Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1

Latar Belakang
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah
adalah sebagai tempat tinggal atau hunian dan sebagai tempat untuk pembinaan
keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari iklim dan
tampat menjaga kesehatan keluarga.
Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan
rumah tempat tinggal juga meningkat. Banyaknya pembangunan rumah saat
ini, baik yang dibangun sendiri, pemerintah, maupun swasta harus
diperhitungkan dengan baik, seperti dampak terhadap lingkungan, dampak
terhadap kesehatan, sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya.
Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal lain yang
penting dalam pembangunan rumah tinggal

yaitu Perencanaan Anggaran

Biaya (RAB). Dengan adanya perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur


biaya yang keluar sehingga dapat menghemat biaya, dengan tidak membeli
bahan dan material secara berlebihan.
Pada tugas desain ini penulis ingin menghitung Rencana Anggaran
Biaya ( RAB ) rumah tempat tinggal lantai satu.
1.2

Perumusan dan Batasan Masalah


Banyaknya pembangunan rumah pada saat ini hendaknya ada ketelitian

dalam perencanaan dan pembangunannya sehingga dapat lebih menghemat


biaya yang dibutuhkan. Karena itu, maka perlu untuk merencanakan rumah
tinggal yang sesuai dengan persyaratan teknis serta menghitung berapa biaya
yang dibutuhkan untuk pembangunannya.

Batasan masalah antara lain sebagai berikut:


1. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat teknis
2. Menghitung volume pekerjaan
3. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1.3

Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan dari estimasi biaya adalah:
1. Merencanakan rumah

tempat tinggal luas bangunan 80

m, luas lahan 124 m2 yang merupakan bangunan berlantai


satu.
2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah tinggal
luas bangunan 80 m2, luas lahan 124 m2.

1.4 Manfaat Perencanaan


Manfaat yang dapat diperoleh dalam menghitung estimasi biaya
adalah:
1. Untuk memperdalam teori tentang perhitungan anggaran biaya suatu
rumah tinggal, yang diperoleh selama di bangku kuliah.
2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap barbagai pihak untuk
menghitung anggaran biaya suatu rumah tinggal.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I

Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, perumusan dan batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan.

Bab II

Landasan Teori
Berisikan tentang uraian-urian teori, perencanaan rumah
tinggal, persyaratan teknis pekerjaan, yang dijadikan dasar
dalam pembahasan dan penganalisaan masalah.

Bab III Data Perencanaan


Berisikan data data perencanaan dan gambar denah
Bab IV Perencanaan dan Perhitungan Anggaran Biaya Rumah
Tinggal
Berisikan tentang rencana kerja teknis dan perencanaan
anggaran biaya meliputi, volume/ kubikasi pekerjaan, daftar
analisa, dan perhitungan anggaran biaya.
Bab V

Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
penelitian dan pembahasan.

LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Umum dan Unsur-unsur Perencanaan Rumah Tinggal

2.1.1

Pengertian Rumah
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan
tempat menjaga kesehatan keluarga.
2.1.2

Fungsi Bangunan/ Rumah


Menurut (Surowiyono Tutu TW, 2002) fungsi rumah tinggal adalah

sebagai tempat berlindung dari kepanasan dan tempat berlindung dari binatang
buas. Selain untuk hal tersebut, juga sebagai tempat beristirahat, membina
individu atau keluarga, tempat bekerja, dan lambang sosial.

2.1.3

Persyaratan-persyaratan Ruangan
Pada dasarnya suatu rumah tinggal merupakan kesatuan yang terpadu

berbagai ruang dengan fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Dalam penyusunan
rangkaian ruangan yang memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda, sehingga
menjadi suatu kesatuan yang terpadu, diperlukan organisasi ruang yang baik.
Menyusun struktur organisasi ruang yang baik dan benar tidak terlepas
dari faktor-faktor berikut :
2.1.3.1

Fungsi dan Sifat Dasar Setiap Ruangan


Dari segi fungsi, sebuah rumah tinggal mempunyai tiga fungsi

umum, yang selanjutnya dibagi atas beberapa bagian:

1) Bagian yang dipakai bersama


Pada rumah yang besar, setiap ruangan dapat dibuat secara
terpisah satu persatu menurut fungsi dan sifat khususnya. Tetapi pada
rumah kecil, satu ruang dapat berfungsi ganda, asalkan kombinasi
fungsi ruang tersebut masih merupakan satu kelompok ruang (area)
sejenis dan sifat dasar masing-masing ruang tidak terlampau berbeda.
Yang termasuk bagian yang dipakai bersama diantaranya adalah :
a. Ruang tamu
Fungsi ruang tamu adalah sebagai tempat untuk menerima tamu.
Kerena fungsinya

untuk menerima tamu, maka ruang tamu

direncanakan mampu menampung interor tamu, seperti kursi tamu,


almari dan sebagainya.
b. Teras
Teras merupakan ruang transisi antara ruang luar dan ruang
dalam. Fungsi teras depan lebih ditekankan pada segi estetika dan lebih
ditujukan sebagai welcome area bagi tamu. Sedangkan teras samping
atau belakang lebih bersifat privat dan fungsional, karena lebih
diarahkan untuk dapat menampung kegiatan keluarga atau sebagai
media menyalurkan hobi
c. Ruang makan
Fungsi pokok ruang makan adalah tempat makan pemilik rumah
yang digunakan secara rutin setiap hari. Bentuk dan ukuran ruang
makan sedapat mungkin direncanakan dapat menampung minimal
seluruh jumlah anggota keluarga dan direncanakan dekat dengan dapur.
d. Ruang keluarga
Ruang keluarga berfungsi sebagai ruang santai keluarga,
misalnya untuk menonton TV, mendengarkan musik, dan lain-lain.
1. Bagian pribadi (privacy area)
Yang dimaksud area pribadi adalah area yang digunakan untuk
beristirahat penuh (tidur) dan melakukan kegiatan yang bersifat
tertutup. Area pribadi terdiri dari kamar tidur, ruang belajar/ruang kerja.

