Anda di halaman 1dari 2

Ebook

padang bulan pdf

Sebuah novel karya Andrea Hirata yang berjudul "Padang Bulan". Novel ini menceritakan tentang seorang anak perempuan kelas 6 SD yang merantau ke Tanjong Pandan demi mencukupi kebutuhan keluarganya lantaran ayahnya yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarganya telah meninggal saat sedang bekerja sebagai buruh
timah. Enong pun berhenti sekolah. Meskipun sangat berat untuk meninggalkan sekolah karena cita-citanya yang ingin menjadi seorang guru Bahasa inggris, Enong harus berhenti karena ia sekarang harus menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Akhirnya ia pun berangkat ke Tanjong Pandan seorang diri. Disana Ia mencari
pekerjaan tetapi sampai beberapa hari disana ia belum mendapatkannya. Lantaran kehabisan uang bekal dan belum mendapat pekerjaan, Enong pun kembali ke kampungnya dan bekerja sebagai buruh timah.
Disela-sela pekerjaannya, Enong tak pernah lupa untuk belajar di waktu istirahatnya. Meskipun sering di olok-olok oleh teman-temannya, Enong tidak peduli yang penting ia masih bisa belajar walaupun tidak di Sekolah. Menurut Enong pendidikan yang paling penting karena pendidikanlah yang bisa membawa ia dan keluarganya keluar dari
kemiskinan.Tema merupakan gagasan pokok cerita. Novel Padang bulan mengandung salah satu tema yaitu pendidikan. Hal ini dibuktikan dari semangat Enong dalam belajar dan semangatnya dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru Bahasa Inggris. Akan tetapi, suatu kejadian yang begitu menyedihkan dialami Enong sehingga ia harus
berhenti bersekolah. Enong harus menjadi tulang punggung keluarganya diumurnya yang masih begitu muda, belum lulus SD bahkan. Hal ini bermula dari meninggalnya ayah dari Enong (Zamzami) yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Karena hal itu, Enong harus menggantikan peran ayahnya untuk menghidupi ibu dan saudara-
saudaranya. Enong tidak ingin adik-adiknya putus sekolah hanya dikarenakan kekurangan biaya. Bagi Enong pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan.

Hal ini dibuktikan dari kutipan berikut."Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah.

Anak itu baru kelas 6SD. Tapi akhirnya ia luluh karena Enong mengatakan tak bisa menerima jika adik-adiknya harus berhenti bersekolah karena biaya." (Padang Bulan, halamaan 16 pdf). Dari kutipan diatas membuktikan bagaimana Enong di usia yang masih muda telah memahami arti pendidikan yang penting bagi kehidupan seseorang.
Kepedulian Enong yang sangat tinggi tersebut tidak serta merta hilang saat ia tidak lagi bersekolah. Enong tetap belajar hal yang disukainya, yaitu Bahasa inggris, melalui sarana apa saja yang ada. Berikut ini adalah kutipan bagaimana Enong belajar dengan antusias dalam keterbatasannya."Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi balai
desa menonton film Barat.

