terbesar di dunia. Namun sayangnya, perusahaan ini tersandung berbagai skandal bahkan
salah satunya mencengangkan. Rata-rata skandal berasal dari permainan internal perusahaan
itu sendiri.
Mulai dari Bernie Madoff hingga Volkswagen, berikut tujuh korporasi terbesar yang
tersandung atau terkena skandal, seperti dilansir dari laman CNN, Selasa (20/10/2015):
Salah satu produsen mobil terbesar di dunia, Volkswagen, belakangan terkena skandal
dengan melakukan kecurangan terhadap tes emisi diesel. Volkswagen mengakui kecurangan
tes emisi diesel tersebut untuk produksi mobilnya yang ada di Amerika dan Eropa.
Skandal tersebut dilakukan oleh mantan CEO Volkswagen, Martin Winterkorn. Kini,
perusahaan sedang diselidiki oleh otoritas di berbagai negara. Credit Suisse memperkirakan,
total biaya atas skandal yang dilakukan perusahaan bisa mencapai 78 miliar euro atau setara
USD87 miliar.
WorldCom, perusahaan telepon saluran jarak jauh nomor dua terbesar asal Amerika Sreikat
(AS), mengajukan kebangkrutan pada 2002 setelah aset para jajaran eksekutif mereka
terungkap. Adapun kenaikan kekayaan tersebut berasal dari aset perusahaan yang mencapai
USD11 miliar melalui permainan cerdik keuangan yang dilakukan para eksekutif perusahaan.
Puluhan ribu pekerja kehilangan pekerjaan akibat skandal tersebut. Bernard Ebbers, mantan
CEO WorldCom, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada 2005.
Perusahaan energi raksasa, Enron bangkrut pada 2001. Hal ini menjadi kebangkrutan terbesar
dalam sejarah AS. Perusahaan ini bangkrut akibat skema penipuan akuntansi yang
spektakuler, didalangi oleh para eksekutif perusahaan.
Ribuan karyawan Enron mendapati dana pensiun yang harusnya mereka dapatkan, lenyap
hanya dalam kurun waktu semalam, dan saham perusahaan jatuh dari USD90,75 menjadi
USD0,67.
Bernie Madoff merampok ribuan investor senilai USD20 miliar melalui skema Ponzi yang
paling terkenal dalam sejarah. Sebagaimana diketahui, Skema Ponzi merupakan modus
investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau
uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh
individu atau organisasi yang menjalankan operasi.
Dia mengaku bersalah atas tuduhan penipuan, dan dijatuhi hukuman 150 tahun penjara
federal.
Anaknya, Mark gantung diri pada 2010, pada perayaan tahun kedua penangkapan ayahnya.
Madoff menyalahkan diri sendiri atas kematian anaknya.
Skandal The Libor pecah di tengah 2012, ketika Barclays (BCS) mengaku memanipulasi
suku bunga acuan yang digunakan untuk harga triliunan dolar dari produk keuangan di
seluruh dunia.
Barclays dan bank besar lainnya telah membayar denda besar dan kuat untuk peran mereka
dalam skandal itu, yang sejauh ini telah menelan biaya industri sekitar USD9 miliar.
Tom Hayes, bankir pertama yang diadili sehubungan dengan konspirasi global dalam
mematok suku bunga, dijatuhi hukuman 14 tahun penjara pada Agustus.
6. Korupsi Petrobras
Raksasa minyak milik negara, Brasil Petrobras (PBR) telah terjerat dalam skandal korupsi
selama berbulan-bulan.
Jaksa menuduh mantan eksekutif secara ilegal "mengalihkan" miliaran dari rekening untuk
penggunaan pribadi mereka, atau untuk menyogok para pejabat.
Lebih dari 80 orang, termasuk politisi senior, telah didakwa dengan penyuapan dan pencucian
uang selama investigasi kriminal yang dijuluki "Operasi Cuci Mobil."