2. Area pelayanan (serving area)


Area pelayanan adalah area pelengkap untuk pelayanan yang
dibutuhkan dalam suatu rumah. Ruang-ruang yang termasuk dalam
kelompok area pelayanan adalah:
a. Ruang dapur
Fungsi pokok dapur adalah sebagai tempat untuk mempersiapkan
makanan dan minuman.
b. Garasi
Fungsi utama garasi adalah sebagai tempat penyimpanan kendaraan
bermotor.
c. Tempat jemur dan cuci
Tempat jemur dan cuci merupakan kebutuhan ruang yang harus
dimiliki oleh setiap rumah, karena kedua ruang tersebut tidak terlepas
dengan rutinitas yang dilakukan oleh pemilik rumah untuk mencuci
pakaian maupun peralatan rumah tangga lainnya. Ruang cuci sedapat
mungkin

diletakkan dekat dengan ruang jemur dan sebagai ruang

transisi antara ruang dalam dan ruang luar sehingga menghindari basah
pada permukaan dapur dan ruangan lainnya saat mengangkut pakaian
dan peralatan rumah tangga lainnya sesudah dicuci.

2.1.3.2 Prinsip Penetapan Jumlah dan Ukuran Ruangan


Dalam menetapkan jumlah dan ukuran ruang terlebih dahulu dilakukan
inventarisasi atas hal-hal berikut ini :
1. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menetapkan jumlah dan
ukuran ruang. Akan tetapi untuk menetapkan jumlah dan ukuran ruang
yang tepat (efisien), perlu dilihat susunan keluarga itu sendiri. Misalnya
jumlah anak laki-laki, jumlah anak perempuan, orang tua dan lain-lain.
Sebab masing-masing memerlukan bentuk/ukuran tertentu.

2. Adat dan kebiasaan


Jika adat kebiasaan keluarga tidak terpenuhi, maka rumah kurang lengkap
dan menyenangkan. Kadang-kadang kebiasaan bertalian erat dengan
profesi kepala keluarga yang bersangkutan.
3. Hobi dan selera
Hobi bukanlah kebutuhan pokok. Maka itu tidak mutlak harus dibuat
ruangan untuk kegiatan hobi. Tetapi jika mungkin dibuat ruang untuk
menampung hobi tentu lebih baik.
4.

Ukuran tanah dan dana yang tersedia


Ukuran tanah dan dana yang tersedia merupakan unsur yang sangat
mempengaruhi bentuk, ukuran, dan jumlah ruang yang dapat dibangun.
Dengan ukuran tanah dan dana yang besar tentu saja memungkinkan
perencanaan ruang lebih luas, baik dalam bentuk, ukuran dan jumlah
ruangan.
Jika ukuran tanah dan dana terbatas, tidak berarti bangunan yang
direncanakan pasti kurang baik, kurang indah, dan kurang menyenangkan,
walaupun ukuran tanah dan dana terbatas, akan tetapi jika perencanaan
dilaksanakan dengan benar, akan terwujud rumah yang cukup baik dan
memenuhi persyaratan.
5. Teknis Penyusunan Organisasi Ruang
Organisasi ruangan adalah hal yang penting untuk menjalin hubungan
ruangan yang serasi/terpadu, mengingat bahwa rumah merupakan suatu
kesatuan dari berbagai jenis, bentuk dan ukuran ruang, dengan fungsi dan
sifat yang berbeda-beda.
2.2

Rencana Anggaran Biaya


Perencanaan bangunan adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam

bentuk dan faedah dalam penggunaannya ( J. A. Mukomoko, 1982).


Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang harus dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan
harga bahan dan upah tenaga kerja.
Biaya (Anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
RAB = (volume x harga satuan pekerjaan)
Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara
sebagai berikut:
2.2.1 Anggaran Biaya Sementara
Anggaran biaya sementara juga dinamakan sebagai rencana anggaran
biaya kasar/ taksiran. Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar
digunakan harga satuan
tiap meter persegi (m) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun
namanya anggaran biaya kasar, namun tiap m luas lantai tidak terlalu jauh
berbeda dengan harga yang di hitung secara teliti.
2.2.2

Anggaran Biaya Teliti


Anggaran biaya teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang

dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat
penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya, harga satuan di hitung
berdasarkan harga taksiran setiap lantai (m). Sedangkan penyusunan anggaran
biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh:
1) Bestek
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
2) Gambar bestek
Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya
volume pekerjaan.
3) Harga Satuan Pekerjaan

masing-masing

Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan
perhitungan analisa SK.SNI.
2.3

