Anda di halaman 1dari 3

PERNGAUDITAN II

CASE 1.2 WorldCom: The Revenue Recognition Principle


(Prinsip Pengakuan Pendapatan)

Kelompok 6 :
1. Berliana Maharani 1118 30285
2. Indana Lazulfa 1118 30353
3. Dyah Sekar Oktantri 1118 30387
4. Adinda Banowati 1118 30412
PEMBAHASAN

1. Apa esensi kasus ini?


- WorldCom mampu memanipulasi akun beban menjadi akun pendapatan.
Sehingga laporan keuangan dari WorldCom dinilai baik oleh perusahaan lain,
namun pada kenyataannya terjadi kecurangan di dalam pelaporan tersebut.
- WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,
sedangkan akun asset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan
sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat
pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban
kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan. Secara esensi beban
kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan
biayanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan
lebih.
- WorldCom mengalami kebangkrutan, proses kebangkrutan Worldcom yang
merupakan kasus kebangkrutan terbesar kedua yang dihasilkan oleh skandal
akuntansi di dalam perusahaan. WorldCom akhirnya ditutup dan diakuisisi oleh
MCI.

2. Apabila ada, di mana letak permasalahan etika dan atau kecurangan yang terjadi?
- Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan
mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai
pengeluaran modal. Beben jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom
kepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan
biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah
salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisa nyasekitar $ 797 juta pada
triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad tahun
2001 disajikan sebagai biaya.
- Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu
menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun
beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban
kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
- 1 Juli 2002 Worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga di
investigasi/diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi
kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun
depan. Seharusnya akun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh
pendapatan.
8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun
cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus
adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah
dikapitalisasi.
3. Apa yang dapat dipelajari dari terjadinya kasus ini?
- Dari kasus ini dapat dilihat bahwa auditor tidak teliti dalam mengaudit terlihat
seperti menutupi kejanggalan-kejanggalan yang dibuat oleh perusahaan. Maka
dari sini independensi antara perusahaan dan auditor eksternal juga perlu
diperhatikan lagi. Perusahaan seharusnya mencantumkan angka-angka per akun
dengan benar supaya tidak dampak tidak berkepanjangan sehingga menyangkut
hal-hal yang lain. Karena dampak dari kasus ini sangat merugikan banyak orang
yaitu pada Juni 2002, saham Worldcom dari $64,5 pada pertengahan 1999
menjadi kurang dari $2 per saham, lalu turun lagi hingga kurang dari $1 yang
akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para pegawai Worldcom yang
mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga
mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau $642,3 juta dana
pensiun mereka berupa saham. Dan mengumumkan akan memberhentikan 17.000
karyawan dari total 85 ribu karyawan.

Anda mungkin juga menyukai