Skandal ini terungkap pada Oktober 2011, ketika mantan CEO Michael Woodford angkat
bicara terhadap kecurigaan dirinya atas pembayaran senilai USD1,5 miliar yang digunakan
dalam pembayaran.
http://economy.okezone.com/read/2015/10/19/213/1234204/tujuh-perusahaan-dengan-skandal-
terbesar-di-dunia
Worldcom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama
tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi
lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi
$392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan worldcom pada posisi ke 42 dari
500 perusahan lainnya menurut versi majah fortune.
Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan
UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi
Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu besarnya
kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami
resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis.hal ini
berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga pendpatan ini jauh dari
yang diharapkan.padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur
Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pda saat itu,
perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lainQwest Communications,
Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies,dan Enron. Perusahaan-perusahaan tersebuit
memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet. Seperti pada perusahaan tadi investor di
Worldcom mengalami kerugian besar. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari
sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002).
Keadaan ini mebuatan pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi
untuk menghindari berita buruk tersebut.
Praktek Akuntansi
Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan
lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal.beben jaringan
adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepda perusahaan lain untuk jaringan
telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan
sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $
797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad
tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC
meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan Laporan
Keuangan. Termasuk didalamnya :
Pertanyaan Audit
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran modal
ditemukanoleh internal auditor Cynthia Cooper. Mei 2002 Auditor Cynthia Cooper
mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan Worldcom Scott D. Sullivan dan
controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut pada
kepala komite audit Max Bobbitt, sekitar 12 Juni. Yang kemudian Max Bobbitt meminta
kepada KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi.
Kepala keuangan worldcom diminta untuk mengkoreksi salah saji/salah
pengklasifikasiannya. Setelah berdiskusi lebih lanjut Scott D. Sullivan dipecat pada saat
Worldcom mengadakan pengumuman. Pada hari yang sama David F. Myers mengundurkan
diri. Dilaporkan bahwa Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan penyajian tersebut kepada
Artuhr Anderson selaku auditor eksernal pada tahun 2001. dan Arthur Anderson pun
menyatakan bahwa Sullivan tidak pernah berkonsultasi dengan nya.
Pada tanggal 15 Juli,Tauzi yang merupakan House Energy and Commerce Committee
mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen internal dan email Worldcom
mengindikasikan bahwa sebenarnya pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut
sejak awal musim panas 2000 silam.
Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap kesalahan paktek-praktek akuntansi dan
kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada Internal Auditor Worldcom adalah kenapa
butuh waktu lama (1 tahun) untuk mengungkap salah saji ini. Padahal mengingat nilai
kapitalisasi yang begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total
aktiva harusnnya bisa diungkap lebih cepat.
Pertanyaan yang lebih berat dilyangkan kepada KAP Arthur Anderson , beberapa pengamat
menyatakan bahwa Arthur Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak
Worldcom. Karena seharusnya Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalah semacam
itu, apalagi kesalah ini sangat material. Beberapa pengamat juga menyatakan bahwa Arthur
Anderson seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuangan Worldcom, yang dapat
mengakibatkan manajemen perusahaan melakuakan hal diluar kewajaran praktek akuntansi.
Dampak
25 Juni 2002, saham Worldcom dari $64,5 pada pertengahan 1999 menjadi kurang dari $2
per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1
sen. Para pegawai Worldcom yang mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana
pensiun mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau $642,3
juta dana pensiun mereka berupa saham.Dan mengumumkan akan memberhentikan 17.000
karyawan dari total 85 ribu karyawan.
