Anda di halaman 1dari 53

ANALISA KEPUTUSAN

PENDAHULUAN

Problems
Causes

Actions

Spontaneous
or
Systematic
Solutions
Kesenjangan antara yang
seharusnya terjadi dengan
kenyataan yang ada, sehingga
penyebab nya perlu ditemukan
dan diverivikasi

Problem
ANALISIS KEPUTUSAN:

• Adalah proses memilih alternatif terbaik dalam


rangka memecahkan suatu masalah atau
persoalan.
• Analisis keputusan merupakan pendekatan
sistematik untuk membuat keputusan dalam
keadaan yang tidak pasti.
TUJUAN ANALISIS KEPUTUSAN

• Membantu pengambil keputusan untuk


mengidentifikasi beberapa pilihan yang mungkin
• Memperkirakan konsekuensi dan outcome dari masing-
masing pilihan
• Menilai probabilitas dari outcome yang mungkin terjadi

• Menetapkan nilai untuk masing-masing outcome


• Menilai pilihan keputusan terbaik
KEPUTUSAN MENURUT AHLI

• Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif

perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

• James A.F. Stoner, pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang

digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih

tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

• Harold Koontz dan Cyril O'Donnell : pemilihan diantara alternatif mengenai

suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, saturencana tidak dapat

dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat di

percaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat


JADI

• Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi


alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara
menganalisa kemungkinan- kemungkinan dari alternatif
tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan
membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini
Identifikasi
Masalah

Mengemban
gkan Model Perhatikan
Pilihan
Keputusan Cara
Kerja
Analisa
Keputusa
n

Temukan
Nilai yang Buat 
Diharapkan
Framework
SISTEMATIKA AK
• Merumuskan tujuan keputusan.
• Menetapkan kriteria ( sasaran ).
• Mengelompokkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan.
• Memberi bobot kriteria keinginan.
• Mengembangkan alternatif.
• Menyaring dan menilai alternatif.
• Mempertimbangkan konsekuensi merugikan.
• Menentukan pilihan akhir.
MERUMUSKAN TUJUAN KEPUTUSAN

• Diskripsi singkat menggambarkan hasil


yang ingin dicapai.
• Diawali kata “ memilih”
• Tuliskan tambahan keterangan bila
perlu.
MENENTUKAN KRITERIA SASARAN

 Pertimbangkan :
 Hasil yang diinginkan.
Sumber daya yang dimiliki
 Relevansi dengan tujuan keputusan.
MENGELOMPOINANKKAN KRITERIA
MUTLAK DAN KEINGINAN
Kriteria Mutlak :
 Jika tidak dipenuhi, tujuan tidak tercapai.
 Terukur / batasan jelas.
 Realistis.
Kriteria Keinginan :
 Jika dipenuhi menambah arti / nilai alternatif.
 Bisa dikembangkan dari kriteria mutlak dan keinginan lain.
MEMBERI BOBOT KRITERIA
KEINGINAN

 Bobot menunjukkan tingkat kepentingan antar


kriteria untuk mencapai tujuan keputusan.
 Bobot tinggi diberikan kepada kriteria keinginan
yang berkontribusi besar terhadap hasil.
 Beri angka 10 untuk bobot tertinggi.
MENGEMBANGKAN ALTERNATIF

 Proses untuk menggali / mendapatkan


alternatif.
 Gunakan pengalaman dan informasi yang
tersedia.
 Gunakan teknik berpikir kreatif.

 Daya gunakan sumber informasi lain.