Ia duduk paling muka. Matanya tak berkedip, bukan menonton film, melainkan melihat orang barat bicara. Ia tak peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan cantiknya bintang film. Ia hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala ia tersenyum sendiri dan tanpa sedar mengulangi apa yang diucapkan bintang-bintang film itu."
(Padang Bulan, halaman 48 pdf). Kutipan di atas menunjukkan bagaimana semangat Enong dalam belajar Bahasa inggris. Ia selalu duduk di Paling depan saat menonton film barat di balai desa. Enong menyimak sesekali mengulangi perkataan tokoh-tokoh di film tersebut. Selain kutipan di atas, berikut juga merupakan bukti Enong sangat
mementingkan pendidikan."ia melepaskan cangkul, lalu bergegas menuju pondok tempatnya beristirahat. Diambilnya karung kecampang dan dikeluarkannya sebuah buku yang telah kumal. Jika ia menemukan sebuah kata inggris yang baru, pasti ditulisnya dalam buku itu. Buku itu sudah semacam kamus yang berisi bermacam-macam kata inggris,
dan sering menjadi bahan tertawaan sesama para pendulang. Sebuah buku, apalagi sebuah buku Bahasa inggris, memang sama sekali tak kena untuk kehidupan para pendulang. ..." (Padang Bulan, halaman 49 pdf). Pada kutipan tersebut menggambarkan ketekunan Enong Dalam belajar Bahasa inggris dengan membuat
kamusnya sendiri. Enong tak pernah sekalipun melupakan Bahasa inggris.
Saat pergi untuk bekerja pun Enong selalu membawa bukunya itu, tak lupa pula membawa kamus peninggalan almarhum ayahnya. Saat jam istirahat ia akan membuka bukunya untuk belajar. Tak jarang juga ia diolok teman-temannya. Meskipun, mendapat perlakuan seperti itu, Enong tak menyerah. Kutipan-kutipan diatas membuktikan
betapa pedulinya Enong terhadap pendidikan. Dari yang ia berhenti sekolah demi mencari biaya untuk sekolah adik-adiknya. Kemudian, semangatnya dalam belajar dengan berbagai sarana yang ada seperti menonton film barat di balai desa, dan Enong yang selalu membawa buku yang ia gunakan untuk menulis kata inggris baru beserta kamus
pemberian almarhum ayahnya. Kecintaan Enong pada ilmu menggambarkan seseorang yang memiliki kemauan yang kuat, keterbatasan bukanlah penghalang untuk memperoleh pendidikan yang layak. Itulah tema utama yang dibawakan Enong yaitu pendidikan. Lihat Fiksiana Selengkapnya Page 2 Sebuah novel karya Andrea Hirata yang
berjudul "Padang Bulan". Novel ini menceritakan tentang seorang anak perempuan kelas 6 SD yang merantau ke Tanjong Pandan demi mencukupi kebutuhan keluarganya lantaran ayahnya yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarganya telah meninggal saat sedang bekerja sebagai buruh timah. Enong pun berhenti sekolah. Meskipun
sangat berat untuk meninggalkan sekolah karena cita-citanya yang ingin menjadi seorang guru Bahasa inggris, Enong harus berhenti karena ia sekarang harus menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Akhirnya ia pun berangkat ke Tanjong Pandan seorang diri. Disana Ia mencari pekerjaan tetapi sampai beberapa hari disana ia
belum mendapatkannya. Lantaran kehabisan uang bekal dan belum mendapat pekerjaan, Enong pun kembali ke kampungnya dan bekerja sebagai buruh timah.

Disela-sela pekerjaannya, Enong tak pernah lupa untuk belajar di waktu istirahatnya. Meskipun sering di olok-olok oleh teman-temannya, Enong tidak peduli yang penting ia masih bisa belajar walaupun tidak di Sekolah. Menurut Enong pendidikan yang paling penting karena pendidikanlah yang bisa membawa ia dan keluarganya keluar dari
kemiskinan.Tema merupakan gagasan pokok cerita. Novel Padang bulan mengandung salah satu tema yaitu pendidikan. Hal ini dibuktikan dari semangat Enong dalam belajar dan semangatnya dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru Bahasa Inggris. Akan tetapi, suatu kejadian yang begitu menyedihkan dialami Enong sehingga ia harus
berhenti bersekolah. Enong harus menjadi tulang punggung keluarganya diumurnya yang masih begitu muda, belum lulus SD bahkan. Hal ini bermula dari meninggalnya ayah dari Enong (Zamzami) yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Karena hal itu, Enong harus menggantikan peran ayahnya untuk menghidupi ibu dan saudara-
saudaranya. Enong tidak ingin adik-adiknya putus sekolah hanya dikarenakan kekurangan biaya. Bagi Enong pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Hal ini dibuktikan dari kutipan berikut."Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah. Anak itu baru kelas 6SD. Tapi akhirnya ia
luluh karena Enong mengatakan tak bisa menerima jika adik-adiknya harus berhenti bersekolah karena biaya." (Padang Bulan, halamaan 16 pdf). Dari kutipan diatas membuktikan bagaimana Enong di usia yang masih muda telah memahami arti pendidikan yang penting bagi kehidupan seseorang.