https://yvesrey.wordpress.com/2011/02/10/kasus-skandal-akuntansi-pada-worldcom/
SKANDAL AKUNTANSI KEUANGAN DALAM TUBUH PERUSAHAAN WORLDCOM
Disepanjang tahun 2002 telah terjadi penurunan indeks-indeks harga saham gabungan
(IHSG) di berbagai bursa dunia, sehingga terlihat bagaikan sebuah orkestra, hampir semua sama-
sama turun. Hal ini karena para pemerhati pasar melihat ada ketidakberesan pada salah satu
perusahaan terpercaya di AS, yaitu adanya skandal akuntansi keuangan WorldCom. Skandal tersebut
menyebabkan runtuhnya kepercayaan para investor di pasar saham AS, sehingga menyebabkan
terjun bebasnya harga-harga saham ke angka terendah di pasar saham dunia khususnya di AS dalam
lima tahun terakhir. Ironisnya, skandal itu masih seperti melahirkan efek domino, berupa rentetan
kejatuhan IHSG di berbagai bursa dunia. Kejatuhan itu membuat gerah investor, yang kemudian
mempermalukan pemerintahan Presiden AS George W Bush, sehingga Kongres AS juga bereaksi
dengan menuntut keras perusahaan-perusahaan di AS yang melakukan skandal untuk
membersihkan diri, atau dihukum tegas.
Salah satu perusahaan tersebut adalah WorldCom. Perusahaan AS nomor dua dalam bidang
telekomunikasi ini, terlibat rekayasa keuangan milyaran dollar AS. Presiden Bush menuduhnya
sebagai sebuah perbuatan yang sangat keterlaluan, dan berjanji untuk mengusut tuntas skandal
yang mengguncang korporasi Amerika ini. Pantas saja dapat dikatakan demikian, karena WorldCom,
dalam laporan pembukuannya mengumumkan keuntungan sebesar $ 3,8 milyar AS antara periode
Januari 2001 - Maret 2002. Ternyata hal ini murni rekayasa akuntansi keuangan. Hal ini kemudian
telah menjadi rekayasa terbesar sepanjang sejarah. WorldCom menggelembungkan laba 3,8 milyar
dollar AS.
Dalam rangka penyelamatan perusahaan, WorldCom telah merumahkan 17.000 karyawan
karena telah menjadi beban, serta memecat Chief Financial Officer (CFO), Scott Sullivan. Penipuan
itu telah menenggelamkan kepercayaan investor terhadap korporasi AS. Kurs dollar AS menjadi
ambruk. Skandal WorldCom ini juga menyeret auditor ternama internasional, Arthur Andersen,
karena telah menyetujui laporan keuangan palsu WorldCom.
WorldCom sendiri adalah salah satu pionir di balik booming telekomunikasi di AS, yang
menjadi besar karena mengakuisisi banyak perusahaan kecil-kecil. Akuisisi itu membuat WorldCom
yang hanya berskala kecil melejit menjadi perusahaan besar berskala dunia. Namun, pada saat yang
sama, WorldCom terbebani utang 30 milyar dollar AS.
CEO Bernard Ebbers menjadi sangat kaya dari kenaikan harga sahamnya di saham WorldCom
umum. Namun, pada tahun 2000, industri telekomunikasi memasuki masa krisis yang menyebabkan
WorldCom mengalami kemunduran serius, menyebabkan pemerintah AS melalui Departemen
Kehakiman memaksa perusahaan ini untuk membatalkan rencana merger dengan Sprint pada
pertengahan 2000. Pada saat itu, saham WorldCom menurun dan Ebbers berada di bawah tekanan
tinggi dari bank untuk menutupi kewajiban kekurangan margin pada saham WorldCom-nya yang
digunakan untuk membiayai jenis usaha yang lainnya, seperti kayu, kapal pesiar. Oleh karena itu
selama tahun 2001, Ebbers membujuk para dewan direksi WorldCom untuk memberinya kredit
korporasi dan jaminan lebih dari AS $ 400 juta untuk menutupi kewajiban margin tersebut.
