Anda di halaman 1dari 46

Perancangan Arsitektur IV

PERANCANGAN RUMAH SUSUN DI TANJUNG SELOR


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

Dosen Pengampuh:
Oleh: Andi Arham
Eko Wahyudi, S.T., M.T.
BAB I
1.1 1.2
Latar Identifikasi
Belakang Masalah

1.3 1.8
Rumusan Kerangka
Masalah Alur Pikir

1.5 1.6 1.7


1.4 Sistematika
Batasan Tujuan & Manfaaat Penulisan
Masalah Sasaran Perancangan
1.1 Latar Belakang
 Sebagai provinsi baru mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kaltara semakin meningkat
serta keterbatasan lahan untuk pembangunan perumahan yang semakin sempit yang
mengakibatkan harga tanah dan perumahan yang sangat meningkat yang tidak sejalan dengan
kenyataan ekonomi (penghasilan) masyarakat menengah kebawah

 Terbentuknya Kapolda Kalimantan Utara di Tanjung Selor yang nantinya membutuhkan banyak
personel dari setiap personel tersebut tentunya membutuhkan sebuah hunian baik untuk
ditinggali oleh diri sendiri maupun dengan keluarga

 Sebagai daerah yang beriklim tropis tentunya harus memaksimalkan pemanfaatan kondisi
lingkungan agar lingkungan setempat tidak menjadi penghalang namun dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin

 Kebutuhan hunian yang banyak dengan lahan yang sempit dapat dibangun sebuah hunian rumah
susun dengan konsep arsitektur tropis agar dapat memanfaatkan lahan yang terbatas serta iklim
setempat
1.2 identifikasi masalah
 Pemanfaatan lahan yang terbatas untuk banyak hunian dengan penerapan rumah susun

 Pemanfaatan iklim tropis untuk bangunan

1.3 rumusan masalah

 Bagaimana merancang rumah susun dengan pendekatan arsitektur tropis?

1.4 tujuan dan sasaran


Dari rumusan masalah dapat di tarik tujuan perancangan:

 Merancang rumah susun dengan pendekatan arsitektur tropis

Adapun sasaran perancangan yaitu untuk personel Kapolda dan Masyarakat


1.5 Batasan perancangan
 Mendesain Rumah Susun dengan pendekatan arsitektur tropis
 Luasan Lahan Maksimal 15.000 M2
 Tinggi Bangunan Minimal 8 Lantai
 Lokasi perancangan kilo sembilan jalan poros tanjung selor – tanah kuning

1.6 manfaat perancangan


 Merancang hunian bagi personel Kapolda dan masyarakat
 Merancang hunian dengan harapan hemat energi bagi penghuni

1.7 sistematika penulisan


BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5
• Latar Belakang • Tinjauan Terhadap Objek • Data Analisa •Konsep Perancangan •Penutup
• Identifikasi Masalah
• Rumusan Masalah
• Tinjauan terhadap tema
• Tujuan & Sasaran
• Batasan Perancangan
• Mafaat Perancangan
• Sistematika Penulisan
• Kerangka Alur Pikir
1.8 kerangka alur pikir

Latar Analisa Internal:


Belakang, Pelaku, Kegiatan,
Tujuan dan Kebutuhan Ruang
Sasaran

Gubahan Desain
Tor Data Zoning Pradesain
Massa

Analisa External:
Matahari,
Orientasi, View,
pencapaian,dll.

Feed Back

Input Analisis Output


1.8 kerangka alur pikir
BAB 2
2.1 2.2
Tinjauan Tinjauan
Terhadap Terhadap
Rumah Arsitektur
Susun
Tropis
2.1 Rumah Susun
2.1.1 Pengertian Rumah Susun
Menurut Undang – Undang RI No.20 Tahun 2011 pengertian Rumah Susun, Rumah Susun
Umum, Rumah Susun Khusus, Rumah Susun Negara, dan Rumah susun Komersial adalah sebagai
berikut:
- Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang
terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan
secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama.
- Rumah Susun Umum adalah Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
- Rumah Susun Khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
- Rumah Susun Negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai
negeri.
- Rumah Susun Komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan
2.1.2 Klasifikasi Rumah Susun