Kepedulian Enong yang sangat tinggi tersebut tidak serta merta hilang saat ia tidak lagi bersekolah. Enong tetap belajar hal yang disukainya, yaitu Bahasa inggris, melalui sarana apa saja yang ada.
Berikut ini adalah kutipan bagaimana Enong belajar dengan antusias dalam keterbatasannya."Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi balai desa menonton film Barat. Ia duduk paling muka. Matanya tak berkedip, bukan menonton film, melainkan melihat orang barat bicara. Ia tak peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan
cantiknya bintang film. Ia hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala ia tersenyum sendiri dan tanpa sedar mengulangi apa yang diucapkan bintang-bintang film itu." (Padang Bulan, halaman 48 pdf). Kutipan di atas menunjukkan bagaimana semangat Enong dalam belajar Bahasa inggris.
Ia selalu duduk di Paling depan saat menonton film barat di balai desa. Enong menyimak sesekali mengulangi perkataan tokoh-tokoh di film tersebut. Selain kutipan di atas, berikut juga merupakan bukti Enong sangat mementingkan pendidikan."ia melepaskan cangkul, lalu bergegas menuju pondok tempatnya beristirahat. Diambilnya karung
kecampang dan dikeluarkannya sebuah buku yang telah kumal. Jika ia menemukan sebuah kata inggris yang baru, pasti ditulisnya dalam buku itu. Buku itu sudah semacam kamus yang berisi bermacam-macam kata inggris, dan sering menjadi bahan tertawaan sesama para pendulang. Sebuah buku, apalagi sebuah buku Bahasa inggris, memang sama
sekali tak kena untuk kehidupan para pendulang. ..." (Padang Bulan, halaman 49 pdf). Pada kutipan tersebut menggambarkan ketekunan Enong Dalam belajar Bahasa inggris dengan membuat kamusnya sendiri. Enong tak pernah sekalipun melupakan Bahasa inggris. Saat pergi untuk bekerja pun Enong selalu membawa
bukunya itu, tak lupa pula membawa kamus peninggalan almarhum ayahnya. Saat jam istirahat ia akan membuka bukunya untuk belajar. Tak jarang juga ia diolok teman-temannya. Meskipun, mendapat perlakuan seperti itu, Enong tak menyerah. Kutipan-kutipan diatas membuktikan betapa pedulinya Enong terhadap pendidikan. Dari yang ia
berhenti sekolah demi mencari biaya untuk sekolah adik-adiknya. Kemudian, semangatnya dalam belajar dengan berbagai sarana yang ada seperti menonton film barat di balai desa, dan Enong yang selalu membawa buku yang ia gunakan untuk menulis kata inggris baru beserta kamus pemberian almarhum ayahnya. Kecintaan Enong pada ilmu
menggambarkan seseorang yang memiliki kemauan yang kuat, keterbatasan bukanlah penghalang untuk memperoleh pendidikan yang layak. Itulah tema utama yang dibawakan Enong yaitu pendidikan. Lihat Fiksiana Selengkapnya Page 3 Sebuah novel karya Andrea Hirata yang berjudul "Padang Bulan". Novel ini menceritakan tentang
seorang anak perempuan kelas 6 SD yang merantau ke Tanjong Pandan demi mencukupi kebutuhan keluarganya lantaran ayahnya yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarganya telah meninggal saat sedang bekerja sebagai buruh timah. Enong pun berhenti sekolah. Meskipun sangat berat untuk meninggalkan sekolah karena cita-citanya
yang ingin menjadi seorang guru Bahasa inggris, Enong harus berhenti karena ia sekarang harus menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Akhirnya ia pun berangkat ke Tanjong Pandan seorang diri. Disana Ia mencari pekerjaan tetapi sampai beberapa hari disana ia belum mendapatkannya. Lantaran kehabisan uang bekal dan
belum mendapat pekerjaan, Enong pun kembali ke kampungnya dan bekerja sebagai buruh timah. Disela-sela pekerjaannya, Enong tak pernah lupa untuk belajar di waktu istirahatnya. Meskipun sering di olok-olok oleh teman-temannya, Enong tidak peduli yang penting ia masih bisa belajar walaupun tidak di Sekolah. Menurut Enong pendidikan yang
paling penting karena pendidikanlah yang bisa membawa ia dan keluarganya keluar dari kemiskinan.Tema merupakan gagasan pokok cerita.
