Anda di halaman 1dari 3

Judul resensi : Perjuangan mencapai tujuan

Identitas buku
Judul novel : Rantau 1 Muara
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2013
Jumlah halaman : i-xii + 401 halaman
Harga buku : Rp 50.000
Cetakan : Kesembilan, Oktober 2018
Ukuran : 13 x 19 cm

Pendahuluan
Kepengarangan Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau
tahun 1972. Lulus kuliah Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, dia menjadi
wartawan majalah Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fullbright untuk kuliah
S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University, USA.
Merantau ke Washington DC besama Yayi, istrinya yang juga wartawan Tempo. Sukses
dengan buku pertama dan kedua, Ahmad Fuadi kembali merilis buku ketiga dari trilogi
novel Negeri 5 Menara (2010), yaitu Rantau 1 Muara (2011). Kali ini hadir dengan
mantra baru atau sebuah kata mutiara dari pepatah arab yaitu “man saara ala darbi
washala” yang artinya siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan. Novel ini
bercerita tentang kehidupan Alif Fikri dalam masa pencarian tempat ia berkarya,
pencarian belahan jiwa dan pencarian muara dari kehidupan yang ia jalani.

Isi resensi
Di Bandung Alif Kuliah jurusan Hubungan Internasional dan diwisuda dengan nilai
terbaik tapi dia lulus pada saat yang salah, akhir 90-an Indonesia sedang dicekik krisis
ekonomi, banyak kerusuhan saat Pak Soeharto akan lengser. Berkali-kali ia mengirim
lamaran pekerjaan, namun hasilnya nihil. Ia mengalami kegalauan yang sangat hebat.
Di sisi lain ia juga harus membiayai anak dan adik-adiknya. Dimulai dengan mulai
mengirimkan surat lamaran pekerjaan, kemudian menerima juga surat balasan yang
ternyata isinya adalah penolakan hingga sampai juga akhirnya ia merima surat yang
membawa angin segar bahwa ia diterima bekerja. Di Jakarta. Ketika ia bersiap untuk
pindah dari Bandung ke Jakarta, ada satu surat yang datang membuatnya kembali
limbung. Surat yang mengabarkan bahwa penerimaannya oleh perusahaan dibatalkan.
Akhirnya Alif diterima menjadi wartawan dan penulis. Sampai Alif harus meminjam
uang dari ATM karena media massa hanya menerima sedikit tulisannya, uang untuk
Amak berkurang, debt collector datang menagih hutang, Secercah harapan muncul
ketika Alif diterima menjadi wartawan di Ibu Kota, disana hatinya tertambat pada
seorang gadis yang pernah dia curigai. Takdir menerbangkannya ke Washington DC.
Sebagai mahasiswa S-2 Disana cobaan lebih berat dari pada di Indonesia, mereka
datang silih berganti, satu tuntas dua lagi muncul. Setamat kuliah Alif menjadi
wartawan disana, hidupnya menjadi lebih baik dan bahagia. Sampai kejadian 9/11 di
New York, Dia kehilangan orang terdekatnya yang sudah seperti kakak kandungnya
sendiri. Alif merenung, memikirkan kembali misi hidupnya, apakah Dia harus pulang
dengan hasil kecil atau menetap untuk hasil yang lebih baik. Seperti kesempatan
menjadi wartawan di London, Inggris. Banyak waktu Dia habiskan untuk berpikir,
sampai akhirnya tekat Alif bulat untuk pulang ke Indonesia dengan hasil kecil. Meski
begitu Alif selalu bersykur karena imiannya saat di Pondok Madani dulu terwujud,
“merantau ke Amerika”. Karena syukurnya tersebut, Allah menambah nikmat kepada
Alif. Sebelum ke bandara Dia berpamitan dengan rekan-rekan kerja di kantor, atasan
Alif memanggilnya ke kantor, disana Dia diberitahu bahwa ada lowongan kerja untuk
nya di Jakarta dengan hasil Amerika(hasil bagus).

Keunggulan buku
Kelebihan buku ini menceritakan dengan dalam makna sebuah perjalanan yang akan
ditempuh setelah melepas zona nyaman mahasiswa. Disertai dengan kutipan-kutipan
syair, quote, dan kalimat motivasi yang membangkitkan semangat dan bernilai moral.
Serta terdapat kisah yang menjelaskan sebuah peristiwa dengan detail, sehingga
membuat pembaca ikut terhanyut dalam kengerian kisah itu.
1. Terjadi pergolakan emosi yang berganti-ganti di setiap waktu.
2. Man SaaraDarbiWashala melengkapi Man shabara zhafira, dan man jadda
wajada.
3. Bagi yang ingin menjadi wartawan dan mengejar mimpi beasiswa ke luar negeri,
ada banyak keteladanan yang bisa diambil dari novel ini.
4. Bumbu persaingan dengan kawan lama maupun dengan kawan yang baru masih
ada disini.
5. Kehidupan romansa yang mengajarkan kita untuk bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kehidupaGgaya bahasa khas sang penulis.
6. Cinta tanah air dari tokoh utama yang tak pernah luntur.

Kelemahan buku
Kelemahannya yaitu, ada beberapa percakapan dalam bahasa Inggris dan bahasa
daerah yang tidak disertai dengan terjemahannya dari percakapan tersebut, sehingga
bisa membuat pembaca tidak mengerti maksud yang disampaikan dalam percakapan
itu.
Penutup/saran

Dari novel karya Ahmad Fuadi ini saya dapat mengambil pelajaran hidup penting.
Pentingnya menemukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Sesuatu
yang baik perlu kerja keras dan usaha usaha yang baik pula. Harus ada kemampuan
untuk mengenali diri sendiri, tidak termakan oleh kemauan dari luar yang bisa
mengacaukan tujuan sebenarnya yang ingin dicapai. Diakhir cerita Alif sempat bimbang
antara memilih tawaran menggiurkan di luar negeri atau kembali ke negeri sendiri
dengan nasib yang tidak jelas. Namun, pilihan yang dipilihnya menunjukkan bahwa
apabila dia telah memutuskan berlabuh di muara yang tepat, selalu ada jalan.

Anda mungkin juga menyukai