Permohonan ini dikabulkan karena para dewan direksi berharap bahwa pinjaman yang diminta CEP
Ebbers tersebut akan mencegah Ebbers untuk menjual sejumlah besar saham WorldCom pada
akhirnya akibat tekanan di harga pasar saham yang kian anjlok. Namun, akhirnya strategi ini gagal
dan Ebbers digulingkan sebagai CEO pada bulan April 2002 dan digantikan oleh John Sidgmore,
mantan CEO UUNET Technologies, Inc.
Skandal akuntansi di dalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai sejak pertengahan tahun
1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002. Di bawah Bernard Ebbers (CEO), Scott Sullivan (CFO),
David Myers (Pengawas) dan Buford "Buddy" Yates (Direktur Jenderal Akuntansi) memanipulasi
laporan akuntansi perusahaan, membuat laporan akuntansi palsu untuk menutupi pendapatan
WorldCom yang hakikatnya mengalami penurunan dengan membuat gambar pertumbuhan
keuangan dan profitabilitas palsu untuk menopang harga saham WorldCom di pasar saham.
Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara:
1. Underreporting 'line cost` (biaya interkoneksi dengan perusahaan telekomunikasi lainnya) dengan
memanfaatkan biaya-biaya pada neraca daripada fakta pengeluaran mereka.
2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu dari "alokasi dana
perusahaan yang belum diisi".
Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia, menyelidiki
dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8 milyar. Hingga pada
akhirnya, mereka menemukan jawabannya bawa dana perusahaan tersebut telah diselewengkan
oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk memperkaya diri mereka sendiri diluar standar
pendapatan seharusnya. Segera kemudian komite audit perusahaan dan dewan direksi diberitahu
oleh para audit mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama kemudian, mereka segera
memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers segera mengundurkan diri. Kemudian
pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities and Exchange Commission (SEC) meluncurkan
sebuah investigasi masalah ini pada tanggal 26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003,
diperkirakan bahwa total aset perusahaan ini ternyata telah diselewengkan oleh CEO mereka sekitar
$ 11 miliar.
Akibat masalah besar yang diakibatkannya, pada 15 Maret 2005 Bernard Ebbers dinyatakan
bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan kecurangan, konspirasi dan
pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua terkait dengan skandal akuntansi AS $ 11 miliar
di perusahaan telekomunikasi yang dia dirikan. Dia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Pejabat
WorldCom lainnya seperti mantan CFO Scott Sullivan dituntut dengan hukuman pidana dalam
kaitannya pada tanggal 2 Maret 2004 untuk tuduhan penipuan sekuritas, konspirasi dan mengajukan
laporan palsu. Sedangkan mantan pengawas keuangan David Myers juga telah mengaku bersalah
atas penipuan sekuritas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, dan mengajukan laporan
palsu pada tanggal 27 September, 2002. Mantan direktur akuntansi Buford Yates juga telah mengaku
bersalah atas konspirasi dan tuduhan penipuan pada 7 Oktober , 2002). Mantan-mantan manajer
akuntansi Betty Vinson dan Troy Normand juga mengaku bersalah atas konspirasi dan penipuan
sekuritas pada tanggal 10 Oktober 2002.
Pada 13 Juli 2005 Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia dipenjara
selama 25 tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63 tahun. Pada tanggal 26
September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara Federal penjara di Oakdale, Louisiana,
Federal Lembaga Pemasyarakatan Oakdale untuk mulai menjalani hukuman.
KEBANGKRUTAN
Namun hal ini belum cukup untuk membayar banyak kreditur kecil, yang telah menunggu
selama dua tahun untuk pengembalian uang mereka di WorldCom. Sebagian besar dari para kreditur
kecil itu adalah mantan karyawan WorldCom sendiri. Sehingga pada tanggal 7 Agustus 2002,
kelompok exWorldCom 5100 diluncurkan. Mereka ini terdiri dari mantan karyawan WorldCom yang
bertujuan mencari pembayaran penuh dari uang pesangon. The "5100" itu sendiri adalah singkatan
untuk jumlah karyawan WorldCom yang terpaksa di PHK pada tanggal 28 Juni 2002 akibat
kebangkrutan WorldCom. Hingga kemudian hari bersejarah itu tiba, dimana pada tanggal 14
Februari 2005, Verizon Communications setuju untuk mengakuisisi MCI sebesar $ 7,6 miliar.