a. Menurut Peruntukan
Berdasarkan pada golongan pendapatan penghuni serta luasan satuan unit rumah susun, rumah
susun di Indonesia dibagi menjadi (Kantor menneg Perumahan Rakyat , 1986):
 Rumah susun sederhana , yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan sederhana atau rendah . Luas
satuan rumah antara 21-36 m2 , tanpa perlengkapan mekanikal dan elektrikal.
 Rumah susun menengah , rumah susun dengan luas satuan 36-54 m2. Kadang dilengkapi dengan
perlengkapan mekanikal dan elektrikal tergantung dari konsep dan tujuan pembangunannya . rumah susun
ini diperuntukkan bagi mayarakat golongan bepenghasilan menengah .
 Rumah Susun mewah , rumah susun bagi golongan berpenghasilan atas.Luas ruang , kualitas bangunan ,
perlengkapan bangunan tergantung dari konsep dan tujuan pembangunannya . dengan beberapa fasilitas
lengkap dan status kepemilikan tertentu. Rumah susun mewah ini disebut juga kondominium .
Golongan Penghasilan

Atas Atas – atas ( 18 jt - ….)

Atas – menengah ( 15 jt – 18 jt )

Atas – Bawah ( 10 jt – 15 jt )

Menengah Menengah - atas ( 6 jt – 10 jt )

Menengah – menengah ( 3 jt – 6 jt )

Menengah – bawah ( 1.5 jt – 3 jt )

Bawah Bawah - atas ( 0.6 jt – 1.5 jt )

Bawah – menengah ( 0.25 jt – 0.6 jt )

Bawah – bawah ( 0.00 jt – 0.25 jt )

Gambar 2.1 Penghasilan berdasarkan golongan


Sumber: Menneg Perumahan Rakyat , 1997
b. Menurut Kepemilikan

 Rumah susun yang dijual (Rusunami) Unit satuan menjadi milik penghuni dengan sertifikat hak milik.
 Rumah susun yang disewakan (Rusunawa) Unit satuan hanya untuk disewakan. Penghuni dapat
kontrak untuk bebrapa tahun, setelah masa kontrak habis dapat diperpanjang atau tidak. Sistem
pembayaran bisa perbulan atau pertahun sesuai perjanjian.
 Rumah susun jual – beli. Biasanya pada peremajaan pemukiman kumuh. Pemilik tanah yang lama
akan mengganti rugi tanah yang satu, dua atau lebih unit satuan rumah sesuai dengan tanahnya. Itupun
masih diberi subsidi oleh pemerintah.
 Rumah susun sewa beli. Penghuni bisa membeli dengan membayar sewa bulanan sampai sejumlah
harga jual.
 Rumah susun beli kecil. Penghuni dapat membeli dapat mencicil perbulan hingga lunas.
c. Menurut Bentuknya

 Memanjang/linear (slab). Jumlah tipe unit hunian perlantainya banyak.


 Vertikal. Tipe unit hunian perlantainya hanya bebrapa unit (tebatas). Banguanan cenderung berbentuk
tower. Untuk rumah susun yang ada di Indonesia paling tinggi 12 lantai dengan transportasi vertikal
berupa lift.
 Gabungan antara slab dan memanjang secara vertikal. Bentuk ini ada dua macam, yaitu bentuk slab
yang digabung dengan bentuk tower dan bentuk terrace.
2.2 arsitektur tropis
2.2.1 Pengertian Iklim Tropis
Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan yang pada hampir
keseluruhan waktu dalam satu tahun bangunan “bertugas” mendinginkan pemakai, dari pada
menghangatkan dan suhu rata-rata pertahun tidak kurang dari 20C (Koenigsberger. 1975:3). Menurut
Lippsmiere, iklim tropis Indonesia mempunyai kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-
kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan rata-rata suhu tahunan umumnya berkisar
23C dan dapat naik sampai 38C pada musim “panas”.
Iklim tropis terbagi atas dua, yaitu tropis kering dan Lembab

Variabel Perbandingan Iklim Tropis Lembab Iklim Tropis Kering

Stabil ( Suhu udara relatif Tidak Stabil (Panas berlebih


tinggi dengan amplitudo siang pada siang hari (25-40 C),
Temperatur
dan malam kecil (24 – 32C) ) malam hari 10C )

sedang sampai kuat karna Jumlah radiasi maksimal,


Radiasi Matahari masih terdapat awan yang karena tidak ada awan
menghalau sinar matahari
Aliran Udara Aliran Udara Sedikit Aliran udara kuat dapat
menyebabkan badai pasir
Kelembaban Udara Kelembaban udara tinggi (60 – Kelembaban RH rendah
95 %). (kering)

