Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fuja Anggita Rahmi

Kelas : XII MIPA 1

TUGAS LITERASI

RESENSI NOVEL "RANAH 3 WARNA"

IDENTITAS BUKU

a. Judul buku : Ranah 3 Warna


b. Pengarang : Ahmad Fuadi
c. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
d. Jumlah halaman : 473 halaman
e. Jenis kertas : Book paper
f. Tahun terbit : Januari 2011
g. Bahasa : Bahasa Indonesia, Arab, Minang, Inggris, dan Prancis.
h. Genre : Pendidikan, Religi, Roman
i. ISBN : 978-979-22-6325-1

SINOPSIS

Novel Ranah 3 Warna ini menceritakan tentang kesungguhan seseorang yang ingin membuktikan
kepada semua orang bahwa ia bisa menggapai apa yang ia inginkan, walaupun orang lain
memandangnya sangat mustahil akan terjadi. Itulah yang terjadi pada tokoh Alif pada novel ini, yang
diceritakan bahwa ia benar-benar ingin menjadi Habibie dan sekolah di Amerika seperti cita-citanya
waktu masih sekolah di MTsN bersama Randai temannya. Ia bertekad akan segera kuliah walaupun
harus mengikuti ujian persamaan SMA untuk mendapatkan ijazah, karena di PM (PondokMadani) tidak
mengeluarkan ijazah SMA, setelah itu barulah bisa untuk mengikuti ujian UMPTN. Alif mengerahkan
seluruh usahanya agar mendapatkan hasil yang terbaik. Dan pada akhirnya perjuangannya tidak sia-sia
sehingga ia lulus dan masuk Universitas Padjadjaran di Bandung jurusan Hubungan Internasional, walau
bukan Teknik Penerbangan ITB yang ia inginkan, tetapi dari Universitas itulah kesuksesannya datang.
Selama kuliah di Bandung ia mengalami berbagai macam masalah, seperti minimnya uang bulanan, tidak
punya uang lebih untuk membeli buku, ditambah lagi saat Ayahnya meninggal dunia karena sakit. Alif
sempat berpikir akan berhenti kuliah dan pulang kampung membela ibu dan adik-adiknya, akan tetapi ia
sempat berfikir setelah mengingat perjuangannya untuk lulus UMPTN dan juga setelah mengingat
nasihat terakhir ayahnya untuk terus melanjutkan keinginannya. Segala masalah yang datang, ia hadapi
dengan lebih tegar dan sabar, sehingga ia pun teringat sesuatu yang telah ia pelajari di PM "Man
Shabara Zhafira" yang artinya siapa yang sabar akan beruntung. Dan akihirnya untuk mengatasi kesulitan
perekonomiannya ia berusaha mencari pekerjaan agar dapat menghasilkan uang tambahan untuk
keperluan kuliahnya dan ingin mengirim uang kepada ibu dan adiknya di kampung, karena dia tidak mau
membuat ibunya mati-matian banting tulang hanya untuk dirinya.

Tidak lama setelah ia mendapat pekerjaan, namun pekerjaan itu tidak berlangsung lama, karena Alif
sempat menderita sakit tipus selama 1 bulan, sehingga pekerjaan tersebut tertunda, akhirnya ia beralih
menjadi penulis yang kebetulan ia menemukan seorang guru yang sangat pandai dalam urusan menulis
dan juga merupakan Pimpinan Redaksi Kutub yaitu Bang Togar. Iapun berusaha agar bisa menjadi
muridnya. Perjuangan yang dilakukan oleh Alif tidak sia-sia, setelah banyak coretan-coretan merah pada
kertas yang berisi tulisan hasil karyanya tersebut, akhirnya tulisannyapun dapat dimuat di majalah
kampus dan berlanjut sampai ke Koran Manggala. Melalui menulis itulah ia mendapat hasil yang lebih
baik, sehingga ia bisa mengirim uang ke ibunya. Keinginannya untuk belajar ke Benua Amerika akhirnya
berhasil melalui program pertukaran pelajar yang ia ikuti dan memilih Kanada sebagai negara yang ingin
ia kunjungi, disana terjadi proses pembelajaran melalui pekerjaan yang di berikan kepada masing-
masing mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti program tersebut, mereka juga akan tinggal bersama
orang tua angkat masing-masing di sana. Alif sangat terkesan terhadap negara tersebut, dan ia tiba di
rumah mendapati Mado dan Franc (orang tua angkat Alif di Kanada). Pada suatu hari mereka mendapat
surat bahwa program pertukaran pelajar hanya tinggal 2 minggu lagi untuk mahasiswa itu tinggal di
sana, Alif yang mendengar kabar tersebut juga ikut sedih dan berjanji terhadap ke dua orang tua
angkatnya itu bahwa ia akan kembali lagi. Beberapa tahun berlalu, tidak disangka setelah 11 tahun
kemudian, Alif menepati janjinya untuk kembali lagi ke Kanada kepada orang tua angkatnya dan pada
saat itu juga ia didampingi oleh istrinya.

KELEBIHAN NOVEL

Cover novel ini sangat menarik dan pada novel ini terdapat bahasa Minang, Inggris, Arab, dan juga
Perancis yang sudah dilengkapi dengan arti dari kata yang memakai bahasa asing tersebut, sehingga
pembaca mudah memahaminya.

Selain itu, novel ini tidak hanya menceritakan tokoh alif yang berfokus mengejar impiannya, tetapi
didalam novel ini juga dibumbui dengan kisah percintaan alif yang tidak begitu beruntung. Dikarenakan
saat Alif ingin mengutarakan cintanya kepada Raisa, ia justru sudah bertunangan dengan Randai
(sahabat alif).
KEKURANGAN NOVEL

Kekurangan dari novel ini adalah ada beberapa penempatan kata yang kurang pas untuk dipakai. Dan
saat penulis tidak melanjutkan tokoh Bang Togar. Bagaimana keadaanya? Dimana sosok Bang Togar saat
Alif pergi ke Benua Amerika?. Karena apabila dilihat dari isi cerita novel, Bang Togar adalah salah satu
tokoh yang sangat berjasa bagi Alif sebelum Alif mewujudkan impiannya untuk ke Benua Amerika.

Anda mungkin juga menyukai