Anda di halaman 1dari 6

Soal UAS Farmakoekonomi

1. Pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan


merencanakan berbagai program kesehatan antara lain pemberian vaksin dan program
penurunan gula darah akan tetapi dana yang dimiliki pemerintah terbatas sehingga harus
memilih salah satu program yang akan dilaksanakan terlebih dahulu, analisis
farmakoekonomi apakah yang tepat untuk membantu dalam pemilihan program yang
menguntungkan
A. Cost effectiveness Analysis
B. Cost minimization Analysis
C. Cost benefit Analysis
D. Cost utility Analysis
E. Cost of liness
2. Disuatu RS tipe B TFT ingin membuat formularium RS untuk obat amoksisilin. Total
usulan ada 1 obat generik dan 8 obat nama dagang dengan data biovavaibilitas dan
bioekuivalen obat- obat tersebut tidak lebih dari 20%. Agar pengadaan obat lebig efisien,
analisis farmakoekonomi apakah yang dipilih ?
A. Cost of liness
B. Cost minimization Analysis
C. Cost effectiveness Analysis
D. Cost benefit Analysis
E. Cost utility Analysis
3. Asma merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan bronkokontriksi inhalasi
kortikosteroid sudah biasa diberikan kepada pasien asma secara rutin untuk mengatasi
bronkokontriksi tetapi pengobatan kortikosteroid tunggal kadang tidak cukup efektif untuk
mengontrol gejala asma. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mencari terapi yang
dapat mengontrol gejala asma dengan membandingkan a). Pemberian inhalasi
kortikosteroid tunggal b) pemberian inhalasi kortikosteroid + breatheagin c). pemberian
inhalasi kortikosteroid + asthmabegone, analisis farmakoekonomi apakah yang tepat untuk
penelitian di atas?
A. Cost of liness
B. Cost minimization Analysis
C. CosteffectivenessAnalysis
D. Cost benefit Analysis
E. Cost utility Analysis
4. Rumah sakit pemerintahan XY melakukan penelitian untuk mencari alternatif yang lebih
efisien antara ramipril-spironolacton dengan valsartan pada pasien gagal jantung kongestif
berdasarkan hasil penelitian diketahui penurunan tekanan darah antara kedua kelompok
pasien tersebut tidak berbeda signifikan. Outcome dalam penelitian tersebut termasuk
kategori ?
A. Economic outcome
B. Clinical outcome
C. Humanistic outcome
D. Efek kedua intervensi setara
E. Signifikan outcome
5. Rumah sakit rujukan di kota bandung melakukan kajian farmakoekonomi untuk mengetahui
antibiotik yang lebih efisien dari segi biaya, yang digunakan dalam terapi febrile
neutropenia dengan membandingkan antara antibiotik meropenem dan ceftazidime. Analiss
farmakoekonomi apakah yang tepat untuk penelitian di atas ?
A. Cost of liness
B. Cost minimization Analysis
C. Cost effectiveness Analysis
D. Cost benefit Analysis
E. Cost utility Analysis
6. Jika kita akan melakukan kajian farmakoekonomi dengan menggunakan metode cost
utility analisis, maka outcome yang dilihat termasuk kategori ?
A. Economic outcome
B. Clinical outcome
C. Humanistic outcome
D. Efek kedua intervensi setara
E. Signifikan outcome
7. Sebuah rumah sakit rujukan dikota bandung melakukan kajian farmakoekonomi untuk
mengetahui antibiotik yang lebih efisien dari segi biaya, yang digunakan dalam terapi febrile
neutropenia dengan membandingkan antara antibiotik meropenem dan ceftazidime. Biaya
yang dilihat dalam penelitian ini adalah biaya medis langsung persepektif apa yang digunaka
dalam penelitian di atas?
A. Pasien
B. Provider
C. Instalasi farmasi RS
D. Masyarakat
E. Sosial
8. Di RS pemerintah XY, penyakit gagal jantung kongestif termasuk dalam 10 besar penyakit
dengan biaya total yang cukup besar dan terdapat selisih antara tarif JKN dan tarif RS. Oleh
karena itu pihak RS melakukan penelitian untuk mencari alternative yang lebih efisien
antara ramipril- spironolakton dengan valsartan pada pasien gagal jantung kongestif. analisis
farmakoekonomi apakah yang tepat ?
A. Cost of liness
B. Cost minimization Analysis
C. Cost effectiveness Analysis
D. Cost benefit Analysis
E. Cost utility Analysis
9. Seorang peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan untuk
mengetahui perbandingan biaya dan kualitas hidup dengan pertambahan usia pada pasien
kanker antara yang diberi tindakan pembedahan dan pemberian kemoterapi. Analisis
farmakoekonomi apakah yang tepat untuk penelitian di atas ?
A. Cost of liness
B. Cost minimization Analysis
C. Cost effectiveness Analysis
D. Cost benefit Analysis
E. Cost utility Analysis
10. Di rumah-sakit pemerintah XY,melakukan kajian farmakoekonomi pada pasien gagal
jantung kongestif. Biaya yang dianalisis dalam penelitian tersebut adalah biaya administrasi,
jasa dokter, biaya obat, biaya alat kesehatan , biaya laboratorium, biaya kamar. Biaya
yang dianalisis termasuk jenis biaya ?