Curah Hujan Curah hujan tinggi ( langit Jarang terjadi hujan ( langit
berawan ) tidak berawan
2.2.2 Pengertian Arsitektur Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak
geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan
penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam
kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun
rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim tropis kering, sebagai
contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan sekitarnya, serta daerah dengan iklim tropis lembab,
yang terdapat pada sebagian besar negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerah di
Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi tropis kering.
Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab ( Daerah Indonesia )

Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim
tropis lembab adalah, yaitu
a) Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi Usaha untuk mendapatkan kenyamana
thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas,
benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan memberikan aliran udara yang cukup dan membawa
oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas,
arsitekturnya. baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas.
Usaha untuk mendapatkan kenyamana Cara lain untuk memperkecil panas yang
thermal terutama adalah mengurangi perolehan masuk antara lain yaitu:
panas, memberikan aliran udara yang cukup dan •Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke
membawa panas keluar bangunan serta mencegah timur dan barat.
radiasi panas, baik radiasi langsung matahari •Melindungi dinding dengan alat peneduh.
maupun dari permukaan dalam yang panas.
Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan,
terutama untuk permukaan atap. Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna
gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperature permukaan naik. Sehingga
akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara
kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar
b) Aliran Udara Melalui Bangunan
Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang benar harus
mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam, diantaranya adalah pengupayaan pemikiran
penghawaan alami untuk memenuhi kebutuhan udara dan kelancaran sirkulasi udara pada bangunan tersebut.

Kelancaran aliran/ sirkulasi udara pada suatu susunan Penerapan prinsip-prinsip tersebut pada perancangan
ruang bisa diperoleh dengan: fisik ruang mencakup:
1. Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang- 1. Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit, yang
bidang yang saling berseberangan (cross ventilation), memungkinkan udara kotor dan kering bisa menerobos
2. Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing keluar ruangan secara vertikal,
ruang, karena udara akan mengalir dari daerah dengan 2. Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan
suhu rendah (yang mempunyai tekanan tinggi) genting yang masih mempunyai sela-sela.
kedaerah dengan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan
rendah).
c. Penerangan Alami pada Siang Hari
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari
di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam
bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Cahaya
langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat
penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat
penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
BAB 3
3.2 3.3
Data Analisa
Internal
Internal
3.1 3.4
Data Analisa
External External
3.1 Data External

3.1.1 Lokasi Perencanaan

Letak site berada pada jalan Poros


Kilo Sembilan Jelarai Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Utara.

Gambar 3.1 Peta Lokasi


Sumber: google map
3.1.2 Batasan Lokasi
Pandangan Site keluar :
Luas Lahan : 15.000m3
Ukuran Lahan : 100m X 150m
KDB : 60 %

U
GSB : 11 Meter
Batasan Site :
 Sebelah Selatan Lokasi Yaitu Tanah Kosong
SIT
 Sebelah Utara Lokasi yaitu jalan poros dan
E
berseblahan dengan gedung kapolda Kaltara
 Sebelah Timur Lokasi yaitu Pemukiman Penduduk
 Sebelah Barat Lokasi yaitu Ladang

