keyakinan politik,berserikat dan berkumpul ,menyampaikan pendapat
6. Hak atas rasa aman mencari suaka dan perlindungand diri pribadi
7. Hak atas kesejahteraan hak milik ,pekerjaan,tempat tinggal yang layak ,jaminan sosial
dan perlindungan bagi kelompok rentan
8. Turut serta dalam pemerintahan dalam pemilihan umum dan berpendapat
9. Hak perempuan pengembangan pribadi serta persamaan dalam hukum dan
perlindungan reproduksi
10. Hak anak hidup untuk anak ,status warga negara ,perlindungan hukum serta hak
jaminan sosial anak.

Menurut saya kini mulai kehilangan nurani kemanusiaannya. Kasus nenek saulina Boru
Sitorus di Medan, pada 29 Januari 2018 nenek berumur 92 tahun juga dianggap sebagai
disorientasi hukum, karena sebetulnya aparat tidak perlu menggunakan restorasi justice.
“Nenek-nenek dengan usia dan kondisi yang seperti itu diperlakukan tidak adil,”
Yang seharusnya dihukum bukanlah orang yang bersalah, melainkan orang yang
melakukan kejahatan. Apalagi, informasi yang dihimpun Komnas HAM menunjukkan
sesungguhnya Saulina boru sitorus melakukan penebangan pohon durian berdiameter
lima inci milik kerabatnya yang berada di tanah wakaf.
Nenek nenek saulina Boru Sitorus, warga medan, harus berurusan dengan aparat berwajib
setelah dituding menebang pohon durian milik tetangganya yang berada di tanah wakaf.
Atas kasus yang menimpanya itu, nenek saulina Boru Sitorus divonis hukuman penjara 1
bulan 14 hari dan Keenam anaknya divonis hukuman masing-masing 4 bulan 10 hari.

This study source was downloaded by 100000866344952 from CourseHero.com on 04-28-2023 04:05:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/151162531/Tugas-1-Filsafat-Hukum-dan-Etika-Profesidocx/

Anda mungkin juga menyukai