Menyelamatkan keberlangsungan kehidupan perusahaan ini dari ambang kematian.
PRINCIPAL – AGENT PROBLEM
Dalam ilmu politik dan ekonomi, masalah principal-agent atau dilema lembaga
memperlakukan kesulitan yang muncul dalam kondisi informasi yang tidak lengkap dan asimetris
ketika seorang pemimpin menyewa atau membayar seorang agen, menimbulkan beberapa masalah
seperti konflik moral hazard dan mengejar kepentingan-kepentingan dari kepala sekolah itu sendiri.
Berbagai mekanisme dapat digunakan untuk mencoba menyelaraskan kepentingan agen dalam
solidaritas dengan orang-orang dari pemimpin, seperti mengatur tarif potongan / komisi, pembagian
keuntungan, upah efisiensi, pengukuran kinerja (termasuk laporan keuangan), agen postingan
obligasi. Masalah principal-agent ditemukan di sebagian besar pada hubungan karyawan, misalnya,
ketika pemegang saham mempekerjakan eksekutif puncak perusahaan. Yang mana para eksekutif
tersebut kurang mendapat batasan-batasan sampai dimana mereka memiliki kewenangan dalam
mengurusi usaha yang dipercayakan oleh principal kepadanya.
Untuk itu perlu adanya sebuah kontrol wewenang dalam sebuah peraturan perusahaan yang
berkenanaan dengan hal tersebut, agar masalah seperti kasus WorldCom tidak terjadi lagi
dikemudian hari. Yaitu perlu adanya kontrak kerja yang jelas. Dalam konteks kontrak kerja, kontrak
individual membentuk metode utama dari insentif restrukturisasi, dengan menghubungkan sedekat
optimal informasi yang tersedia tentang kinerja karyawan, dan kompensasi untuk kinerja itu. Karena
perbedaan dalam kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia tentang kinerja karyawan individu,
kemampuan karyawan untuk menanggung risiko, dan kemampuan karyawan untuk memanipulasi
metode evaluasi, rincian struktural kontrak individual sangat bervariasi, termasuk mekanisme seperti
sepotong tarif, pilihan, bonus yang bebas, promosi, pembagian keuntungan, efisiensi upah,
kompensasi ditangguhkan, dan seterusnya. Biasanya, mekanisme ini digunakan dalam konteks
berbagai jenis kerja: wiraniaga sering menerima beberapa atau semua remunerasi mereka sebagai
komisi, pekerja produksi biasanya dibayar per jam, sementara pekerja kantor biasanya dibayar
(lembur yang dibayarkan dan jika, biasanya pada tingkat yang lebih tinggi daripada tarif per jam
tersirat oleh gaji) bulanan atau setengah bulanan.
Dengan kontrak kerja yang jelas, serta sistem pemberian insentif yang jelas dan sesuai
dengan standar terjadi yang telah ditetapkan perusahaan, termasuk dengan perjanjian dengan
pasal-pasal punishment apabila melanggar SOP perusahaan sebelum diadakan perekrutan, baik itu
untuk karyawan di tingkat bawah maupun hingga karyawan di tingkat CEO. Sehingga sedikit banyak,
hal ini dapat membantu mengurangi resiko-resiko penyalahgunaan wewenang yang mungkin saja
akan dilakukan oleh agent-agent yang disewa oleh principal.
SEJARAH WORLDCOM
Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di Hattiesburg, Mississippi
pada 1983. Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih menjadi CEO-nya. Perusahaan
go public pada tahun 1989 melalui merger dengan Advantage Companies Inc. Sejak saat itu nama
perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom pada tahun 1995, dan kemudian diganti hanya
WorldCom pada tahun 2003.