Gambar 3.2 Batas Site


Sumber: Pribadi, 2018
3.2 Data Internal
3.2.1 Pelaku dan Aktifitas
a. Penghuni Rusun belum berkeluarga : Datang, Parkir, Masuk, Menerima Tamu, Sholat, Masak, Makan &
Minum, Istirahat, Mandi, Berkumpul dengan tetangga, Tidur.
b. Penghuni Rusun berpasangan: Datang, Parkir, Masuk, Menerima Tamu, Berkumpul & Mengobrol, Sholat,
Masak, Makan & Minum, Mencuci & Menjemur, Istirahat, Mandi, Berkumpul dengan tetangga, Tidur.
c. Penghuni Rusun berkeluarga: Datang, Parkir, Masuk, Menerima Tamu, Berkumpul & Mengobrol dengan
Keluarga, Sholat, Masak, Makan & Minum, Mencuci & Menjemur, Istirahat, Mandi, Berkumpul dengan
tetangga, Tidur
d. Pengelola Rusun : Datang, Parkir, Masuk, Menerima Tamu, Berkumpul & Mengobrol dengan Penghuni
Rusun, Sholat, Makan & Minum, Istirahat, Buang Air, Membuat Program Kegiatan, Melayani tamu, Pulang
e. Petugas Rusun : Datang, Parkir, Simpan tas, Ambil Peralatan, Membersihkan, Mengecek elektrikal dan
sanitasi, Pulang
f. Tamu Rusun : Datang, Parkir, Masuk, Bertanya Ke Petugas, Menunggu, Bertamu , Pulang.
3.3 Analisa Internal
3.3.1 Kebutuhan Ruang
1. Fasilitas Ruang Primer
Kebutuhan Ruang Primer Mewadadahi
pemenuhan aktifitas Primer:
a. Unit Single c. Unit Family
Unit ini diperuntukan untuk orang yang belum memiliki istri Unit ini diperuntukan untuk sekeluarga yang sudah
yang sebagian besar aktifitas nya berada diluar dan mempunyai buah hati
cenderung sibuk. Unit Tersebut terdiri dari:
Unit Tersebut terdiri dari: •Ruang Tamu
•Ruang Tamu •3 Kamar Tidur
•Kamar Tidur •Kamar Mandi
•Kamar Mandi •Dapur
•Dapur •Ruang Makan
•Ruang Jemur
b. Unit Couple
Unit ini Diperuntukan untuk Sepasang keluarga Muda
Unit Tersebut terdiri dari:
•Ruang Tamu
•2 Kamar Tidur
•Kamar Mandi
•Dapur
•Ruang Jemur
2. Fasilitas Sekunder
Kebutuhan Ruang Sekunder untuk digunakan sebagai
wadah sosialisasi, tempat bermain anak, dan berkumpul,
Fasilitas ini meliputi:
 Taman Bermain
 Musholla
3. Fasilitas Tersier
Merupakan Fasilitas untuk melengkapi kebutuhan
penggunan yang berupa pelayanan.
Fasilitas ini meliputi:
 Tempat Parkir
 Lobby
 Pos Keamanan
 Kantor Pengelola
 Tangga
3.3.4 Pola Hubungan Antar Ruang

Kantor Pengelola

Taman Bermain
Tempat Parkir
Ruang Service
Unit Couple

Unit Family
Ruang

Unit Single

Musholla

Pos Jaga
Tangga

Lobby
Keterangan:
Unit Single x tl tl tl L L L tl L x x L : Berhubungan
Unit Couple tl x tl tl L L L tl L x x
tl : Berhubungan Tidak Langsung
Unit Family tl tl x tl L L L tl L x x
Kantor Pengelola tl tl tl x tl L L L L L x x : Tidak Berhubungan
Tangga L L L tl x L L L x x x
Lobby L L L L L x L tl L x Tl
Musholla L L L tl L L x tl x x x
Ruang Service tl tl tl L L tl tl x x x x
Tempat Parkir L L L L tl L x x x L L
Pos Jaga x x x L x x x x L x L
Taman Bermain x x x x x tl x x L L x
Hubungan Ruang Secara Makro
3.4 Analisa External
3.4.1 Analisa Pencapaian

Lokasi sangat strategis yaitu pada depan


kantor Kapolda Kalimantan Utara. Site ke
arah barat menuju ke pusat kota sedangkan
arah timur jalan menuju ke tanah kuning.
3.4.2 Analisa View

Pada bagian depan site terdapat jalan


poros dan gedung kapolda yang menjadi point utama
pada site ini sehingga bukaan pada fasade depan
dapat dimaksimalkan, Pada bagian kiri site
merupakan ladang yang masih digunakan bertani
serta kontur yang lebih rendah sehingga
memaksimalkan pandangan keluar sedangkan pada
bagian belakang dan kanan siter merupakan tanah
kosong dan pemukiman penduduk agar pandangan

Ket: + View Bagus bagus keluar maka akan di berikan vegetasi dan
++ View Sangat Bagus
taman pada area ini.
- View Kurang Bagus
3.4.3 Analisa Matahari