Perhitungan Biaya Rumah Tinggal

2.3.1

Daftar analisa
Daftar analisa merupakan perumusan atau pedoman untuk menetapkan

harga dan upah dari masing-masing bagian pekerjaan dalam bentuk satuan,
juga dapat dipakai untuk menghitung kebutuhan bahan bangunan yang akan
digunakan untuk keperluan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan dapat dibagi
dalam harga satuan bahan dan harga satuan upah, sehingga dalam anggaran
biaya dapat dilihat perbandingannya.
Kuantitas atau koefisien yang terdapat dalam daftar analisa terdiri dari
dua kelompok, yaitu :
a. Kuantitas satuan untuk bahan. Kegunaan untuk kalkulasi biaya bahan yang
diperlukan.
b. Kuantitas satuan untuk pekerja. Kegunaannya untuk menghitung jumlah
upah yang mengerjakan.
Cara penggunaannya adalah angka analisa/ koefisien dikalikan dengan
harga bahan atau harga upah setempat, maka didapatlah harga satuan
pekerjaan.
Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan ialah menghitung
banyaknya/ volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang
dibutuhkan. Sedangkan yang dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan
ialah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk pekerjan tersebut.
2.3.2

Volume atau Kubikasi Pekerjaan


Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume

pekerjaan dalam satu satuan. Volume disebut juga sebagai kubikasi pekerjaan.
Dengan kata lain volume suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi

sesungguhnya) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu


kesatuan.
Sedangkan yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan ialah
menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan,
menguraikan berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan
sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
Cara menghitung volume tiap-tiap pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan persiapan
1. Menyiapkan tanah untuk bangunan termasuk menebang pohon,
membersihkan dan meratakan tanah dihitung dalam m.
2. Pembuatan bouwplank diukur dalam satuan m.
b. Pekerjaan tanah
1. Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam satuan m.
Cara menghitung yaitu penampang galian x jumlah panjang pondasi (as
ke as).
2. Pekerjaan timbunan, satuan m.
Cara menghitung : 2/3 galian tanah.
c. Pekerjaan pasangan dan plesteran
1. Pondasi batu bata, satuan m
Cara menghitung : luas penampang dikali panjang pondasi (p x l x t ).
2. Tembok/ dinding, satuan m.
Cara menghitung : Luas bidang tembok dikali tebal. Untuk luas bidang
tembok : jumlah panjang dikali tinggi tembok dikurangi jumlah luas
kusen pintu/ jendela/ ventilasi.
3. Pekerjaan beton dan beton bertulang, satuan m.
Cara menghitung : panjang x lebar x tinggi.
4. Plesteran, satuan m.
Cara menghitung : 2 x panjang x lebar. ( 2 disini adalah bidang
plesteran luar dan dalam).
d. Pekerjaan kayu
1. Kozen pintu dan jendela, dihitung dalam satuan m.

Cara menghitung : luas penampang kayu x jumlah panjang


2. Daun pintu dan jendela dihitung dalam m.
Cara menghitung : lebar x tinggi jendela/ daun pintu.
4. Kuda-kuda dihitung dalam satuan m.
Cara menghitung penampang x jumlah panjang. Sebuah kuda-kuda
terdiri dari makelar, kaki kuda-kuda, balok tarik, gapit, skor tegak/
miring, dan sebagainya.
5. Rangka plafond dihitung dalam satuan m2 dan piri-piri dihitung dalam
satuan m.
e. Pekerjaan atap, satuan digunakan m.
Cara menghitung : Sesuai dengan bentuk atap.
Bidang segi empat = panjang x lebar, bidang segitiga = alas x tinggi,
bidang trapesium = jumlah sisi sejajar x tinggi.
f. Pekerjaan lantai
1. Urugan pasir bawah pondasi setebal yang telah ditentukan dalam
gambar bestek dihitung dalam satuan m.
Cara menghitung : panjang x lebar x tebal pasir.
2. Lantai keramik dihitung dalam satuan m.
Cara menghitung : panjang x lebar.
g. Pekerjaan pengecetan
Pekerjaan pengecetan adalah mengecet segala kayu yang terlihat/terketam
dihitung berdasarkan satuan luas. Untuk kozen = ketiga sisi/empat sisi
penampang dikali panjang kozen. Untuk dinding dihitung berdasarkan
satuan luas, panjang x tinggi dinding.
h. Pekerjaan gantungan dan kunci
1. Pemasangan kaca jendela dan pintu dihitung dalam m.
Volume = panjang x lebar, dihitung kaca yang masuk kedalam kozen
atau rangkanya.
2. Engsel pintu dan jendela dihitung jumlah pemakaian yang dibutuhkan
dengan satuan buah.
3. Kunci tanam dihitung pemakian dan merek yang digunakan.
4. Grendel dan hak angin dihitung berapa kebutuhannya

i.

Pekerjaan instalasi listrik dan air


Pada instalasi listrik biaya dihitung jumlah titik lampu ditambah stop
kontak yang dipakai dan dikalikan dengan biaya pertitik, tidak termasuk
biaya bola lampu.
Pada instalasi air biaya dihitung jumlah panjang pipa air bersih, pipa air
kotor dan pipa ke septictank ditambah dengan jumlah klosed, kran air dan
alat sanitasi lainnya yang digunakan.

j.

Pekerjaan lain-lain
1. Besi angker, baut mur dihitung dan ditaksir dalam satuan kilogram atau
buah.
2. Pembersihan lokasi ditaksir.