MENYARING & MENILAI ALTERNATIF

 Menyaring alternatif :
Menggunakan kriteria mutlak.
 Alternatif gugur bila salah satu kriteria mutlak tidak
terpenuhi.
 Menilai alternatif :
 Hanya alternatif yg lolos dari proses penyaringan.
 Bandingkan antar alternatif thd kriteria keinginan.
 Informasi pada alternatif terbaik diberi nilai 10, selebihnya
proporsional dengan yang terbaik.
 Kalikan bobot dengan nilai.
 Jumlahkan bobot kali nilai.
 Alternatif yg total bobot kali nilai tertinggi adalah pilian
sementara.
MEMPERTIMBANGKAN
KONSEKUENSI MERUGIKAN

 Bisa menjadi hambatan dikemudian hari jika alternatif itu dipilih.


 Belum dipertimbangkan pada tahap sebelumnya.
 Tidak mengulangi apa yang telah dipertimbangkan pada kriteria.
 Unik pada altrnatif tertentu.
 Hal-hal relevan yang terlewatkan pada proses sebelumnya.
 Pertimbangkan kemungkinan terjadinya dan tingkat kegawatannya bila
terjadi.
MENENTUKAN PILIHAN AKHIR

 Cara pertama .

Pilihan sementara ditetapkan sebagai pilihan akhir bila


konsekuensi merugikan dapat diatasi atau ditoleransi.
 Cara kedua.

Beberapa alternatif yang bobot X nilai tinggi


dipertimbangkan dengan mempertimbang kan antara
nilai bobot dan konsekuensi yang merugikan.
POHON KEPUTUSAN
(DECISSION TREE)
MERUPAKAN

• Decision tree adalah algoritma machine learning yang menggunakan


seperangkat aturan untuk membuat keputusan dengan struktur seperti
pohon yang memodelkan kemungkinan hasil, biaya sumber daya, utilitas
dan kemungkinan konsekuensi atau resiko

• Suatu diagram yang secara sistematis dan komprehensif menggambarkan


hubungan antara alternatif keputusan/tindakan dengan kejadian kejadian
tak pasti yang melingkupi setiap alternatif dan hasil alternatif keputusan
yang dipilih

• Salah satu metode klasifikasi yang menggunakan representasi suatu struktur


pohon yang yang berisi alternatif-alternatif untuk pemecahan suatu masalah
TUJUAN

• Mempermudah penggambaran keputusan yang


dilakukan secara bertahap.
• Jika terdapat dua atau lebih keputusan yang berurutan
dan keputusan terakhir didasarkan pada hasil
keputusan sebelumnya, maka pendekatan
menggunakan pohon keputusan ini sangat tepat untuk
digunakan
MANFAAT DARI DECISION TREE
(POHON KEPUTUSAN)

• Melakukan break down proses pengambilan


keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel
sehingga orang yang mengambil keputusan akan lebih
menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Konsep
yang digunakan oleh decision tree adalah mengubah
data menjadi suatu keputusan pohon dan aturan-
aturan keputusan(rule).
KELEBIHAN POHON KEPUTUSAN

• Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat


global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.

• Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika


menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.

• Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang
terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain
dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini
meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan
ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih
konvensional
• Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang
jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk
mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun
parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon
keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan ini dengan
menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap
node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang
dihasilkan.
KEKURANGAN POHON KEPUTUSAN

 Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang


digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat
menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan
jumlah memori yang diperlukan.
 Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon
keputusan yang besar.
 Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
 Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon
keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.
LANGKAH DECISION TREES

• Tetapkan problem/masalah
• Susunlah pohon keputusan (decision tree)
• Tentukan probabilitas untuk setiap kondisi (state of
nature)
• Estimasi payoff untuk setiap kemungkinan kombinasi
alternatif dan state of nature
• Selesaikan problem dengan menghitung nilai Expected
Monetery Value (EMV) dari setiap state of nature
PADA DECISION TREE TERDIRI DARI 3
BAGIAN YAITU:

a. Root node
Node ini merupakan node yang terletak paling atas darisuatu
pohon.
b. Internal node
Node ini merupakan node percabangan, hanya terdapat satu
input serta mempunyai minimal dua output.
c. Leaf node
Node ini merupakan node akhir, hanya memiliki satu input,
dan tidak memiliki output.
CONTOH KASUS