Matahari terbit pada bagian kanan


site dan terbenam pada bagian kiri site sehingga
radiasi panas pada jam 10 pagi dan jam 3 sore
akan sangat terasa pada daerah ini. Pemberian
sunshading salah satu alternatif untuk mengambil
cahaya matahari dan menepis panasnya. Ukuran
desain sunshading harus sesuai agar maksimal
dalam memantulkan radiasi matahari. Pada
bagian depan dan belakang yang tidak terkena
matahari langsung dapat diberikan kantilever
keluar untuk melihat pandangan keluar dengan
permaian fasade dan sunshading.
3.4.4 Analisa Sirkulasi Udara
Sirkulasi Udara pada bangunan yaitu
memberikan selasar antar ruangan serta memberikan
bukaan secara silang agar terjadi pergerakan udara.
pada bangunan dapat berikan void pada
tengah bangunan agar ruangan pada daerah tersebut juga
mendapatkan pergerakan udara yang maksimal
3.4.5 Analisa Struktur
Struktur menggunakan Rangka Kaku dan
dinding geser ( shear wall ), yaitu menggunakan Kolom dan
balok bertulang serta dinding geser untuk mengatasi beban
lateral.
3.4.5 Analisa Kebisingan

Sumber kebisingan berasal dari


depan site karena merupakan jalan poros yang
sering dilalui oleh kendaraan.
Alternatif desain yaitu menanam
vegetasi pada bagian depan bangunan guna
untuk menyaring suara bising agar tidak
langsung ke bangunan, juga dapat digunakan
alternative dengan penempatan bangunan yang
sedikit jauh dari sumber kebisingan
BAB 4

KONSEP
PERANCANGAN
Konsep Gubahan Massa

Bentukan Awal Pengurangan Penambahan

Penambahan Penambahan
Penggabungan Bentuk
Konsep Tapak
3.3.2 Besaran Ruang

Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

R. Tamu 1 6 m2

R. Tidur 1 9 m2
.... Unit @ 1 Orang
Unit Single
KM 1 2 m2

Dapur 1 5 m2

Sirkulasi 5 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

R. Tamu 1 6 m2

R. Tidur Utama 1 9 m2

.... Unit @ 1 Orang


Unit Couple

R.Tidur Anak 1 6 m2

KM 1 4 m2

Dapur 1 5 m2

Sirkulasi 6 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

R. Tamu 1 4 m2

R. Tidur Utama 1 9 m2

.... Unit @ 1 Orang


Unit Family

R. Tidur Anak 2 5 m2

KM 1 4 m2

Dapur 1 5 m2

Sirkulasi 3 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

R. Tamu 1 6 m2

R. Tidur 1 9 m2

WC 1 5 m2

-
Ruang Pengelola
Ruang Kerja 1 9 m2

Ruang Petugas 1 9 m2

Sirkulasi m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

Tangga 7 m2

R. Elektrikal 8 1 m2

-
Zona Service R. Sanitasi 8 1 m2

Bak Penampungan 8 5 m2

Sirkulasi 2 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

Tangga 21 m2

R. Elektrikal 8 1 m2

-
Zona Service R. Sanitasi 8 1 m2

Bak Penampungan 3 5 m2

Sirkulasi 2 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

Ruang Jaga 1 4 m2

Teras 1 2 m2 -
Pos Jaga

Toilet 1 1,2 m2

Sirkulasi 2 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

Area Sholat 1 4 m2

Serambi 1 2 m2

Toilet 4 1,2 m2

-
Musholla
Tempat Wudhu 2 m2

Mihrab 1 6 m2

Gudang 1 6 m2

Sirkulasi 2 m2
Total
Jenis Ruangan Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Total

Taman Bermain 1 4 m2

Parkir Motor 1 1,5 m2


-
Ruang Terbuka

Parkir Mobil 1 10 m2

Sirkulasi 2 m2
Total
3.3.3 Hubungan Antar Ruang

Kantor Pengelola

Taman Bermain
Tempat Parkir
Ruang Service
Unit Couple

Unit Family
Ruang

Unit Single

Musholla

Pos Jaga
Tangga

Lobby
Unit Single x tl tl tl L L L tl L x x
Unit Couple tl x tl tl L L L tl L x x
Unit Family tl tl x tl L L L tl L x x
Kantor Pengelola tl tl tl x tl L L L L L x
Tangga L L L tl x L L L x x x
Lobby L L L L L x L tl L x Tl
Musholla L L L tl L L x tl x x x
Ruang Service tl tl tl L L tl tl x x x x
Tempat Parkir L L L L tl L x x x L L
Pos Jaga x x x L x x x x L x L
Taman Bermain x x x x x tl x x L L x

Anda mungkin juga menyukai