2.3.3

Harga Satuan Pekerjaan


Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga

bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan
didapat dipasaran dibuat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan
bahan. Harga upah didapat dilokasi proyek yang dibangun yaitu upah setempat,
dan dibuat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya
bangunan yaitu, harga satuan bahan, harga satuan upah, dan harga satuan
pekerjaan.
Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan adalah
manghitung banyaknya/ volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya
yang dibutuhkan. Sedangkan yang dimaksud dengan analisa upah suatu
pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Berikut skema dari
harga satuan pekerjaan

Harga Satuan
Bahan
Analisa Bahan

Harga Satuan
Upah

Baha
n
Harga
Satuan
Pekerjaan
Upah

Analisa Upah

Gambar 1.1 Skema Harga Satuan Pekerjaan

2.4

Pedoman Pelaksanaan

2.4.1

Bestek
Bestek berasal dari bahasa Belanda yang berarti peraturan dan syarat-

syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Jadi, bestek adalah
suatu peraturan yang mengikat, diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas
dan mudah dipahami. Pada umumnya bestek dibagi tiga bagian antara lain:
a. Peraturan umum.
b. Peraturan administrasi.
c. Peraturan dan syarat-syarat teknis.
2.4.2

Gambar bestek
Gambar bestek adalah lanjutan dari uraian gambar pra rencana, dan

gambar detail dasar dengan skala (PU =Perbandingan Ukuran) yang lebih
besar. Gambar bestek berguna untuk menentukan/ menghitung besarnya
masing-masing volume pekerjaan dan juga merupakan lampiran dari uraian
dan syarat-syarat (bestek) pekerjaan:
Gambar bestek dan bestek merupakan kunci pokok atau tolak ukur baik
dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun
rencana anggaran biaya. Gambar bestek terdiri dari:
1) Gambar situasi
a. Rencana letak bangunan
b. Rencana halaman
c. Rencana jalan dan pagar
d. Rencana saluran pembungan air hujan
e. Rencana garis batas tanah
2) Gambar denah, PU 1 : 100
Gambar denah melukiskan gambar tapak setinggi 1,00 m dari lantai,
hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar
penerangan atas (bovenlich) digambar dengan garis putus-putus. Pada
denah juga digambar garis atap dengan garis putus-putus lebih awal dan
jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai gedung induk dengan duga (peil)

ditandai dengan 0.00. Gambar kolom (tiang) dan beton dibedakan dari
pasangan tembok.
3) Gambar potongan, PU 1 : 100
Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut
keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu konstruksi,
pada gambar potongan harus tercantum duga (peil) dari lantai, misalnya,
dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi langit-langit, tinggi
bangunan, nok reng balok/ muurplat.
4) Gambar tampak (pandangan), PU 1 : 100
Pada gambar tampak tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun
tinggi bangunan. Gambar tampak lengkap dengan dekorasi yang
disesuaikan dengan perencanaan.
5) Gambar konstruksi, PU 1 : 20 atau 1 : 50
Gambar konstruksi lengkap dengan ukuran-ukuran, terdiri dari:
a. Gambar rencana pondasi.
b. Gambar konstruksi beton bertulang.
c. Gambar konstruksi kayu.
6) Gambar rencana atap, PU 1 : 150
Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap
lengkap dengan kuda-kuda, nok gording, muurplat/ reng balok, talang air,
usuk/kasau dan konstruksi penahan dengan jelas.
7) Gambar rencana plafond, PU 1:150
Gambar rencana plafond menggambarkan bentuk plafond, rangka plafond,
dan tinggi plafond dari permukaan lantai yang diberi tanda (+).
8) Gambar Pelengkap
Gambar pelengkap terdiri dari:
a. Gambar instalasi listrik.
b. Gambar sanitasi.
c. Gambar saluran pembuangan air kotor.
d. Gambar saluran pembuangan air hujan dll.

2.4.3

Rencana Kerja Syarat-syarat Teknis

Rencana kerja dan syarat-syarat teknis merupakan bagian dari bestek. Disini
penulis akan membatasi pada pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat
teknis, yaitu menjelaskan hal yang berkaitan pada teknisnya saja. Rencana
kerja dan syarat-syarat teknis akan penulis bahas pada bab IV kertas karya ini.

BAB III
DATA PERENCANAAN
Rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai dengan luas lantai 126 m 2.
Untuk data lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.

TAMPAK DEPAN

Gambar 3.1 Tampak depan

167

133

Gambar 3.2 Denah Lantai 1

1250
200

400

100

550

350

350
VOID

150
R. KELUARGA

325
1500

325

KM/WC
+3.55

K. TIDUR
+3.60

TURUN
+3.60

KM/WC
+3.55
K. TIDUR
+3.60

K. TIDUR

150
BALKON

200

300
200

400

250

400

1250

Gambar 3.3 Denah Lantai 2

BAB IV
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA
RUMAH TEMPAT TINGGAL LUAS LANTAI 126 M2
4.1