• Alphazorin dan omegazorin merupakan antibiotika baru yang


efektif untuk bakteri gram negatif yangresisten terhadap
beberapa antibiotika. Dari uji klinik diketahui 95% kasus
specticemia gram negatif rentan terhadap alphazorin dan
88%rentan terhadap omegazorin. Meskipun insidens toksisitas
terkait penggunaan omegazorin tinggi, kadar kedua antibiotika
tersebut harus dijaga rentang terapi yang sempit. Efek samping
kedua antibiotika tersebut meliputi diare, mual (toksisitas
gastrointestinal), perubahan enzym hepatik (hepatotoksisitas),
dan penghambatan platelet (hemotoksisitas)
• Biaya untuk pemberian Alphazorin intravena, yang
diberikan setiap 8 jam selama 10 hari sebesar Rp.1.650.000,
meliputi biaya langsung terkait dengan biaya obat dan
penyimpanannya, biaya penyiapan Rp.540.000, dan biaya
pemberian Rp.18.000/dosis.
• Omegazorin diberikan setiap 6 jam, dengan besarnya
masing-masing biaya Rp.1.050.000, Rp.720.000 dan
Rp.18.000/dosis.
• Meskipun biaya alphazorin lebih tinggi, tetapi
efektivitasnya juga lebih tinggi, dan insidensi toksisitasnya
lebih rendah.
1. Identifikasi keputusan

Siapa yang akan mengambil


keputusan dan dari perspektif
Beberapa mana keputusan akan diambil
pertanyaan ?
yang harus
dipertimbangk
a
n dalam
analisis
keputusan Dalam jangka waktu Keputusan apa yang
meliputi : berapa lama akan diambil dan
Konsekuensi akan pilihan apa saja yang
dianalisi ? akan dipertimbangkan?
2. Siapa yang akan
mengambil keputusan ?

Pada kasus (alphazorin/omegazorin),


Untuk menentukan dibuat struktur analisis dari perspektif
dari perspektif mana rumah sakit (Komite Farmasi dan
analisis dilakukan. Terapi). Karena outcome dari kedua
antibiotika sebanding, maka komite
Farmasi dan Terapi harus
menentukan
pilihan yang biayanya minimal bagi
Rumah Sakit

Dari perspektif Rumah Sakit, analisis keputusan mempertimbangkan biaya


terkait dengan obat, seluruh biaya dari semua produk dan pelayanan selama
periode perawatan di rumah sakit.
3. PILIHAN KEPUTUSAN DAN
OPSI YANG
DIPERTIMBAGKAN

KFT telah menyetujui


penambahan satu antibiotic ke
dalam Formularium

Biaya antibiotic, perbedaan tingkat


kepekaan/ resistensi, Variasi toksisitas
dan tingkat respon terapetik serta
akurasi klasifikasi dari konsentrasi serum
obat
• Pada contoh kasus (alphazorin/omegazorin), proses analisis
keputusan hanya mempertimbangkan biaya.
• Diasumsikan bahwa meskipun efikasi dari kedua antibiotika berbead
tetapi nilai episode terapi sebanding.
• Jika organisme resisten terhadap alphazorin maupun omegazorin,
maka terapi diganti antibiotika betasporin.
• Karena KFT mengasumsikan efektivitas kedua antibiotika sama, maka
tipe analisis yang digunakan adalah cost minimization analysis, dan
hanya biaya saja yang dipertimbangkan dalam pengukuran outcome.
• Maka dibuat pohon keputusan dimulai dengan alternatif pilihan.
• Dalam notasi ilmiah dari analisis keputusan Initial node (simbol
kotak), menunjukan titik waktu dimana pembuat keputusan
memilih satu diantara beberapa pilihan.
• Initial node awal, disebut juga root node, diletakkan disebelah kiri
dan menunjukan awal dari pohon keputusan untutk menentukan
pilihan yang mungkin (alphazorin dan omegazorin), selanjutnya
sebagai pangkal dari cabang ke kanan disebut choice node.
4. Jangka Waktu Analisis

Secara umum, analisis dilakukan selama periode yang terbatas


(misalnya satu minggu, satu bulan, atau satu tahun), namun
demikian jika kondisi pasien bervariasi periode waktunya, maka
dilakukan pendekatan dengan menggunakan lama waktu terapi.