New York : Demi memperoleh banyak uang, seseorang bisa melakukan apapun bahkan dengan bermain 'kotor' sekalipun. Tak heran,
beberapa pengusaha maupun pribadi rela mengambil risiko guna meraup harta miliaran rupiah, salah satunya dengan menipu.
Seperti dilansir dari Forbes, Jumat (2/8/2013), melakukan skandal penipuan uang dikenal berisiko tinggi, tapi jika berhasil bisa sangat
menguntungkan pelakunya. Beberapa kerugian kasus penipuan di Amerika Serikat (AS) pernah diusut Securities & Exchange
Commission (SEC) dan Departemen Kehakiman.
Dari berbagai kasus penipuan yang terjadi sejak seperempat abad terakhir, berikut 10 kasus penipuan terbesar sepanjang sejarah AS:
1. Enron
Kebangkrutan perusahaan energi ini menghapus nilai pasar sahamnya senilai US$ 78 miliar. Peristiwa ini terjadi pada 2001 setelah
Enron menerima tuduhan telah melakukan penipuan besar-besaran.
Gugatan terhadap perusahaan sebesar US$ 7,18 miliar merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah AS. Mantan Presiden Enron, Jeff
Skilling dihukum 24 tahun penjara.
2. Bernard Madoff
Skema Ponzi Manajer Keuangan New York Bernard Madoff senilai US$ 65 miliar merupakan kasus penipuan terbesar yang dilakukan
secara pribadi. Kasus ini terkuak pada Desember 2008 dan membuat Madoff harus mendekam di penjara selama 150 tahun.
3. Lehman Brothers
Bank Investasi Lehman dengan aset bernilai US$ 600 miliar bangkrut pada akhir 2008. Kebangkrutan ini merupakan yang terparah
sepanjang sejarah AS dan melebar menjadi krisis keuangan dunia.
Laporan kepailitan mengungkap berbagai klaim skandal para pejabat Lehman dan auditornya Ernst & Young telah melakukan
penipuan. Namun hingga saat ini belum ada pemberkasan kasus tersebut ke pengadilan.
4. Cendant
Tak lama setelah Cendant didirikan hasil kerja sama CUC International dan HFS pada 1997, penipuan berpuluh-puluh tahun di CUC
terungkap. Kasus ini diprediksi merugikan para investor sedikitnya US$ 19 miliar dan merupakan penipuan terbesar yang dieksekusi
SEC.
Atas kasus ini, perusahaan digugat dengan tuntutan pembayaran senilai lebih dari US$ 3 miliar. Pengadilan menghukum mantan CEO
Cendant Walter Forbes dengan hukuman kurungan 12 tahun dan tujuh bulan di penjara federal. Dia pun harus membayar denda
sebesar US$ 3,27 miliar.
5. MF Global
Perusahaan broker yang dipimpin mantan CEO Goldman Sachs dan Senator New Jersey Jon Corzine memiliki aset senilai US$ 41
miliar sebelum akhirnya bangkrut pada Oktober 2011. Kasus ini membuat MF Global menempati urutan ke-8 dari 10 perusahaan paling
bangkrut.
Setahun kemudian aset konsumennya senilai US$ 1,6 miliar dilaporkan menghilang, namun tak satu pun pihak penegak hukum yang
mengusut kasus tersebut.
6. WorldCom
Penipuan yang menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan telekomunikasi ini telah membuat aset perusahaan senilai US$ 103,9
miliar raib. Perusahaan menghadapi gugatan perwakilan kelompok senilai US$ 6,1 milia dan merupakan jumlah terbesar sejak 1995.
Mantan CEO WorldCom Bernard Ebbers terbukti melakukan penipuan dan harus mendekam di penjara federal selama 25 tahun.