Novel Padang bulan mengandung salah satu tema yaitu pendidikan. Hal ini dibuktikan dari semangat Enong dalam belajar dan semangatnya dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru Bahasa Inggris. Akan tetapi, suatu kejadian yang begitu menyedihkan dialami Enong sehingga ia harus berhenti bersekolah. Enong harus menjadi
tulang punggung keluarganya diumurnya yang masih begitu muda, belum lulus SD bahkan. Hal ini bermula dari meninggalnya ayah dari Enong (Zamzami) yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Karena hal itu, Enong harus menggantikan peran ayahnya untuk menghidupi ibu dan saudara-saudaranya. Enong tidak ingin adik-adiknya putus
sekolah hanya dikarenakan kekurangan biaya. Bagi Enong pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Hal ini dibuktikan dari kutipan berikut."Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah. Anak itu baru kelas 6SD. Tapi akhirnya ia luluh karena Enong mengatakan tak bisa menerima
jika adik-adiknya harus berhenti bersekolah karena biaya." (Padang Bulan, halamaan 16 pdf). Dari kutipan diatas membuktikan bagaimana Enong di usia yang masih muda telah memahami arti pendidikan yang penting bagi kehidupan seseorang.
Kepedulian Enong yang sangat tinggi tersebut tidak serta merta hilang saat ia tidak lagi bersekolah. Enong tetap belajar hal yang disukainya, yaitu Bahasa inggris, melalui sarana apa saja yang ada. Berikut ini adalah kutipan bagaimana Enong belajar dengan antusias dalam keterbatasannya."Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi balai
desa menonton film Barat. Ia duduk paling muka. Matanya tak berkedip, bukan menonton film, melainkan melihat orang barat bicara.
Ia tak peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan cantiknya bintang film. Ia hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala ia tersenyum sendiri dan tanpa sedar mengulangi apa yang diucapkan bintang-bintang film itu." (Padang Bulan, halaman 48 pdf). Kutipan di atas menunjukkan bagaimana semangat Enong dalam
belajar Bahasa inggris. Ia selalu duduk di Paling depan saat menonton film barat di balai desa. Enong menyimak sesekali mengulangi perkataan tokoh-tokoh di film tersebut. Selain kutipan di atas, berikut juga merupakan bukti Enong sangat mementingkan pendidikan."ia melepaskan cangkul, lalu bergegas menuju pondok tempatnya beristirahat.
Diambilnya karung kecampang dan dikeluarkannya sebuah buku yang telah kumal. Jika ia menemukan sebuah kata inggris yang baru, pasti ditulisnya dalam buku itu. Buku itu sudah semacam kamus yang berisi bermacam-macam kata inggris, dan sering menjadi bahan tertawaan sesama para pendulang. Sebuah buku, apalagi sebuah buku Bahasa
inggris, memang sama sekali tak kena untuk kehidupan para pendulang.
..." (Padang Bulan, halaman 49 pdf). Pada kutipan tersebut menggambarkan ketekunan Enong Dalam belajar Bahasa inggris dengan membuat kamusnya sendiri. Enong tak pernah sekalipun melupakan Bahasa inggris. Saat pergi untuk bekerja pun Enong selalu membawa bukunya itu, tak lupa pula membawa kamus
peninggalan almarhum ayahnya. Saat jam istirahat ia akan membuka bukunya untuk belajar. Tak jarang juga ia diolok teman-temannya. Meskipun, mendapat perlakuan seperti itu, Enong tak menyerah. Kutipan-kutipan diatas membuktikan betapa pedulinya Enong terhadap pendidikan. Dari yang ia berhenti sekolah demi mencari biaya untuk
sekolah adik-adiknya. Kemudian, semangatnya dalam belajar dengan berbagai sarana yang ada seperti menonton film barat di balai desa, dan Enong yang selalu membawa buku yang ia gunakan untuk menulis kata inggris baru beserta kamus pemberian almarhum ayahnya. Kecintaan Enong pada ilmu menggambarkan seseorang yang memiliki
kemauan yang kuat, keterbatasan bukanlah penghalang untuk memperoleh pendidikan yang layak. Itulah tema utama yang dibawakan Enong yaitu pendidikan. Lihat Fiksiana Selengkapnya

Anda mungkin juga menyukai