TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Terhadap Judul
Merancang ulang sebuah Kawasan yang terdapat di kelurahan warakas, tepatnya
di sekitar Kawasan Jakarta International Stadium merupakan tempat yang sangat
tepat untuk di tata ulang berdasarkan peraturan tata guna lahan yang seharusnya
dijadikan lahan hijau menjadi lahan pemukiman warga. Kendati demikian,
wilayah ini merupakan pemukiman padat penduduk yang jauh dari kriteria
pemukiman sehat, aman, dan nyaman. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi
untuk perancangan dan perencanaan sebuah pemukiman yang layak huni ialah
sebagai berikut :
1. Struktur rumah yang kokoh
2. Luas rumah ideal
3. Sanitasi yang ada di rumah tersebut
4. Air bersih yang tersedia.
Dalam perancangan Kawasan sekitar JIS ini, maka diperlukan beberapa
perubahan dalam penataan pemukiman yang sudah ada menjadi pemukiman
terbarukan, diantaranya :
1. Penataan ulang ruang terbuka hijau
2. Pengelolaan air bersih
3. Pemasangan sistem drainase berkelanjutan
4. Penataan ulang pemukiman warga sesuai dengan Rencana Desain Tata
Ruang Pemerintah Daerah
5. Merujuk pada gaya arsitektur ekologis.
c. Rumah Maisonet
Rumah maisonet adalah suatu rumah kecil semacam
appartemen yang terdiri dari dua lantai atau lebih dengan
pintu masuk sendiri langsung dari luar. Maisonet juga
termasuk ke dalam rumah deret. Rumah maisonet berbeda
dengan apartemen atau rusun yang memiliki pintu utama
untuk keluar masuk Gedung. Setiap unit hunian dari rumah
maisonet ini memiliki pintu keluar dan masuk sendiri yang
langsung berhubungan dengan lingkungan luar. Maisonet
umumnya berada di Kawasan perkotaan yang hanya boleh
dibangun sebanyak maksimal 4 tingkat, dengan Panjang
maksimum 60 meter. Maisonet sangat berperan dalam
pemanfaatan lahan dan penghematan nya.
d. Rumah Susun
Rumah susun atau kerap kali dikenal sebagai Rusun,
merupakan sebuah tipee apartemen dengan versi yang sangat
sederhana. Rumah susun merupakan kelompok rumah yang
dibangun sebagai bangunan Gedung bertingkat dengan suatu
lingkungan yang sangat fungsional yang disusun dalam arah
horizontal maupun vertical. Rumah susun dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama (SNI03-
7013-2004)
Banyaknya jumlah unit hunian dalam sebuah bangunan
rumah susun menjadikan setiap bangunannya termasuk
kedalam kategori lingkungan perumahan. Berbeda dengan
rumah yang dibangun di atas tanah, pada umumnya rusun
dibangun di sebuah lahan yang sempit dengan tujuan untuk
mewadahi aktifitas penghuni di dalamnya.
Untuk mendukung kondisi hidup bermasyarakat, penyediaan
fasilitas fasilitas di ruumah susun harus memenuhi
persyaratan sebagai beriikut :
- Memberi rasa aman dan nyaman serta memberi
ketenangan hidup bagi penghuninya
- Menumbuhkan kepemilikan rasa dan merubah kebiasaan
penghuni yang tidak sesuai dengan norma masyarakat
- Menunjang fungsi aktifitas penghuni yang paling pokok
sesuai dengan jenis keadaan linkungan di tempat rusun
dibangun
- Menampung fungsi fungsi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan pengembangan aspek aspek
ekonomi dan sosial budaya
- Menggurangi kecenderungan untuk menggunakan fasilitas
lingkungan sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi
maupun kelompok.
Perbedaan yang tegas antara rusun dengan rumah yang
dibangun di atas tanah ialah terdapat pada hunian rusun yang
menghadap ke koridor atau selasar yang digunakan bersama.
Dan tidak langsung menghadap ke halaman luar, rusun
memiliki kapasitas penghuni yang lebih banyak di dalam satu
bangunan Gedung bertingkat, serta rusun tidak memiliki hak
kepemilikan atas Gedung oleh satu orang.
Gambar …. Rumah Susun
Sumber : wartakota
2. Permeable Surfaces
4. Infiltration Devices
2.
- Off line
Tangki akan kolam detensi dibangun secara pararel dengan
jaringan saluran drainase. Yang kemudian akan dioperasikan
untuk menerima aliran yang telah diatur debitnya.
Keterangan :
1. Pada tabel 1 ditetapkan keluaran kolam yang besar rata ratanya adalah rata rata
masukan (konstan)
2. Menghitung aliran akumulasi masuk dan aliran akumulasi keluar, yang kemudian
dilanjutkan dengan perhitungan selisih akumulasi aliran keluar dan aliran masuk,
sehingga didapatkan pada tabel kolom terakhir.
3. Sehingga dapat didapatkan volume kolam maksimal yaitu dengan
menambahkan nilai mutlak dari Defisit maksimum + surplus maksimum
Vk = 10 + 7 = 17m3
2.3 Teori
Teori Hamid Shirvani,1985.