Pada contoh kasus, analisis keputusan dimulai pada saat


memberikan antibiotika untuk mengatasi septicemia bakteri
gramnegatif sampai infeksi dinyatakan sembuh.
5. Membuat Pohon
Keputusan

Membuat Struktur keputusan dan Konsekuensinya dari waktu ke waktu

Struktur akan digunakan


Dalam membuat pohon untuk memasukkan
keputusan, pengambil
keputusan mengidentifikasi probabilitas yang dapat
hubungan antara pilihan diperoleh dari hasil uji klinik
keputusan dan konsekuensi
dari masing-masing menetapkan outcame biaya
pilihan.
masing-masing konsekuensi,
dan menghitung perkiraan
biaya total
5. Nilai Probabilitas

Pada masing-masing tangkai pohon (node), nilai


probabilitasnya sebesar 1.

Data probabilitas dapat diperoleh dari publikasi uji


klinis, uji klinik fase III dari industri farmasi atau dari
sumber yang lain.

Jumlah probabilitas semua konsekuensi dari chance node


harus 1, sehingga konsekuensi harus di identifikasi untuk
masing-masing chance node.
7. Nilai Outcame

Perhitungan outcome ekonomi : nilai moneter dari


obat, biaya : biaya yang terkait obat dan biaya yang
disebabkan oleh obat
• Biaya obat termasuk harga obat dan biaya
penyimpanan untuk 10 hari sebesar Rp 1.650.000
untuk alphazorin dan Rp 1.050.000 untuk omegazorin.
• Biaya pemberian obat sebesar Rp 18.000 untuk setiap
kali pemberian Alphazorin diberikan setiap 8 jam
selama 10 hari sehingga total biaya pemberian sebesar
Rp 540.000; dan omegazorin diberikan setiap 6 jam
dengan durasi yang sama, sehingga biaya total
pemberian sebesar Rp 720.000.
• Jika dilakukan perubahan terapi karena kemungkinan terjadi
resistensi, maka diberikan betasporin secara iv selama 10 hari
dengan biaya obat Rp 1.800.000 dan biaya terkait dengan
pemberian obat Rp 360.00
• Biaya yang disebabkan karena pengobatan merupakan biaya karena
respon yang tidak optimal dari pemberian alphazorin dan
omegazorin. Biaya tambahan tsb sebesar Rp 1.000.000 tiap
tambahan hari rawat inap, biaya test laboratorium (Rp
75.000/pemeriksaan kadar dlm serum; Rp65.000/test fungsi hepar;
Rp 60.000/jumlah platelet), terapi tambahan (Rp 360.000/transfusi
RBC dan platelet concentrate), Rp 115.000 tiap kali konsultasi
farmakokinetika, dan Rp 400.000/konsultasi infeksi dan hematologi.
8. Menghitung biaya pada masing
masing outcome keputusan

Bagaimana menggabungkan
beberapa nilai keputusan, nilai
probabilitas dan nilai outcome
untuk memilih yang paling sesuai.

• Langkah pertama adalah dengan memotong pohon keputusan dalam


bagian yang lebih kecil.
• Perhitungan dilakukan dari kanan kearah kiri atau choice node awal.
• Untuk masing-masing chance node nilai outcome dikalikan probabilitas
untuk masing-masing cabang .
MAT
UR S
E M BA
H NU
WUN

Anda mungkin juga menyukai