Anda di halaman 1dari 1

Studi Kasus 1.

(Bobot 30)

Kurangnya Analisa dan Manajemen Risiko Pada Perusahaan Ant Financial Services Group Ant
Financial Services Group merupakan perusahaan Fintech yang menyediakan berbagai layanan jasa
keuangan digital, diantaranya jual beli produk investasi secara (berupa surat utang komersial) dan
layanan pembayaran digital (Alipay). Pada Desember 2016, Ant Financial terseret kasus gagal bayar
Surat Utang Cosun Group senilai US$ 45 juta atau sekitar Rp 605 miliar. Cosun, perusahaan yang
memproduksi ponsel, didirikan oleh miliarder telekomunikasi Cina bernama Wu Ruilin. Bulan ini,
mereka mengumumkan pernyataan kegagalan pembayaran surat utang dengan imbal hasil tinggi
yang diperdagangkan secara online sejak dua tahun lalu. Kegagalan pembayaran surat utang Cosun
hampir bersamaan dengan terpuruknya pasar surat utang Cina. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh
kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) pada 14
Desember lalu. Hingga pertengahan Desember ini, tercatat 55 korporasi di Cina gagal membayar
utangnya. Akibat dari kasus tersebut, reputasi Ant dipertanyakan di hadapan banyak investor. Meski
Ant Financial hanya menyediakan wadah (platform), namun kasus gagal bayar surat utang Cosun
tersebut telah menyebabkan banyaknya pertanyaan terhadap kualitas produk investasi yang
diperjualbelikan oleh Ant Financial. Tercatat sebanyak 13 ribu investor membeli surat utang Cosun
melalui layanan Fintech Ant. Dengan kata lain Ant Financial diragukan atas cara menganalisa risiko
perusahaan-perusahaan yang produk investasinya diperjualbelikan melalui Ant Financial. Setelah
kasus gagal bayar surat utang Cosun, Ant meminta semua pihak untuk membayar para investor dan
berjanji menangani tuntutannya. Meski begitu, Ant mengatakan tidak bertanggung jawab untuk
melakukan pembayaran langsung, karena produk-produk yang ditawarkannya dikembangkan oleh
pihak ketiga. Pertanyaan : Menurut saudara bagaimana solusi yang bisa diambil ?

Anda mungkin juga menyukai