Perencanaan Rumah
Perencanaan rumah tempat tinggal pada tugas akhir ini merupakan

bangunan berlantai dua, yang memiliki beberapa ruangan diantaranya: teras,


ruang tamu, ruang keluarga, ruang/ruang baca, ruang tidur utama, ruang tidur
anak, ruang tidur tamu, ruang tidur pembantu, dapur, ruang makan KM/CW,
tempat cuci.
Keistimewaan dari bangunan ini adalah dapur dan ruang makan yang
sengaja didesain sedikit penyekat antara kedua ruangan tersebut, untuk
memberi kemudahan dalam berlalu lintas, keistimewaan berikutnya adalah
ruang tidur utama didesain luas dan memiliki KM/WC di dalamnya, tujuannya
untuk memberi kenyaman bagi penghuninya jika beraktifitas di dalamnya,
dengan demikian ruang tidur bisa menjadi tempat beraktifitas yang
menyenangkan dan bisa dimamfaatkan sebagai ruang kerja.
Pada bagian depan lantai I rumah terdapat teras yang berfungsi sebagai
tempat santai keluarga, pada lantai II terdapat balkon yang juga berfungsi
sebagai tempat santai keluarga. Bentuk atap bangunan rumah ini berbentuk
trapesium yang menggunakan bahan atap genteng metal super steel berkualis
baik. Rumah ini dilengkapi dengan sanitair yang cukup baik, semua kamar
mandi terdapat closed duduk. Sumber air bersih pada rumah ini berasal dari
sumur bor, yang direncanakan dengan jarak 10 m dari septicktank. Rumah ini

juga dilengkapi dengan saluran keliling sebagai tempat pembuangan air kotor
dan air hujan.
Gambar rencana teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang/ruang baca,
ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang tidur tamu, ruang tidur pembantu,
dapur, ruang makan KM/CW, tempat cuci dapat dilihat pada lampiran.

4.2

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1. Pekerjaan Persiapan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan fisik, harus dipersiapkan jalan ke
lokasi proyek untuk mempermudah pemasukan bahan bangunan ke
lokasi proyek/pekerjaan.
b. Sebelum dimulainya pekerjaan fisik, terlebih dahulu lokasi harus
dibersihkan

dari

semak-semak

dan

pohon-pohon

yang

akan

mengganggu kelancaran pekerjaan.


c. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan ukuran areal yang
ditetapkan dalam gambar atau ditentukan oleh pengawas, semua lokasi
proyek harus bersih dari bekas-bekas pembuangan/sampah
d. Sebelum memulai pelaksanakan pekerjaan, maka pemborong/pemilik
bangunan harus terlebih dahulu merundingkan pembagian halaman
kerja untuk tempat mendirikan

gudang dan los kerja tempat

penimbunan bahan-bahan dan lain sebagainya.


e. Untuk

keperluan

pelaksanaan

pekerjaan

di

lokasi,

maka

pemborong/pemilik bangunan dengan biaya sendiri harus menyediakan


gudang tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat kerja serta los
kerja.

f. Gudang dan los kerja dapat di bongkar setelah pekerjaan selesai 100%
dan pembongkaran mendapat izin dari pemilik bangunan tersebut.
g. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank :
-

Pemasangan bouwplank (pematokan) dilaksanakan bersama-sama


pemilik proyek dan pengawas serta kepala tukang.

Pematokan harus dilaksanakan dengan memakai alat ukur yang


sesuai dengan kebutuhan, peil lantai + 0.00 adalah 30 cm dari muka
halaman yang tertinggi dari bangunan.

Pasang bouwplank dilaksanakan 150 cm dari as bangunan.

Peil + 0.00 dibuat dari patok kayu 5/7 yang ditanam dalam tanah,
telah ditentukan pada waktu pematokan .

2. Pekerjaan Pondasi
a. Sebelum dimulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang-lubang untuk
pondasi harus mendapat persetujuan dari pemilik bangunan, mengenai
ketepatan ukuran dan bentuknya.
b. Dasar galian pondasi diberi lapisan pasir setebal 5 cm padat,
memadatkanya tidak boleh disiram dengan air.
c. Cor lantai kerja 1 pc : 3 ps : 5 kr, tebal 5 cm.
d. Sistem pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah :
-

Pondasi telapak beton bertulang, bentuk dan ukuran sesuai dengan


gambar rencana.

Pondasi menerus dari batu-bata campuran 1 pc : 4 ps, ukuran harus


sesuai gambar rencana

Balok sloof beton bertulang yang menghubungkan antara dua


pondasi telapak, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar rencana.

3.

Pekerjaan Struktur Beton


a. Rangka bangunan dipakai kolom induk dan kolom praktis dimensi sesui
gambar, untuk ukuran dan bentuk pembesian sesuai gambar dan
terpasang baik pada waktu pengecoran.
b. Balok lantai terdiri dari balok induk, yaitu balok yang membentang
diantara dua kolom, bentuk serta ukuran maupum pembesianya sesuai
gambar.
c. Plat lantai II merupakan plat lantai beton bertulang, bentuk serta ukuran
sesuai dengan gambar .
d. Pekerjaan ring balok
-

Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar


rencana/detail.

Tinggi dan lebar ring balok sesui dengan ukuran pada gambar
rencana.

Cor ring balok dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr.

4. Pekerjaan Dinding
a. Batu bata yang digunakan batu bata dari daerah Kulim dengan kualitas
baik.
b. Pasangan batu bata seluruh dinding di atas sloff setinggi 30 cm
dipasang dengan adukan spesi 1 pc : 2 ps (trasram). Untuk kamar
mandi, tinggi trasram 1.5 m.
c. Pasangan batu bata diatas ketingian 30 cm sampai ring balok
menggunakan adukan spesi 1 pc : 4 ps
d. Pasangan batu bata pada dinding harus dipasang dengan sebaikbaiknya, pasangan harus rapi, pasangan dinding batu bata yang tidak
rata harus dibongkar

5. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela


a. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu kemper/sejenisnya dengan
ukuran yang disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Pemasangan kusen harus benar-benar waterpass dan tegak lurus.
c. Pemasangan yang tidak waterpass, tidak tegak lurus harus dibongkar
dan diperbaiki.
d. Pekerjaan ventilasi/lubang angin

yang digunakan adalah dari kayu

kemper/ sejenisnya.
e. Ukuran dan bentuk di sesuaikan dengan gambar rencana.
f. Kaca jendela dan kaca mati menggunakan kaca tebal 5 mm.
6. Pekerjaan Plesteran
a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, semua pipa untuk instalasi
listrik atau instalasi air, yang akan terpasang/tertanam dalam dinding
harus sudah tertanam dengan baik.
b. Permukaan dinding batu bata yang akan diplaster disiram dengan air
sampai jenuh.
c. Pondasi menerus batu bata diplaster campuran 1 pc : 4 Ps.
d. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian kurang dari 30 cm di
plaster dengan adukan 1 pc : 2 ps (trasram)
e. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian di atas 30 cm di plaster
dengan adukan 1 pc : 4 ps.
f

Dinding kamar KM/WC setinggi 150 cm dari lantai dipasang keramik


ukuran 20 x 20 dengan merek masterina/sejenisnya.

7. Pekerjaan Tangga

a. Tangga penghubung antara lantai I dan lantai II digunakan tangga beton


bertulang, bentuk serta ukuran sesuai sengan gambar rencana.
b. Tangga

dilapisi

lantai

keramik

30x30

cm

dengan

merek

masterina/sejenisnya dan dipasang dengan rapi.


c. Bagian samping tangga diberi pengaman atau railing tangga yang
terbuat dari besi bulat diameter 2 yang telah dilapisi stenless, bentuk
dan ukuran sesuai gambar rencana.
8. Pekerjaan Rangka Atap
a. Rangka atap berupa kuda-kuda, balok gording, kasau, reng dan lainlain, dibuat dari kayu meranti/kayu kelas II berkulitas baik, tua dan
kering.
b. Pembuatan

kuda-kuda

untuk

ketepatan

bentuk

ukuran

harus

memperhatikan gambar detail kuda-kuda.


c. Hubungan antara kuda-kuda diperkuat dengan menggunakan skor angin
sebanyak dua batang, dipasang secara bersilang.
d. Perletakan gording harus diperkuat dengan menggunakan klos dan jarak
antara gording disesuaikan dengan gambar detail.
e. Diatas gording dipasang kasau kayu, diatas kasau dipasang kayu reng
sebagai tempat perletakan atap. Ukuran dan jarak kayu disesuaikan
dengan gambar rencana.
g. Pada pucuk kuda-kuda diberi nok gording dan kemudian dipasang
papan reuiter/.papan perabung ukuran 2/20 cm sebagai lapisan
pemasangan perabung.
h. Pekerjaan lisplank
-

Lisplank menggunakan lisplank beton campuran 1 pc : 2 ps : 3kr

Pemasangan lisplank harus benar-benar lurus dan rapi.

j. Seluruh permukaan kayu kuda-kuda, gording dan skor angin, balok


bubungan, kayu kasau, kayu reng diberi residu dengan baik dan rata
terlebih dahulu sebelum ditutup dengan atap.
k. Sambungan diberi baut penguat dan plat
9. Pekerjaan Penutup Atap
a. Atap yang digunakan adalah atap genteng metal super steel setara multi
roof tebal 0.2 mm
b. Pemasangan atap genteng metal, harus dilaksanakan dengan baik dan
rapi, dipasang dengan menggunakan paku atap berkualitas baik.
c. Rabung/jurai atap dipasang rabung/jurai genteng metal.
d. Atap, rabung dan nok pinggir merupakan genteng metal setera multi
roof dengan ketebalan 0,2 mm.
10. Pekerjaan Plafond
a. Untuk rangka dipakai kayu sejenis meranti, balok induk ukuran 5x10
cm dipasang menurut lebar ruangan dan keliling ruangan untuk balok
pembagi menggunakan balok ukuran 5x7 cm, pertemuan balok
pembagi harus diperkuat dengan menggunakan klos ukuran 3x4 cm.
b. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan pembagi plafond dan bagian
bawah rangka harus diketam rata.
c. Ketinggian pemasangan rangka plafond sesuai dengan gambar rencana,
pemasangan digantungkan pada balok kuda-kuda dengan menggunakan
balok penggantung 5/7 cm yang kuat.
d. Penutup plafond dalam ruangan dan selasar dipakai plafond gypsum
tebal 5 mm dan pertemuan plafond dengan dinding dipasang list
plafond gypsum sesuai dengan gambar rencana.

e. Pentup plafond pada talang lisplank menggunakan piri-piri, dipakai


kayu 2/10 cm sejenis meranti.
f. Bentuk dan motif sesuai gambar rencana.
11. Pekerjaan Lantai
a. Sebelum pemasangan lantai dasar dimulai terlebih dahulu dilakukan
penimbunan tanah urug padat pada seluruh luasan lantai ruangan,
pemadatan tidak boleh disiram dengan air. Pemadatan dilakukan
dengan cara menumbuk memakai alat penumbuk manual atau memakai
alat penumbuk mekanik atau stemper.
b. Diatas tanah timbun yang telah dipadatkan diberi laipisan pasir
setembel 5 cm, pemadatan pasir disiram dengan air.
c. Setelah urugan pasir diberi coran beton campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr
setebal 10 cm
d. Bahan lantai yang digunakan adalah :
- Untuk seluruh lantai ruangan lantai dasar dan lantai II dipakai
keramik 30 x 30 cm setara masterina.
- Untuk lantai KM/WC dipakai keramik 20 x 20 cm setara masterina.
12. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung
a. Pemasangan kunci tanam harus dikerjakan dengan teliti, sehingga
menghasilkan suatu pekerjaan yang baik dan memuaskan
b. Setiap daun pintu dipasang 3 buah engsel, 2 buah grendel, sedangkan
pada jendela kaca setiap daunnya dipasang 2 buah engsel, 2 buah
grendel, 2 buah hak angin dan 1 buah tangan-tangan.
13. Pekerjaan Sanitasi dan Septic Tank

a. Pemasangan pipa air bersih, instalasi air kotor harus disesuaikan dengan
gambar rencana
b. Instalasi air bersih :
-