Dalam teori urban desain menurut Hamid Shirvani (1985), terapat elemen
elemen yang meliputi :
a. Tata Guna Lahan (Land Use),
Elemen tata guna lahan dirancang dan dikembangkan dengan
kebijaksanaan kebijaksanaan tata guna lahan. Hal tersebut bertujuan untuk
menginteraksi antara rancangan dan kebijaksanaan bagi peruntukan fungsi
yang tepat pada areal tertentu. Kurangnya pemahaman mengenai
keanekaragaman peruntukan lahan yang berskala Kawasan, kegagalan dalam
mempertimbangkan faktor fisik, lingkungan alamiah, dan infrastruktur
merupakan masalah utama dalam rancangan tata guna lahan.
Yang menjadi pertimbangan utama dalam perancangan tata guna
lahan di masa mendatang ialah pengkombinasian penggunaan lahan dalam
suatu Kawasan kota untuk meningkatkan kota selama 24 jam, dan harus
memperhatikan sistematika perijinan dalam sebuah area atau wilayah,
hubungan fungsi kota, jumlah maksimum perijinan pembangunan lantai,
skala dan perkembangan kota sebagai pendorong perkembangan pada
Kawasan kota yang lebih spesifik.
b. Bentuk Dan Masa Bangunan (Building Formand Massing),
Berdasar kepada Long Beach Design Guidelines, penampilan dan
konfigurasi bangunan meliputi ketinggian skala, proporsi, material,
finishing, warna penerangan dan rancangan depan pertokoan.
Sedangkan menurut Spreiregen (1965), membuat sintesa mengenai
bentuk dan masa bangunan yang meliputi skala, berhubungan dengan
pandangan, sirkulasi, ukuran bangunan yang berdekatan. Ruang kota
merupakan elemen utama perancangan kota, skala dan rasa terlingkupi serta
macam ruang dan masa bangunan.
c. Sirkulasi Dan Parkir (Sirculation And Parking),
Sirkulasi dan parkir merupakan salah satu penyusun lingkungan yang
sangat bermanfaat bagi perancangan sebuah kota. Karena dapat
mengarahkan serta mengontrol pola aktivitas dan pengembangan dari suatu
kota. Dan memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan,
diantaranya ialah kelangsungan aktivitas komersial dan pengaruh visual pada
struktur dan bentuk fisik kota.
d. Ruang Terbuka (Open Space),
Elemen esensial yang sangat berpengaruh dalam perancangan sebuah
kota yaitu open space. Open space dapat mempengaruhi sebuah
perancangan. Dalam perancangan, open space harus terlihat integral dengan
perancangan kota. Open space dapat didefinisikan sebagai suatu bentang
lahan, bentuk bentuk lahan luas, dan ruang ruang yang digunakan untuk
rekreasi dalam Kawasan kota.
Elemen elemen ruang terbuka kota dapat meliputi :
a. Taman
b. Alun alun
c. Ruang ruang dan jalur hijau kota
d. Bangku
e. Tanaman
f. Kran air minum
g. Trotoar
h. Kios
i. Patung
j. Tempat sampah
e. Jalur Pedestrian (Pedestrian Way),
Jalur pedestrian merupakan jalur elemen penting dalam perancangan
sebuah kota, dimana jalur ini merupakan jalur yang sangat dibutuhkan dalam
keamanan pejalan kaki. Selain itu, jalur pedestrian dapat mengurangi
ketergantungan terhadap kendaraan dan dapat memperindah tatanan kota.
Dalam perancangan jalur pedestrian perlu diperhitungkan
keseimbangan antara jumlah pejalan kaki dan pemakai jalan serta
keseimbangan antara penggunaan jalur pedestrian guna mendukung ruang
ruang umum yang terdapat di sekitarnya. Faktor lain yang harus diperhatikan
berupa keselamatan dan ketersediaan ruang yang cukup bagi pejalan kaki
tersebut. Sedangkan kriteria sebagai bahan pertimbangan dalam perancangan
jalur pedestrian adalah kesesuaian, skala, material, perlengkapan perabot
jalan, dan pedagang eceran.
f. Aktivitas Pendukung (Activity Support),
Merupakan sebuah keterkaitan antara fasilitas ruang umum kota
dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya dengan tujuan menciptakan
kehidupan kota. Activity support dapat berperan sebagai komunitas agar
dapat menciptakan dialog atau kualitas ruang kota yang menerus antara
fungsi kegiatan yang satu dengan fungsi yang lainnya. Yang dapat sekaligus
memberikan image (citra visual) yang spesifik pada kawasan kota. Hal ini
dapat menghadirkan identitas serta karakteristik lokal yang meliputi seluruh
penggunaan dan yang membantu memperkuat ruang ruang umum kota yang
saling melengkapi sau dengan yang lainnya.
Pendukung aktifitas tidak hanya penyediaan plaza dan jalur
pedestrian saja, tetapi harus mempertimbangkan eelemen elemen
penggunaan secara fungsional sebuah kota yang membangkitkan aktifitas
dari wilayah itu sendiri.
g. Rambu Rambu (Signane), Dan
Long Beach Guidelines telah membagi 2 bagian komunitas rambu
rambu yakni secara langsung dan tidak langsung. Dari segi perancangan
kota, rambu rambu harus diatur untuk membentuk sebuah kesesuaian,
mengurangi kekacauan yang terjadi di jalanan kota, serta mengurangi
pengaruh visual yang negative.
h. Preservasi (Preservation).
Konsep tentang pemeliharaan kota harus memperhatikan beberapa
aspek, diantaranya bangunan bangunan tunggal, struktur dan gaya arsitektur,
hal yang berkaitan dengan kegunaan, umur bangunan atau kelayakan
bangunan.