7. Fannie Mae
Fannie Mae membayar SEC sebesar US$ 400 juta pada 2006 untuk menyelesaikan tuduhan kesalahan laporan keuangan dari 1998
hingga 2004. SEC kembali mengajukan gugatan perdata atas tiga mantan pejabat tertinggi di Fannie Mae dengan tuduhan penipuan
sekuritas pada Desember 2011.
Hal ini membuat para investor menderita selama krisis keuangan. Pemerintah sebelumnya telah mengambil alih Fannie Mae pada
2008.
8. HealthSouth
Pada Maret 2003, SEC menuduh CEO HealthSouth M. Richard Scrushy meninggikan jumlah pendaptan hingga sedikitnya US$ 1,4
miliar selama empat tahun. Scruschy dibebaskan dari segala tuduhan, tapi tak lama kemudian masuk lagi ke penjara dengan tuduhan
telah menyuap Gubernur Alabama. Selain dirinya, 15 mantan pejabat. termasuk lima diantaranya adalah CFO, dinyatakan bersalah
dengan tuduhan penipuan.
9. Tyco International
CEO Dennis Kozlowski dan CFO Mark Swartz meredam dana Tyco lebih dari US$ 150 juta hasil penahanan bonus dan pinjaman dari
1996 hingga 2002. Keduanya saat ini masih mendekam di penjara. Gugatan pada keduanya merugikan perusahaan sebesar US$ 3,2
miliar.
Saham Qwest pernah diperdagangkan sebesar US$ 64 per lembar pada 2000. Namun pada 2002, harganya jatuh hingga di bawah
US$ 1 per lembar pada 2002 setelah kasus penipuan selama bertahun-tahun di perusahaan tersebut terungkap. CEO Joseph Nacchio
dituntut US$ 44 juta dan dijebloskan ke penjara
http://amrizalbay.blogspot.co.id/2014/01/10-kasus-penipuan-keuangan-terbesar.html
Font Size:
A
A
A
A
Foto: Ilustrasi
iyaa.com | Jakarta: Skandal akuntansi perusahaan adalah skandal politik dan bisnis yang muncul
dengan pengungkapan kelakuan buruk para eksekutif perusahaan publik.
Kejahatan tersebut biasanya melibatkan metode kompleks untuk menyalahgunakan dana atau
menyesatkan, melebih-lebihkan pendapatan, mengecilkan biaya, melebih-lebihkan nilai aset
perusahaan, atau mengurangi pelaporan terhadap besarnya kewajiban, terkadang mereka juga
melakukan kerjasama dengan pejabat di perusahaan lain atau afiliasinya.
Berikut ini daftar perusahan besar di dunia yang terkena skandal kecurangan:
1. Skandal Volkswagen
Salah satu produsen mobil terbesar di dunia, Volkswagen, terkena skandal dengan melakukan
kecurangan terhadap tes emisi diesel pada tahun 2005. Volkswagen mengakui kecurangan tes emisi
diesel tersebut untuk produksi mobilnya yang ada di Amerika dan Eropa.
Terungkapnya skandal emisi itu mengakibatkan saham Volkswagen (VW) jatuh hingga lebih dari
18%.
Skandal tersebut dilakukan oleh mantan CEO Volkswagen, Martin Winterkorn. Kini, perusahaan
sedang diselidiki oleh otoritas di berbagai negara. Credit Suisse memperkirakan, total biaya atas
skandal yang dilakukan perusahaan bisa mencapai 78 miliar euro atau setara USD87 miliar.
2. Skandal WorldCom
WorlCom merupakan perusahaan telekomunikasi yang menyediakan berbagai macam produk di
seluruh dunia seperti data, internet, komunikasi telepon, layanan telekonfrens melalui video, sampai
penjualan kartu telepon prabayar untuk sambungan internasional.
Saham WorldCom yang dicatatkan di bursa tahun 1999 pada harga USD 62, langsung anjlok 94
persen sejak Januari 2002 akibat mencuatnya skandal tersebut.