A. Biaya tetap
B. Biaya variable
C. Biaya medis langsung
D. Biaya non medis langsung
E. Biaya tidak terduga
11. Biaya pemeriksaan penujang sebesar Rp 2.000.000,-, Biaya medis Rp 3.000.000,-, Biaya
obat-obatan Rp 5.000.000,-,biaya transportasi Rp 500.000,-, Biaya makan Rp 200.000,-,
Pasien mendapat kiriman uang Rp 10.000.000,-, Berapa total biaya langsung
A. Rp 8.700.000,-
B. Rp 10.000.000,-
C. Rp 10.700.000,-
D. Rp 12.000.000,-
E. Rp 12.700.000,-
12. Mahasiswa tertarik melakukan penelitian farmakoekonomi penyakit tifoid dengan
mengambil data biaya langsung dan biaya tidak langsung. Kajian farmakoekonomi yang
dapat dilakukan adalah
A. Cost Utility Analysis
B. Cost Benefit Analysis
C. Cost Of Illness
D. Cost Minimalization Analysisi
E. Cost Effectiveness Analysis
13. Suatu penelitian menilai pengaruh kemoterapi dan operasi terhadap kualitas hidup pasien TB
kelenjar. Data yang diambil berupa kualitas hidup pasien dan perpanjangan lama hidup
menggunakan obat. Kajian farmakoekonomi yang dapat dilakukan adalah
A. Cost Minimalization Analysis
B. Cost Effectiveness Analysis
C. Cost Utility Analysis
D. Cost Benefit Analysis
E. Cost Of Illness
14. Jika diketahui perpanjangan hidup kemoterapi adalah 3 tahun. Skor QOL adalah 0.5. Persen
efektifitas adalah 75%. Maka nilai QALY adalah
A. 0.5
B. 1
C. 1.5
D. 2
E. 2.5
15. Seorang peneliti membandingkan pengobatan sepsis menggunakan ceftriakson dan
ceftizidime. Pada penelitian ditemukan bahwa kedua obat tersebut belum diketahui
efektifitasnya. Jika saat penelitian diketahui memiliki efektifitas yang berbeda, maka kajian
farmakoekonomi yang tepat adalah
A. Cost Minimalization Analysis
B. Cost Effectiveness Analysis
C. Cost Utility Analysis
D. Cost Benefit Analysis
E. Cost Of Illness
16. Peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian deferasirox dan deteripron pada pasien anak
yang menderita thalasemia memiliki masalah terhadap produksi hemoglobin sehingga
mengalami anemia. Untuk mengatasi anemia pasien diberikan transfusi darah rutin.
Pemberian transfusi darah rutin ini meningkatkan kadar besi dalam darah, jika kadar besi
dalam darah berlebihan berdampak pada kerusakan organ. Oleh karena itu diberikan terapi
untuk menurunkan kadar besi dalam darah. Peneliti ingin mengetahui antara deferasirox
dan deferipron mana yang memberikan efektifitas terbaik dengan mempertimbangkan biaya
yang dikeluarkan dalam terapi tersebut. Metode farmakoekonomi yang tepat untuk
penelitian diatas adalah cost minimize analysis
A. True
B. False
17. Perhitungan biaya perawatan kesehatan untuk mencapai kualitas hidup tertentu sehingga
pasien dapat menilai suatu intervensi kesehatan cukup bernilai atau tidak, dibanding
kebutuhan lainnya(termasuk hiburan ) merupakan kajian farmakoekonomi yang dilihat dari
perspektif pasien
A. True
B. False
18. Biaya medis tidak langsung adalah sejumlah biaya yang terkait dengan
hilangnya produktivitas akibat menderita suatu penyakit, termasuk biaya transportasi, biaya
hilangnya produktivitas, biaya pendamping ( anggota keluarga yang menemani pasien)
A. True
B. False
19. Peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian deferasirox dan deteripron pada pasien anak
yang menderita thalasemia mayor. Antara deferasirox dan deteripron mana yang
memberikan efektifitas terbaik gengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam
terapi tersebut. Biaya yang dilihat dalam penelitian ini, adalah biaya obat, biaya visit dokter,
biaya tranfusi darah, dan laboratorium. Persepektif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perspektif payer.
A. True
B. False
20. Peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian deferasirox dan deteripron pada pasien anak
yang menderita thalasemia mayor. Antara deferasirox dan deteripron mana yang
memberikan efektifitas terbaik gengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam
terapi tersebut. Biaya yang dilihat dalam penelitian ini, adalah biaya obat, biaya visit dokter,
biaya tranfusi darah, dan laboratorium. Biaya yang dilihat dalam penelitian tersebut
termasuk kedalam jenis biaya langsung medis.
A. True
B. False

Soal Essay
1. Kenapa menggunakan istilah Farmakoekonomi, bukan Ekonomi Farmasi atau Usaha
Farmasi atau Upaya Farmasi atau Bisnis Farmasi ?
2. Kenapa Ilmu Farmakoekonomi merupakan cabang ilmu dari Health Economics bukan
cabang ilmu dari Ilmu Ekonomi atau Ilmu Farmasi ?
3. Apa persamaan dan perbedaan Metoda Analisis Farmakoekonomi ?
4. Jelaskan 4 tahap analisis manfaat analisis farmakoekonomi dalam industry farmasi ?
5. Apa persamaan dan perbedaan Cost-Minimization Analysis (CMA) dengan Cost Analysis
(CA) dan Effecticeness Analysis (EA)

Anda mungkin juga menyukai