Saluran air bersih untuk di luar bangunan dipakai pipa PVC 3/4
pemasangan tertanam didalam tanah.

Saluran air bersih untuk didalam ruangan dipakai pipa PVC 3/4,
pemasangan tertanam pada dinding.

Penyambungan pipa menggunakan soket untuk sambungan lurus


dan elbow untuk pembelokan, penyambungannya harus kuat dan
tidak bocor.

Titik instalasi air bersih dianggap selesai setelah diadakan pengujian


seluruh instalasi.

c. Instalasi air kotor


-

Air kotor dari klosed dialirikan ke bak kontrol dengan


menggunakan pipa PVC 4, tebal 3 mm, dan dari bak kontrol ke
septic tank dengan menggunakan pipa yang sama.

Baik pipa air kotor maupun air bersih yang lewat dari lantai II
kelantai dasar ditempatkan pada jalur pipa berupa saf dari pasangan
bata dan bagian luarnya diplaster seperti pasangan dinding.

d. Instalasi air buangan/air hujan


-

Air hujan dari atap dialirkan menggunakan pipa PVC 2.5, yang
ditanamkan didalam kolom .

Air buangan dari dapur dialirkan menggunakan pipa PVC 2.5,


yang dipasang dinding bagian luar.

Air baungan dari kamar mandi dialirkan menggunakan pipa PVC


2.5, yang dipasang sesuai dengan gambar rencana.

Semua air buangan dan air hujan dilirkan ke parit.

e. Septic tank :
-

Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan gambar detail.

Adukan untuk batu bata, raben dan plasteran dinding menggunakan


adukan 1 : 2 (kedap air)

f. Peresapan :
-

Ukuran dan bentuk dan lapisan-lapisan sesuai gambar detail


peresapan.

Air kotor dari septic tank dialirkan ke peresapan, dengan


menggunakan pipa PVC 4 tebal 3 mm

g. Alat-alat sanitasi yang digunakan antara lain :


-

Klosed duduk porselin

- Bak air fiber

Wastafel porselin

- Floor drain

14. Pekerjaan Instalasi Listrik


a. Instalasi listrik dipersiapkan dengan tegangan 220 volt, pemasangan
harus memakai Biro Instalator yang sudah diakui/mendapat izin dari
Perusahaan Listrik Negara setempat
b. Jumlah titik lampu dan stop kontak maupun perletakannya sesuai
dengan gambar rencana.
c. Saklar dan stop kontak ditanamkan dalam tembok setinggi 150 cm dari
lantai
d. Semua armateur lampu dipasang menempel diluar plafond
e. Pipa intalasi dan kabel listrik dipakai harus memenuhi standar PLN

f. Pada lantai dasar diberi panel box yang berfungsi sebagai panel
penghubung dan pembagi atau pendistribusian arus
g. Pada lantai II diberi panel box yang befungsi sebagai panel pembagi
atau pendistribusian arus.
h. Bentuk letak disesuai dengan gamber rencana
15. Pekerjaan Pengecatan dan Sejenisnya
a. Pengecatan tembok
-

Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus benarbenar kering.

Tembok yang akan dicat terlebih dahulu diberi lapisan pelamir


hingga merata dan kering kemudian dihaluskan dengan amplas.

Setelah lapisan plamir dihaluskan, permukaan tembok diberi lapisan


cat dasar.

Setelah cat dasar mengering dilanjutkan dengan pengecatan kedua.

Semua bata dan pertisi gypsum dicat dengan cat air berkualitas
baik.

b. Pengecatan kayu
-

Komponen-komponen bangunan yang dicat untuk pekerjaan kayu :

Semua kayu kuda-kuda, rangka atap, rangka plafond diawetkan


dengan residu minimum dengan tiga kali sapuan merata pada
seluruh permukaan kayu.

Piri-piri dicat dengan cat minyak tiga kali sapu

c. Proses pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut :

Diratakan hingga lubang-lubang yang ada dan pertemuan kayu


tertutup dengan rata dan dogosok sampai halus dengan amplas.

Diberi cat finishing minimal tiga kali sapuan hingga merata dengan
platone, dan warna disesuai dengan keinginan pemilik/gambar
rencanas

16. Pekerjaan Pembersihan


a. Sesudah bagian-bagian dari gedung lengkap sesuai spesifikasi gambargambar rencana dan memenuhi syarat-syarat rencana teknis
b. Lantai, cat-cat, pekerjaan atap, parit, perataan tanah/halaman dan
seluruh kotoran telah dibersihkan.
c. Setiap pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik
d. Pekerjaan cat sudah selesai secara garis besar, yang tinggal hanya untuk
penyempurnaannya saja.