Pada 2002 setelah aset para jajaran eksekutif mereka terungkap. Adapun kenaikan kekayaan
tersebut berasal dari aset perusahaan yang mencapai USD11 miliar melalui permainan cerdik
keuangan yang dilakukan para eksekutif perusahaan.
Puluhan ribu pekerja kehilangan pekerjaan akibat skandal tersebut. Bernard Ebbers, mantan CEO
WorldCom, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada 2005.
3. Skandal Libor
LIBOR (London Interbank Offered Rate) atau tingkat suku bunga pinjaman antar bank dibuat bersama
16 bank terbesar dunia.
Anggota LIBOR per Mei 2012 adalah: Abbey National plc, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Barclays
Bank plc, BNP Paribas, Citibank NA, Credit Agricole CIB, Deutsche Bank AG, HSBC, JP Morgan Chase,
Lloyds Banking Group, Mizuho Corporate Bank, Rabobank, Royal Bank of Canada, The Royal Bank of
Scotland Group, Societe Generale, UBS AG.
Bank-bank itu diduga menetapkan bunga yang lebih rendah yang membuatnya tetap untung meski
kondisi keuangan sedang ketat dan krisis keuangan. Sebaliknya, nasabah mendapat keuntungan
yang lebih sedikit dari yang seharusnya didapatkan.
Skandal The Libor pecah di tengah 2012, ketika Barclays (BCS) mengaku memanipulasi suku bunga
acuan yang digunakan untuk harga triliunan dolar dari produk keuangan di seluruh dunia.
Barclays dan bank besar lainnya telah membayar denda besar dan kuat untuk peran mereka dalam
skandal itu, yang sejauh ini telah menelan biaya industri sekitar USD9 miliar.
4. Skandal Petrobras
Perusahaan minyak milik negara Brasil, Petroleo Brasileiro SA atau Petrobas dikabarkan menjual
asetnya. Petrobas mengalami krisis keuangan setelah perusahaan tersebut terbukti menjadi pusat
skandal korupsi terbesar di Brasil tahun lalu.
Raksasa minyak milik negara, Brasil Petrobras (PBR) telah terjerat dalam skandal korupsi selama
berbulan-bulan.
Polisi Federal Brasil menangkap 23 orang, termasuk mantan petinggi Petrobras, Renato Duque, serta
19 presiden dan eksekutif perusahaan konstruksi dan teknik terbesar di negeri itu.
Jaksa menuduh mantan eksekutif secara ilegal "mengalihkan" miliaran dari rekening untuk
penggunaan pribadi mereka, atau untuk menyogok para pejabat.
Lebih dari 80 orang, termasuk politisi senior, telah didakwa dengan penyuapan dan pencucian uang
selama investigasi kriminal yang dijuluki "Operasi Cuci Mobil."
5. Skandal Olympus
Olympus, produsen kamera asal Jepang mengaku telah menyembunyikan kerugian investasi di
perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an. Selama ini, Olympus menutupi
kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi.
Kasus yang menimpa Olympus ini langsung menjadi perhatian media lokal karena merupakan
skandal penipuan perusahaan terbesar di Jepang sejak serangkaian skandal broker di era 1990-an,
salah satunya adalah broker terbesar keempat di Jepang, Yamaichi Securities pada 1997.
Skandal ini terungkap pada Oktober 2011, ketika mantan CEO Michael Woodford angkat bicara
terhadap kecurigaan dirinya atas pembayaran senilai USD1,5 miliar yang digunakan dalam
pembayaran.
Penipuan akuntansi ini berlangsung selama lebih dari satu dekade. Dengan demikian, hampir
membawa perusahaan elektronik asal Jepang mengalami kemunduran.
http://media.iyaa.com/article/2016/04/Ini-5-Perusahaan-Raksasa-Dunia-yang-Terlibat-Skandal-
Bisnis-3438699.html