17. Pekerjaan Penutup


a. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahanbahan tidak dinyatakan dengan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemilik tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan ini, pekerjaan
tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam bestek
b. Pekerjaan yang akan nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan
pembangunan ini tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini
tetapi diselenggarakan dan dilaksanakan, harus dianggap seakan-akan
pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek.
c. Pekerjaan penggantian terhadap item jenis pekerjaan dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari pemilik atau pengawas.

Untuk mendapatkan harga bahan bangunan dengan perhitungan


anggaran biaya teliti, maka yang perlu diketahui adalah :
1. Bestek dan gambar bestek
Dari bestek dapat diketahui mangenai peraturan-peraturan yang mengikat
pada poryek tersebut. Sedangkan gambar bestek dibutuhkan untuk dapat
menghitung volume/kubikasi pekerjaan.
2. Volume kubikasi pekerjaan
Dari perhitungan volume dapat diketahui berapa banyak kebutuhan bahan
untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3. Daftar harga bahan dan upah
Daftar harga bahan dan upah yang diperoleh dari menanyakan
langsung/survey pasar pada toko-toko yang menjualnya.
4. Analisa harga satuan pekerjaan diperoleh dengan cara mengalikan daftar
analisa pekerjaan dengan harga bahan dan upah.
5. Rencana anggaran biaya
Rencana

anggaran

biaya

diperoleh

dengan

cara

volume/kubikasi pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan


6. Rekapitulasi pekerjaan
Merupakan rekapitulasi dari rencana anggaran baiya tersebut.
7. Persentase bobot pekerjaan
Yaitu persentase pekerjaan yang diperoleh dengan cara
VxHSPx100%
PBP
HB

mengalikan

Keterangan

= Volume

HSP

= Harga Satuan Pekerjaan

HB

= Harga bangunan

PBP

= Persentase bobot pekerjaan

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.

Kesimpulan
Dari pembahasan dan perencanaan yang didapat pada BAB IV, penulis

dapat mengemukakan beberapa kesimpulan pada tugas desain ini, sebagai


berikut:

1. Perencanaan rumah tinggal luas lantai 340 m2 di jalan Srikandi, Pekanbaru


ini, sudah cukup efisien, dengan perencanaan ruangan yang disesuaikan
dengan kebutuhan anggota keluarga, seperti memiliki ruangan yang dipakai
bersama, ruang pribadi dan ruang servis dan direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan mengikuti syarat rumah sehat.
2. Hasil perhitungan anggaran biaya + PPN 10% adalah sebesar Rp.
1.067.800.000 (SEMBILAN RATUS TUJUH PULUH SEMBILAN
JUTA LIMA RATUS TUJUH PULUH SATU RIBU SERATUS
DELAPAN PULUH TIGA RUPIAH)
3. Dari hasil perhitugan secara teliti didapat anggaran biaya untuk 1 m2
adalah

Rp. 409.850.000 : luas bangunan (340 m2) = Rp.

3.150.000 (Tiga juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

7.2

Saran
Untuk mengakhiri tulisan pada tugas desain ini, penulis kemukakan

beberapa saran yang berguna nantinya, yaitu sebagai berikut:


1. Bestek (RKS) dan gambar bestek hendaknya dibuat dengan teliti dan
sedetail mungkin, sehingga nantinya tidak ada pekerjaan yang ditaksir
harga satuannya. Pekerjaan yang tidak mempunyai gambar bestek dan
bestek yang tidak jelas dapat menimbulkan keraguan dalam perhitungan
anggaran biaya.
2. Perencanaan suatu bangunan hendaknya

melibatkan penggunanya,

sehingga tidak ada pekerjaan yang harus ditinjau ulang.

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.3 Tujuan Perencanaan
1.4 Manfaat Perencanaan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Umum Dan Unsur Unsur Perencanaan Rumah Tinggal
2.2 Fungsi Bangunan Atau Rumah
2.3 Persyaratan Persyaratan Ruangan
2.4 Pedoman Pelaksanaan
BAB III. DATA PERENCANAAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Rumah
4.2 Rencana Kerja Dan Syarat Syarat Teknis
4.3 Perhitungan Volume Dan Anggaran Biaya Pekerjaan
4.4 Daftar Upah Dan Bahan
4.5 Daftar Analisa Harga Satuan
4.6 Rencana Anggaran Biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Karta Syahputra, 2007, Perencanaan Rumah Tinggal Type 300 M

di Jalan Bhakti

Pekanbaru .
Mukomoko, J.A, 1982, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Kurnia Esa,
Jakarta.
Tutu TW.Surowiyono, 2002, Dasar-dasar Perencanaan Rumah Tinggal, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat
Nya, sehingga penulis dapat menyusun Desain Estimasi Biaya ini dengan baik.
Tugas Desain Estimasi Biaya ini merupakan tugas yang wajib diselesaikan
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau sebagai salah satu
syarat mengikuti ujian semester.
Penyusunan Desain ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dosen
pembimbing Bapak Dr.Ir.H.Ari Sandhyavitri,M.Sc yang telah memberikan bimbingan
selama penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Desain Estimasi Biaya ini, masih
terdapat kekurangan. Untuk itu kritik maupun saran yang konstruktif sangat
diharapkan demi kesempurnaan tugas ini di masa mendatang. Harapan penulis semoga
Desain Estimasi Biaya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru,
Januari 2013

Penuli
s

Anda mungkin juga menyukai